Melatih Autisi Remaja tentang Perawatan Diri saat Menstruasi


Tumbuh dewasa bagi anak dengan gejala autism spectrum disorder (ASD) itu gak mudah. Mereka bakal menghadapi tantangan besar begitu memasuki fase remaja. Pubertas pada anak berkebutuhan khusus biasanya mendatangkan perubahan fisik, sosial, dan emosional.

Autisi remaja, khususnya perempuan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dan memahami perubahan dalam hidupnya di masa pubertas ini, seperti tumbuh rambut-rambut halus di beberapa bagian tubuh, memakai bra, keputihan, dan menstruasi. Oleh sebabnya pendidikan seksual sangat penting disampaikan dengan cara yang mereka pahami.

Salah satu topik yang tak cukup banyak dibahas terkait pubertas pada anak berkebutuhan khusus adalah perawatan diri saat menstruasi. Saya gak heran informasi terkait ini kurang, mengingat dominasi laki-laki dalam autisme.

pubertas pada anak berkebutuhan khusus

Nah, beberapa waktu lalu saya berkesempatan berbincang dengan seorang dokter di salah satu kementerian, dr ER. Beliau memiliki seorang putri, N (19 tahun) dengan gangguan autisme.

N sejak usia 12,5 tahun menjalani terapi Applied Behavior Analysis (ABA) sampai hari ini. Dokter ER bercerita singkat bagaimana dia mempersiapkan putri keduanya itu menghadapi menstruasi.

Perawatan diri saat menstruasi dengan teknik ABA

Sejatinya tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan ABA, termasuk menghadapi pubertas pada anak berkebutuhan khusus, seperti menstruasi.

Beberapa tahapan demi tahapan yang perlu dilakukan, antara lain:

  • Mulai mengajarkan anak tentang cara dan tahap-tahap pemakaian pembalut.
  • Biasakan anak mengenakan pembalut secara teratur sebelum hari-H tiba.
  • Beri pewarna makanan yang aman pada celana dalam atau pembalut tersebut untuk menunjukkan apa yang akan terlihat saat menstruasi mulai terjadi.
  • Ibu bisa mencontohkan cara dan tahap-tahap pemakaian serta penggantian pembalut. Jika mungkin, kita bisa melibatkan perempuan lain yang tinggal serumah dengan kita, misalnya kakak perempuan anak, tante, atau neneknya.
  • Tandai dengan jelas permukaan pembalut yang menghadap ke celana dalam dan permukaan pembalut yang menghadap ke kemaluan anak. Jelaskan juga letak dan posisi pembalut pada celana dalamnya.
  • Cobalah beberapa jenis pembalut yang berbeda ukuran, kelembutan, ketebalan, merek, dan modelnya (dengan sayap atau tanpa sayap). Identifikasi jenis pembalut yang paling nyaman dan disukai anak.
  • Buat jadwal visual mengenai kekerapan penggantian pembalut, dengan memerhatikan juga jadwal sekolah anak. Atur jadwal penggantian pada jam-jam pergantian pelajaran dan pada jam-jam istirahat. Sedapat mungkin jadwal penggantian di sekolah maupun rumah sama. Tujuannya memudahkan anak autisi yang sudah terbiasa dengan rutinitas.
  • Belikan buku dilengkapi gambar-gambar yang menerangkan segala sesuatu berhubungan dengan menstruasi. Orangtua perlu mendampingi anak, sebab bisa saja informasi yang berlebihan justru mengganggu mereka.
  • Mungkin ada baiknya juga menyusun perayaan kecil-kecilan saat hari-H tersebut dimulai.

Beberapa peneliti luar negeri telah membuktikan efektivitas pendidikan keterampilan perawatan diri saat menstruasi menggunakan teknik ABA di atas.

Pendekatan desensitisasi

Kepekaan sensorik bisa membuat anak perempuan kita menolak menggunakan pembalut. Dokter ER menghadapi masalah sama saat melatih putrinya.

Pendekatan desensitisasi menggabungkan teknik relaksasi dengan paparan bertahap terhadap pemicu fobia anak. Mula-mula dr ER membiasakan N memakai pantyliner, produk kewanitaan yang bentuknya mirip pembalut, tetapi dengan ukuran lebih kecil dan super tipis.

pubertas pada anak berkebutuhan khusus
Pantyliner, pembalut super tipis.

Dokter ER membiasakan N memakai pantyliner jauh hari sebelum N haid perdana. Setelah N terbiasa dengan pantyliner, dr ER mengganti pantyliner dengan pembalut dengan tipe slim, baru kemudian memberikan pembalut tebal.

pubertas pada anak berkebutuhan khusus
Aneka ukuran pembalut dan tampon

Setelah N tak lagi bermasalah dengan pembalut, dr ER secara paralel mengajarkan putrinya cara membersihkan daerah kewanitaan saat haid, dan membersihkan pembalut bekas pakai, hingga membuangnya ke tempat sampah.

Hal yang tak kalah penting di balik kesuksesan dr ER mengajarkan putrinya yang autisi tentang perawatan diri saat menstruasi adalah memastikan N menjalani diet komprehensif.

Diet sangat memengaruhi perbaikan perilaku autisi. Setidaknya anak autisi menjalani sembilan diet, yaitu diet casein, gluten, sugar, corn, soya, phenol, diet bahan kimia, diet elektronik, dan melakukan rotasi dan eliminasi makanan.

Berbagai penelitian menunjukkan kadar gula darah pada wanita cenderung turun saat menstruasi. Akibatnya wanita yang sedang haid emosinya suka naik turun, sensitif, dan mudah marah. Salah satu cara mengatasinya adalah meningkatkan asupan protein dalam makanan untuk menstabilkan gula darah.

Kita juga perlu mengetahui beberapa ketidaknyamanan yang mungkin saja dihadapi anak spesial kita yang perempuan saat periode menstruasi. Rasa tidak nyaman itu, antara lain:

  • Kesulitan sensorik, seperti mengatasi bau darah menstruasi, sensasi darah mengalir dari dalam tubuh mereka, cara menggunakan pembalut, dan cara menggunakan toilet umum saat menstruasi.
  • Kesulitan mengatasi haid hari pertama. Biasanya hari pertama haid itu membuat tubuh sangat tidak nyaman, tidak seperti haid hari kedua ketiga dan seterusnya. Perut biasanya melilit atau kram, nyeri haid, atau istilah sundanya sumilangeun.

Nyeri haid dapat dikurangi secara efektif dengan menggunakan obat antiinflamasi yang dibolehkan untuk autisi, seperti ibuprofen. Obat ini bisa diberikan dua hari sebelum menstruasi atau hari pertama menstruasi. Sekiranya anak kita ada masalah kesehatan lain, maka bisa menghubungi dokter yang memahami pertolongan pertama pada autisme.


19 responses to “Melatih Autisi Remaja tentang Perawatan Diri saat Menstruasi”

  1. Bener juga ya, kak. Aku pribadi justru baru keingetan kalau autis pun bisa menstruasi dan baru ngeh juga kalau mereka mungkin akan sedikit kesulitan beradaptasi ya. Soalnya aku aja masih sering ngga nyaman selama Menstruasi, tentu mereka bisa merasa lebih ngga nyaman ya.

    Like

  2. Pendampingan terhadap anak perempuan menjelang pubertas atau pengalaman haid pertama itu sangat penting. Apalagi pada anak yg mengalami autis, tentu butuh kesabaran ekstra. Disinilah orang tua khususnya ibu harus pintar dan memiliki parenting skill yg baik

    Like

  3. Mbaaa Mut, jujurly aku selalu penasaran dengan haid pertama perempuan berkebutuhan khusus. Ada tetanggaku juga yang seumuran denganku berkebutuhan khusus, memang masih dibantu ibunya dulu. Cuma aku juga kan dulu pas SMP masih kurang edukasi juga tentang mestruasi pada anak berkebutuhan khusus, cuma penasaran yang ngga terjawab aja. Sekarang kan lebih canggih dan udah banyak penelitian. Mungkin lebih memudahkan ya.

    Like

  4. Aku pernah dikasih tahu adikku yang punya sekolah ABK, dan muridnya ada yg autisi. Harus telaten banget mendampingi remaja putri, apalagi pas haid. Baru tahu lho aku ada 9 kategori diet. Selama ini tahunya, diet casein, gluten, dan gula aja…Makasih infonya mb Muti…

    Like

  5. Baru sadar anak perempuan berkebutuhan khusus juga butuh dibuat mengerti saat menghadapi memstruasi pertama. Pasti lebih susah menghadapinya drpada anak normal lainnya. Salut banget ibu2 yang memiliki anak2 kebutuhan diluar sana yang sungguh sabar merawat dan mengajarinya

    Like

  6. Ah ya a, anak autisi juga mengalami menstruasi dan mengajarinya juga perlu ilmu. Artikel ini sangat membantu para ibu nih. Dan cara dokter tersebut bisa digunakan Memang baiknya jangan mendadak tapi disiapin sejak awal.

    Like

  7. Gitu ya,, agar familier menghandle mensturasinya, dikenalkan dulu dengan pantyliner jelang haid datang, setelah itu meningkat menggunakan pembalut tipe slim. Nice info Tia,, gemesss sama blognya ^^

    Like

  8. Saya pun punya anak perempuan juga. Agak deg-degan karena beberapa tahun lagi dia bakal mengalami hal yang sama.
    Di hati sih masih pengin dia terus jadi anak kecil hehe tapi ya mau bagaimana lagi.
    Baca-baca artikel ini jadi paham, mengapa ortu mesti menyiapkan segalanya, meski realita tak sesuai keinginannya.

    Like

  9. Sungguh perjuangan yang penuh tantangan ya ketika membersamai anak perempuan dengan autisi sebelum menghadapi menstruasi. Bahkan persiapannya cukup panjang ya. MasyaAllah.

    Like

  10. Ya, karena mungkin lebih dominan laki-laki, jadi hal-hal seperti ini sedikit terabaikan. Tapi semoga, dengan informasi dan perbincangan dr. ER ini bisa jadi alternatif pengetahuan baru, khususnya bagi orangtua yang memiliki anak perempuan yang autisi.

    Like

  11. Tantangan yg nggak kepikiran bagi autisi nih. Masya Allah prlu banget penuh dengan kesabaran dan ketelatenan ya mbak. Model pembiasaan dgn metode ABA utk autisi ini perlu banyak orang tahu nih.

    Like

  12. saya sampai ga kepikiran loh Mba soal edukasi ini pada anak berkebutuhan khusus. ini mengingatkan saya dulu yang kurang edukasi sebelum mens, pertama pakai pembalut pun rasanya sangat tidak nyaman. jadi memang perlu persiapan lebih untuk membagi gambaran tentang menstruasi pada mereka.

    Like

  13. pas baca tulisan ini langsung keingat sama woo young woo. memang pastinya berbeda ya, mbak perlakuannya kalau untuk anak autis. orang tua harus lebih memperhatikan dalam hal mempersiapkan anak autis saat mendapati haid

    Like

  14. Semoga dimudahkan ya…memberi pemahaman mengenai seksualitas pada anak perempuan yang memiliki kebutuhan khusus. Karena pastinya adaptasi kembali dengan segala keadaan yang kurang nyaman dengan tubuh mereka. Dan komunikasi yang nyaman, sangat dibutuhkan dalam hal ini.

    Apakah kalau anak berkebutuhan khusus juga memerlukan sounding dari sejak usia pra-baligh?

    Like

  15. Metode yang sangat bermanfaat bagi saya yang punya anak beranjak remaja. Bagi saya dan anak, tentunya ini tidak mudah, apalagi pada anak berkebutuhan khusus. Butuh kesabaran dan ketelatenan supaya anak dapat mengurus dirinya sendiri dalam fitrah kewanitaannya.

    Like

  16. tantangan banget yaa buat para ibu yang memiliki anak istimewa yang usianya mendekati remaja. tentu diperlukan pengetahuan luas, kesabaran dan ketekunan dalam mengajari buah hati menghadapi salah satu fase terpenting dalam hidupnya

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: