YouTube saat ini menjelma menjadi baby sitter digital. Sengaja atau tidak, kita pernah meninggalkan si kecil dengan sebuah iPad atau smartphone di sudut ruangan dan membiarkannya asik sendiri.
Saat anak kita yang masih kecil terperangkap dalam dunia gawai, orang tua merasa punya cukup waktu melakukan hal lain. Bapak bisa lanjut kerja di depan laptop. Emak bisa lanjut memasak, menyeterika, atau bersih-bersih rumah. Apakah ini salah? Bisa ya, bisa tidak.
Tindakan ini salah jika kita membiarkan anak-anak kita terpapar layar ponsel tanpa aturan. Anak di bawah dua tahun sejatinya belum diperkenankan menonton televisi, apalagi menatap layar ponsel dalam waktu lama. Anak-anak di atas dua tahun hanya punya screen time, maksimal dua jam per hari.
Screen time adalah waktu yang dihabiskan anak untuk beraktivitas di depan layar, apakah itu mengakses YouTube di ponsel, menonton televisi, atau bermain game. Jika anak kita terlalu lama menatap layar, ada beberapa konsekuensi yang harus ditanggung.
Pertama, anak biasanya sulit tidur di malam hari. Jadi, jangan heran kalo anaknya masih melek, padahal jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB.
Kedua, anak berisiko mengalami gangguan konsentrasi, gejala kecemasan, dan depresi. Ini karena anak terbiasa fokus ke satu arah, yaitu layar dan mengabaikan hal di sekelilingnya.
Ketiga, anak berisiko mengalami obesitas karena sebagian besar aktivitasnya adalah duduk.
Orang tua cerdas selalu mendampingi anak-anaknya. Meski Google telah meluncurkan YouTube Kids, faktanya masih ada tontonan-tontonan yang tidak sesuai untuk anak kita. Contohnya saja tayangan unboxing berbagai mainan oleh vlogger-vlogger cilik yang terkesan berlebihan.
Gak asik kan, kalo setiap ada mainan yang di-unboxing di YouTube, anak kita bilang, “Bu, aku mau beli itu” atau “Bu, pokoknya aku mau mainan yang persis seperti punya Ryan.”
Ryan Kaji adalah YouTuber delapan tahun asal Amerika Serikat dengan bayaran tertinggi di dunia pada 2019. Subscribers-nya paling banyak anak-anak di bawah 10 tahun.
Saya pernah mengalami kejadian tak enak. Maetami, puteri saya yang tak lama lagi akan berusia empat tahun ngotot minta dibelikan boneka-boneka seperti punya Ryan. Dia bahkan minta dipertemukan dengan Ryan, juga adik kembarnya, Emma dan Kate. Aduh biyung!
Screen Time Pakai TV Android Coocaa
Jangan terus membiarkan anak menonton YouTube di ponsel. Akan lebih seru jika kita mendampingi mereka menonton YouTube di televisi. Bukankah menonton bersama termasuk aktivitas menyenangkan untuk anak?
Nah, masalahnya adalah TV seperti apa yang memudahkan kita mengakses YouTube di layar yang lebih besar tanpa harus berlangganan internet on fiber atau layanan televisi interaktif? Solusinya adalah TV android.
Coocaa adalah brand TV android ternama produksi Skyworth Group, salah satu produsen televisi terbesar asal Cina.
Sebagian dari kita belum familiar dengan Coocaa. Namun, buat yang suka main Play Station (PS) pastinya kenal dengan televisi tahan banting ini.
Televisi tahan banting?
Iya. Televisi di rental-rental PS umumnya kan menyala sepanjang hari. Kebayang gak kalo pengusaha rental PS pakai TV murah, tapi murahan. Dijamin gak lama mereka bangkrut lantaran gonta ganti TV terus.
Tapi kan TV Coocaa harganya emang murah?
Murah, tapi gak murahan.
Kok bisa murah sih?
Ya kita semua tahu Cina saat ini raksasa teknologi dunia. Struktur industri elektronik di Negeri Tirai Bambu itu sangat kuat, sehingga wajar perusahaan-perusahaannya bisa menawarkan produk-produk televisi berkualitas dengan harga murah.
Skyworth Group eksis di Indonesia sejak 2011 melalui PT Skyworth Indonesia. Beberapa tahun lalu Skyworth mengakuisisi PT Toshiba Consumer Products Indonesia (TCPI) yang pabriknya berlokasi di Cikarang, Bekasi.
Jadi, kalo ada yang membeli TV Toshiba, itu sudah pasti diproduksi Skyworth alias satu pabrikan sama TV Coocaa. Oke, sekarang gak ragu lagi mau beli Coocaa kan?
Coocaa mulanya memproduksi Smart TV dan Light Emitting Diode (LED) TV. Coocaa Smart TV ini bukan televisi biasa loh. Namanya aja TV pintar, sudah jelas televisi ini bisa terhubung dengan perangkat android pintar lainnya, khususnya YouTube dan Google Assistant. Nah, ini dia nih yang emak cari.
Coocaa benar-benar TV pintar untuk generasi pintar. Biasanya nih, kalo di televisi biasa, kita harus mengetik deretan huruf di layar pakai remote jika ingin menonton video tertentu di YouTube. Nah, Coocaa TV udah gak zaman lagi tuh pakai cara manual. Pakai Google Assistant dong.
Voice recognition TV android Coocaa sangat bagus. Kita tinggal pencet tombol Google Assistant di remote, ngomong video yang hendak kita tonton, kemudian simsalabim, videonya langsung keluar.
Coocaa TV pas banget deh buat anak-anak kita di rumah. Kita bisa mengontrol semua tontonan anak, membatasi waktunya, sembari mengedukasi mereka.
Mencari video di TV android Coocaa sangat mudah dibanding kita memakai TV non-android. Memang sih, TV non-android tetap ada aplikasi YouTube-nya, namun voice recognition-nya gak praktis dan masih harus ketik-ketik huruf. Cuma Coocaa TV android paling kekinian dengan segudang kelebihan.
Televisi pintar yang sudah menggunakan android 8.0 ini tersedia dalam berbagai macam ukuran, di antaranya 32 inch, 40 inch, dan 50 inch.
Coocaa LED TV adalah televisi yang bisa ditonton dari berbagai macam sudut secara jelas dan jernih. Desainnya ramping, warna tajam, dilengkapi dengan port HDMI dan port USB yang sangat memanjakan pengguna. Ukurannya mulai dari 24 inch, 32 inch, dan 40 inch.
Dari tadi ngomongin kelebihannya aja. Kekurangannya ada gak?
Ya pasti ada lah. Sempurna itu cuma milik Tuhan, pemirsa!
Coocaa TV memiliki beberapa kekurangan, namun bisa diabaikan karena kelebihannya lebih buanyakkkkkk.
Pertama, speaker-nya kurang maksimal karena televisi ini cukup tipis. Meski demikian, ini bisa diakali dengan menambah home theatre di rumah. Lagian, mau pasang volume TV berapa sih? Ntar kalo terlalu berisik, bisa-bisa kita dimarahi tetangga loh.
Kedua, Coocaa TV tidak dilengkapi ambient sensor, sehingga pengaturan sensor cahayanya masih manual. Jadi, jika kita sedang menonton TV ini dalam kondisi terang, trus tiba-tiba lampu ruangan kita matikan, mata kita bisa silau karena sensor cahayanya tidak otomatis. Jadi, kita harus kembali ke menu HOME untuk mengurangi brightness-nya.
Ketiga, Coocaa TV sebagian besar bahannya plastik, tapi tetap metal look. Justru kerennya tuh di situ. Desain televisinya tetap terasa mewah. Pokoknya menang banyak deh. Dengan harga miring, hematnya di atas 50 persen, kita bisa mendapatkan TV yang kualitasnya mirip sama produk TV populer asal Negeri K-Pop itu loh.
Kayaknya tiga hal itu aja deh kekurangan Coocaa TV yang perlu kita ketahui. Sisanya mah aman sentosa. Oya, jangan lupa lindungi televisi kita dengan menggunakan stabilizer ya. Jika mendadak mati lampu, televisi kita gak akan langsung rusak.
TV Promo Coocaa
Pastinya sudah pada tahu dong kalo Coocaa TV adalah platinum partner SEA Games 2019 di Filipina beberapa waktu lalu. Bersamaan dengan momen tersebut, Coocaa juga meluncurkan beberapa varian produk televisi terbaru, berupa TB Series, Android TV Series, Smart TV Series, dan Karaoke & Digital TV Series. Sepanjang SEA Games 2019 berlangsung, Coocaa mencatat angka penjualan fantastis.
Sukses mendukung SEA Games 2019, Coocaa selanjutnya menjadi mitra resmi TV ASEAN Para Games 2020. Oleh sebabnya Coocaa banyak mengadakan program-program menarik, salah satunya TV promo gila-gilaan bekerja sama dengan Lazada melalui brand bazaar bertemakan From Coocaa with Love, 11-14 Februari 2020.
Momennya pas banget nih, jelang Hari Valentine alias Hari Kasih Sayang. Sebagai bentuk kasih sayang Coocaa, kita bisa membawa pulang android TV 50 inch seharga Rp 4,4 juta dari harga normal Rp 9 juta, serta android TV 40 inch seharga Rp 4 juta.
Intip juga TV promo untuk LED TV dan Smart TV Coocaa dengan harga sangat ramah dan sayang untuk dilewatkan. Tunggu apa lagi? Kuy lah bapak ibu yang sayang anak, langsung beli karena waktunya semakin mepet. Happy Shopping ya.
Leave a Comment