El nino sudah “bertamu” ke Indonesia. Itu artinya, cuaca bakal lebih panas dan berpotensi memicu karhutla alias kebakaran hutan dan lahan. Sudah terbukti kan? Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam berbagai pemberitaan membenarkan bahwa setidaknya 100 ribu warga Jakarta kena infeksi saluran pernapasan (ISPA) setiap bulan.
Sepanjang Januari-Juni 2023, total sudah ada 638 ribu kasus penduduk ibu kota terjangkit ISPA. Berita yang sempat viral beberapa waktu lalu adalah anak penyanyi Raisa di Jakarta sudah masuk rumah sakit gara-gara ISPA.
Jakarta sudah tak layak huni. Udaranya tak pernah sehat lagi. Kondisi ini diperburuk dengan el nino.
El nino ini sebetulnya pola iklim alami, bukan sekarang saja datangnya. Hanya saja, kedatangannya memperburuk efek perubahan iklim yang disebabkan pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia, pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer, plus kebakaran hutan dan lahan yang kini kian menggila di Indonesia.
Suhu bumi delapan tahun terakhir konon katanya yang terpanas pernah tercatat meskipun la nina sempat terjadi pada 2020 yang membantu menekan suhu global. Kelihatannya la nina sendiri tidak sanggup ya. Begitulah kuatnya pemanasan global yang disebabkan oleh manusia.
Buat kamu yang masih bingung apa itu el nino dan apa itu la nina, aku coba jelasin singkat. El nino itu kemarau kering, sedangkan la nina kemarau basah. Kalau kemarau basah, cuaca kering tetapi masih ada hujan. Beda dengan el nino, sudahlah kering, tidak hujan-hujan pula.
Pemerintah sudah take action karhutla kok! tapi…
Tahun 2023 adalah tahun terakhir Bapak Joko Widodo sebagai presiden. Selama dua periode memimpin, beliau cukup berani melahirkan kebijakan populis yang berdampak instan kepada masyarakat.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 yang menjawab permasalahan lambatnya pemerataan akses dan distribusi aset sumber daya hutan.
Program ini tujuannya menyelesaikan konflik kepemilikan hutan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan.
Ada pula Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2014 jo PP Nomor 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut.
Secara jelas, peraturan ini menetapkan batas pemanfaatan gambut dengan tingi muka air tidak boleh lebih dari 40 cm dari permukaan tanah.
Pemerhati lingkungan cukup mengapresiasi regulasi ini karena itu berarti PP ini bisa mencegah gambut mengering dan rawan terbakar.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) LHK Nomor 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut. Segala bentuk aktivitas ekstraksi atau pengerukan gambut di atas area tersebut dilarang keras.
Berdasarkan analisis Pantau Gambut, Presiden Jokowi mulai berubah haluan ketika iklim investasi lebih krusial untuk diselamatkan pada 2019. Waktu itu, KLHK kemudian menerbitkan Permen LHK Nomor 10 Tahun 2019 tentang Penentuan, Penetapan dan Pengelolaan Puncak Kubah Gambut Berbasis Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG).
Kubah gambut yang sebelumnya dilarang untuk dieksploitasi diatur ulang untuk memfasilitasi aktivitas industri perkebunan dan kehutanan.
Anehnya, PP Nomor 57 Tahun 2016 masih berlaku ketika Permen LHK Nomor 10 Tahun 2019 ini disahkan. Lucu ya?
Aturan pembudidayaan gambut jadi berstandar ganda. PP Nomor 57 2016 Pasal 9 Ayat 4 mengatur bahwa gambut dengan kedalaman lebih dari tiga meter atau lebih sudah seharusnya dijadikan fungsi lindung.
Sebaliknya, Pasal 7 Permen LHK No. 10 Tahun 2019 menyebutkan bahwa puncak kubah gambut yang telah dimanfaatkan dapat terus difungsikan jika dalam area tersebut memiliki kubah gambut paling tidak 30 persen dari seluruh luasan KHG.
Artinya, pengusaha boleh menggunakan gambut dalam dengan CATATAN. Padahal, pengeringan kubah gambut untuk perkebunan jelas-jelas memengaruhi suplai air pada wilayah gambut sekitarnya. Hamparan gambut sekitar kubah gambut akan kekurangan daya dukung air, kering, dan RENTAN TERBAKAR.
Inilah yang terjadi sekarang ini.
Koordinator Nasional Pantau Gambut, Iola Abas mengatakan sepanjang Januari-Mei 2023, Pantau Gambut mendeteksi 5.030 titik panas di berbagai wilayah Indonesia.
Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis menjadi dua kabupaten dan kota yang paling banyak menjadi sebaran kebakaran hutan dan lahan sepanjang Januari-Mei 2023.
Pantau Gambut adalah platform daring yang menyediakan semua informasi terkait perkembangan program dan komitmen restorasi ekosistem gambut di Indonesia.
“Baru lima bulan, sudah marak terjadi kebakaran hutan dan lahan di 29 lokasi dalam KHG,” kata Kak Ola, panggilan akrab beliau ketika berdiskusi rutin dengan Eco Blogger Squad by Blogger Perempuan, Jumat (11/8).
Anehnya, sebanyak 10 lokasi dari 29 lokasi tersebut mengalami kebakaran hutan dan lahan SERENTAK sepanjang Mei 2023.
Kita tahu bahwa el nino pada dasarnya bukan penyebab kebakaran hutan, melainkan memperparah upaya pemadaman ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan terutama di lahan gambut.
Ahli kebakaran hutan dan lahan dari IPB University, Profesor Bambang Hero pernah mengatakan bahwa 99,9 persen karhutla di Indonesia disebabkan oleh manusia, mau itu disengaja atau akibat kelalaian manusia.
Episode karhutla di Indonesia berlanjut, seperti sinetron ya?
Ancaman karhutla pada KHG di Indonesia tahun ini menjadi problem serius. Pasalnya, Pantau Gambut menemukan 2,5 juta hektare (ha) dari total 3,8 juta ha lahan gambut dalam KHG di Indonesia berada pada kerentanan kelas tinggi.
Artinya, kerusakan lahan gambut secara ekstrem diikuti pelepasan emisi dan zat-zat kimia ke atmosfer akan membahayakan seluruh tatanan ekologi dan sosial di planet ini.
Berikut adalah beberapa fakta mengkhawatirkan karhutla di Indonesia.
KHG Sungai Ifuleki Bian – Sungai Dalik, Papua Selatan.
Ini adalah KHG dengan proporsi kerentanan karhutla terbesar. Sebanyak 97 persen area KHG di sana berada pada kerentanan kelas tinggi.
KHG Sungai Kahayan – Sungai Sebangau di Kalimantan Tengah
Ini merupakan KHG dengan kerentanan kelas tinggi terjadinya karhutla 2023. Luasnya sekitar 190 ribu ha.
Ini juga KHG yang dibebani konsesi izin hak guna usaha (HGU) dengan kerentanan karhutla kelas tinggi terluas pada 2023.
KHG Sungai Rokan – Sungai Siak Kecil di Riau
Sebagai KHG terluas di Indonesia, kerentanannya kelas sedang sebesar 53 persen atau sekitar 438 ribu ha.
Area KHG ini juga memiliki kerentanan kelas tinggi seluas 78 ribu ha atau sembilan persen dari total luasan KHG di sana.
PT Sangkowong Sinta di Kalimantan Tengah dan PT Bumi Sriwijaya Sentosa di Sumatra Selatan
Ini adalah dua perusahaan dengan luas kerentanan kelas tinggi karhutla di Indonesia tahun ini.
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
Ini adalah dua provinsi penanggung jawab KHG yang dibebani konsesi HGU dengan kerentanan kelas tinggi terluas pada KHG yang dibebani konsesi.
Ada banyak lagi fakta lain yang dipaparkan Kak Iola dari Pantau Gambut. Setelah memasuki musim kemarau dan fase el nino, kerentanan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia makin meningkat.
“Karhutla tahun 2023 lebih masif lagi dari tahun sebelumnya bila tindakan pencegahan tak dilakukan,” sebut Kak Iola.
BTW, Hari Ulang Tahun RI ke-78 tahun ini tampaknya kita masih belum merdeka dari karhutla ya, teman-teman. Meski demikian, jangan pernah menyerah untuk berusaha apa pun yang kamu bisa.
Hal sederhana yang bisa kamu lakukan adalah ikutan #TeamUpForImpact Challenge #UntukmuBumiku dengan masuk ke website berikut dan ikut tantangan setiap hari.
Ya, ada 32 tantangan untuk ikut serta menyelamatkan bumi. Tantangan ini sudah diikuti lebih dari 1.346 orang lebih.
Setiap orang yang mengikuti tantangan ini akan memperoleh poin. Kalau kamu berhasil mencapai 1.400 poin, kamu berhak memiliki sebuah pohon yang akan ditanamkan langsung di hutan berbagai lokasi di Indonesia.
So, enggak harus tinggal sekitar hutan supaya kamu bisa berkontribusi. Jangan lupa ikutan challenge-nya ya.
Leave a Comment