Famgath Telkomsel di Taman Safari Bali


“Sayang, besok ikut mas ya?” pinta mas padaku, Jumat, 5 Juni lalu.

“Mau kemana sayang?” tanyaku balik.

“Ada family gathering Telkomsel di Taman Safari Bali. Belum pernah ke sana kan?” ujar mas.

“Wow, boleh boleh,” jawabku tanpa keraguan.

Sabtu paginya sekitar jam 5 aku mulai siapkan sarapan. Mas bilang semua karyawan Telkomsel Regional Bali ngumpul di lokasi jam 9 pagi. Karena perjalanan cukup jauh, sekitar 1 jam, maka jam 6 pagi kami sudah sarapan. 

Dari Dalung, kami melewati Jalan Bypass Ida Bagus Mantra KM 19,8 menuju Gianyar. Nah, Taman Safari Bali tepat berada di pinggir jalan raya tersebut, sehingga mudah ditemukan. Jam 7.40 berangkat dari rumah, kami sudah sampai di Gianyar pada waktu yang telah ditentukan. Kulihat sudah banyak teman-teman mas datang. Semua bersama istri dan anak-anaknya. Mas juga sempat mengenalkanku pada GM-nya, Pak Danny.

Ini kedua kalinya aku ikut acara kantor mas sebagai Mrs Bogara. Sebelumnya acara serupa namun dalam lingkup lebih kecil digelar di Kebun Raya Ekakarya, Bedugul. Kukira hari itu acara kami akan terstruktur, eh ternyata panitia membebaskan peserta sesampainya di dalam.

Seluruh peserta diminta berkumpul bersama usai menonton atraksi gajah di Kampung Gajah untuk makan siang dan mendengarkan sambutan dari para GM dan EVP. Yah, singkat cerita inilah weekend-ku bersama mas di Taman Safari Bali.

Begitu masuk ke lobi barong, kami langsung menuju halte bus safari, menunggu kedatangan bus dan pemandu yang akan membawa kami berkeliling kebun binatang yang juga adik dari Taman Safari Bogor itu. Seorang pemandu bernama Yeni memperkenalkan dirinya dan mulai mengajak kami bertualang.

Pemandangan yang kulihat tak ubahnya seperti di Cisarua. Kiri kanan kami hewan dibebasliarkan. Beberapa kali kami melewati jembatan getar. Pemandangan ini sudah familiar bagiku, namun tampaknya cukup mengejutkan untuk mas. Beberapa kali kulihat mas mengambil gambar hewan-hewan unik yang dilihatnya.

Setidaknya ada 80 spesies dan 400 ekor satwa di sini. Mereka berasal dari tiga region, yaitu Indonesia, India, dan Afrika. Hewan-hewan khas Indonesia yang bisa kita lihat, seperti jalak bali yang merupakan maskot Bali, tapir, burung hantu, gajah sumatra, harimau sumatra, hingga beruang madu. Hewan-hewan dari luarnya adalah beruang himalaya,black buck, kuda nil, zebra grevy, burung onta, hingga singa afrika.

Usai tur, kami langsung ke Panggung Hanoman yang terletak di Taman Hanoman. Begitu memasuki gerbangnya, di sebelah kanan kami terlebih dahulu bertemu dengan beberapa jenis burung kakatua. Satu di antaranya berasal dari Brasil. Aku mengenalinya lewat film animasi Rio yang pernah kutonton sebelumnya.

Aku teringat lagi perjalanan bersama teman-teman Kelompok Pemerhati Burung ‘Perenjak’ di kampus dulu saat kami bersama pengamatan burung di taman burung Ragunan atau TMII. Mas pun sempat mengabadikan gambarku.

Aku dan mas mengambil duduk di sisi kanan panggung. Ternyata, Mba Yeni, pemandu yang membawa kami tur safari kembali menjadi pemandu di pentas ini. Dia mengajak kami menyaksikan pertunjukan satwa dan juga pengetahuan umum tentang satwa langka.

Betapa kagumnya aku dan mas menyaksikan kucing, anjing, binturong, marmut, orang utan, elang jawa, hingga rangkong seperti patuh pada perintah pawangnya. Aih, lucunyaaaa. Seekor orang utan tiba-tiba masuk membuka spanduk yang bertuliskan pertunjukan akan dimulai 10 menit lagi.

Selesai terkagum-kagum di Panggung Hanoman, aku dan mas menuju ke Kampung Gajah. Di sini terdapat museum gajah, kandang gajah, atraksi menunggang gajah, suvenir, dan warung gajah.

Di sini kami menyaksikan sebuah pertunjukan yang menceritakan gajah dan habitatnya yang kian kritis. Mungkin karena sewaktu kuliah aku sudah sering disajikan pertunjukan serupa, jadi tak terlalu fokus menontonnya. Kulihat mas saja yang serius menatap ke depan. Sesekali dia menyenggol tubuhku dengan lengan kirinya jika mendapatiku sibuk melihat ponsel. Bibir mas pun sedikit manyun, lucu, dan melihatnya aku langsung menyimpan kembali ponselku. Well, today is his day, so i should spend our time privately. Hehehe.

Selesai urusan di Kampung Gajah dan acara sambutan kantor mas, kami pun keluar dari area itu. Iseng-iseng langkah kami terhenti di sebuah gerbang bertuliskan Safari Poo Paper. Dalam pikiran kami, “Serius nih? Kertas dari kotoran hewan, terutama gajah? Wow!” Mas pun langsung menarik lenganku untuk masuk ke dalamnya. “Dasar mas,” kataku.

Benar adanya, kertas-kertas itu terbuat dari kotoran gajah. Kotoran gajah berupa serat dicuci kemudian dijemur hingga kering dan bewarna coklat. Serat kering itu kemudian dicampurkan dengan kertas-kertas bekas. Perbandingannya kira-kira tiga kilogram kotoran gajah dengan satu kilogram kertas bekas.

Campuran itu kemudian diblender, kemudian direbus hingga menjadi bubur kertas. Tahap terakhir adalah pencetakan di atas screen dengan berbagai ukuran. Ide ini termasuk segar dan baru kali ini kutemukan setelah sekian kali datang ke kebun binatang di Indonesia, mulai dari Bukit Tinggi, Ragunan, Yogyakarta, hingga Surabaya. Jika kotoran gajah saja bisa jadi kertas, maka ide ini bisa menyelamatkan lingkungan, setidaknya untuk mengurangi penebangan pohon untuk memproduksi kertas.

Usai belajar membuat kertas dari kotoran gajah, aku dan mas bermaksud pulang karena mas kebetulan piket. Tak sengaja kami melewati petting zoo. Ini adalah taman khusus untuk memicu interaksi antara anak dan hewan. Anak-anak pasti senang menyaksikan hewan lucu bertelinga panjang seperti kelinci dan marmut. Anak-anak bisa memberi makan mereka dengan terlebih dahulu membeli pakannya di gerobak yang sudah disediakan pengelola.

Kami juga sempat nyasar ke jembatan dan gerbang Suku Aztec. Narsis dikit lah, namanya juga suami istri. Wkwkwk. Main di akuarium ikan dan kembali berfoto. Main ke wahana anak dan kembali berfoto. Tiada hari tanpa berfoto.

Sebetulnya banyak lagi atraksi wisata yang belum kami singgahi, namun karena keterbatasan waktu kami pastikan dilain hari akan berkunjung lagi ke sini. What a beautiful day!


One response to “Famgath Telkomsel di Taman Safari Bali”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: