Tantangan terberat bagi perusahaan rintisan (startup) yang ingin besar dan berjejaring luas adalah sinergi dan kolaborasi. Supaya ini berhasil, mereka harus inklusif.
Artinya, startup mau membuka diri pada semua pihak yang ingin terlibat dalam kegiatan mereka. Ini juga berarti startup harus percaya bahwa sinergi dan kolaborasi adalah bagian fundamental membangun ekosistem komunitas untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Startup perlu melihat dengan kacamata win win solution ketimbang melihat dengan kacamata kompetisi atau kepentingan sepihak. Startup yang mampu bersinergi dan berkolabarasi penuh akan mengarahkan komunitas masyarakat lebih banyak lagi menciptakan sinergi dan kolaborasi di masa depan.
Pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika melaksanakan Program Dayamaya.
Program Dayamaya mengajak para pelaku startup e-commerce, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi untuk menghasilkan solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah terluar, tertinggal, terdepan (3T).
18 Inisiatif Program Dayamaya
Program Dayamaya memberi bantuan fasilitas, berupa sumber daya manusia (SDM), eksekusi survei pasar, infrastruktur teknologi, sosialisasi dan pemasaran. Tujuh sektor yang menjadi fokus pengembangan adalah kesehatan, pendidikan, agribisnis, logistik, pariwisata, fintech, dan e-commerce.
Visi Program Dayamaya mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital di Indonesia, khususnya di daerah 3T dengan semangat gotong royong bersama para stakeholders strategis bagi kesejahteraan masyarakat.
Setelah melalui seleksi ketat, lahirlah 18 inisiatif batch-1. Mereka adalah sekelompok startup dan komunitas yang siap berkontribusi untuk masyarakat, yaitu akupintar, andil.id, atourin, bantuternak, berkahbarang.id, BINAR ACADEMY, cakap, DYCODEX, i-tallenta, jahitin, Kalikesia, Ladang, lindungihutan, NGALUP Coworking Space, PIJAR, SahabatGO, SmartSolution, dan Tapakita.
Kali ini saya akan membahas tiga startup dan komunitas yang lulus seleksi final Program Dayamaya, yaitu Atourin, Cakap, dan Jahitin.
1.Atourin
Atourin adalah perusahaan teknologi sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan, baik secara online maupun offline untuk industri pariwisata Indonesia. Pada 2019 Atourin berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui Program Dayamaya.
Reza Permadi selaku Tim Operasional Atourin mengatakan pada 2019 terdapat 10 pemandu wisata di Natuna yang sudah memiliki lisensi. Mereka lebih berani melakukan self branding dan memanfaatkan media sosial untuk promosi. Harapannya ke depan semakin banyak lagi pemandu wisata berlisensi di Natuna.
Salah satu program Atourin di masa pandemi ini adalah melakukan pelatihan daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Tim Atourin mengajarkan mereka bagaimana cara membuat tur virtual.
Virtual tour ini merupakan platform baru yang bisa dimanfaatkan jangka panjang, bukan cuma di masa pandemi saja.
2. Cakap
Cakap adalah platform online pembelajaran bahasa asing yang mendukung pengembangan wisata dengan cara meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, utamanya bahasa inggris. Sejak 2019 Cakap menyelenggarakan digital assesment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Cakap menggunakan standardisasi The Common European Framework of Reference for Languages (CEFR). Program ini melibatkan 250 peserta setingkat pelajar SMA. Kegiatannya dilakukan secara daring melalui ruan belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi guru bahasa inggris (ESL Teacher).
Tommy Yunus selaku CEO Cakap mengatakan kemampuan berbahasa inggris sangat penting dalam usaha mengembangkan daerah wisata. Bahasa inggris salah satu faktor yang memengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan.
Sepanjang pandemi ini Cakap menggelar program pelatihan daring bagi penggiat dan pelaku pariwisata. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar, yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Bangka Belitung. Peserta terbanyak berasal dari Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan.
Peserta nantinya mendapat akses kelas webinar, materi pembelajaran dalam bentuk e-book, akses video pembelajaran, serta kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa inggris selama program.
Cakap memberi pendampingan melalui guru profesional dan fasilitator lokal. Peserta pelatihan mendapat sertifikat penyelesaian di akhir program.
3. Jahitin
Jahitin memberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Mereka menggelar workshop pengolahan limbah kain tenun menjadi produk bernilai jual tinggi, seperti cushion pillow.
Jahitin juga membantu para penjahit supaya lebih mudah mengakses pasar. Dampaknya saat ini penjahit di Sumba sudah mendapat akses langsung ke Dinas Perdagangan.
Indonesia sangat beragam, sehingga pemerintah tidak bisa bekerja sendiri membangun daerah 3T. Peran para startup dan komunitas sangat diperlukan lewat sinergi mempercepat pembangunan di daerah 3T.
Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat, Ari Soegeng Wahyuniarti mengatakan kerja sama dengan stakeholders strategis akan membawa perubahan di daerah 3T, utamanya perbaikan dari sisi ekonomi digital.
Hal ini selaras dengan kampanye Berdaya Bersama yang diusung BAKTI Kominfo.
Program Dayamaya mengajarkan kita bahwa startup tidak mungkin selamanya berjalan sendiri. Akan tiba waktunya startup membutuhkan pihak lain untuk bekerja sama demi kepentingan lebih besar, yaitu untuk masyarakat dan bangsa.
Leave a Comment