Gimana caranya kita bisa membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik? Berbagi tanpa batas untuk sesama bukan cuma bisa membangkitkan energi positif, tapi juga memulihkan kedamaian batin kita.
Banyak orang berkelana ke sana kemari, hingga ke ujung dunia mencari kebahagiaan, keajaiban, dan cinta. Mereka kayaknya lupa bahwa cinta pertama-tama harus dimulai dari diri sendiri. Mereka gak sadar kebahagiaan yang mereka bagikan untuk sesama suatu saat akan kembali ke mereka juga.
Orang cerdas berpikir dengan cara cerdas. Orang bahagia berpikir dengan cara bahagia. Kita gak perlu khawatir apa yang akan terjadi nanti, tetapi lihatlah apa yang kita miliki saat ini dan langkah apa yang bisa kita lakukan untuk nanti yang lebih baik.
Hidup itu bermakna ketika kita bisa menemukan keindahan dalam kesederhanaan. Hidup akan menyenangkan ketika kita gak butuh banyak hal untuk bahagia. We don’t need to be constantly happy, but we need to constantly move forward.
Gak perlu khawatir bagaimana Tuhan merancang hidup kita. Ketika kita belajar menghargai orang-orang di sekitar kita, memetik pelajaran dari sekecil apapun pengalaman, selalu ingin bangkit setiap kali jatuh, maka hidup akan berjalan dengan sendirinya. Kalau pun kelak sedikit melenceng dari jalurnya, ya gak jauh-jauh amat lah nyasarnya. Kita bisa bangkit lagi dan menemukan jalan benar untuk kembali.
Lima Cara Berbagi Bisa Bikin Bahagia
Ekonomi masih sulit karena badai Covid-19 dua tahun terakhir ‘setia’ di Indonesia. Persis kayak judul lagu Jikustik, salah satu band lawas idola saya yang sayangnya udah bubar. Bubarnya udah pasti bukan karena Covid.
Hidup lebih sederhana, buat saya pribadi jadi cara bagaimana kita bisa survive di masa pandemi ini tanpa harus melunturkan semangat berbagi tanpa batas ke sesama. Hiduplah dengan tahu arti kata ‘cukup,’ kemudian berikan apa yang kita punya untuk saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan.
Berbagi tanpa batas pastinya membawa kebahagiaan tanpa batas pula. Membuat orang lain bahagia pastinya membuat kita lebih bahagia.
Satu kita berikan, dua yang kelak kita dapatkan. Investasi mana lagi yang lebih menguntungkan dari ini, ya kan? Profitnya bahkan kita dapatkan di dunia dan akhirat.
Berikut adalah lima cara berbagi bisa bikin kita bahagia.
1. Berbagi melepaskan oksitosin, hormon yang meningkatkan perasaan bahagia.
Ketika kita berbagi, kemudian kita bersyukur, kita merasa terhubung dengan orang yang kita bantu. Otak secara otomatis melepaskan oksitosin atau hormon bahagia. Jadi, hormon oksitosin ini bukan cuma dimiliki ibu-ibu menyusui ya.
Oksitosin juga dikenal sebagai hormon yang menghilangkan stres, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan mempertebal positive thinking dalam hidup kita yang semuanya berkontribusi pada kebahagiaan lebih besar.
2. Berbagi membangun kepercayaan, dan kepercayaan berkorelasi positif dengan kebahagiaan.
Ketika kita membagikan sebagian yang kita punya pada orang lain yang bahkan belum kita kenal, maka kita mengambil kepercayaan mereka terhadap kita. Rasa percaya akan berkembang secara alami dan mengarahkan kita pada kebahagiaan yang lebih pribadi.
Kepercayaan sangat penting untuk hidup lebih bahagia. Contoh sederhana, saya udah nyaman pakai koneksi internet IndiHome enam tahun selama tinggal di Bali. Suatu hari keluarga saya pindah ke Surabaya dan rumah kontrakan kami di sana ternyata pakai provider lain.
Emang dasar nyaman itu bikin susah move on ya, ujung-ujungnya kami ganti dan balik lagi pasang IndiHome. Kira-kira kenapa tuh? Ya karena IndiHome udah mendapatkan kepercayaan kami.
Makanya saya kecewa banget kalo sesekali ada trouble dan koneksi IndiHome yang biasa kenceng jadi lelet. Hehehe. Untungnya teknisi IndiHome gerak cepat dan problem solved.
3. Berbagi meningkatkan kualitas kesehatan, dan itu adalah kebahagiaan pribadi.
Stephen Post, seorang profesor dan dokter di Stony Brook University, New York, Amerika Serikat dalam bukunya berjudul Why Good Things Happen to Good People menuliskan bahwa berbagi pada orang lain terbukti meningkatkan kualitas kesehatan orang-orang dengan penyakit kronis, termasuk HIV dan multiple sclerosis.
Percaya gak kalo kita memberi sejumlah uang kepada orang lain, itu lebih bisa meningkatkan kesejahteraan orang yang kita beri ketimbang kita membelanjakannya untuk diri sendiri?
Contoh nih, kita setidaknya ngeluarin Rp 100 ribu kalo nongkrong 1-2 jam di kafe. Uang cepek yang kita habisin dalam 1-2 jam itu kalo kita berikan sama bapak pengemis di perempatan lampu merah, itu mungkin bisa menghidupi dan memberi makan anak istrinya selama 2-3 hari.
Kira-kira lebih bernilai mana? Uang cepeknya kita belanjain buat nongkrong dan ngopi 1-2 jam, atau disedekahin buat makan fakir miskin 2-3 hari? Silakan jawab sendiri.
4. Berbagi meningkatkan interaksi sosial positif dengan orang lain, dan itu memperpanjang hidup kita.
Manusia memang lahir secara individu, tapi sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Sampai mati pun kita akan tetap membutuhkan orang lain.
Berbagi membantu kita menjangkau kehidupan sosial lebih luas. Saya kerasa banget betapa sepinya hidup selama #dirumahaja dua tahun terakhir. Saya kangen ketemu teman-teman saya. Saya kangen nerima tamu di rumah. Saya kangen sering pulang kampung bawa anak-anak ketemu nenek kakeknya.
Rasa ikatan sosial yang kuat membuat seseorang panjang umur. Kita gak perlu berkaca pada negara-negara maju yang rakyatnya bahagia dan kaya, kita lihat aja deh di negara kita sendiri, yaitu Bali.
Angka harapan hidup dan indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) Bali paling tinggi di Indonesia. Kira-kira kenapa ya? Jawabannya karena orang Bali always happy.
Enam tahun tinggal di Pulau Dewata, saya gak heran tuh lihat nenek-nenek yang usianya 75 tahun atau 80 tahun masih belanja mandiri ke pasar, trus pulangnya ngangkat keranjang belanja segede gaban di atas kepala.
Bali bergantung penuh pada sektor wisata. Masyarakatnya gak punya tambang, gak punya pabrik, gak punya kebun kelapa sawit ratusan hektare, tapi kok mereka pada bisa panjang umur ya?
Kalo kita jalan ke Ubud, pasti pada heran, kok satu desa semuanya jadi pengrajin perak? Kita jalan lagi ke Karangasem, kok satu desa peternak semua? Jalan lagi ke Jembrana, kok satu desa nelayan semua? Gimana masyarakatnya kaya kalo kerjaan mereka seragam?
Jawabannya karena kaya itu relatif. Kaya harus dimulai dari hati, bukan dari materi.
Orang Bali memegang teguh tradisi ngayah sebagai bentuk kewajiban sosial. Bagi masyarakat Bali, ketika mereka ngayah, artinya mereka sudah menunaikan kewajiban sosial, budaya, sekaligus agama.
Ngayah melahirkan gotong royong dan kerja sama, sehingga pekerjaan apapun cepat kelar dan kesulitan apapun bisa diatasi bersama. Inilah kebahagiaan dan kekayaan sejati sesungguhnya.
5. Berbagi mengurangi disparitas antara si kaya dan si miskin untuk melahirkan masyarakat sejahtera.
Ketika sumber daya yang begitu besar dibagi sama rata, tidak dimonopoli atau diduopoli, maka semakin banyak orang bisa mendapatkan akses ke sumber daya tersebut tanpa perlu mengeluarkan banyak uang. Itu bisa mengurangi ketimpangan sosial ekonomi di negara ini.
Kita bermimpi setidaknya kebutuhan dasar seluruh masyarakat Indonesia terpenuhi, sehingga kesenjangan kekayaan dan pendapatan akan mengecil, masyarakat pun akhirnya bahagia.
Mungkin belum semuanya tahu bahwa Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB telah memasukkan akses terhadap internet sebagai bagian dari kebutuhan dasar (primer) manusia. Alasannya penggunaan WiFi internet sekarang menyentuh berbagai sendi kehidupan, mulai dari kebutuhan informasi, alat untuk bekerja, berkomunikasi, bersosialisasi, menyalurkan bantuan sosial, seperti yang dilakukan IndiHome dalam momen Hari Santri Nasional 2021.
Santri Siaga Jiwa dan Raga Bersama IndiHome
Hari Santri Nasional jatuh pada 22 Oktober setiap tahunnya, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 22/ 2019. Tahun ini Kementerian Agama RI mengangkat tema Santri Siaga Jiwa dan Raga.
Maknanya santri di seluruh Indonesia siap siaga dengan jiwa dan raga guna membela Tanah Air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan turut serta mewujudkan perdamaian dunia.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya menegaskan Hari Santri Nasional 2021 menjadi momen bagi para santri untuk selalu berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam rahmatan lil’alamin, serta tradisi luhur bangsa Indonesia. Para santri diharapkan tidak mudah goyah ketika diterjang godaan ideologi-ideologi tertentu yang berpotensi merusak moral.
Bakti IndiHome, layanan fixed broadband unggulan milik PT Telkom Indonesia (Telkom) bertepatan dengan Hari Santri Nasional 2021 mengadakan IndiHome Charity 2021, salah satunya di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ar Rahmani, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan.
Pesantren Tahfidz Ar-Rahmani bersifat non profit oriented atau sosial murni untuk anak-anak yatim dan duafa yang ingin menghafal Alquran dan berdedikasi tinggi dalam menempuh pendidikan formal, baik tingkat SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. IndiHome menyerahkan donasi senilai Rp 20 juta melalui Kyai As’ad selaku Ketua Yayasan Tahfidzul Qur’an Ar Rahmani, disaksikan sekitar 41 santri yang bermukim di sana.
Kyai As’ad menganalogikan persamaan peran santri dan IndiHome bagi Indonesia. Keduanya sama-sama berada di pusat kota hingga pelosok desa. Keduanya sama-sama berperan penting membangun dan menyambung kedaulatan Indonesia.
IndiHome merupakan market leader fixed broadband di Indonesia yang menguasai 85 persen pasar dengan 8,3 juta pelanggan pada kuartal II 2021. IndiHome kaya akan konten digital dengan 243 channel, di mana 154 merupakan channel SD, 84 HD, 5 Dolby HD, didukung ragam layanan digital tambahan lainnya.
Peran nyata IndiHome bagi bangsa terbukti dengan pemerataan akses digital yang telah menjangkau 96,5 persen kabupaten dan kota. IndiHome juga mengakses 10 pulau terluar Indonesia, mulai dari Bintan, Karimun, Kei, Alor, Simeulue, Weh, Sebatik, Rote, Sabu, hingga Nusa Penida.
Dukungan connectivity, creativity dan charity (3C) IndiHome memaksimalkan peran pondok pesantren sebagai tempat pendidikan para santri yang tersebar di seluruh Tanah Air.
Penutup
Kita sebagai manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan dengan rasa kepedulian sosial tinggi, bahkan sejak kita lahir ke dunia ini. Jika kita ingin berkontribusi lebih menciptakan masyarakat yang lebih baik, mulailah dengan berbagi hal-hal kecil kepada orang-orang sekitar kita yang membutuhkan.
Kalo kita punya hal-hal baik, jangan disimpan untuk diri sendiri. Bagikan, sebab seperti halnya senyum, kebahagiaan itu menular dan akan kembali lagi kepada kita. Selamat Hari Santri Nasional 2021.
Leave a Comment