Review "ission Impossible 5: Rogue Nation"
Review "ission Impossible 5: Rogue Nation"

Mission Impossible 5: Rogue Nation (MI5:RN) akhirnya rilis juga setelah empat tahun penantian (kalo ditambah satu tahun lagi, Om Tom Cruise sudah bisa ikut pemilu. Hehehe). Agen legendaris the Impossible Missions Force (IMF), Ethan Hunt yang diperankan Cruise kembali main kucing-kucingan, kali ini dengan CIA dan sebuah organisasi kejahatan internasional yang menamakan dirinya the Syndicate.

Organisasi ini dikepalai oleh Solomon Lane, mantan agen senior Badan Intelijen Inggris, MI6 yang superciamik menyembunyikan kerahasiaan identitas mereka. 

The Syndicate awalnya hanya organisasi simulasi MI6 yang dibentuk untuk tugas-tugas khusus, namun kemudian dibubarkan pemerintah. Organisasi ini beranggotakan mantan-mantan intelijen dari seluruh dunia. Lane sebagai mantan anggota tak terima dengan pembubaran tersebut dan memutuskan terus menjalankan roda organisasi.

Agar the Syndicate menjadi organisasi kejahatan adidaya di dunia, Lane harus memusnahkan data penting tentang organisasinya yang disimpan di tempat aman oleh MI6 di bawah kendali kode rahasia yang hanya bisa dibuka oleh Perdana Menteri Inggris.

Bos Syndicate

Demi menggolkan tujuannya, the Syndicate menimbulkan kekacauan di seluruh dunia, di antaranya membunuh kanselir Australia dan menculik sang perdana menteri.

Karena hubungan intelijen Inggris dan Amerika Serikat (AS) sangat kuat, Lane memutuskan untuk menghancurkan IMF terlebih dahulu dengan menjadikan Ethan, salah satu agen andalan IMF sebagai boneka yang akan menjalankan misinya, yaitu menculik perdana menteri Inggris, mendapatkan seluruh data the Syndicate, dan mengalihkan sejumlah uang dengan angka fantastis untuk pendanaan organisasi terlarang ini.

Ethan pun akhirnya terseret dalam pusaran the Syndicate. Di sisi lain, karena IMF dinilai sering beraksi di luar perintah pimpinan tertingginya, seperti melakukan spionase terhadap Rusia tanpa izin dan mencuri data-data penting yang mereka butuhkan dari negara lain, organisasi ini di AS akhirnya dibubarkan. Direktur CIA, Alan Hunley (diperankan Alec Baldwin) mengambil alih peran IMF dan menugaskan anak buahnya untuk membawa Ethan pulang, hidup atau mati.

Ethan memutuskan tidak akan menyerahkan diri pada CIA dan tetap pergi memburu pimpinan the Syndicate nan misterius itu hingga ke Maroko. Ethan bersama rekan-rekan satu timnya yang setia, yaitu Benji (Simon Pegg), Luther (Ving Rhames), dan Brandt (Jeremy Renner) harus memutar otak untuk melakukan spionase terhadap the Syndicate dan menangkap dalangnya.

Di tengah jalan, Ethan juga berjumpa dengan seorang agen MI6 bernama Ilsa Faust (Rebecca Ferguson) yang kemudian ikut berpetualang bersama dirinya.

Film garapan sutradara Christopher McQuarrie ini minim narasi tapi padat aksi, mulai dari aksi balap mobil, balap motor, perkelahian dengan naked weapon, aksi terjun bebas Cruise dari ketinggian 120 kaki ke dalam tangki air raksasa tanpa menggunakan tabung oksigen, bergelantungan di ekor pesawat yang akan lepas landas, hingga pembunuhan terencana di sebuah gedung opera di Wina. Kualitas super Cruise benar-benar tak diragukan.

Kemampuan multitasking seorang Cruise benar-benar dibuktikan difilm ini. Berita dari beberapa media Hollywood menyebutkan bahwa Si Om tetap tak menggunakan stuntman. He does it all, amazing!

Ilsa Faust (Rebecca Ferguson)

Table of Contents

Karakter Super

MI5:RN ini memang sangat berbeda, spektakuler, dan bikin napas naik turun tanpa henti. Hal menarik dari film ini adalah pemilihan tokoh antagonis yang tak biasa. Dia adalah Sean Harris, seorang aktor Inggris yang memerankan Solomon Lane, orang nomor satu yang sangat membenci IMF.

Wajahnya putih mulus tanpa goresan. Penampilan pria berkacamata ini juga sangat rapi, tidak seperti villain difilm-film Hollywood pada umumnya. Pertama kali Lane muncul, aku sempat menilai ini orang lebih pantas jadi direktur bank atau karyawan di Wallstreet ketimbang jadi villain. Tapi, siapa sangka Lane adalah seorang pembunuh siluman. Gerakan wajahnya sangat menakutkan, bibirnya yang sangat tipis membuat bergidik ketika melihatnya berbicara, lirikan matanya yang jahat, sifat tanpa ampunnya. Brrrrr! He is clean-cut, but a nasty ‘rogue’ killer.

Sisi lain yang membuat film ini terasa begitu istimewa adalah karakter Rebecca Ferguson yang memerankan Ilsa. Sejak awal film ini ditayangkan, penonton sudah dibuat bertanya-tanya, siapakah sosok Ilsa? Apakah dia ada keterkaitan dengan seri-seri MI sebelumnya? Apakah dia murni penjahat atau seorang agen intelijen yang berkhianat? Dia ada di pihak mana, Ethan atau Lane? Beberapa kali wanita super ini menolong Ethan, namun beberapa kali pula mengkhianatinya. Semua rasa penasaran penonton akan Ilsa tetap menjadi pertanyaan hingga separuh cerita berjalan.

Ilsa menjadi satu-satunya pemeran wanita difilm ini. Tak seperti seri James Bond yang menyisipkan adegan-adegan sensual ala Bond Girls, MI5:RN sangat jauh dari hal itu. Aku menilai Ilsa adalah pemeran wanita terbaik dari keseluruhan seri MI yang pernah ada. Dia tak hanya cantik, tapi juga cerdas. Ilmu bela dirinya itu lho, bikin pria mana pun bisa jiper duluan sebelum berniat jahat. Itu bisa Anda saksikan dimenit-menit terakhir, ketika Ilsa bertarung face to face dengan Janic Vinter (Jens Hulten) yang bergelar si dokter tulang, pembunuh sadis yang mematahkan tulang-tulang lawannya.

Benji hadir seperti biasa, tak hanya sebagai mitra yang membantu mempermudah misi-misi Ethan, tapi juga sukses menjadi komedian di film ini. Karakter Luther tak terlalu dominan. Hanya saja, mendengar suaranya yang bass itu membuatku bernostalgia, saat Luther mengarahkan aku dan adikku menyelesaikan misi Ethan dalam permainan MI di Play Station jaman dulu.

Aksi duo intelijen kita

Seri MI selalu menampilkan adegan-adegan wajib sejak seri pertamanya tayang, seperti kejar-kejaran Ethan menggunakan kacamata hitam dan motor balapnya, juga adegan Ethan bergantung di ketinggian, entah itu di menara tertinggi di dunia Burj Khalifa, atau bergelantungan di pesawat. Tak ketinggalan, teknik penyamaran ala MI dengan topeng yang menyerupai kulit asli manusia. Teknik prostetic ini memang sering digunakan agen CIA dan IMF dalam menjalankan tugasnya sejak perang dingin antara AS dan Rusia.

Klimaks dari film ini sungguh cerdas. Tak seperti kebanyakan film aksi dimana villain akan mati karena tertembak, dibom dalam pesawat, atau tubuhnya hancur berkeping-keping, di MI5:RN villain justru takluk dengan otak, bukan dengan otot tokoh pemeran utama. Lane mengakhiri nasibnya dengan tertangkap dalam kurungan kubah kaca yang disiapkan IMF, cara sama seperti yang digunakannya untuk menangkap Ethan diawal cerita. Sungguh di luar dugaan.

MI5:RN sukses pada pemutaran sepekan pertamanya di 3.956 bioskop di dunia (versi the Hollywood Reporter) dengan penghasilan mencapai 55,6 juta dolar AS. Film ini menjadi film tersukses ketiga saat sepekan pemutaran perdananya dalam puluhan tahun karier Cruise, setelah War of the Worlds (64,9 juta dolar AS) dan Mission Impossible II (57,8 juta dolar AS).

Overall, aku memberikan nilai 8,5 untuk film ini. IMDB bahkan sudah memberikan empat bintang, meski MI5:RN baru sepekan tayang. Cruise is getting older, but he is still leading the show.

Share:

Leave a Comment