Konsumsi bertanggung jawab

Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar yang kita butuhkan setiap hari, tapi tahukah kamu? Cara kita memilih dan mengonsumsi makanan ternyata bisa berdampak besar pada lingkungan. Mulai dari proses produksi, transportasi, hingga sampah yang dihasilkan, semua itu punya jejak karbon yang memengaruhi bumi kita.

Nah, konsep pangan berkelanjutan semakin jadi topik hangat belakangan ini. Pangan berkelanjutan itu bukan cuma soal makan makanan sehat, tapi juga bagaimana kita mendukung sistem yang ramah lingkungan.

Misalnya, memilih produk lokal dan musiman, mengurangi limbah makanan, atau memilih makanan yang diproduksi dengan cara yang lebih ramah alam.

Sebagai konsumen, kita punya kekuatan besar, lho! Pilihan yang kita buat di supermarket atau restoran bisa mendorong perubahan positif.
Semakin banyak orang yang peduli, semakin besar dampaknya terhadap keberlanjutan pangan. Jadi, yuk mulai dari diri sendiri.

Dengan memilih makanan yang lebih ramah lingkungan, kita nggak cuma menjaga kesehatan tubuh, tapi juga melindungi bumi yang kita cintai. Siapa sangka, perubahan kecil yang kita lakukan bisa memberi dampak besar untuk masa depan.

Mengapa pangan berkelanjutan penting?

Ternyata, di balik makanan yang kita nikmati, ada dampak besar yang mempengaruhi lingkungan. Proses produksi pangan, mulai dari bertani hingga pengolahan makanan, memiliki jejak ekologis yang cukup signifikan. Nah, itulah kenapa pangan berkelanjutan itu penting banget.

Industri pangan adalah salah satu sektor yang menyumbang dampak terbesar terhadap lingkungan. Menurut data dari Food and Agriculture Organization (FAO), sektor pertanian bertanggung jawab atas sekitar 25 persen dari emisi gas rumah kaca global.

Proses produksi makanan, mulai dari menanam hingga pengolahan, sering melibatkan penggunaan lahan yang luas, penggunaan air yang berlebihan, serta pemakaian pestisida dan pupuk kimia yang dapat merusak tanah dan kualitas air.

Misalnya, dalam produksi daging, dibutuhkan lahan yang sangat luas untuk menggembalakan ternak atau menanam pakan. Proses ini juga menyumbang emisi gas metana, yang jauh lebih kuat dibandingkan karbon dioksida dalam mempengaruhi pemanasan global.

Selain itu, produksi pangan juga menggunakan banyak air. Satu kilogram daging sapi, misalnya, membutuhkan lebih dari 15.000 liter air! Bayangkan jika sumber daya alam ini tidak dikelola dengan bijak.

Jika kita terus menerus mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan kelestariannya, kita akan menghadapi masalah besar di masa depan. Ekosistem akan terganggu, dan banyak spesies tumbuhan serta hewan yang terancam punah.

Dampak dari pola konsumsi yang tidak berkelanjutan ini juga bisa memperburuk perubahan iklim, yang berdampak langsung pada kehidupan kita.

Lalu, bagaimana dengan ketahanan pangan? Dengan cara produksi pangan yang tidak berkelanjutan, kita malah berisiko kehilangan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan di masa depan.

Jika kita terus-menerus merusak alam, bagaimana kita bisa bertahan hidup dengan sumber daya yang semakin menipis dan mewujudkan pangan berkelanjutan?

Kontribusi konsumen demi pangan berkelanjutan
Kontribusi konsumen demi pangan berkelanjutan

Apa yang dapat kita lakukan sebagai konsumen?

Pernahkah kamu berpikir, sebagai konsumen, kita bisa membuat perubahan besar demi pangan berkelanjutan?

Mungkin terdengar sepele, tapi kenyataannya, setiap pilihan yang kita buat saat membeli makanan punya dampak yang jauh lebih besar dari yang kita kira.

Dari mulai apa yang kita pilih di supermarket, hingga cara kita mendukung produk lokal, setiap langkah bisa berkontribusi pada lingkungan dan masa depan pangan berkelanjutan kita.

Konsumen bukan hanya penerima barang, kita juga punya kekuatan untuk mendorong perubahan. Coba bayangkan, jika kita memilih untuk membeli produk yang ramah lingkungan, mendukung petani lokal, atau mengurangi pemborosan makanan, dampaknya bisa sangat besar dalam jangka panjang.

Pangan berkelanjutan bukan hanya soal menjaga bumi, tapi juga memastikan generasi mendatang tetap bisa menikmati pangan yang sehat dan terjangkau.

Nah, pertanyaannya, apa saja yang bisa kita lakukan sebagai konsumen? Yuk, simak beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk mendukung pangan berkelanjutan.

Mulai dari pilihan yang cerdas hingga kebiasaan yang lebih bertanggung jawab, kita semua punya peran dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

1. Pilihlah makanan lokal dan musiman

Pernah nggak sih kamu mikir tentang jejak karbon yang ditinggalkan saat makanan dari luar daerah harus menempuh perjalanan jauh untuk sampai ke meja makanmu?

Dukungan untuk petani lokal dan mengonsumsi makanan musiman tidak hanya membantu mengurangi jejak karbon transportasi, tapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan.

Makanan musiman, selain segar dan lezat, juga membantu mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya yang sering dipakai untuk menjaga hasil pertanian. Jadi, selain sehat buat tubuh, makanan musiman juga lebih ramah lingkungan, lho!

Dan yang nggak kalah penting, kamu tahu nggak kalau hanya 2,5 persen dari total air di dunia itu air tawar yang bisa digunakan untuk minum, pertanian, dan industri? Nah, 72 persen dari air tawar di dunia justru dipakai untuk pertanian.

Bayangin, kalau kita terus boros menggunakan air, dampaknya bakal terasa banget buat generasi mendatang.

2. Bijak konsumsi daging dan produk hewani

Mulai dari emisi gas rumah kaca yang tinggi hingga penggunaan air yang super banyak. Berdasarkan pernyataan dari Jaqualine, Co-Founder dan CEO Eathink, jejak karbon dari produk berbasis hewan itu bisa 10-50 kali lebih besar dibandingkan produk berbasis tumbuhan. Gila, kan?

Tapi tenang, bukan berarti kita harus langsung berhenti makan daging. Coba deh mulai dengan langkah kecil, misalnya mengurangi frekuensi mengonsumsi daging dan lebih sering memilih opsi nabati yang lebih ramah lingkungan.

Gimana kalau seminggu sekali ganti makan siang kamu dengan pilihan berbasis tanaman? Selain lebih sehat, kamu juga membantu mengurangi jejak karbon yang dihasilkan.

Selain itu, beralih ke makanan nabati nggak berarti rasa enak harus hilang. Ada banyak pilihan yang nggak kalah lezat dan pastinya lebih berkelanjutan untuk bumi kita. Yuk, mulai berpikir lebih bijak, nggak cuma buat diri sendiri, tapi juga buat planet yang kita cintai.

3. Kurangi pemborosan makanan

Membuang makanan itu bukan cuma masalah kecil. Seringkali kita beli lebih dari yang dibutuhkan, dan akhirnya makanan pun terbuang begitu saja. Padahal, di balik tumpukan sampah makanan itu ada banyak cerita yang tidak kita sadari.

Jaqualine pun menyebutkan, limbah makanan di tingkat rumah tangga jauh lebih tinggi dibandingkan di sektor ritel atau layanan makanan. Miris, kan?

Di sisi lain, Indonesia masih menghadapi masalah besar terkait gizi. Malnutrisi ganda masih jadi tantangan, dengan hampir 31 persen anak di bawah lima tahun mengalami stunting, itu berarti pertumbuhannya terhambat karena kekurangan gizi.

Belum lagi, ada sekitar 10 persen anak-anak yang mengalami wasting, alias berat badan mereka terlalu rendah untuk usia mereka.

Yang lebih memprihatinkan lagi, masalah obesitas juga nggak kalah serius. Sekitar 10,9 persen wanita dewasa dan 6,3 persen pria dewasa di Indonesia mengalami obesitas, yang tentunya meningkatkan risiko berbagai penyakit serius.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah ini? Kita bisa mulai dengan mengubah kebiasaan sehari-hari.

Cobalah beli makanan sesuai kebutuhan, jangan berlebihan. Kalau ada sisa, manfaatkan dengan cara yang kreatif, misalnya, membuat makanan baru dari sisa masakan kemarin atau menyimpannya dengan benar agar tidak cepat rusak.

4. Beralih ke produk organik dan berkelanjutan

Sederhananya, mendukung produk organik dan berkelanjutan itu bukan hanya tentang memilih makanan yang lebih sehat, tapi juga tentang menjaga bumi kita tetap sehat.

Memilih produk organik berarti kita membantu mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya yang selama ini menjadi momok dalam produksi makanan.

Selain itu, kita juga turut mengurangi polusi tanah dan air yang terjadi akibat praktik pertanian konvensional.

Tapi tunggu dulu, ada yang lebih menarik nih! Memulai diet yang lebih sehat dan ramah lingkungan nggak hanya baik buat tubuh kita, tetapi juga sangat bermanfaat bagi planet ini.

Menurut Laporan Indeks Keberlanjutan Pangan, diet yang lebih berkelanjutan bisa mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh peternakan, penggunaan lahan, energi, dan air.

Wow, bisa mengurangi antara 40-75 persen pada tahun 2030, lho! Ini bukan sekadar angka. Ini adalah langkah nyata untuk mengurangi jejak karbon kita dan menjaga bumi agar tetap bisa dinikmati oleh generasi berikutnya.

5. Pahami label makanan

Kamu pasti sering melihat label seperti “organik” atau “ramah lingkungan” di kemasan makanan, kan? Tahu nggak sih, kalau label-label ini nggak cuma sekadar tulisan, tapi punya dampak besar terhadap keberlanjutan bumi dan pola makan kita?

Apabila kamu memahami dan memilih produk yang memiliki label tersebut, kamu sebenarnya sedang berperan dalam menciptakan sistem pangan berkelanjutan.

Sistem pangan berkelanjutan ini adalah pendekatan yang memastikan semua orang bisa mendapatkan makanan yang aman dan bergizi, tanpa merusak bumi atau menambah beban sosial dan ekonomi bagi generasi yang akan datang.

Misalnya, produk dengan label “organik” berarti bahan yang digunakan bebas dari pestisida berbahaya dan bahan kimia sintetik lainnya, yang tentunya lebih ramah lingkungan dan aman untuk tubuh kita.

Selain itu, label “ramah lingkungan” menunjukkan bahwa proses produksi atau pengemasan makanan dilakukan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap planet kita, seperti mengurangi jejak karbon atau menggunakan bahan daur ulang.

Pilihan-pilihan seperti ini mungkin terlihat kecil, tapi jika kita semua mulai lebih sadar akan pentingnya memilih produk pangan berkelanjutan, dampaknya akan terasa besar untuk keberlangsungan bumi kita.

Jadi, yuk mulai lebih teliti membaca label makanan yang kita beli! Dengan memilih produk yang mendukung sistem pangan berkelanjutan, kita nggak cuma menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga berkontribusi pada masa depan yang lebih baik.

6. Dukung inisiatif lokal

Cari tahu tentang inisiatif pangan berkelanjutan di komunitasmu dan dukung mereka, baik dengan berbelanja di pasar petani lokal atau berpartisipasi dalam program-program berkelanjutan.

Salah satu contohnya yang dilakukan Skelas atau Sentra Kreatif Lestari Siak. Ini adalah sebuah pusat kreatif yang memimpin perubahan melalui kolaborasi multipihak.

Skelas yang dijalankan oleh para pemuda, bertujuan untuk mengembangkan produk lokal untuk pangan berkelanjutan, menjaga alam dan budaya, serta meningkatkan kesejahteraan bersama.

Mereka memiliki tiga fungsi utama. Pertama, promosi dan komunikasi narasi pusaka lestari yang menjembatani narasi tentang warisan berkelanjutan. Mereka mendorong cerita tentang alam dan budaya yang harus dilestarikan.

Kedua, inkubasi, akselerasi, dan agregator. Sebagai inkubator kreatif, Skelas membantu para pelaku kreatif muda dalam mengembangkan solusi inovatif. Mereka mempercepat pertumbuhan dan memfasilitasi kerja sama antar komunitas kreatif.

Ketiga, pusat data dan infomasi di mana Skelas menyediakan akses data dan informasi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Skelas berperan sebagai penyatuan antara komunitas dan pemerintah. Mereka berkomitmen mendukung visi Siak Hijau yang menempatkan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan sebagai prioritas utama.

Inkubasi Bisnis Lestari (Kubisa) adalah salah satu program unggulan Skelas yang memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha. Program ini membantu mereka membangun bisnis yang berkelola dan berdampak baik, baik secara sosial maupun lingkungan.

Apa saja contoh konkrit dari dampak positif Skelas?

Skelas bukan hanya sekadar nama, tapi juga sebuah gerakan yang berfokus pada pengembangan produk lokal untuk pangan berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah minuman nanas yang diproduksi di lahan gambut.

Tidak hanya menyegarkan, produk ini juga berperan penting dalam menjaga kelestarian alam, karena dapat membantu mencegah kebakaran hutan dan lahan. Yang lebih menarik, produk ini memberi dampak positif langsung kepada petani lokal, khususnya kelompok wanita tani, yang semakin meningkat kesejahteraannya.

Selain itu, Skelas memanfaatkan bekatul yang sebelumnya terbuang sia-sia untuk dijadikan bahan bolukemojo yang gluten-free dan rendah gula. Ini bukan hanya inovasi, tetapi juga cara cerdas untuk menambah nilai ekonomi dari sisa olahan padi yang seringkali tidak dimanfaatkan. Artinya, Skelas tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal.

Skelas tidak berhenti di situ. Mereka juga menginisiasi Kantin Skelas, sebuah tempat yang lebih dari sekadar tempat makan.

Kantin ini menjadi platform kolaborasi bagi pemuda yang peduli terhadap isu-isu keberlanjutan. Di sini, para pemuda bisa saling berbagi ide, berdiskusi, dan merencanakan aksi nyata untuk masa depan yang lebih hijau dan inklusif.

Skelas juga punya platform Kawan Skelas di www.kawan.skelas.org, yang membuka kesempatan bagi siapa saja untuk ikut berkolaborasi dalam mewujudkan perubahan positif.

Ketika fokus pada kelestarian lingkungan, budaya, dan kesejahteraan bersama, Skelas membuktikan bahwa kreativitas dan tindakan nyata bisa berjalan seiring untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Skelas adalah contoh nyata bagaimana pemuda dapat mengambil langkah besar dalam menciptakan perubahan yang berdampak luas, memberikan inspirasi untuk masa depan pangan berkelanjutan.

Konsumsi yang bertanggung jawab

Sebagai konsumen, kita punya kekuatan yang luar biasa untuk mengubah arah industri pangan menuju keberlanjutan. Mungkin terdengar sederhana, tapi pilihan kita sehari-hari dalam memilih makanan bisa memberi dampak besar untuk planet ini.

Setiap kali kita memilih makanan dengan bijak, kita sedang berkontribusi pada pelestarian alam. Misalnya, memilih produk lokal yang mengurangi jejak karbon karena lebih sedikit memerlukan transportasi jarak jauh, atau memilih produk organik yang bebas dari pestisida berbahaya.

Selain itu, mengurangi pemborosan makanan dengan membeli secukupnya dan memanfaatkan sisa makanan juga menjadi langkah penting dalam mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.

Tindakan-tindakan kecil kita ini, meski terlihat sepele, dapat menciptakan perubahan yang besar. Coba bayangkan jika jutaan orang di seluruh dunia mulai sadar dan membuat pilihan yang lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dampaknya akan luar biasa! Dari pengurangan polusi, penghematan energi, hingga keberlanjutan sumber daya alam yang kita nikmati.
Jadi, yuk mulai dari sekarang! Setiap gigitan yang kita konsumsi dengan penuh kesadaran bukan hanya memberi manfaat bagi tubuh, tapi juga untuk Bumi.

Pilih dengan bijak, nikmati dengan penuh rasa syukur, dan jadilah bagian dari perubahan menuju dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan. Karena, masa depan Bumi ada di tangan kita.

Share:

3 responses to “Konsumsi yang Bertanggung Jawab, Cara Dukung Pangan Berkelanjutan.”

  1. Rohmahdg Avatar

    Seiring banyaknya influencer bahkan teman blogger yang membagikan informasi terhadap bijak mengelola makanan agar tidak terbuang sia sia, saya jadi mengikuti beberapa hal yang berguna baik untuk lingkungan tersebut, mba.
    Terima kasih untuk beberapa langkah di atas untuk kita sebagai konsumen

  2. admin Avatar

    Makan seperlunya dan habiskan. Itu sih yg aku terapkan di keluarga.
    Nah iya…baca²…ikan kembung katanya lebih sehat drpd salmon yah. Malah lebih hemat…

  3. mariatanjungmenulis Avatar

    ALhamdulillah semakin banyak edukasi bijak dalam mengonsumsi makanan ya mbak. Memang benar sebaiknya makan itu ambil secukupnya agar tidak terbuang sia-sia

Leave a Comment