Seks sangat penting bagi pria, terlebih yang sudah menikah. Rasanya terlalu naif menilai pria menikahi wanita yang dicintainya karena sebatas sayang dari hati. Pasti salah satu tujuannya seks juga. Kan sudah halal. Jadi, tak perlu heran seks menjadi salah satu kebutuhan utama suami yang wajib dipenuhi istri.
Istri mungkin pernah bertanya, apa sih yang suami inginkan darinya? Suami tiba-tiba cemberut, dahinya mengerut, kemudian bilang dia seperti kurang diperhatikan. Istri langsung menangkap ucapan tersebut sebagai tanda suami merasa kurang dilayani secara seksual.
Istri jadi melow. Apakah suami gak melihat bagaimana istri melakukan semua pekerjaan rumah tangga sendiri, mulai dari mengasuh anak, membersihkan rumah, memasak makanan untuk keluarga? Apalagi kalo istri merangkap wanita pekerja. Saat suami merasa ingin berhubungan seks, istri sedang tidak siap. Saat malam harinya istri siap, suami malah tidur kelelahan.
Pria memang makhluk seksual. Namun, bukan berarti keinginan pria berumah tangga sebatas seks belaka. Suami berharap banyak dari istrinya, melampaui kebutuhan seksual. Istri yang baik akan membiasakan diri dengan keinginan dan kebutuhan suaminya sesuai kemampuan.
10 Keinginan Suami Terhadap Istri yang Jarang Diungkapkan
Pernikahan bahagia insya Allah bisa dimiliki pasangan mana pun yang dalam menjalankannya tidak egois alias mementingkan diri sendiri. Suami istri terhubung bukan hanya secara seksual, tapi juga emosional dan personal.
Sayangnya sudah sifat pria malu atau enggan mengungkap kebutuhan emosionalnya kepada istri. Sering kali suami memendam sendiri, sehingga menderita ketika hal tersebut tak terpenuhi.
Hal itu jika berlangsung lama bisa berdampak buruk pada pernikahan. Konflik-konflik kecil bermunculan, dimulai dari aktivitas seks semakin berkurang, suami istri lebih banyak diam, dan miskomunikasi. Untuk membantu istri lebih bisa memahami kebutuhan emosional suami, berikut 10 keinginan suami terhadap istri yang jarang diungkapkan.
1. Suami ingin mendapat kasih sayang lebih
Bentuk kasih sayang itu banyak, bukan cuma seks saja. Kebanyakan suami hanya ingin mendapat lebih banyak kasih sayang dari istri, apakah itu pelukan hangat, pijatan lembut di kepala, di pundak, atau belaian mesra di punggung. Pokoknya kasih sayang yang menunjukkan istri peduli padanya dan kasih sayang yang bisa menyentuh hatinya.
2. Suami ingin dipercaya kemampuannya
Pria secara lahirian berjiwa pelindung. Ia akan melindungi istri, anak, dan semua orang yang dicintainya. Jadi, biarkan suami menunjukkan berbagai kemampuannya. Istri cukup memberi semangat.

Hal-hal kecil, seperti membiarkan suami memesan makanan atau memilihkan menu untuk anak istri sendiri, mencari alamat tanpa perlu bertanya pada orang lain, atau membiarkannya memilih hotel menginap untuk staycation akhir tahun. Suami merasa jauh lebih bertanggung jawab terhadap keluarga ketika istri dan anak memberi kepercayaan penuh.
3. Suami ingin dihargai
Pernikahan penuh cinta diawali dengan rasa hormat dan saling menghargai antara suami dan istri. Bagaimana cara istri menghargai suami? Beberapa di antaranya tidak sering mendebat suami, patuh pada perintahnya, mendengarkan suami yang sedang berbicara, menjaga kehormatan suami ketika dia sedang tidak di rumah, memuliakan kedua orang tua dan keluarga suami, menerima berapa pun gaji suami dengan rasa syukur.
Tidak mendebat suami kadang masih jadi PR saya pribadi. Usia saya dan suami hanya berjarak satu tahun. Jadi, kami kalo di rumah ya seperti sahabatan gitu. Kami sering membahas banyak hal, mulai dari hal-hal sederhana sampai hal-hal rumit urusan negara dan bangsa. Kekeke.
Pernah saking gemasnya suami bilang ke saya, “Bisa gak jawab ‘iya’ saja?” Kadang suami niru adegan di film Korea gitu, jari telunjuknya langsung nutup bibir saya, trus dia bilang, “Sssttt!” yang saya balas dengan ketawa.
Wah, kalo suami udah begitu, ya saya pilih diam dan manut aja. Begitu saya diam, eh ujung-ujungnya suami yang bingung sendiri, lalu kami kembali debat sehat lagi.
4. Suami ingin diberi waktu untuk sendiri
Suami dan istri pastinya butuh me time dengan cara masing-masing. Ini kesempatan untuk melepas stres setelah sepekan bekerja, mengumpulkan energi positif sebanyak mungkin, dan memanjakan diri.
Baca Juga: Kompromi Ala Suami Istri
Sesekali biarkan suami me time sendiri atau bersama teman-temannya di akhir pekan. Istri minimal tidak menjadwalkan banyak agenda keluarga di hari tersebut. Jika memang ingin acara keluarga, pilih salah satu hari, Sabtu atau Minggu, supaya hari lain bisa sepenuhnya menjadi hari me time suami.
5. Suami ingin diperlakukan seperti sahabat
Suami bukan cuma pasangan hidup, tapi juga sahabat sejati. Suami sesekali ingin diperlakukan layaknya sahabat oleh istri.
Bagaimana caranya? Ajak suami ngobrolin banyak hal, terkhusus hobi dan kesukaannya. Temani dia menjalankan hobinya, apakah nonton dia main layangan, nemenin dia di depan TV nonton pertandingan sepak bola, karaoke bareng, atau ikut suami pergi kondangan ke pernikahan teman.
6. Suami ingin dipercaya sepenuhnya
Pernikahan sehat dilandasi kepercayaan satu sama lain. Suami ingin istrinya bersama membangun kepercayaan, saling bersikap jujur, menjembatani komunikasi, dan belajar bagaimana bersikap adil.

Membangun kepercayaan suami istri membutuhkan waktu bertahun-tahun. Contoh sederhana, ada tipikal suami yang memercayakan istri memanajemen sepenuhnya keuangan keluarga. Dia menyerahkan seluruh gajinya pada istri.
Ada tipikal suami yang memegang kendali penuh atas keuangan dan pengeluaran istri. Dia memberikan istri uang belanja ketika dibutuhkan, misalnya waktu istri hendak ke pasar.
Terakhir, suami yang 50:50, dalam artian memberi separuh penghasilan pada istri dan separuh lagi disimpan sendiri. Untuk tipikal suami kedua dan ketiga, istri ya percaya saja suami tidak akan menggunakan uang untuk hal-hal tak diinginkan, misalnya berselingkuh atau punya istri baru. Hehehe.
7. Suami ingin istri tak cerewet
Saya mempunyai kenalan yang merupakan pasangan suami istri. Dua-duanya teman saya. Suatu hari saya lagi ngumpul dengan sang istri dan dia bercerita bagaimana suaminya malah senang kalo dirinya cerewet. Rumah jadi ramai, gak sepi, apalagi mereka masih belum dikaruniai anak.
Di hari lain, saya dan teman-teman ngumpul bareng suaminya dan dia bercerita kadang merasa terganggu saat istrinya terus merepet alias terlalu banyak bicara di rumah. Nah loh, saya harus membenarkan siapa dalam kasus ini?
Berhubung pria tipikal makhluk yang gak suka cari masalah sama wanita, jadi saya mencoba melihat dari sudut pandang suami. Sebagaimana yang sering dibahas banyak orang, salah satu perbedaan mendasar pria dan wanita adalah cara mereka menghadapi stres.
Pria cenderung menarik diri, memilih diam, dan fokus saat berhadapan dengan masalah. Wanita memilih cara berbeda di mana saat stres justru membutuhkan orang lain yang bisa dipercaya, mau mendengarkan ceritanya secara mendetail.
Apa jadinya jika suami stres di kantor pulang ke rumah dan bertemu dengan istri yang juga sedang stres? Wah, saya gak berani bahas panjang lebar. Sebagian dari kita mungkin pernah mengalaminya.
8. Suami ingin didukung dan disemangati
Ketika suami saya bercerita beberapa masalah yang dihadapi di kantor, saya tahu gak semua masalah itu pasti berasal dari satu dua orang yang dia maksud. Saya kadang menilai pangkal dari masalah tersebut sesungguhnya suami saya sendiri.
Namun, apakah saya lantas menjatuhkan suami? Tidak. Bukan pula berarti istri membenarkan kesalahan suami. Bukan. Sedikit banyaknya pasti ada alasan baik di balik sikap dan keputusan suami, meski itu salah di mata orang lain.

Jangan pernah menjatuhkan semangat suami. Laki-laki wajar berbuat salah dan dia pasti belajar dari kesalahan itu. Suami mana pun ingin selalu didukung, disemangati, dan diyakinkan oleh istri. Sikap istri yang membesarkan hati suami menjadi sumber semangat, harapan, dan keberanian di kemudian hari.
9. Suami ingin kepastian
Jauh di lubuk hati terdalam, suami mana pun ingin menjadi pahlawan atau pangeran tampan berkuda putih bagi istrinya. Caranya adalah suami bisa paham apa keinginan istrinya, bahkan kalo bisa mewujudkan semua maunya istri.
Istri mau sekarung berlian? Suami rela macul tanah sampai mantul tuh berlian dari dasar bumi.
Istri mau rumah mewah? Suami rela ngajuin kredit ke bank mana aja, gak peduli harus nyicil sampai tua dan rambut udah ubanan.
Istri mau apa lagi? Tinggal bilang. Kalo suami cinta, pasti dia akan mengusahakannya. Cukup bersabar dan beri waktu suami mewujudkannya.
Sayang yang namanya kemauan istri sering sukar ditebak. Istri jarang menunjukkan secara harfiah apa keinginannya. Istri memilih bersikap dramatis, memberi sinyal menyiratkan keinginan atau permintaan ini itu. Suami pusing tujuh keliling jika berhadapan dengan situasi ini, sementara istri akan merasa betul-betul dicintai ketika suami bisa menangkap apa yang dimaksud.
Jadi buk, kalo sudah menikah, mau apa tinggal bilang lugas sejelas-jelasnya kepada suami. Mayoritas suami gak akan pernah mengerti bahasa istri yang berbunga-bunga, bersayap indah, dan bergelombang kayak baju kembang kembang itu.
10. Suami ingin dikagumi
Sekarang saya mengerti celetukan suami yang kadang bikin geli sendiri. Begitu berhasil memperbaiki keran air bocor, suami bilang, “Hebat kan aku?” Begitu berhasil memperbaiki mobilnya yang rusak tanpa perlu ke bengkel, suami bilang, “Keren kan aku?”
Begitu pulang pangkas rambut di salon, dia bilang, “Ganteng gak?” Begitu berhasil menemukan tempat makan baru yang menunya lezat, suami bilang, “Enak kan? Aku ni yang pertama kali merekomendasikan ke teman-teman kantor.”
Iya deh iya, bukan cuma perempuan yang suka dipuji, laki-laki pun sama. Kagumi suami selayaknya dia makhluk paling istimewa di dunia ini. Tatap dia dengan rasa bangga, wajah gembira, takjub akan keterampilannya, atau sifat-sifatnya yang khas, termasuk itu kebaikan hati, kejujuran, penuh pengertian, integritas, dan sifat-sifat baik lainnya.
Ketika suami merasa dikagumi, dia akan membuktikan diri menjadi lebih baik lagi di masa-masa mendatang. So sweet kan?

Saya gak meminta pembaca membenarkan semua keinginan suami di atas. Saya tahu sebagian pria yang membaca ini juga malu mengakuinya. Hehehe. Poin-poin di atas saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi, juga hasil ngobrol ngalor ngidul dengan beberapa teman. Boleh dong ceritakan pengalaman berbeda versi kamu. Tulis di kolom komentar ya? Terima kasih.

Leave a Comment