Bayi tertawa
Bayi tertawa

Mengapa Bayi Tertawa Mirip Primata? Penelitian Baru Ungkap Fakta Menarik Tentang Tawa Si Kecil

Fenomena bayi tertawa selalu membuat siapa pun tersenyum. Bagi orang tua, suara tawa bayi adalah musik paling indah yang menenangkan hati. Namun, di balik suara lucu tersebut, terdapat proses biologis dan psikologis yang sangat kompleks.

Para ilmuwan telah lama mempelajari bagaimana dan mengapa bayi tertawa, karena tawa merupakan salah satu bentuk komunikasi awal yang muncul pada manusia.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa cara bayi tertawa ternyata tidak sepenuhnya mirip dengan orang dewasa. Sebaliknya, pola tertawa mereka justru memiliki kemiripan dengan primata.

Temuan ini memicu rasa ingin tahu baru tentang bagaimana manusia mengembangkan kontrol vokal, interaksi sosial, dan ekspresi emosional sejak usia sangat dini.

Penelitian ini dipimpin oleh psikolog dan profesor dari Universitas Amsterdam, Belanda, Disa Sauter. Dalam paparan ilmiahnya di acara the Acoustical Society of America’s 176th Meeting di Kanada, Sauter menjelaskan bahwa bayi memiliki teknik tertawa yang berbeda, tergantung tahap perkembangan usianya.

Untuk memahami fenomena menarik ini, mari kita bahas penelitian tersebut secara detail dengan penjelasan yang diperluas, disertai konteks perkembangan, dan ditutup dengan listicle informatif.

Bagaimana Penelitian Ini Dilakukan?

Sauter bekerja sama dengan psikolog Mariska Kret, mahasiswa pascasarjana Universitas Leiden, Dianne Venneker, dan ahli fonetik dari Universitas College London, Bronwen Evans. Mereka mempelajari rekaman video tawa dari 44 bayi berusia 3–18 bulan.

Rekaman itu memperlihatkan bayi sedang bermain, digelitik, atau berinteraksi menyenangkan dengan orang dewasa.

Untuk mendapatkan hasil yang objektif, para peneliti melibatkan 102 pendengar yang merupakan mahasiswa psikologi. Tugas mereka adalah menganalisis rekaman dan mengevaluasi sejauh mana bayi tertawa ketika menarik dan menghembuskan napas.

Para pendengar ini tidak diberi tahu konteks rekaman agar mereka dapat memberikan analisis murni berdasarkan suara tawa yang terdengar. Pendekatan ini memberikan gambaran bagaimana suara bayi tertawa diproduksi secara biologis.

Tawa Bayi Mirip Tawa Primata

Hasil penelitian menunjukkan pola yang sangat menarik. Bayi usia kecil tertawa saat menarik dan menghembuskan napas

Pola ini sangat mirip dengan primata seperti simpanse dan gorila. Pada primata, suara tawa hampir selalu muncul baik saat inhalasi maupun ekshalasi, sehingga terdengar seperti serangkaian suara cepat dan pendek.

Pada bayi tertawa, pola tersebut juga muncul di rentang usia 3–6 bulan. Dalam usia ini, mereka belum memiliki kontrol penuh terhadap organ vokal, sehingga tawa muncul spontan dari permainan fisik seperti digelitik.

Memasuki usia 12–18 bulan, suara bayi tertawa mulai berubah. Mereka tertawa lebih banyak saat menghembuskan napas, mirip gaya tertawa orang dewasa. Perubahan ini menunjukkan perkembangan kontrol vokal dan kemampuan berbicara.

Teknik tertawa berkembang bertahap. Menurut Sauter, orang dewasa kadang juga tertawa saat menarik napas, tapi proporsinya tidak sebanyak bayi dan simpanse. Perubahan teknik ini terjadi bertahap, bukan tiba-tiba.

Pernyataan ini menegaskan bahwa proses perkembangan vokal manusia berjalan perlahan dan sangat dipengaruhi kemampuan motorik dan neurologis.

Mengapa Bayi Tertawa Saat Bernapas?

Salah satu penjelasan paling kuat adalah kontrol vokal. Bayi yang baru lahir belum mampu mengatur pernapasan dan pita suara dengan baik. Karena itu, tawa mereka muncul sebagai respons refleks atas rangsangan fisik.

Saat bayi digelitik, lonjakan sensasi tubuh membuat mereka mengeluarkan suara tanpa jeda pengaturan napas. Inilah mengapa bayi tertawa dengan pola yang mirip primata.

Pada orang dewasa, tertawa lebih terkendali karena otak telah mengatur ritme pernapasan dan ekspresi vokal dengan lebih baik.

Tertawa bukan hanya tanda bahagia. Ada banyak fungsi penting mengapa bayi tertawa, antara lain mengembangkan ikatan sosial. Tawa memperkuat bonding dengan orang tua dan pengasuh.

Kedua, melatih pernapasan. Tawa membantu bayi menggunakan otot-otot pernapasan dengan lebih baik.

Ketiga, meningkatkan kecerdasan sosial. Bayi belajar memahami interaksi melalui ekspresi emosi.

Keempat, melatih kontrol vokal. Tawa adalah latihan awal sebelum bayi belajar babbling, mengoceh, lalu berbicara.

Perbedaan Tawa Bayi dan Orang Dewasa

Ada beberapa perbedaan penting. Tawa bayi lebih spontan. Bayi tertawa karena sensasi fisik, terutama gelitikan. Sementara itu, tawa orang dewasa lebih sosial. Mereka tertawa akibat humor, interaksi, atau hal ironi, bukan hanya rangsangan fisik.

Kontrol napas bayi terbatas. Inilah sebab utama pola tawa bayi berbeda dari dewasa.

10 Fakta Menarik Tentang Bayi Tertawa Menurut Sains

Agar lebih mudah dipahami dan dibagikan, berikut beberapa fakta menarik dari temuan penelitian dan fakta perkembangan bayi.

  • Bayi kecil tertawa saat menarik dan menghembuskan napas, pola yang sama ditemukan pada primata.
  • Saat bayi mendekati usia 18 bulan, mereka tertawa hampir sepenuhnya saat mengembuskan napas saja.
  • Gelitikan adalah pemicu tawa paling efektif bagi bayi. Ini berbeda dengan orang dewasa yang tertawa karena humor.
  • Sebelum bisa mengoceh, bayi tertawa lebih dulu untuk merespons orang di sekitarnya.
  • Saat bayi tertawa, otot diafragma dan rongga suara ikut berlatih.
  • Melihat wajah orang tua tertawa membantu bayi belajar ekspresi sosial.
  • Penelitian menunjukkan tawa menurunkan hormon stres dan meningkatkan rasa aman.
  • Jika bayi tertawa dalam interaksi, itu tanda ia merasa aman dan percaya dengan lingkungan.
  • Ibu atau ayah yang sering menertawakan bayi menunjukkan kehangatan hubungan emosional.
  • Kontrol napas saat tertawa membantu bayi mulai mengembangkan suara-suara baru.

Tawa adalah bahasa pertama bayi, bahasa kebahagiaan, kenyamanan, komunikasi, dan pertumbuhan. Mempelajari tawa bayi adalah mempelajari bagaimana manusia berkembang sejak awal kehidupan.

Share:

Tags:

Leave a Comment