Investasi dana saat pandemi
Investasi dana saat pandemi

Seorang teman menulis status di media sosialnya, “Jangan mundur di saat pandemi, tapi teruslah bergerak dan maju karena di balik keyakinan dan kerja kerasmu Allah sedang menyiapkan panen besar-besaran.”

Kebetulan teman saya tersebut pelaku industri skala rumah tangga. Usahanya sedikit lesu karena sebagian klien menunda atau membatalkan pesanan, sementara dia harus terus berproduksi untuk membayar gaji karyawan. Namun, dia tak patah semangat, justru berinovasi dengan mendiversifikasi usaha yang lebih adaptif dan tetap menghasilkan cuan meski sedang krisis.

Saya yakin banyak pelaku usaha kecil mikro (UKM) bernasib sama seperti teman saya. Semua orang kini resah memikirkan dompet masing-masing. Semua berusaha mengurangi sifat konsumtif, dan lebih hati-hati kalo mau menempatkan dana.

Sebagian bingung memilih instrumen pendanaan yang tepat dengan imbal hasil bagus atau ya jatuhnya gak rugi-rugi amat. Sebagian lain memilih gak mau mikir berat dan berisiko, sehingga menganggap punya uang tunai itu lebih baik ketimbang menempatkan dana di deposito bank, saham, asuransi, bahkan hal paling konvensional sekali pun, seperti beli emas.

Apapun pilihannya gak sepenuhnya salah sih. Kondisi kayak gini wajar banyak yang mikir cash is king. Namun, kalo kita punya opsi mengembangkan dana yang outputnya gak sekadar bagi hasil menguntungkan, tapi bisa memberi manfaat ekonomi untuk masyarakat dan negara kita, kenapa gak? Ya kan?

Bagaimana dengan saya?

Saya ibu rumah tangga yang setiap bulannya diamanahi suami uang bulanan. Selain itu saya juga blogger dan content writer yang dapat penghasilan sampingan dari job menulis.

Saya dan suami punya prinsip sama soal mengelola keuangan. Seberapapun penghasilan kita berdua, harus tetap ada pos untuk tabungan mau jumlahnya sekecil apapun.

Suami membebaskan saya untuk memilih instrumen investasi yang saya anggap baik. Mungkin suami saya tahu kalo dulu istrinya pernah jadi wartawan ekonomi pasar modal, jadi sedikit banyaknya udah ngerti lah soal beginian.

Sayangnya meski punya pengetahuan cukup luas soal pasar modal, faktanya secara praktik saya ini orangnya masih konvensional banget. Sejauh ini saya cuma punya simpanan emas dan menempatkan dana dalam bentuk deposito dan reksa dana.

Kenalan dengan Akseleran

Suatu hari waktu masih tinggal di Bali saya ketemu lagi sama kawan lama sesama jurnalis yang udah sukses banget setelah bergabung dengan Peer to Peer (P2P) Lending platform bernama Akseleran. Kebetulan saya udah gak liputan pasar modal lagi waktu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pertama kali meresmikan aturan FinTech Lending di Indonesia.

Mumpung kawan saya tersebut sukses, saya tanya banyak hal soal Akseleran sama dia. Ternyata oh ternyata, kemana aja gw selama ini? Saya membatin.

Saya sebelumnya jujur lebih banyak mikir jelek soal P2P Lending ini. Sejak OJK melegalkan Fintech, justru di Indonesia semakin menjamur pelaku-pelaku Fintech ilegal yang merugikan masyarakat.

Apalagi pas pandemi kayak gini, mereka sengaja memanfaatkan pelemahan ekonomi masyarakat yang membutuhkan uang dengan memberikan pinjaman untuk kebutuhan pokok dan pendanaan konsumtif. Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi OJK setiap bulannya bisa menemukan ratusan Fintech ilegal.

Saya tanya ke teman saya, apa Akseleran begitu juga?

Ternyata Akseleran itu beda banget. Ini tuh P2P Lending platform yang menghubungkan UKM yang membutuhkan pinjaman untuk mengembangkan usaha dengan sekumpulan pemberi pinjaman yang punya dana lebih dan bisa mendanai pinjaman tersebut. Jadi, sudah lah pasti pinjamannya produktif.

Kita bisa bergabung menjadi kumpulan pemberi pinjaman tadi, walau pun pada dasarnya kita bisa memilih mau jadi peminjam (borrower) atau pihak yang meminjamkan (lender).

Kalo kita adalah pelaku UKM yang butuh dana, ya kita tinggal pilih jadi borrower. Kalo kita orang yang punya sedikit uang untuk memodali mereka, maka kita pilih menjadi lender.

Akseleran sudah berizin dan diawasi oleh OJK, dibuktikan dengan Surat Keputusan KEP-122/D.05/2019 per 13 Desember 2019. Meski suratnya baru keluar 2019, Akseleran sebetulnya sudah eksis selama tiga tahun terakhir. P2P Lending satu ini mengantongi sertifikasi full scope ISO27001, sehingga perlindungan konsumen menjadi perhatian utama.

Memberi Manfaat Ekonomi Saat Pandemi

Akseleran telah berhasil menyalurkan total pinjaman usaha hingga Rp 255 miliar kepada lebih dari 200 UKM selama kuartal ketiga, Juli-September 2020. Jumlah ini didukung lebih dari 130 ribu pemberi pinjaman ritel yang tersebar dari Aceh sampai Papua.

CEO dan Co-Founder Akseleran, Ivan Tambunan mengatakan pertumbuhan di kuartal III 2020 ini ditopang realisasi penyaluran pinjaman usaha yang selalu meningkat dari bulan ke bulan, rata-rata Rp 85 miliar.

Akseleran bahkan bisa menyalurkan pinjaman usaha hingga Rp 105 miliar pada September 2020 yang menjadi rekor tertinggi selama tiga tahun berdiri.

Kalo dikumulatifkan, Akseleran sejauh ini telah menyalurkan pinjaman usaha sebesar lebih dari Rp 1,5 triliun kepada ribuan UKM di Indonesia. Lokasi UKM-nya pun tersebar merata, gak lagi terpusat di Pulau Jawa, seperti di Kalimantan Timur, Maluku, Riau, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

Saya takjub dong tahu informasi tersebut dari teman saya. Penyaluran pinjaman usaha tertinggi justru terjadi di saat pandemi kayak gini.

Itu artinya kita, masyarakat Indonesia kalo kompak bisa bahu membahu menghidupkan roda perekonomian UKM yang sampai hari ini masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Akseleran bisa jadi solusi mengembangkan dana saat pandemi. Secara bersamaan kita juga berkontribusi nyata untuk ekonomi bangsa.

Singapura boleh aja resesi. Indonesia pun boleh aja disebut-sebut berada di ambang resesi, tapi ya cukup di ambang saja, jangan sampai ikut resesi beneran. Amin.

Praktik Langsung Jadi Lender Akseleran

Saya coba praktik langsung bikin akun di Akseleran. Singkat cerita registrasi online selesai, saya buru-buru gunakan saldo awal saya Rp 100 ribu untuk memberi pinjaman usaha pada salah satu UKM yang ikut kampanye tengah berlangsung.

Saya pilih menyalurkan dana saya untuk pinjaman beragunan usaha pengadaan material konstruksi dengan kebutuhan dana mencapai Rp 2 miliar, tenor tiga bulan, dan bunga efektifnya 15 persen.

Selang satu hari sejak awal saya memberikan pinjaman kepada UKM tersebut, dana yang telah terkumpul mencapai 90,02 persen dari 558 lenders. Saya senang banget karena gak lama lagi perusahaan tersebut bisa mendapatkan pinjaman dan bisnisnya bisa semakin berkembang.

Penghimpunan dananya lumayan cepat juga ternyata. Alhamdulillah. Padahal kampanyenya masih berlangsung 27 hari lagi, tapi dananya sudah nyaris 100 persen terkumpul.

Apa pertimbangan saya menempatkan dana yang saya punya sebagai pinjaman modal kerja untuk perusahaan tersebut?

1. Credit Scoring

Saya lihat dulu credit scoring-nya. Jadi, saya gak semata-mata lihat bunga efektifnya yang 15 persen itu loh.

Saya mendapati credit scoring UKM pilihan saya ternyata B+ yang berarti bagus. Insya Allah kegiatan pinjam meminjam sampai si perusahaan wajib mengembalikan pinjaman sesuai tanggal jatuh tempo akan berlangsung aman.

2. Proteksi Asuransi

Saya lihat perusahaan atau UKM-nya ada proteksi asuransi atau tidak? Oh, ternyata ada.

Kalo ada proteksi asuransi, kelak sekiranya terjadi gagal bayar, maka saya yang hanya investor kecil-kecilan dan remah rengginang ini bisa tetap mendapatkan kembali uang pokok yang saya pinjamkan ke perusahaan tadi hingga 85 persen.

Loh, kok gak 100 persen uang kita kembali? Ingat gaes, yang namanya investasi, apapun bentuknya pasti ada risikonya.

Sejatinya gak ada instrumen pendanaan yang 100 persen benar-benar aman, tetap ada risikonya. Kecuali kita nabung amal buat di surga. Itu udah jelas mutlak, gak bakal ada ceritanya amalan baik gak dihitung pahala sama Allah SWT. Ya kan?

3. Agunan

Terakhir, akan lebih baik lagi jika si peminjam alias UKM yang membutuhkan dana tersebut menyertakan agunan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan apabila terjadi gagal bayar.

Nah, kalo pertimbangan ketiga ini terserah ya, kita tetap jadikan syarat utama atau tidak. Kalo saya pribadi sih ketika dua syarat pertama, yaitu credit scoring bagus dan proteksi asuransi terpenuhi, saya sudah berkenan menyalurkan pinjaman dana pada yang bersangkutan.

Banyak banget lini usaha UKM yang menunggu bantuan pinjaman dana dari kita. Gak semua dari mereka bisa mengakses perbankan di tengah pandemi begini, soalnya bank juga memperketat penyaluran dana.

Setelah bonus saldo awal digunakan, saya pun top up saldo lagi untuk memberi pinjaman modal kerja bagi UKM lain.

Seluruh UKM yang menjadi peminjam di Akseleran ini, entah itu bidang usaha supply chain, logistik, konstruksi, usaha kreatif, dan sebagainya menunggu uluran tangan kita. Yakinlah, bersama kita bisa.

Pendanaan di Akseleran itu bisa dimulai dari Rp 100 ribu. Sehari dua hari gak ngopi kekinian gapapa lah ya, toh lagi PSBB begini. Alihkan uangnya untuk membantu UKM kita. Apalagi kita juga dapat imbal hasil yang bagus dengan bunga efektif hingga 21 persen.

Mau Daftar di Akseleran, Gimana Caranya?

Unduh aplikasi Akseleran di Google Play Store atau Apple App Store, bisa juga langsung ke websitenya www.akseleran.co.id

Pilih DAFTAR dan isikan semua data yang diminta. Siapkan KTP, NPWP, dan foto diri bersama KTP sebagai syarat mendaftar akun baru.

Siapapun yang lagi baca tulisan ini, bisa dapat bonus saldo Rp 100 ribu untuk pendanaan awal. Caranya gampang, gunakan saja kode referral saya, yaitu AKSLMUTIA376286

Setelah terdaftar, kamu akan mendapatkan kode referral baru seperti contoh punya saya di atas. Dapatkan manfaat tambahan, yaitu jika selama enam bulan ke depan si pengguna kode referral kita melakukan top up saldo dengan uang pribadinya dan uang itu dipinjamkan melalui platform Akseleran, maka kita berhak mendapatkan 0,5 persen dari total dana yang dipinjamkan tersebut tanpa mengurangi saldo si pengguna referral. Otomatis saldo tersebut masuk ke akun Akseleran kita dan bisa kita lakukan pemberian pinjaman kembali ke UKM yang sedang menggalang dana.

Gampang banget kan caranya? Makanya, buruan daftar.

Mungkin bakal ada lagi pertanyaan, gimana caranya memberi pinjaman dana di Akseleran? Percaya deh, kamu tuh udah pintar, gak butuh tutorial. Pokoknya unduh aplikasi atau buka website-nya, trus daftar aja dulu. OK.

BTW, kesadaran untuk menabung, punya asuransi, berinvestasi, dan sebagainya itu memang harus tumbuh dari dalam diri kita sendiri dulu. Jadi, gak ada tuh istilahnya kita pilih instrumen pendanaan ini atau instrumen pendanaan itu karena terpaksa atau karena dipaksa.

Tulisan ini jatuhnya percuma saja kalo sekedar dibaca terus dilupain begitu aja. Paling enak tuh kita langsung praktek.

Mumpung Oktober ini masih dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020 yang dilaksanakan OJK secara serentak seluruh Indonesia, yuk kita mulai memperluas diversifikasi pendanaan kita ke P2P Lending Akseleran. Ingat, kreditnya yang produktif ya, jangan konsumtif. Selamat mencoba!

Share:

14 responses to “Akseleran Solusi Mengembangkan Dana Saat Pandemi”

  1. hendrasuhendra176 Avatar

    Wah saya pernah nih ikutan Akseleran. Cuma 500ribu sih, durasi 3 bulan. Setiap bulannya mereka kirim report atas investasi yang kita lakukan. Nanti bulan ke-3, alias terakhir, dana akan dikembalikan ke rekening yang kita daftarkan. Cuma saat ini saya belum invest lagi nih,

  2. Susie Ncuss Avatar

    Investasi di p2p lending sekarang banyak dilirik oleh orang-orang ya.
    Nggak cuma menguntungkan investor tapi juga pelaku UKM. Semoga akseleran makin banyak membantu para pelaku UKM. aamiin.

  3. Meyke Chayadi Avatar

    dimasa pandemi seperti ini aku baru saja membuka usaha, usaha seperti judi kita tidak tahu akan sukses atau tidak, namun memberanikan diri soalnya di masa pandemi ini aku jadi sadar bahwa pekerjaan bisa saja kita di PHK kapan saja jadi harus ada usaha sendiri

  4. Dian Restu Agustina (@dianrestoe) Avatar

    P2P Lending Akseleran…Sebuah opsi mengembangkan dana yang outputnya tidak sekadar bagi hasil menguntungkan, tapi bisa memberi manfaat ekonomi untuk masyarakat dan negara kita. Sebuah pilihan yang tidak hanya akan menguntungkan kita dari sisi keuangan tapi juga membantu sesama yang perlu bantuan modal usaha. Wah, menarik!

  5. nurhilmiyah Avatar

    BIK ya, Bulan Inklusi Keuangan, bs jadi momen kita untuk memotivasi diri untuk punya kesadaran menabung, berinvestasi dan lain-lain untuk keuangan yang lebih baik. Cuss deh unduh aplikasi Akseleran di Play Store. Tfs ya Muthe…^^

  6. S E N J A Avatar
    S E N J A

    Kayanya seru ikutan daftar Akseleran. Bener banget mba! Tulisan ini percuma kalo cuma dibaca trus dilupain. Ntar coba ngobrol sama suami dulu..

  7. Anang Avatar

    Keren juga nih P2P Akseleran, bisa jadi jembatan langsung antara investor dan UMKM. Semoga UMKM di Indonesia semakin maju dengan adanya program ini.

  8. Triyatni Avatar

    Baru tahu kalau bulan Oktober adalah Bulan Inklusi Keuangan. Kemana aja aku ya 😂

  9. Sapti nurul hidayati Avatar

    Saya juga pernah ikut investasi. Pelaporannya rapi. Kalau masa investasi berakhir ga perlu ribet gimana-gimana, uang investasi kita langsung masuk ke rek kita..simpel..

  10. Merida merry Avatar

    Tergoda dengan artikel teman-teman, aku install aplikasinya, nih. Pengen banget nyoba berinvestasi di akseleran ini.

  11. wahyuindahr Avatar

    praktek ya mbak. hmmm, aku lom berani invest sih. tapi kayaknya akseleran bagus setelah aku baca artikel ini sampai tuntas. ntar aku coba deh ya.

  12. Sitatur Rohmah Avatar

    Jadi ini dalam rangka bantu pelaku UMKM gitu ya mbak? Salut lah sama Akseleran. Jadi bisa support teman2 yang bener2 butuh modal, ya

  13. naniknara Avatar

    Banyak juga ya dana yang sudah dikucurkan oleh akseleran untuk UMKM, mencapai milyaran. Pasti banyak banget nih lendernya.
    Saya penasaran pengen install aplikasinya, apalagi bisa “coba-coba” hanya dengan 100 ribu aja

  14. yuni1504 Avatar

    Wow, kayaknya boleh dicoba sih ini. Punya uang minimalis kan bisa jadi investasi juga. Hehehe…
    Akseleran ya namanya.

Leave a Comment