Ada masanya setiap ibu akan diuji kesabarannya ketika buah hati gak mau makan atau gak doyan makan. Ibu pasti khawatir anaknya tidak mendapat nutrisi cukup untuk tumbuh dan berkembang. Perasaan demikian sangat bisa dimaklumi.
Ngemil sepanjang hari bisa jadi alasan anak gak mau makan atau anak sedikit makan. Apalagi kalo anak kita pemilih makanan (picky eater), gak begitu suka dikasih camilan sehat, wah, kondisinya bisa lebih gawat lagi.
Sebenarnya kalo anak kita menghampiri meja makan dalam kondisi lapar, percaya deh, anak pasti makan apapun makanan yang terhidang di sana. Anak kita bakal mau nyobain makanan baru, termasuk makanan yang semula tidak dia sukai.
Orang tua mana sih yang gak pengen anaknya makan banyak dan makan tepat waktu? Namun kalo anak kita susah makan, kenapa sih kita gak membiarkan mereka lapar dengan sendirinya? Rasa lapar secara alami akan mendorong siapa saja mau makan makanan lengkap dan bergizi.
Sebagian besar balita, terutama usia 1-3 tahun perlu makan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam. Mereka juga ngemil 2-3 kali sehari dengan jarak pemberian 2-3 jam.
Problemnya adalah anak lebih sering ngemil ketimbang makan nasi plus lauk pauknya. Kondisi seperti ini membutuhkan ketegasan orang tua bahwa dapur, kulkas, dan lemari penyimpan camilan sehat buat anak tertutup di luar jam ngemil.
Kalo kita membiarkan anak ngemil sesuka hati, lama-lama anak kita akan kehilangan kemampuan bawaan untuk mengatur asupan makanan yang masuk ke perut. Mereka enggan mendengarkan isyarat lapar atau kenyang dari dalam tubuhnya sendiri.
Belum lagi kalo anak mengasosiasikan makanan sebagai choping mechanism untuk meredakan emosi, seperti bosan, frustasi, marah, dan sedih. Ketika ini terjadi, kondisi anak anak bisa jadi kurang makan atau justru anak kelebihan makan dan obesitas.
Camilan Sehat Pengganti Kerupuk
Siapa sih gak suka kerupuk? Dulu Maetami, putri saya yang sekarang 4,5 tahun udah mulai nyobain kerupuk sejak masih MPASI 1 tahun. Ya, walaupun dikasih sekeping-sekeping doang.
Entah kenapa template bayi umumnya begitu, doyan banget sama kerupuk. Mungkin karena rasanya kres, kriyuk, dan renyah kali ya. Apalagi kalo si bayi udah mulai numbuh gigi. Bangga banget dia bisa mengunyah kerupuk sampai lumer di mulut.
Sayangnya kerupuk, keripik, apapun lah namanya bukan camilan sehat untuk anak, terlebih yang masih MPASI 1 tahun. Kerupuk enak, tapi gak sehat buat anak.
Kerupuk terlalu tinggi karbohidrat dan cepat banget diserap tubuh. Masalahnya, tubuh yang menyerap karbohidrat berlebihan bisa meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
Beda dong dengan kerupuk atau keripik yang kita bikin sendiri di rumah. Kita bisa mencampurkan bahan bergizi, seperti ikan, daging, kacang-kacangan, atau sayur dalam jumlah seimbang, sehingga kerupuk yang tadinya camilan gak sehat berubah menjadi camilan sehat untuk anak.
Orang tua perlu menyediakan camilan sehat pengganti kerupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami, tanpa penyedap rasa buatan, tanpa pewarna kimia, dan tanpa pengawet.
Berikut adalah beberapa resep camilan sehat pengganti kerupuk yang bisa ibu praktikkan di rumah. Kerupuk ini bentuknya gak harus pipih lebar seperti kerupuk pada umumnya. Yang penting rasanya renyah, mau itu bentuknya bulat pipih, lonjong, bulat sempurna, atau dicetak seperti stik panjang.
1.Keripik ikan
Cara membuat keripik ikan yang saya tuliskan di bawah ini berlaku sama untuk seluruh jenis ikan, mau itu ikan air tawar, ikan laut, juga seafood.
Beberapa jenis ikan yang cocok dijadikan camilan sehat berbentuk keripik, antara lain ikan patin, nila, mas, gurami, mujair, tenggiri, bawal, lele, bisa juga udang dan kepiting.
Bahan:
- 1 ekor ikan
- 250 tepung beras
- 2 sdm terigu atau sagu
- 1 siung bawang putih halus
- 1 lembar daun bawang
- 1 sdm garam
- Minyak goreng
- Air secukupnya
Cara membuat:
- Rebus ikan sampai matang.
- Pisahkan ikan dari tulangnya, kemudian haluskan dengan sendok.
- Campurkan daging yang sudah halus dengan tepung beras, tepung terigu, bawang putih halus, irisan daun bawang, garam, 4-5 sdm minyak goreng, dan 20-40 ml air. Aduk merata sampai adonan kalis dan bisa dibentuk.
- Minyak goreng diberikan supaya adonan tidak lengket di kuali atau wajan kaca.
- Bentuk adonan pipih, bulat, menggulung, atau memanjang sesuai selera.
- Goreng satu per satu dalam minyak panas sampai kuning dan dirasa sudah matang.
- Angkat dan tiriskan.
2. Keripik daging
Pada dasarnya keripik ikan dan daging sama dalam hal campuran bahan dan cara pembuatan. Bedanya cuma terletak pada bahan utamanya saja.
Selain daging merah ada juga unggas. Jenis daging dan unggas yang bisa diolah menjadi camilan sehat berbentuk keripik, antara lain daging sapi, kambing, kerbau, kelinci, bebek, dan puyuh.
Bahan:
- 100 gram daging sapi
- 250 tepung beras
- 2 sdm terigu atau sagu
- 1 siung bawang putih halus
- 1 lembar daun bawang
- 1 sdm garam
- Minyak goreng
- Air secukupnya
Cara membuat:
- Rebus daging sampai matang.
- Iris kotak, kemudian haluskan dengan blender.
- Campurkan daging yang sudah halus dengan tepung beras, tepung terigu, bawang putih halus, irisan daun bawang, garam, 4-5 sdm minyak goreng, dan 20-40 ml air. Aduk merata sampai adonan kalis dan bisa dibentuk.
- Minyak goreng diberikan supaya adonan tidak lengket di kuali atau wajan kaca.
- Bentuk adonan pipih, bulat, menggulung, atau memanjang sesuai selera.
- Goreng satu per satu dalam minyak panas sampai kuning dan dirasa sudah matang.
- Angkat dan tiriskan.
3. Keripik sayur
Sayur juga bisa diolah menjadi aneka camilan sehat untuk anak. Ada sayur yang cukup diiris tipis-tipis atau melebar, ada juga yang bisa dihaluskan dengan blender.
Sayur yang lezat untuk dibuat keripik, antara lain sayur bayam, pokcoy, buncis, sawi putih, kol, wortel, kentang, ubi jalar, dan labu kuning.
Bahan:
- 5-6 batang sayur Pokcoy atau sayur lain sesuai selera
- 250 tepung beras
- 2 sdm terigu atau sagu
- 1 siung bawang putih halus
- 1 lembar daun bawang
- 1 sdm garam
- Minyak goreng
- Air secukupnya
Cara membuat:
- Iris sayur tipis-tipis atau melebar sesuai selera. Jenis buncis dan wortel bisa dihaluskan dengan blender, sehingga memberi efek warna hijau dan oranye.
- Campurkan irisan sayur dengan tepung beras, tepung terigu, bawang putih halus, irisan daun bawang, garam, 4-5 sdm minyak goreng, dan 20-40 ml air. Aduk merata sampai adonan kalis dan bisa dibentuk.
- Minyak goreng diberikan supaya adonan tidak lengket di kuali atau wajan kaca.
- Bentuk adonan pipih, bulat, menggulung, atau memanjang sesuai selera.
- Goreng satu per satu dalam minyak panas sampai kuning dan dirasa sudah matang.
- Angkat dan tiriskan.
4. Keripik buah
Tidak semua buah cocok dijadikan keripik. Secara umum buah yang paling sering saya olah jadi camilan sehat berbentuk keripik adalah bengkoang dan jambu kristal.
Jambu kristal dibuang kulitnya, kemudian dihaluskan dengan blender. Bengkoang saya iris tipis, kemudian direbus terlebih dahulu 2-3 menit, atau cukup direndam dalam air panas selama 10-15 menit.
Bahan:
- 2-3 potong jambu kristal
- 250 tepung beras
- 2 sdm terigu atau sagu
- 1 sdm garam
- Minyak goreng
- Air secukupnya
Cara membuat:
- Haluskan jambu kristal dengan blender.
- Campurkan jambu kristal halus dengan tepung beras, tepung terigu, bawang putih halus, irisan daun bawang, garam, 4-5 sdm minyak goreng, dan 20-40 ml air. Aduk merata sampai adonan kalis dan bisa dibentuk.
- Minyak goreng diberikan supaya adonan tidak lengket di kuali atau wajan kaca.
- Bentuk adonan pipih, bulat, menggulung, atau memanjang sesuai selera.
- Goreng satu per satu dalam minyak panas sampai kuning dan dirasa sudah matang.
- Angkat dan tiriskan.
Pikir-pikir lagi kalo mau kasih kerupuk atau camilan instan ke anak. Makanan ringan cenderung manis, tinggi karbohidrat, dan terlalu banyak garam yang bersifat adiktif.
Jangan biarkan keripik atau kerupuk instan, biskuit, sereal cokelat, chips, pretzels, crackers menjadi satu-satunya teman ngemil anak. Apalagi menjadikan makanan-makanan kriyuk ini sebagai βsenjataβ agar anak mau makan. Yang ada malah ini memicu anak-anak kita malas makan dan terus meminta camilan.
Leave a Comment