Rifki tak membiarkanku untuk mengantarkannya ke bandara Rabu pagi itu. Pesawatnya akan boarding jam 5 pagi dan rasanya aku tak bisa menyusulnya bersama Damri dari Pasar Minggu.
[START CHAT @05.30 WIB on Nov 06, 2013]
Rifki M Bogara:
“Pagi sayangku. Mas sudah di bandara.”
Mutia ‘Muthe’ Ramadhani:
“Pagi Mas. Semoga Allah melancarkan semua rencana kita ya. Amin.”
Rifki M Bogara:
“Amin Ya Rabbal Alamin. Semoga semuanya lancar selalu. I love you.”
Mutia ‘Muthe’ Ramadhani:
“I love you too. Mas jam berapa boarding?”
Rifki M Bogara:
“Ini Mas mau boarding sayang. Nanti sayang bobok lagi aja ya? Pasti kurang istirahat semalam.”
Mutia ‘Muthe’ Ramadhani:
“Surabaya – Kupang berapa jam Mas?”
Rifki M Bogara:
“Dua jam lebih sayang. Sayang bobok lagi ya?”
Mutia ‘Muthe’ Ramadhani:
“Tia belum tenang kalo Mas Tia belum sampai Kupang. Tidur itu nanti gampang.”
Rifki M Bogara:
“Makasih ya? Aku makin sayang kamu. Hehehe.”
Mutia ‘Muthe’ Ramadhani:
“Iya Mas sayang. Tia juga makin cinta sama km. Hehehe.”
[END CHAT]
[START CHAT @10.00 WIB/11.00 WITA on Nov 06, 2013]
Rikfi M Bogara:
“Sayang, Mas sudah sampai di Kupang. I love you.”
Mutia ‘Muthe’ Ramadhani:
“I love you too, mas. Gimana kerjaan Mas? Langsung numpuk kah?”
Rifki M Bogara:
“Iya, numpuk alarmnya sayangku. Hee. Sayang, gimana di sana?”
Mutia ‘Muthe’ Ramadhani:
“Di sini? Seperti yang Mas proyeksikan. Tia jadi Miss Cie Cie hari ini, digodain sama teman-teman di kantor.”
Rifki M Bogara:
“Trus, sayangnya gimana? Hehehe. Sayang, nanti malam aku telepon ya? Aku mau dengar km.”
Mutia ‘Muthe’ Ramadhani:
“Tia santai saja. Tapi alhamdulillah, semua komentar teman-teman positif tentang Mas. Emang Mas Tia baik kok. Iya sayang, nanti malam ngobrol lagi ya?”
Rifki M Bogara:
“Iya sayangku. Kalo begitu, sayang lanjutkan kerjanya ya? I’m gonna miss you, sayang.”
Mutia ‘Muthe’ Ramadhani:
“I’m gonna miss you too, Mas.”
[END CHAT]
Aku percaya, cinta sejati itu selalu menemukan jalannya, Mas.
Mas lihat? Betapa indahnya cara Allah mempertemukan kita. Awalnya, Tia gak pernah menyangka Mas adalah anak Pak Indra. Mungkin, jika kita bertemu 2009, waktu setahun penuh Tia berkomunikasi dengan Bapak, maka endingnya tidak begini. Sebab waktu itu Tia dekat sama cowok lain. Mungkin Mas juga sama. Hehehe.
Allah mempertemukan Tia dan Mas diwaktu yang benar-benar tepat. Jujur, Mas bukan pilihan pertama dalam hidup Tia. Dan Tia sadar, Mas juga sudah banyak mengenal perempuan lain yang lebih cantik, lebih pintar, dan lebih baik sebelum Tia. Tapi siapa sangka kita bisa sebahagia ini? Bahkan, bahagia Tia dengan Mas lebih dari bahagia Tia yang dulu.
Bagi Tia, cinta sejati itu tidak rumit, Mas. Jika rumit, maka itu bukan cinta sejati kita. Tia bertemu dengan Mas dengan cara sederhana, mudah, namun tak mengurangi chemistry di antara kita. Sejak Mas mengikatkan tali sepatu seluncur Tia di sky rank waktu itu, Tia teringat lagi doa yang Tia panjatkan pada Allah dimalam ulang tahun Tia 13 Mei lalu.
Tia berdoa pada Allah supaya mempertemukan Tia dengan laki-laki yang sama sekali ‘baru’ untuk Tia, laki-laki yang belum Tia kenal sebelumnya, laki-laki baik, dan bisa mencintai Tia juga keluarga Tia apa adanya. Saat Mas ikatkan tali sepatu Tia yang kanan, Tia sempat bertanya pada Allah.
“Ya Allah, apakah ini laki-laki yang Engkau maksud? Jika ya, maka dekatkanlah kami, ya Allah.”
Dan, di sinilah kita sekarang. Tak lama lagi, kita akan bersama. Mas sempurnakan Tia sebagai perempuan, demikian juga sebaliknya. Ada rasa syukur yang luar biasa di balik rencana sederhana Allah untuk kita.
Jadi, tak perlu gundah gulana dengan jarak yang memisahkan kita, pun dengan intensitas pertemuan kita yang sedikit. Tak perlu khawatir, cemas, apalagi meragu. Allah akan menjaga hati Tia untuk Mas, pun demikian juga dengan hati Mas pada Tia.
Aku cinta kamu, Mas ku sayang. Sampai jumpa 14 Februari 2014 ya? As husband and wife. Amiiin
Leave a Comment