Susu skim
Susu skim

Segelas  susu dan sepiring sereal adalah sarapan bergizi di pagi hari. Bunda dan keluarga mungkin memilih susu skim sebagai teman sereal karena dianggap paling aman.

Mengapa Susu Skim bukan Pilihan Sehat?

Susu skim adalah susu tanpa lemak atau bubuk susunya dibuat dengan menghilangkan sebagian besar air dan lemak di dalamnya. Banyak orang mengganti susunya dengan susu skim karena diklaim lebih sehat.

Kebiasaan ini ternyata salah, bunda. Kita justru disarankan menghindari susu skim karena beberapa alasan berikut, dilansir dari Cosmopolitan.

1. Tidak sehat

Diet rendah lemak dengan menghindari seluruh jenis lemak terbukti tidak benar. Saat kita  membatasi asupan lemak secara drastis, ada risiko kita akan ‘mengidam’ gula dan karbohidrat berlebih, sehingga berisiko memicu diabetes.

2. Lemak baik bagi tubuh

Studi 2016 yang diterbitkan Jurnal Circulation menyebutkan orang yang mengonsumsi lemak dari produk susu dan turunannya rata-rata berisiko 46 persen lebih rendah terkena diabetes. Susu utuh biasanya hanya mengandung 3,25 persen lemak, 12 persen dari konsumsi harian yang disarankan. Mungkin porsi ini terkesan banyak, namun ini bisa membuat kita kenyang lebih lama.

3. Rasanya seperti air

Lemak itu memberi rasa. Ketika kandungan lemak dihilangkan, kita tidak hanya memotong asupan karbohidrat, namun juga menyingkirkan rasa. Jika kita mengonsumsi susu tanpa lemak dengan sereal, mungkin rasanya biasa saja. Namun, jika kita meminumnya begitu saja, rasanya sama sekali tidak enak.

4. Kurang cocok untuk bahan masakan

Susu skim juga tak lezat jika dijadikan bahan masakan. Ini karena tak ada lemak yang memberi efek rasa. Ketika kita menggunakan susu skim untuk bahan makanan, biasanya kita akan menambah lebih banyak mentega atau garam yang dalam konsentrasi tinggi kurang baik untuk kesehatan.

5. Tidak lezat dipanggang

Lemak berperan mempertahankan kelembaban dalam makanan yang dipanggang. Ketika kita menggunakan susu skim untuk pancake atau makanan panggang lainnya, makanan tersebut akan cepat kering dan keras.

Share:

Leave a Comment