Beberapa waktu lalu, saya mengobrol dengan sahabat saya via telepon. Dia suka sekali memasak, spesifiknya bikin kue. Saya berulang kali katakan, dia cocok menjadi patissier dan cocok buka toko kue online.
Saya penasaran dan bertanya. “Kok kamu begitu suka memasak? Kebanyakan perempuan justu menganggap memasak itu sulit.”
Dia jawab, “Saya menikmatinya dan sama sekali tidak menganggapnya berat.”
Tanggapan sederhananya tersebut menarik saya ke masa kecil dahulu. Ibu saya seorang ibu rumah tangga. Beliau selalu menganggap memasak adalah tugasnya.
Setiap hari, ibu memasak tiga kali, pagi, siang, dan malam untuk suami dan dua anak. Ibu bahkan sanggup memasak beberapa menu sekaligus sesuai kesukaan masing-masing. Ayah lebih suka ikan bakar atau gulai ikan, saya lebih suka udang goreng balado, dan adik saya lebih suka aneka olahan telur.
Ibu sering bilang, “Tia, kamu harus bisa memasak.” Namun, kata-kata beliau sangat bertolak belakang dengan sikapnya pada saya. Setiap hari, saya harus sekolah, tidur siang sepulang sekolah, mengaji, belajar lagi, lalu istirahat tepat waktu di malam hari. Sikap ibu seolah memberi tahu saya bahwa saya harus fokus belajar dan tak usah pusing soal memasak.
Time flies. Syukur alhamdulillah, kendati saya tidak belajar memasak secara khusus waktu remaja, pada akhirnya saya tetap bisa memasak untuk keluarga kecil saya. Sekalipun saya tak seprofesional ibu, minimal bisalah sedikit. Apalagi, semua keterampilan zaman sekarang bisa kita pelajari secara manual hanya bermodal video tutorial.
Beberapa orang mungkin berpendapat banyak hal telah berubah. Ketika saya tumbuh dewasa kemudian menikah, saya menyadari bahwa tidak hanya tugas istri untuk melakukan semua pekerjaan rumah tangga, melainkan tugas seluruh anggota keluarga.
Saya dipertemukan dengan suami yang tidak pernah menuntut istri harus memasak tiap hari. Saat saya hamil anak pertama di Bali, suami sesekali mengambil alih dapur dan memasak kilat untuk kami berdua. Kalau kami tidak sempat masak? Pakai layanan pesan makanan online saja. So sweet bukan?
Sebagian orang mungkin mengira ini ada hubungannya dengan status ekonomi keluarga. Tidak, kami sama dengan pasangan menikah pada umumnya. Saya dan suami karyawan biasa bahkan sejak 2020 saya resign dan memutuskan menjadi full-time mom. Sejak itu, suami satu-satunya andalan keluarga untuk mencari nafkah.
Apakah kebiasaan saya tetap sama? Ya, sama, saya tidak selalu sempat memasak tiap hari. Apalagi, saya punya tiga buah hati dan dua di antaranya kembar laki-laki.
Jujur, saya tak ada waktu untuk memasak rutin demi mengurus mereka, terlebih salah satu anak kembar saya anak istimewa yang butuh perhatian ekstra. Layanan pesan antar makanan online bagai dewa penolong bagi saya.
Pertanyaannya, apakah penghasilan suami saya cukup?
CUKUP asalkan suami istri kompak memanajemen anggaran rumah tangga dari berbagai aspek sebaik dan serapi mungkin. Sisanya adalah ilmu matematika dan kalkulator Tuhan yang tak akan pernah bisa saya uraikan secara logika.
Saya dan suami sama-sama suka makanan Indonesia sekali pun saat ini negara kita gencar digempur makanan-makanan impor dari berbagai negara. Sejak pacaran sampai menikah, kami senang mencoba hidangan daerah.
Kendati saya orang Minang, makanan favorit saya adalah nasi campur bali dan mi aceh. Mungkin karena saya cukup lama menetap di Bali. Suami saya juga sama. Kendati berasal dari ranah minang, makanan favoritnya adalah sate madura, terutama sate kambingnya.
Selama pandemi (2020-2022), usaha kuliner menjadi penggerak ekonomi negeri. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat subsektor usaha kreatif, yaitu kuliner berkontribusi terhadap pendapatan negara hingga 42 persen. Sebaliknya, sektor pariwisata selama pandemi anjlok hingga 80 persen dan lapangan kerja terkikis hampir tujuh persen.
Pangan adalah kebutuhan pokok sehingga ketersediaannya akan selalu dibutuhkan sampai kapan pun juga. Artinya, usaha-usaha yang terkait dengan bidang pangan dan pengolahan makanan akan selalu berkembang di seluruh dunia.
Indonesia membentang dari Sabang sampai Merauke. Lebih dari 17 ribu pulau dan 34 provinsi menyimpan potensi kuliner Nusantara yang tersebar di berbagai daerah.
Kira-kira, berapa total jumlah kuliner yang ada di Indonesia?
Ada yang menjawab ribuan, puluhan ribu, bahkan jutaan. Pakar kuliner nasional, Profesor Murdijati Gardjito dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pernah melakukan riset sepanjang 2014-2016 yang dipublikasikan pada 2017.
Hasilnya, Indonesia memiliki 3.259 kuliner. Jumlah ini baru sebatas kuliner yang telah mempunyai nama. Faktanya, masih banyak kuliner Nusantara yang belum diketahui namanya.
Makanan-makanan dari Sumatra bagian barat dipengaruhi cita rasa India dan Arab. Makanan-makanan dari Sumatra bagian timur dipengaruhi cita rasa Cina dan Malaysia.
Resep-resep Jawa bagian utara dipengaruhi cita rasa Cina, Arab, dan Belanda. Resep-resep Kalimantan bagian barat dipengaruhi cita rasa Cina dan Malaysia.
Menu-menu Sulawesi bagian utara dipengaruhi cita rasa Spanyol. Terakhir, menu-menu Maluku dipengaruhi cita rasa Portugis dan Belanda.
Profesor Murdijati mengatakan Indonesia memiliki lebih dari 200 jenis sayur, 400 jenis buah, 1.600 jenis rempah yang berpotensi menjadi dapur nasional. Penerima Lifetime Achievement Award dari Ubud Food Festival 2019 ini menambahkan ada banyak jenis kuliner bisa dikreasikan dari ratusan bahan dasar ini.
Pemasaran merupakan urat nadi sebuah bisnis. Aktivitas inilah yang menentukan nasib penjualan usaha kuliner.
Ada banyak strategi pemasaran usaha kuliner di Indonesia saat ini. Pertama, direct selling. Ini adalah strategi pemasaran di mana pelaku usaha menjual produknya langsung kepada konsumen.
Kedua, earned media. Ini adalah strategi organik dan tidak langsung. Pelaku usaha membangun hubungan baik dan kepercayaan dengan konsumen demi membangun citra brand yang baik melalui mereka.
Contohnya, penjual mendapat rekomendasi dari pelanggan melalui ulasan menarik, repost, atau share dari media sosial konsumen secara jujur tanpa syarat dan ketentuan berlaku.
Ketiga, point of purchase. Ini adalah strategi pemasaran yang menempatkan material iklan di dekat produk yang ditawarkan. Contohnya, penjual membuat display produk dengan desain khusus yang menarik kemudian menempatkannya di titik-titik strategis, seperti pusat perbelanjaan, kampus, sekolah, pasar, dan sebagainya.
Keempat, internet marketing. Digitalisasi membuat segalanya lebih mudah meski persaingan makin ketat. Strategi melalui internet marketing paling mudah dan cepat. Pemasarannya bergantung pada seberapa bagus konten yang menarik pembeli.
Pemilik usaha bisa memanfaatkan Facebook Ads, Instagram Ads, atau berjualan melalui platform e-commerce, sebut saja toko hijau, toko oranye, toko biru, atau langsung bekerja sama dengan layanan pesan makanan online, seperti Gofood by Gojek.
Saya kira April Mop, eh ternyata benar adanya bahwa Gojek meluncurkan Gofood, layanan pesan makanan online untuk seluruh pengguna sejak April 2015. Saya ingat betul akhir 2016, setelah melahirkan putri pertama di Bali, Gofood menjelma menjadi sahabat setia yang selalu hadir setiap kali saya lapar.
Semua orang tahu, ibu menyusui membutuhkan tambahan 400-500 kalori dari takaran normal per hari. Wajar jika ibu menyusui sering lapar dan ingin makan lebih banyak dari biasa.
Sebagai new mom di perantauan sekaligus istri dari suami yang sering bertugas ke luar kota, Gofood laksana tongkat ajaib yang bisa menghadirkan makanan apa pun yang saya inginkan. Saya tinggal buka aplikasi Gofood di Gojek, cari nama makanan atau merchant yang diinginkan, order, bayar, dan duduk manis menunggu makanan datang ke rumah.
Favorit saya adalah nasi campur bali dan bebek goreng sambal matah. Dua menu tradisional Pulau Dewata itu bisa membangkitkan selera makan saya berkali lipat. Kadang, saya beli cukup sekali, tetapi bisa dimakan dua kali. Ini sangat menghemat waktu dan tenaga.
Nasi campur bali merupakan campuran nasi dengan aneka lauk pauk. Nasi putih disajikan bersama ayam suwir, telur, sate lilit terbuat dari ikan atau ayam, dan jakut urap. Nah, jakut urap adalah sayuran urap khas Bali yang terdiri dari campuran kacang panjang, tauge, kol, dan bayam dilumuri kelapa parut yang diolah dengan bumbu base genep khas Bali.
Bebek goreng sambal matah favorit kedua saya. Biasanya, saya kasih noted abang Gojek supaya bebek goreng dan sambal matah dipisah. Konon katanya, ibu menyusui tidak boleh berlebihan makan makanan pedas. Terlepas dari informasi ini mitos atau bukan, yang namanya berlebihan itu tidak baik, ya kan?
Bebek goreng sambal matah di Bali itu unik. Bebeknya enggak basah, seperti bebek goreng yang saya makan di kota lain. Bebek goreng bali kulitnya tipis. Rasanya garing dan renyah. Pedasnya sambal matah saat saya cocol dengan daging bebek, masyallah, tak sanggup menolak kelezatannya.
Sampai sekarang, setelah hijrah ke Bekasi, aplikasi Gojek sudah delapan tahun bersama saya. Izinkan saya berbagi sekilas cerita tentang makanan-makanan Nusantara yang kerap saya pesan lewat aplikasi pesan makan online ini.
1. Gudeg Jogja
Favorit saya adalah Gudeg Jogja Bu Tatik di Tambun serta Gudeg Djogja Joglo dan Cendol Dawet Ambyar di Rawalumbu.
Saya tidak pernah pesan nasi gudeg komplit karena biasanya saya masak sendiri nasinya di rumah. Jadi, saya pesan online gudeg, krecek, ayam opor, tempe bacem, dan telur pindang dalam bentuk porsian.
Gudeg adalah makanan khas Yogyakarta terbuat dari nangka muda dimasak dengan santan. Warnanya cokelat karena dimasak bersama daun jati. Karena daun jati tidak selalu ada di semua daerah, biasanya penjual menggantinya dengan gula merah.
Sebagaimana rendang, bikin gudeg juga perlu waktu berjam-jam. Rasanya manis dan dinikmati dengan aneka lauk pendamping, seperti telur pindang, opor ayam, tempe bacem, dan sambal krecek.
2. Bika Ambon
Kendati namanya bika ambon, penganan tradisional satu ini tidak berasal dari Ambon. Bika Ambon justru berasal dari Medan, Sumatra Utara.
Ambon dalam istilah bahasa orang Medan artinya lembut. Sesuai namanya, bika ambon memang lembut ketika dimakan.
Kue bewarna kuning ini secara tampilan berongga-rongga seperti sarang semut. Saya suka beli bika ambon karena rasanya legit dan tahan lama meski disimpan di luar kulkas, sekitar 3-4 hari. Lumayan banget kan, beli jajan sehari bisa tahan berhari-hari.
Favorit saya di Gofood adalah Bika Ambon Befond, Kelapa Gading. Saya suka beli bika original ukuran 20×20 cm. Kadang, saya campur dengan bika ambon pandan yang ukurannya lebih kecil, 10×20 cm.
3. Ayam Kremes
Ayam kremes adalah ayam goreng khas Yogyakarta. Konon katanya gaya memasak ayam satu ini dipelopori brand Ayam Goreng Mbok Berek (1830).
Ayam goreng berbumbu disajikan dengan kremesan terbuat dari tepung berbumbu yang digoreng garing. Tasanya gurih dan renyah. Hidangan satu ini biasanya dinikmati dengan lalapan dan sambal.
Merchant favorit saya di Gofood adalah Ayam Kremes Bekasi. Selain menu ayam kremes, kita juga bisa memesan otak-otak goreng, gurame kremes, soto betawi hingga terong penyet.
4. Sop Daging Janda
Kata ‘janda’ pada sop daging janda sesungguhnya akronim dari Jawa dan Sunda. Jadi, sop daging ini sama seperti sop daging pada umumnya.
Favorit saya di Gofood adalah Sop Daging Janda dan Sop Iga Nusantara Raya. Menu ini paling sering saya pesan karena suami dan anak-anak semua suka. Saya biasanya pesan sop iga, sop daging janda, dan sop daging sapi.
Apa bedanya? Pokoknya kalau ada akhiran ‘janda,’ dijamin pedas sejak awal. Rasa pedas ini berasal dari cabai rawit hijau yang langsung dimasukkan ke dalam kuah sop.
Cabai rawitnya bukan hanya sebiji dua biji, tetapi banyak. Saya pernah hitung, jumlahnya lebih dari 10 cabai rawit. Bisa dibayangkan betapa pedas mantap rasanya. Oleh sebab itu, saya selalu pesan sop iga dan sop daging original untuk anggota keluarga yang tidak suka pedas.
5. Sate Padang
Sumatra Barat memiliki tiga varian sate, yaitu sate padang, sate padang panjang, dan sate pariaman. Kebanyakan sate yang ada di Bekasi dan sekitarnya adalah sate padang.
Bahan dasarnya daging sapi, lidah sapi, dan jeroan sapi. Bumbunya kental mirip bubur dan bewarna kuning karena dicampur cabai sehingga rasanya sudah pasti pedas.
Langganan saya di Gofood adalah Sate Padang Laweh. Sate Padang satu-satunya menu yang dijual merchant ini. Kita tinggal pilih, mau sate padang satu porsi dengan isian 10 tusuk sate atau mau pesan sate isi 15 tusuk dan 20 tusuk. Kita bisa juga membelinya dengan atau tanpa ketupat.
Topping yang bisa menjadi pilihan adalah keripik singkong dan kerupuk kulit alias kerupuk jangek. Ada paket hematnya juga loh, kalau semisal dianggap kemahalan.
6. Sate Kambing
Tidak semua orang suka makan kambing karena katanya berbau prengus. Suami saya salah satu penggemar berat sate kambing, mau itu khas Madura atau khas Solo.
Sate kambing yang enak dimarinasi dengan bumbu khusus supaya aromanya lezat dan dagingnya empuk. Setelah dibakar, sate kambing disajikan dengan bumbu pelengkap, seperti irisan kubis, potongan tomat merah, bawang merah, cabai rawit, dan kecap manis. Ada juga yang menyajikannya dengan irisan timun.
Saya suka beli sate kambing online dari Warung Sate Pak Min Khas Solo, Jatimulya. Selain sate, kita bisa menu lain yang tak kalah lezat, seperti sate ayam, tengkleng sapi, tongseng kambing, tongseng ayam, dan tongseng sapi.
7. Mie Ayam Bangka
Favorit saya di Gofood adalah Mie Ayam Bangka Mama Yuli, Boulevard. Saya sering dapat promo belanja di merchant satu ini. Menu favorit saya adalah mie ayam bangka pangsit dan mie ayam bangka komplit.
Jenis mie yang digunakan adalah mie keriting. Lauk pendampingnya adalah daging ayam, bakso, dan pangsit.
8. Jamu
Jamu menjadi konsumsi rutin saya dan suami selama pandemi tiga tahun terakhir. Favorit saya di Gofood adalah Jamu Bude Tis, Jatimulya. Saya senang beli jamu empon-empon temulawak, jamu kunyit asam, dan jamu lemon jahe yang sering banget out of stock.
Ada banyak pilihan makanan yang menjadi mustika negeri bisa kita pilih di Gofood. Semuanya berada di ujung jari. Tinggal buka aplikasi Gofood by Gojek, scroll dan temukan yang kita cari. Pesanan langsung diantar ke rumah.
Makin ke sini, Gojek makin menyempurnakan sistem layanan Gofood. Saya masih ingat dahulu, beberapa kali saya kecewa dengan layanan ini. Alasannya, beberapa orderan saya dibatalkan karena merchant tidak buka.
Kecewa saya bukan hanya karena saya gagal pesan makanan yang saya inginkan, melainkan saya kasihan dengan driver gojek yang sudah menyempatkan diri mampir ke lokasi. Kalau saya membatalkan pemesanan, otomatis driver yang sudah repot berada di sana tidak jadi mendapat orderan.
Sekarang, skema pesan makanan online di Gofood makin baik. Pesanan kita mula-mula diteruskan ke merchant alias pemilik warung atau toko. Jika mereka sedang beroperasi, pesanan kita akan diproses, barulah driver datang untuk menjemput makanan ke merchant kemudian mengantarkan ke alamat pemesan.
Kita juga bisa live tracking posisi driver sedang di mana. Dengan demikian, kita tahu perkiraan pesanan sampai.,
Ada banyak keistimewaan layanan Gofood by Gojek. Berikut adalah lima hal menarik saya temukan di Gofood yang menurut saya paling bermanfaat dan membedakan Gofood nya dengan layanan pesan makanan online kompetitornya.
1. Bisa order dari beberapa merchant dalam waktu bersamaan
Namanya juga selera ya. Tak jarang, kita ingin pesan beberapa jenis makanan dari merchant berbeda. Nah, Gofood memfasilitasinya dengan baik.
Kita bisa order makanan baru dari tempat berbeda selagi pesanan pertama masih diproses. Jadi, pengguna Gofood tidak harus menyelesaikan pesanan pertama jika ingin membuat pesanan kedua dan seterusnya.
Waktu pemesanan dan waktu tunggu lebih singkat. Contohnya, saya bisa pesan Gudeg Joga Bu Tatik, Ayam Kremes Bekasi, dan Sate Padang Laweh dalam waktu bersamaan. Inilah ilmu sat set sat set ala Gojek.
2. Layanan pesan makanan online larut malam
Siapa di sini yang suka lapar tengah malam? Biasanya, kalau kita terpaksa begadang dan mendadak lapar, pilihan kita cuma mi instan, ya kan?
Berkat Gofood, kita punya banyak pilihan menu dalam kondisi genting seperti ini. Fitur still open menyajikan daftar merchant sekitar lokasi kita yang masih buka di atas jam operasional, rata-rata di atas jam 10 malam.
Bukan cuma kita yang senang, abang gojek yang kebetulan lagi ‘ngalong’ juga terbantu mendapat rizki lebih. Merchant pun untung karena pelanggan bertambah. Sama-sama enak jadinya.
3. Fitur Pasti Ada Promo
Heran saya sama Gojek, benar-benar heran. Kenapa sih promonya enggak ada habisnya?
Fitur Pasti Ada Promo menyediakan aneka promo menarik bahkan ada yang sampai 40% off loh. Sesak napas enggak tuh? Pilihan outlet yang memberlakukan promo gila-gilaan ini juga banyak.
Manfaat fitur satu ini paling saya rasakan jika kebetulan lagi pesan makanan untuk keluarga. Ada menu bundle yang menghadirkan diskon-diskon menarik.
Berkat promo ini, kita enggak perlu takut kalau tiba-tiba rumah mau kedatangan banyak tamu atau mendadak teman-teman bestie ajak kumpul bareng.
4. Ada Gofood hidden gem
Benar kata orang, sesuatu yang indah atau sesuatu yang enak membutuhkan usaha lebih untuk mendapatkannya. Inilah makna dari Gofood hidden gem.
Gofood membantu kita menemukan makanan-makanan lezat sampai lokasi-lokasi yang belum banyak diketahui dan sulit dijangkau. Biasanya, penjual atau pengantar makanan terlebih dahulu menghubungi driver untuk janjian bertemu di satu titik lokasi. Menurut saya, Gojek benar-benar mendukung UMKM tanpa pandang bulu. Keren!
5. Fitur Ready to Cook
Dahulu, saya sempat kaget waktu menemukan fitur ini. Saya pikir, Gofood hanya menyediakan makanan-makanan siap santap saja. Eh, ternyata Gofood juga menyediakan bahan mentah yang ready to cook.
Banyak pilihan frozen food yang bisa kita pesan untuk mengisi stok di kulkas, seperti bakso beku, kentang beku, dimsum beku, kebab beku, ayam ungkep sampai pempek dan tekwan pun ada. Praktis banget buat emak-emak.
Sebetulnya, banyak lagi fitur-fitur seru yang ada di Gofood. Kalau saya bahas satu per satu, wah, bisa keriting jari saya mengetiknya.
Hingga awal 2022, Gofood telah memiliki lebih dari satu juta mitra yang 90 persennya berupa usaha mikro kecil menengah (UMKM). Gofood menggunakan teknologi personalisasi data yang memungkinkan pelanggan mendapat rekomendasi kuliner dari mitra yang berada di sekitar lokasi sesuai preferensi.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) survei tentang Perilaku Baru Konsumen Indonesia dalam Bertransaksi Digital di Masa Pandemi Covid-19. Hasilnya, mayoritas (93 persen) pelanggan menganggap keamanan layanan Gojek lebih baik dari standar industri. Mayoritas (86 persen) mereka merasa aplikasi Gojek telah membantu mereka beradaptasi dengan kebiasaan baru dan mendukung mereka tetap produktif selama pandemi.
Ini membuktikan Gojek terus berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional dari tahun ke tahun. Ekosistem gojek membantu pengguna, mitra driver, dan UMKM lebih tangguh dan lebih cepat memulihkan ekonomi sekalipun di masa pandemi.
Ada juga hasil survei Dampak Ekosistem Gojek terhadap Perekonomian Indonesia 2021: Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional yang mencatat sebagian besar konsumen menganggap biaya aplikasi yang dikenakan pada Gofood relatif terjangkau. Layanannya sepadan dengan kualitas yang diterima.
LD FEB UI juga melakukan survei terhadap 41.393 mitra pengemudi Gojek. Survei ini mengangkat topik pengalaman mitra driver Gojek selama pandemi Covid-19.
Gojek bersama mitra driver dan konsumen terbukti saling membantu dalam satu ekosistem. Hal ini mengingat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar selama pandemi sangat berdampak pada pendapatan mitra. Semangat gotong royong ini membuktikan bahwa kita semua bisa melewati bencana global ini bersama.
Gojek adalah aplikasi karya anak negeri dengan segudang layanan berarti. Layanan perintisnya, Goride atau pesan ojek online telah menemani kita jauh lebih lama.
Selama hampir 10 tahun menjadi pegawai, tak terhitung lagi berapa kali saya menggunakan Goride menembus kemacetan di ibu kota. Setahun terakhir, tak terhitung berapa kali Goride membantu saya mengantarkan bekal makan siang putri saya ke sekolah.
Terima kasih, Gojek karena telah menjadi perpanjangan tangan kami dari berbagai sisi.
Leave a Comment