Selain belajar berjalan dan terus meningkatkan keterampilan berbicara, anak berusia satu tahun senang menghabiskan waktu bermain. Interaksi ibu dengan anak dalam rentang usia 1-2 tahun sangat penting demi kemajuan tumbuh kembangnya.
Psikolog anak dan remaja dari Universitas California, Robert Myers mengatakan anak-anak berusia 1-2 tahun mulai melakukan banyak hal sendiri. Mereka sedikit demi sedikit belajar mengenal sebab dan akibat, dan secara aktif terlibat dengan lingkungan sekitar.
Oleh sebab itu peran orang tua, khususnya ibu sangat diperlukan. Ibu perlu merangsang anak berinteraksi, mengajarkan anak banyak hal, mengekspose anak dengan berbagai tantangan juga pengalaman sesuai kemampuan.
Nah, semua tujuan tersebut bisa diramu menjadi berbagai ide permainan edukatif.
PERMAINAN ANAK YANG MENDIDIK
Permainan anak yang mendidik tak melulu membelikan anak segudang mainan, bukan pula mengajak anak setiap hari atau setiap minggu ke play ground berbayar. Ibu cerdik pasti tahu bagaimana cara menyajikan permainan edukatif untuk putera-puterinya, terutama yang berusia 1-2 tahun.
Nah, kebetulan nih anak kembar saya ada dalam rentang usia tersebut. Rashif sedang aktif-aktifnya belajar berjalan, sementara Rangin semakin cerewet melafalkan berbagai suara vokal.
Apa saja sih contoh permainan anak yang mendidik yang saya sajikan untuk mereka? Tak perlu mengeluarkan dompet, sebab semua bahan permainan itu sudah ada di rumah kita.
1. Drummer Kecil
Bahan yang dibutuhkan semua ada di dapur, mulai dari sendok, panci, piring, wajan. Saya tinggal menemukan nada-nada yang menyenangkan untuk anak, misalnya nada piring plastik saat dipukul digabung dengan piring aluminium.
Bayi satu tahun senang memainkan irama yang meriah alias ribut. Mungkin kita orang dewasa yang mendengarkannya akan mencap berisik, namun nuansa berbeda dirasakan si kecil.
Kita bisa saja membelikan drum anak-anak. Namun, bayi satu tahun belum bisa membedakan mainan murah dan mainan mahal. Semua dipukul rata. Siap-siap saja mainan yang kita beli mahal dibanting setiap menit setiap jam setiap hari, dan ujung-ujungnya mainan tersebut rusak. Kita jadinya buang-buang uang saja.
Bukankah lebih baik menggunakan barang-barang yang ada di rumah? Lewat permainan sederhana ini, anak belajar koordinasi, keterampilan mendengarkan, dan mengeksplorasi kemampuan bermusik.
2. Bermain di atas pasir dan rumput
Bayi mana yang tidak suka bermain kotor-kotoran? Saya sekeluarga kebetulan tinggal di Bali, sehingga kami senang bermain ke pantai.
Si kembar pada mulanya takut saat menginjak pasir dan rumput. Namun, dengan terus menstimulasi, mereka akhirnya terbiasa.
Saya juga senang membiarkan si kembar bermain di atas rumput. Biasanya mereka akan meraba rumput dengan kedua tangannya. Kadang mereka terkejut, mungkin ada rasa geli atau sensasi tangan seperti ditusuk-tusuk halus oleh ujung rerumputan.
Kegiatan ini merangsang motorik halus si kecil. Anak belajar membedakan tekstur pasir kering dengan pasir basah, rumput tebal dengan rumput tipis, sehingga merangsang kemampuan sensorinya.
3. Mengejar bola
Saya sering mengajak si kembar bermain mengejar bola saat keduanya masih aktif merangkak, sekitar 8 bulan hingga menjelang satu tahun. Permainan ini merangsang motorik si kecil. Mereka semakin aktif bergerak, sehingga otot-otot kaki dan tangannya semakin kuat.
Gunakan bola berukuran kecil atau bola berukuran besar yang tidak terlalu berat saat digenggam atau dipeluk bayi.
4. Bermain cilukba
Cilukba menjadi interaksi menyenangkan bagi bayi. Permainan ini mengajarkan si kecil bahwa sebuah obyek bisa hilang dan muncul dalam beberapa saat.
Permainan cilukba melatih keterampilan motorik kasar anak. Mereka terbiasa melacak visual, dan yang terpenting selera humornya semakin menggelitik.
5. Becermin
Bayi satu tahun sangat tertarik dengan wajah. Si kecil menyukai wajah ayahnya, wajah ibunya, wajah kakaknya, wajah pengasuhnya, dan mereka menikmati wajah sendiri.
Sesekali cobalah menggendong bayi kita di depan cermin atau membiarkan si kecil becermin sendiri. Lihat reaksi mereka saat menatap bayangannya di kaca.
Anak kembar saya senang becermin. Mereka berusaha menjangkau wajahnya sendiri, bahkan menciumi pantulan wajahnya di depan kaca. Becermin mengajarkan bayi keterampilan melacak visual. Mereka belajar melihat wajah sendiri, juga mengenal refleksi wajah.
6. Bermain boneka
Siapa bilang anak laki-laki tidak boleh bermain boneka? Kedua putera kembar saya justru sangat gemar bermain boneka. Permainan boneka bisa meningkatkan keterampilan sosial di periode awal tumbuh kembang anak.
Anak juga belajar empati dan kasih sayang dengan memiliki boneka kesayangan. Perlahan mereka juga belajar berimajinasi, bahkan meningkatkan kemampuan berbahasa saat sering mengobrol dengan bonekanya.
7. Bermain mobil-mobilan
Bermain mobil-mobilan mengembangkan keterampilan motorik anak. Mendorong mobil-mobilan misalnya mengajarkan anak keterampilan fisik melalui permainan.
Variasi mobil-mobilan pun mengembangkan minat anak. Kelak mereka akan membayangkan berbagai skenario berbeda saat memainkan mainannya.
Anak bisa berpura-pura menjadi petugas damkar saat memainkan mobil pemadam kebakaran. Mereka bisa berpura-pura menjadi dokter atau perawat saat memainkan mobil ambulans, atau menjadi polisi saat memainkan mobil petugas polisi.
8. Membaca buku
Bayi berusia 1-2 tahun jelas belum bisa membaca. Namun, dengan melibatkan mereka dalam aktivitas membaca buku, misalnya membaca buku bersama orang tua atau saudara membuat mereka terliterasi sejak dini.
Bayi yang mendengarkan orang tua membaca mengajarkan mereka keterampilan berkomunikasi. Ini membangun keterampilan mendengarkan, mengingat, dan meningkatkan kosa kata.
Membacakan bayi buku cerita juga memberikan anak informasi tentang dunia di sekitarnya.
9. Bermain air
Bermain air mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar di seluruh rentang usia anak. Anak-anak belajar koordinasi tangan dan mata melalui kegiatan, seperti mengaduk air, mengobok-obok air, menuang, menyemprot, menggerak-gerakkan tangan dalam air, atau sekadar mencipratkan air.
Bermain air juga membuat anak lebih rileks dan santai. Ini karena air sifatnya menyegarkan, menenangkan, dan menyenangkan.
10. Bermain berantakan
Ada kalanya saya membiarkan si kembar bermain berantakan sesuka hati. Saya sengaja mengeluarkan seluruh mainan yang ada di rumah, kemudian membiarkan keduanya bermain dengan cara sendiri.
Membiarkan anak bermain berantakan setidaknya memberi lima manfaat. Pertama, anak memupuk keingintahuan, imajinasi, dan eksplorasi.
Kedua, mendorong keterampilan komunikasi dan bahasa. Ketiga, belajar memilih dan berkonsentrasi memainkan satu atau beberapa obyek mainan. Ini memupuk keterampilan mereka di masa depan.
Keempat, mendorong perkembangan fisik. Bayi kadang suka melempar, menggenggam, menarik, mendorong, memeluk mainannya. Kelima, mendukung kemampuan bermain secara mandiri.
DURASI BERMAIN SINGKAT
Anak berusia 1-2 tahun berada di tahap median. Mereka bukan bayi lagi karena semakin tertarik mengembangkan keterampilan motorik. Mobilisasinya semakin tinggi dan mereka tidak bisa duduk diam dalam waktu lama.
Namun, anak-anak usia 1-2 tahun juga belum berada di tahap prasekolah. Mereka masih ingin bebas melakukan semua hal sendiri. Mereka belum bisa mengikuti instruksi dengan baik, apalagi membuat kerajinan tangan atau produk tertentu.
Baca Juga: Anak Pintar Tak Perlu Mainan Mahal
Satu hal yang saya tekankan ketika mengajak si kembar bermain adalah durasi permainan singkat. Ini karena anak usia 1-2 tahun belum bisa berkonsentrasi untuk waktu lama.
Anak-anak rentang usia dini ini belum bisa fokus selama beberapa jam. Jadi, saat bermain dengan mereka, saya membatasi waktu sekitar 7-10 menit saja. Setelah itu ganti permainan, atau bebaskan anak bereksplorasi.
Saya yakin ibu-ibu atau bapak-bapak yang membaca tulisan ini memiliki lebih banyak ide permainan anak yang mendidik. Silakan berbagi dan berkomentar di kolom di bawah ini. Selamat berimajinasi dan berkreasi, bunda!
Leave a Comment