Ketika G-Dragon bilang, “Aku akan kembali dan takkan pernah meninggalkan kalian,” siapa sangka kita harus menunggu hampir delapan tahun untuk mendengar suaranya lagi? Tapi akhirnya, penantian itu berakhir. Dan kali ini, sang legenda kembali dengan sebuah album masterpiece: Übermensch.
Sejak merilis Kwon Ji Yong (2017), GD seolah menghilang dari radar. VIP (fans BIGBANG) dibiarkan dalam ketidakpastian, hanya bisa bertahan dengan harapan bahwa suatu hari sang raja akan kembali.
Dunia K-Pop terus bergerak, generasi baru idol bermunculan, rekor demi rekor terpecahkan. Akan tetapi, di balik kebisingan sekaligus keheningan itu, GD tidak benar-benar pergi. Ia hanya menunggu. Menunggu saat yang tepat untuk kembali dan mengklaim tahtanya.
Lalu, BOOM! Tanpa teaser, tanpa pengumuman besar, tiba-tiba “Power” muncul di tengah malam 31 Oktober 2024. Semua meledak bertubi-tubi setelah itu.
Sejak saat itu, GD seperti membayar ‘hutang’ waktu. Satu lagu baru, HOME SWEET HOME yang berkolaborasi dengan Daesung dan Taeyang, pengumuman album, world tour, bahkan variety show Good Day! Namun, kali ini, aku tak ingin membahas semua itu. Aku mau fokus bicara soal mahakaryanya: Übermensch.
Übermensch bukan album biasa
Bagi GD, Übermensch bukan sekadar kumpulan lagu. Ini adalah perwujudan dirinya yang lebih kuat, lebih matang, dan lebih tangguh. Sebuah pernyataan bahwa ia telah berkembang, bangkit, dan siap menunjukkan versi terbaiknya kepada dunia.
Setiap track di album ini terasa seperti puzzle yang membentuk satu cerita besar tentang siapa G-Dragon hari ini. Mari kita bedah satu per satu.
- Home Sweet Home
Sebagai pembuka album, lagu ini seperti surat cinta untuk VIP dan BIGBANG. Liriknya penuh nostalgia, membawa kita kembali ke masa kejayaan grup ini. Nuansa melodinya lembut tapi penuh makna, seolah GD ingin berkata, “Aku pulang.”
Dan… apakah ini juga pesan tersembunyi untuk seseorang yang kini bermain di Squid Game S2? T.O.P. Aku rasa IYA, seiring dengan sejumlah kode yang diberikan GD dalam berbagai penampilannya pasca-comeback.
- Power
Lagu ini adalah GD dalam mode full swagger. Beat yang agresif, flow yang cepat, dan lirik yang penuh percaya diri. Seperti speedrun dua menit yang menampilkan semua ciri khas GD: penuh gaya, penuh energi.
Seperti kata GD, ini bukan sekadar lagu, ini adalah level up dalam hidupnya.
- Too Bad ft. Anderson .Paak
Yang satu ini? Funky, groovy, dan bikin goyang! Dengan MV penuh warna, cameo Karina aespa, dan GD yang gonta-ganti outfit absurd, lagu ini benar-benar pure entertainment.
Tapi jujur? Aku berharap GD bisa lebih gila lagi di sini.
- Drama
Kalau harus pilih satu masterpiece dari album ini, Drama mungkin salah satu juaranya.
Berbeda dari yang lain, ini adalah lagu penuh luka. Piano yang menyayat, vokal serak GD, dan lirik yang menusuk. Drama seolah membawa kita masuk ke pikirannya, antara pasrah, marah, atau… hanya ingin menerima semuanya?
MV-nya? Minimalis tapi penuh makna. GD sebagai boneka wind-up ballerina, melambangkan dirinya yang selalu harus ‘menari’ mengikuti tekanan industri.
Dan saat ia menyanyi, “I gave it all that I could but/How dare you be so cold and heartless?”
Kalian tahu siapa pencipta lagu “Drama”? Dia adalah Diane Warren. Kalian tahu siapa dia? Buat yang belum tahu, aku kasih beberapa clue lagu-lagu BOOM dia di era 90-an.
“I Don’t Want to Miss a Thing” – Aerosmith (1998)
Lagu ini menjadi salah satu hits terbesar Aerosmith dan muncul sebagai soundtrack film Armageddon. Dengan lirik yang penuh emosi, lagu ini menjadi ikon di dunia musik rock.
“Because You Loved Me” – Celine Dion (1996)
Lagu ini adalah salah satu balada terindah yang diciptakan oleh Diane Warren. Ditulis untuk soundtrack film Up Close & Personal, lagu ini meraih sukses besar dan menjadi salah satu lagu paling dikenang dari Celine Dion.
“How Do I Live” – LeAnn Rimes (1997)
Lagu ini menjadi sangat populer setelah rilisnya film Con Air, dan meraih kesuksesan besar di berbagai tangga lagu. Diane Warren menulis lagu ini dengan lirik yang menggambarkan perasaan cinta yang mendalam.
“Un-Break My Heart” – Toni Braxton (1996)
Salah satu balada R&B paling ikonik sepanjang masa. Kayaknya lagu wajib karaoke Gen X nih. Lagu ini mendalam dan penuh dengan rasa sakit karena kehilangan, dan merupakan salah satu hits terbesar Toni Braxton.
“There You’ll Be” – Faith Hill (2001)
Lagu ini adalah soundtrack dari film Pearl Harbor dan menjadi lagu tema yang menyentuh, menggambarkan perasaan cinta dan pengorbanan. Rasanya seperti ditusuk langsung ke hati.
Kamu belum pernah nonton filmnya? Wah, harus “dipertanyakan” nih.

- IBelongIIU
Setelah Drama, lagu-lagu album Übermensch langsung berubah energi. IBelongIIU masuk dengan techno beat yang menghipnotis. Sebuah pernyataan cinta yang langsung mengangkat suasana.
Seolah GD ingin bilang, “Sudah cukup galaunya, ayo kita bersenang-senang!”
- Take Me
Masih ingat vibe album Coup D’etat? Nah, lagu ini terasa seperti throwback ke era itu. Dengan sentuhan gitar Nile Rodgers dan campur tangan Boys Noize, lagu ini mengingatkan pada I Love It di album Coup D’etat.
GD tetap punya sentuhan klasiknya di sini. King banget!
- Bonamana
Ini salah satu lagu yang paling bikin penasaran sebelum album rilis. Saat GD nge-post teaser Übermensch, musik latarnya adalah melodi gitar dari lagu ini.
Dan ternyata? Lagunya dark, obsesif, dan penuh ketegangan. Seperti pertanyaan GD ke dunia: “Can you handle this?”
- Gyro Drop
Sebagai track terakhir, Gyro-Drop adalah penutupan yang sempurna.
GD kembali ke akar hip-hop-nya. Flirtatious, playful, penuh punchline. Bisa dibayangkan betapa liar lagu ini ketika dibawakan live di world tour nanti.
GD comeback nggak main-main
Secara keseluruhan, Übermensch adalah GD dalam bentuk terbaiknya. Penuh emosi, nostalgia BIGBANG, lirik tajam, dan eksplorasi musik yang segar.
Butuh 8 tahun? Yes. Tapi worth it? Absolutely.
Sekarang pertanyaannya tinggal satu: Siap teriak, “IT’S YOUR BOY, GD!” di konser G-Dragon di Jakarta nanti?
Leave a Comment