Makanan sehat yang layak konsumsi selalu disiapkan dengan benar. Inilah pentingnya ibu-ibu melakukan food preparation di rumah. Food preparation bukan cuma perkara teknik menyimpan bahan makanan ke dalam kotak-kotak atau kontainer terpisah.
Food preparation perlu juga memerhatikan empat prinsip dasar keamanan pangan, yaitu bersihkan (clean), pisahkan (separate), masak (cook), dan dinginkan (chill). Pernah mendengar keempat prinsip ini gak buk ibuk? Kalau belum, sekarang waktunya kita belajar bareng-bareng.
Keempat prinsip ini bertujuan untuk mengurangi risiko penyakit bawaan yang berasal dari makanan tidak sehat. Kita sering tak menyadari, atau abai dengan protokol penyajian dan perlakuan makanan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Makanan yang tercemar kuman, seperti bakteri, virus, atau organisme berbahaya lainnya bisa menyebabkan keracunan makanan. Makanan ini mungkin terlihat seperti makanan sehat pada umumnya, tapi kenyataannya sudah tidak layak dikonsumsi.
Gejala orang yang keracunan makanan bisa berupa diare, muntah, mual, demam, dan kram perut. Gejala ini biasanya muncul tiba-tiba.
Pada anak-anak, gejala keracunan makanan bisa disertai sakit kepala parah. Segera hubungi dokter jika anak menunjukkan gejala-gejala berikut:
- Anak mendadak demam tinggi di atas 38 derajat Celsius.
- Sakit perut anak semakin parah, setelah diawali kram.
- Anak diare, bahkan fesesnya sampai berdarah.
- Anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, jarang buang air kecil, lesu, tidak bertenaga, mata cekung, dan ubun-ubunnya terlihat kempes.
- Anak tak kunjung menunjukkan tanda-tanda penyembuhan setelah 24 jam.
Memang benar, sebagian besar orang bisa pulih dari keracunan makanan dalam waktu singkat. Namun, beberapa lainnya berpotensi menjadi semakin parah, bahkan mengancam nyawa.
Mereka yang berisiko tinggi apabila mengalami keracunan makanan, antara lain balita, anak-anak, ibu hamil, dan orang dewasa dengan kekebalan tubuh lemah, misalnya orang yang pernah menjalani operasi transplantasi, pasien kanker, pasien diabetes, dan penderita HIV/ AIDS.
Nah, supaya keluarga kita tetap makan makanan sehat dan terlindung dari risiko keracunan makanan, perhatikan empat prinsip dasar keamanan pangan berikut.
Bersihkan (Clean)
Kita bisa menunjukkan gejala sakit akibat mengonsumsi makanan tidak sehat yang terkontaminasi kuman dalam 1-3 hari setelah makan. Namun, sakit ini bisa terjadi lebih cepat, dalam 20 menit setelah makan atau lebih lambat, yaitu enam minggu kemudian. Maka dari itu, perhatikan lima hal ini.
1. Cuci tangan dengan air dan sabun
Tangan kita sangat mudah menyebarkan bakteri. Oleh sebabnya disiplin lah mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya 20 detik. Sekarang sudah mengerti kan? Mengapa ibu selalu cerewet menyuruh kita mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
Kapan saja kita harus mencuci tangan?
Pertama, sebelum memulai menyiapkan makanan. Kedua, setelah menyentuh makanan mentah, seperti daging, ayam, dan sayuran. Ketiga, setelah keluar dari toilet atau usai mengganti popok bayi. Keempat, setelah menyentuh tempat sampah. Kelima, setelah menyentuh hewan peliharaan.
Jangan lupa mengeringkan tangan dengan seksama, sebab tangan basah menyebarkan bakteri lebih mudah.
2. Bersihkan kulkas sekali seminggu
Kita perlu membersihkan kulkas atau lemari pendingin setidaknya sekali seminggu. Jujur deh, siapa yang membersihkan kulkasnya cuma sekali dua minggu atau sekali sebulan? Ada yang malasnya sama dengan saya gak? Hehehe.
Kita kadang sering lupa masih menyimpan sisa makanan di dalam kulkas. Tujuan membersihkan kulkas sekali seminggu salah satunya ya ini, membuang sisa makanan yang tak lagi dimakan, serta memeriksa tanggal kedaluwarsa.
Sisa makanan yang disimpan di kulkas harus habis dalam empat hari loh. Jika lebih, maka harus dibuang karena tidak lagi dikategorikan makanan sehat.
3. Jaga kebersihan peralatan masak dan peralatan makan
Peralatan masak di dapur, seperti pisau, talenan, piring, gelas, wajan, dan sebagainya harus dalam keadaan bersih. Jika salah satu dari peralatan makan bersentuhan langsung dengan makanan mentah, seperti daging, ikan, telur, atau sayuran, segera cuci.
Jangan menyiapkan makanan siap saji dengan talenan atau pisau yang sudah digunakan untuk menyiapkan makanan mentah, kecuali pisaunya dicuci terlebih dahulu.
Meja makan dan kompor juga harus bersih loh. Apalagi bagian tombol on/ off kompor tuh. Pasti banyak sekali kuman parkir di sana melalui perantara tangan kita.
4. Cuci bersih bahan makanan
Sebelum dipotong dan dimasak, cuci bersih sayuran, buah, ikan, dan daging. Buah-buahan harus dicuci sampai bersih supaya aman dimakan, meski dalam kondisi mentah, kulitnya dimakan atau tidak.
Jangan lupa membersihkan bagian tutup dan permukaan makanan kaleng sebelum dibuka. Makanan kaleng, contohnya sarden, kornet, dan susu kental manis.
5. Ganti alas meja, handuk, serbet, spons cuci piring secara teratur
Tujuannya menghindari bakteri yang mungkin tumbuh di atasnya. Serbet untuk lap tangan, termasuk handuk setelah kita selesai mencuci piring sebaiknya dalam posisi digantung atau simpan setelah digunakan.
Cuci handuk atau serbet dengan deterjen dan pemutih. Spons cuci piring yang sudah lengket dan berbau sebaiknya dibuang dan diganti baru.
Pisahkan (Separate)
Secara spesifik saya telah membahas lengkap tentang food preparation di postingan sebelumnya. Buat yang belum sempat membaca teknik menyimpan bahan makanan ke dalam kotak-kotak atau kontainer terpisah bisa intip penjelasannya di link berikut.
1. Pisahkan makanan saat berbelanja
Saat berbelanja ke pasar atau supermarket, kita perlu langsung memisahkan ikan, daging, sayuran, dan buah. Ikan, daging sapi, daging ayam, udang, dan bahan mentah lainnya harus berada dalam satu kantong plastik terpisah.
Jangan mencampur ikan dan daging dengan buah, sayur, apalagi sama camilan MPASI anak. Sayuran dan bumbu masak bisa ditaruh dalam kantong yang sama.
2. Pisahkan bahan mentah dengan makanan siap saji
Bahan metah, seperti daging, ikan, dan sayuran bisa jadi masih mengandung bakteri berbahaya. Bakteri ini menyebar dengan mudah saat menyentuh makanan lain, apakah itu makanan jadi yang kita beli di pasar atau supermarket, atau saat bersentuhan dengan meja makan, talenan, dan pisau.
Kita sebaiknya menggunakan dua talenan di dapur. Satu talenan untuk daging dan ikan mentah, satu talenan untuk sayuran dan bumbu masak.
Jangan sekali-kali meletakkan makanan yang sudah dimasak di atas piring atau talenan yang telah digunakan untuk makanan mentah. Daging atau ikan mentah sebaiknya disimpan di freezer yang tidak bersentuhan langsung dengan makanan lain. Jangan mencuci daging mentah sebelum dimasak.
3. Periksa label makanan
Kita perlu memeriksa label makanan untuk memastikan semua digunakan sesuai tanggal kedaluwarsa. Jadi, kita tak akan menggunakan lagi makanan, khususnya bumbu masak yang telah melewati expired date.
Telur biasanya maksimal harus dikonsumsi 28 hari setelah tanggal produksi yang tertera pada kemasa. Jika kita memasak telur melebihi tanggalnya, kualitas telur akan memburuk. Apalagi telur ayam rentan terpapar bakteri Salmonella yang memicu keracunan makanan.
Telur ayam yang sudah melewati 1-2 hari tanggal kedaluwarsa memang masih bisa dikonsumsi. Namun, pastikan kita memasaknya untuk hidangan matang, bukan setengah matang. Bentuknya bisa berupa telur rebus, telur dadar, atau campuran kue.
Masak (Cook)
Salah satu cara paling efektif mencegah penyakit adalah memasak hidangan mentah, khususnya daging, ikan, dan makanan laut pada suhu aman, yaitu 145 derajat Fahrenheit atau sekitar 62 derajat Celsius.
Khusus daging sapi, kambing, dan daging merah lainnya sebaiknya dimasak pada suhu 160 derajat Fahrenheit atau sekitar 71 derajat Celsius.
Nikmati makanan yang telah dimasak minimal tiga menit setelah dihidangkan. Makanan yang sudah dimasak dan dibiarkan pada suhu kamar lebih dari empat jam harus dipanaskan sebelum dimakan kembali. Inilah mengapa ada tombol re-heat di microwave.
Dinginkan (Chill)
Simpan makanan mentah, seperti daging sapi, ayam, ikan, udang, dan makanan laut lainnya di dalam kulkas dengan suhu di bawah 5 derajat celsius. Jika hendak memanaskan makanan, sebaiknya suhunya berkisar 60-70 derajat celsius.
Bagaimana kita bisa mengukur suhunya? Biasanya sih menggunakan termometer khusus untuk memasak. Jika tidak biasa pakai termometer masak seperti saya, ya dikira-kira saja.
Jangan pernah mencairkan makanan pada suhu ruang. Kebiasaan ibu-ibu seperti saya nih, daging beku dikeluarkan dari freezer langsung ditaruh di meja dapur. Ini sebetulnya kurang bagus.
Daging beku sebaiknya dikeluarkan dari freezer dan ditaruh di kulkas bawah pada malam hari, baru dimasak pagi harinya. Kita juga bisa mencairkan daging beku dengan cara merendamnya dengan air dingin, atau menggunakan microwave.
Perhatian nih, makanan yang dicairkan dalam rendaman air dingin atau dalam microwave harus segera dimasak.
Saya tahu aturan-aturan yang saya tulis ini belum lengkap 100 persen. Masih banyak poin-poin lain perlu diperhatikan. Namun, setidaknya jika kita mengikutinya, kita akan terhindar dari risiko keracunan makanan.
Oya, tips yang tak kalah penting dari saya. Ketika kita merasakan ada yang aneh pada rasa makanan kita, atau kalau kita ragu apakah makanan ini masih bagus atau sudah basi, sebaiknya (mohon maaf) dibuang saja. Jangan menaruh risiko untuk kesehatan kita hanya demi makanan sisa yang tidak sehat.
Leave a Comment