Siapa di sini yang masuk tipikal pecinta drama tapi gak suka cerita yang terlalu dramatis, penuh peran antagonis yang bikin kepala mendidih? Kalo kamu masuk kategori ini, pas banget deh kamu nonton drama Cina Dating in The Kitchen.
Duh, drama Mandarin ya? Episodenya pasti panjang banget, membosankan.
Eit, saya pun awalnya mikir begitu loh. Pas tahu Dating in The Kitchen hadir dalam 24 episode, saya malas duluan. Sebelum lanjut ke sinopsis cerita, saya mau kasih tahu dulu alasan saya bisa begitu betah nonton drama ini dari awal sampai akhir tanpa ada satu bagian pun yang saya skip.
1. Soundtrack-nya bagus-bagus
Awal saya suka drama ini justru karena dengerin soundtrack pembukanya. Empat dari enam lagu OST Dating in The Kitchen berbahasa Inggris dan sweet abis. Beda sama lagu-lagu soundtrack C-drama, T-drama, bahkan K-drama kebanyakan yang memakai bahasa negara masing-masing.
- Love is For You – Clare Duan
- Your Smile – Estelle Chen
- Falling in Love – Lin Tan Yu
- Crush – Shelly Fraley
- I Like You – Zhao Lu Si
- Stars, Moon & Sun – Joshua Jin
Soundtrack pembukanya Love is For You by Clare Duan. Ini nih yang menghipnotis saya pertama. Saya juga suka lagu keduanya, Your Smile. Padahal saya tuh susah menikmati lagu-lagu Asia yang berbahasa Inggris. Beda cerita dengan lagu-lagu Barat yang emang penyanyinya sehari-hari berbahasa Inggris.
Eh, tahunya saya bisa begitu suka dengan lagu-lagu berbahasa Inggris di Dating in The Kitchen. Saya serasa diajak nonton drama-drama Cina or Taiwan era 1990-2000-an yang mayoritas soundtracknya itu berbahasa inggris trus bisa bikin kita jatuh cinta cuma dari denger lagunya. Contohnya drama Meteor Garden, Silence, dan At The Dolphin Bay.
2. Gap usia pemeran utama pria dan wanita
Dari opening soundtrack saya iseng lanjut ke episode pertama. Lagi-lagi saya jatuh cinta sama pemeran utama wanita, Zhao Lu Si.
Ini cewek aktris Cina, tapi kok wajahnya ada mirip orang Korea ya? Suaranya juga lucu, manja, plus kocak. Saya seperti melihat Han Ji Eun (Song Hye Kyo) di Full House.
Oya, pas scene Zhao Lu Si pergi ke pasar pakai sepeda di episode pertama, itu soundtracknya dinyanyikan Zhao Lu Si sendiri loh. Judulnya I Like You. Wih, ternyata dia bisa nyanyi juga.
Kemudian saya lihat lagi Lin Yu Shen yang jadi pemeran utama pria. Aduh, ini aktor usianya udah 40 tahun loh. Kalo di Korea, Lin Yu Shen ini seangkatan Gong Yoo dan Go Soo. Gantengnya beda-beda, tapi yang pasti karismatik abis.
Barulah saya tahu gap usia antara pemeran utama pria dan wanita terpaut jauh. Zhao Lu Si aslinya 22 tahun, tapi di Dating in The Kitchen dibuat 21 tahun, sementara Lin Yu Shen aslinya 40 tahun, tapi di drama ini dibuat berusia 36 tahun.
Selama ini drama Korea yang saya tonton ceritanya kebanyakan cowok muda ganteng jatuh cinta sama noona alias cewek yang usianya jauh lebih tua. Sebut saja drama Baby Face Beauty, I Do I Do, I Hear Your Voice, atau Witch’s Romance.
Nah, kalo cowoknya yang tua, itu K-drama paling berkesan yang pernah saya tonton adalah Beethoven Virus (2008). Ada yang udah pernah nonton?
Pemeran utamanya Kim Myun Min yang waktu itu berumur 36 tahun beradu akting dengan Lee Ji Ah yang waktu itu masih 30 tahun. Gapnya gak terlalu jauh ya, tapi jalan ceritanya memang berkisah tentang gadis muda yang berprofesi sebagai PNS sekaligus pemain biola, jatuh cinta pada seorang konduktor yang tak lain adalah guru musiknya.
Kebanyakan orang, apalagi anak-anak muda yang doyan banget sama oppa-oppa, biasanya akan melewatkan drama di mana perbedaan usia dua pemeran utamanya sangat jauh. Biasanya sih begitu.
Gak heran kalo drama seperti ini berisiko tinggi. Gak mudah meyakinkan penonton akan kompatibilitas pasangan yang usianya terpaut jauh.
Saya mau bilang kasihan banget buat mereka yang nge-skip Dating in The Kitchen lantaran alasan ini. Kamu udah ngelewatin salah satu drama komedi romantis terbaik, terhits, ter-the-best dari Cina yang pernah tayang di 2020. Chemistry Zhao Lu Si dan Lin Yu Shen di drama ini tuh kawin bangettt.
3. Minim konflik dengan plot cerita menyenangkan
Dating in The Kitchen selalu menyisipkan humor segar di setiap episode. Drama ini menurut saya bebas merdeka dari konflik tingkat tinggi dan tidak menghadirkan tokoh antagonis yang jahatnya bikin kita sakit hati plus sakit kepala.
Plot ceritanya menyenangkan dan manis, semanis senyum Lin Yu Shen setiap kali makan masakan koki cantik yang diperankan Zhao Lu Si.
Hati saya ikut berdebar setiap kali dua tokoh utama bertemu, berdebat tentang masakan, atau perbedaan status sosial mereka. Debatnya seseru Dao Ming Tse dengan Sancai di Meteor Garden, tapi yang ini versi dewasanya.
Zao Lu Si dan Lin Yu Shen seperti mengajak penonton tertawa dan menangis bersama mereka sepanjang 24 episode penayangan. Saking bagusnya drama ini, saya berani bilang, tanpa ada subtitle Indonesia atau Inggris sekali pun, penonton tetap bisa enjoy menikmati jalan ceritanya. Seenjoy kamu nyanyiin lagu Korea or India favorit, tanpa perlu tahu arti liriknya.
4. Wisata kuliner virtual
Dari judulnya aja udah ketahuan ya, drama Cina satu ini memang mengangkat tema cinta dari sudut pandang seorang koki cantik dan ahli adiboga (gourmet). Wajar jika sedari episode pertama kita udah diajak berwisata kuliner virtual dengan sajian masakan Cina, Western, atau gabungan dari keduanya.
Drama ini penuh dengan makanan lezat. Lima episode pertama Zhao Lu Si nyaris gak pernah absen memasak. Satu episode rata-rata durasinya 43 menit, dikali lima episode yang full ngajak kita wisata kuliner, bisa dibayangkan gimana laparnya penonton menyaksikannya.
Oke deh, itu dia empat alasan utama saya akhirnya memutuskan nonton Dating in The Kitchen sampai akhir.
Sinopsis Dating in The Kitchen
Singkatnya Dating in The Kitchen bercerita tentang pertemuan tak terduga antara koki cantik berbakat dengan seorang ahli adiboga yang tak lain adalah bos baru yang akan mengakuisisi hotel tempat si koki bekerja.
Gu Shengnan (diperankan Zhao Lu Si) adalah wanita muda, cantik, dan enerjik yang bekerja sebagai koki junior di Hotel Bauhinia, Kota Suhai, Cina. Lu Jin (diperankan Lin Yu Shen) adalah seorang adiboga profesional sekaligus putra pemilik bisnis hotel raksasa asal Cina, Zhenghong Group yang berkantor pusat di Swiss.
Pertemuan keduanya sangat dramatis. Gu Shengnan bikin Lu Jin apes sampai lima kali hanya dalam hitungan hari.
Pertama, Gu Shengnan dan temannya memicu kebakaran di dapur Hotel Bauhinia, tepat pada hari kedatangan Lu Jin.
Kedua, Gu Shengnan merusak mobil Lu Jin. Dia salah mengira mobil Lu Jin sebagai mobil mantan pacar sahabatnya yang jahat. Begitu ketahuan, Gu Shengnan malah berpura-pura menjadi wanita Korea yang kesasar. Ini salah satu scene terkocak yang saya tonton.
Ketiga, Gu Shengnan dalam kondisi mabuk masuk ke kamar Lu Jin dan muntah di pakaiannya.
Keempat, Gu Shengnan tanpa sengaja menyebabkan Lu Jin tercebur ke kolam renang hotel.
Kelima, Lu Jin tanpa sengaja memakan masakan Gu Shengnan di dapur. Dia keracunan lantaran makan sup jamur yang belum matang, lalu pingsan.
Hingga kejadian keempat, Lu Jin masih belum tahu bahwa kesialan hidupnya disebabkan oleh satu wanita yang tak lain adalah koki di hotelnya sendiri.
Di sisi lain, dari sekian banyak koki di Hotel Bauhinia, Lu Jin hanya menyukai makanan yang dimasak oleh Gu Shengnan. Gu Shengnan bahkan menjadi koki khusus selama Lu Jin menginap di Suhai.
Masakan Gu Shengnan membuat Lu Jin ketagihan dan pengen banget ketemu sama Gu Shengnan. Begitu identitas Gu Shengnan ketahuan setelah kejadian kelima, Lu Jin menagih semua biaya kerusakan yang disebabkan Gu Shengnan.
Lantaran gak punya uang, Lu Jin mengikat Gu Shengnan dalam perjanjian pembayaran utang dengan memasak. Isinya menyebutkan Gu Shengnan harus melayani Lu Jin dengan cara masakin dia setiap hari. Setiap menu dan layanan yang diberikan Gu Shengnan akan dikonversi ke dalam bentuk uang untuk melunasi utangnya pada Lu Jin.
Selama proses pelunasan utang itu lah tumbuh benih-benih cinta antara keduanya. Dari mata jatuh ke perut, trus naik ke hati. Hehehe.
Lu Jin mewarisi sifat-sifat ibunya yang merupakan pebisnis wanita paling berpengaruh di Cina. Pembawaannya dingin. Masa kecilnya kurang bahagia lantaran sang ayah meninggalkan Lu Jin dan ibunya demi wanita lain.
Hal itu membuat Lu Jin tak terlalu mikirin hubungan pribadi alias pacar, sehingga dia gak kunjung menikah hingga 36 tahun. Bagi Lu Jin, pacar bisa berubah kapan saja, tapi partner kerja pasti selamanya.
Namun, jauh di lubuk hati Lu Jin dia sangat merasa kesepian. Pada hari ulang tahunnya di Suhai, Lu Jin sama sekali tak mendapat ucapan selamat dari ibunya, padahal keduanya sempat berkomunikasi via telepon. Satu-satunya yang menyampaikan ucapan selamat ulang tahun adalah pihak bank.
Gak heran begitu mengenal Gu Shengnan yang ceria, cantik, imut, penuh semangat, pintar masak pula, Lu Jin langsung jatuh hati. Padahal Lu Jin juga harus bersaing dengan Cheng Zi Qian, General Manager Hotel Bauhinia yang baru dan tak lain adalah teman masa kecil Gu Shengnan.
Sayang ibu Lu Jin tidak setuju dengan wanita pilihan putra semata wayangnya. Jangan dibayangkan ibu Lu Jin sejahat ibu Dao Ming Tse di Meteor Garden ya. Gak sama sekali.
Ibu Lu Jin ini lebih elegan dan logis. Sepanjang menentang hubungan putranya, ibu Lu Jin justru menguji pribadi Gu Shengnan hingga akhirnya sang ibu menghormati pilihan putranya.
Gimana Rasanya Mencintai Pria Lebih Tua?
Sekarang saya ingin membahas drama ini dari kacamata seorang Gu Shengnan. Dia jatuh cinta pada Lu Jin, pria yang 15 tahun lebih tua darinya. Apa pelajaran yang bisa dipetik dari drama yang dirilis September 2020 ini?
1. Keberhasilan hubungan tak terpengaruh berapa pun usia pasangan
Gu Shengnan sempat memanggil Lu Jin dengan paman. Itu membuat Lu Jin canggung dan meminta Gu Shengnan memanggilnya Kakak Jin.
Hubungan Lu Jin dan Gu Shengnan mengajarkan kita satu hal. Kita harus jujur pada diri sendiri tentang apa yang kita inginkan dari seseorang, siapapun dia dan berapapun usianya.
Penting untuk mengetahui alasan kita memilih pasangan hidup. Keberhasilan suatu hubungan bergantung pada sejauh mana pasangan berbagi nilai, keyakinan, dan tujuan hidup yang sama.
Pasangan hendaknya saling dukung, saling support, sama-sama berkomitmen, saling percaya, saling cinta, dan mau menyelesaikan masalah dalam hubungan dengan cara-cara konstruktif. Nah, faktor-faktor ini menurut saya gak ada hubungannya dengan usia.
Kenyataannya, meski perbedaan usia bisa menimbulkan beberapa masalah bagi pasangan, selama pasangan komitmen pada hubungan mereka, usia seharusnya bukan penghalang.
2. Pria lebih tua punya waktu lebih fleksibel untuk pasangan
Pasangan lebih tua waktunya lebih fleksibel untuk pasangan. Artinya dia bisa punya lebih banyak atau lebih sedikit waktu untuk pasangan.
Lu Jin adalah pengusaha kaya dengan mobilisasi tinggi. Tak jarang dia bolak-balik Swiss-Cina demi mengurusi pekerjaan, sekaligus memberi perhatian pada Gu Shengnan.
Lu Jin bekerja sampai larut malam, yang artinya jarang bisa makan malam bersama Gu Shengnan. Waktu berkualitas bersama pasangan pun terbatas, bahkan kadang tidak jadi prioritas.
Hal ini membuat romantisme seorang Lu Jin berbeda di mata Gu Shengnan. Lu Jin menyempatkan diri menelepon di tengah jam kerja saja sudah romantis menurut Gu Shengnan. Lu Jin memutuskan tinggal di apartemen sederhana, tepat di sebelah apartemen Gu Shengnan saja itu sudah pengorbanan besar seorang Lu Jin.
Pernah juga Lu Jin meluangkan waktu untuk membantu Gu Shengnan melayani tamu-tamu di restoran kakeknya. Lu Jin yang seorang direktur perusahaan mau melap meja kotor, menghidangkan makanan untuk tamu, bahkan berdiri layaknya seorang pelayan restoran, itu sudah membuktikan kesungguhan Lu Jin di mata Gu Shengnan.
3. Pria lebih tua lebih matang secara emosional
Pria lebih tua mungkin gak bakal mau berganti peran bolak-balik jadi pria lebih muda saat bersama pasangan. Tipikal mereka jauh lebih nyaman menjadi diri sendiri, juga mengatakan langsung apa yang dirasakan dan dipikirkan.
Ini membuat Gu Shengnan dalam drama ini paling sering bersikap kurang dewasa. Lu Jin lebih berpengalaman dalam menangani konflik hubungan, lebih luwes berkomunikasi, lebih ahli melunakkan hati pasangan.
Pasangan yang cerdas secara emosional tahu bagaimana menangani konflik, bukannya memperbesar konflik. Salah satu yang bikin saya kagum sama Lu Jin adalah pembawaannya tenang, juga prinsip hidupnya yang tak pernah mencampuradukkan perasaan ke dalam pekerjaan.
Lu Jin menegaskan pada ibunya. Dia akan membantu ibunya mendapatkan Ming Ting Group, asalkan hubungan pribadinya dengan Gu Shengnan tidak dicampuri.
Ming Ting adalah grup perusahaan milik ayah Lu Jin, Lu Ming Ting. Setelah menikah lagi, ayah Lu Jin memiliki seorang putra. Adik tiri Lu Jin itu bernama Lu Zhen yang mulai episode ke-21 menjadi konflik terakhir yang harus dihadapi Lu Jin.
Empat episode terakhir menceritakan bagaimana Lu Zhen memanfaatkan Gu Shengnan untuk merebut kembali Ming Ting Group. Ini adalah pesan terakhir mendiang ayahnya sebelum meninggal.
Lu Zhen merasa Lu Jin sudah masuk ke perangkapnya, tapi fakta berkata lain. Justru Lu Jin memenangkan permainan.
Lu Jin bukan cuma pasangan hidup terbaik untuk Gu Shengnan. Dia juga kakak tiri terbaik untuk Lu Zhen. Di akhir cerita Lu Jin bahkan meminta maaf pada Lu Zhen sebab belum menjalankan perannya dengan baik sebagai seorang kakak.
4. Pria lebih tua adalah komunikator terbaik
Pria lebih tua adalah komunikator terbaik. Kematangan emosional membuat mereka lebih serius menjalin hubungan dan tak ingin salah pilih, tak ingin salah langkah.
Mungkin pihak wanita lebih senang pria yang mengirim pesan chat setiap saat, tapi pria lebih tua lebih suka menghubungi pasangan saat jam makan siang, langsung via telepon, bukan chat apalagi SMS.
Lihat saja cara Lu Jin mengungkapkan cinta pada Gu Shengnan, anti-mainstream. Gak pakai makan malam romantis, gak pakai ngajak jalan-jalan. Dia spontan aja bilang di lorong hotel saat ketahuan mengikuti Gu Shengnan pergi bersama Cheng Zi Qian seharian penuh.
Background Gu Shengnan yang dibesarkan oleh kakek, tanpa figur seorang ayah bisa menjadi salah satu faktor dirinya mencintai Lu Jin yang usianya lebih tua. Gu Shengnan merasa diayomi banget oleh Lu Jin.
Memelajari bahasa cinta satu sama lain adalah cara terbaik untuk melanggengkan hubungan dengan pria lebih tua.
5. Pria lebih tua lebih matang secara finansial
Ya, bisa dilihat lah ya bagaimana sultan-nya seorang Lu Jin. Pernah saat Lu Jin harus kerja ke luar kota, dia memberikan black card-nya pada Gu Shengnan. Kartu kredit eksklusif itu bisa digunakan Gu Shengnan untuk berbelanja apa saja yang dia mau.
Pria lebih tua biasanya memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan. Ini gak bisa digeneralisasi juga sih sebenarnya, tapi ya kebanyakan emang begitu faktanya.
Namun, itu bukan jaminan hidup bahagia loh. Jangan pernah memilih pasangan karena alasan uang. Jangan jadi cewek matre.
Kembali ke poin numero uno kita dalam memilih pasangan. Kalo emang kriteria pasangan yang kita inginkan sebagian besar memang ada pada pria yang usianya lebih tua, ya silakan lanjutkan hubungan.
Oke, sekian review Dating in The Kitchen dari saya. Buat yang udah nonton, boleh dong berbagi cerita, episode favorit kamu yang mana? Saya tunggu di kolom komentar ya. Terima kasih.
Leave a Comment