Kita semua mengenal pepatah, “Jangan bangunkan harimau tidur.” Namun, apa jadinya jika yang membangunkan harimau tidur itu bukan kita, melainkan harimau lain?
Saya mengibaratkan bayi kembar saya sebagai dua harimau tersebut. Saya berjuang keras membentuk pola tidur mereka demi kebaikan mereka, juga demi kebaikan saya sendiri.
Satu Boks atau Dua Boks, Sekamar atau Beda Kamar?
Saat masih mengandung, kita pastinya sudah membayangkan pengaturan tidur seperti apa yang hendak diterapkan untuk si kembar. Apakah mereka ditaruh pada satu boks bayi?Apakah mereka ditaruh di boks bayi berbeda, namun tetap sekamar? Apakah mereka langsung ditidurkan di kamar terpisah? Pikirkan matang-matang dan tentukan pilihan.
Bayi kembar tidur di boks sama dan sekamar awalnya sangat merepotkan. Saya memilih win win solution dengan menaruh Rashif dan Rangin sekamar di siang hari, dan beda kamar di malam hari.
Tiga bulan pertama menjadi masa sulit bagi saya untuk melatih Rashif dan Rangin tidur bersama, membuat mereka terbiasa dengan suara tangisan satu sama lain. Jika saya terus menunda melakukannya, saya gak kebayang bagaimana rempong dan stresnya saya di rumah.
Melatih Bayi Kembar Tidur Mandiri
Saya memisahkan tidur si kembar malam hari selama tiga bulan pertama. Tujuannya supaya mereka bisa tidur berkualitas, demikian juga ibunya.
Sebagai ibu tunggal tanpa asisten rumah tangga, saya harus tetap waras dan cukup istirahat di malam hari. Bayi kembar saya bisa tidur lebih lama jika dipisah. Jika sekamar, mereka akan terbangun apabila salah satunya menangis.
Adakah cara membiasakan bayi kembar tidur mandiri dan tidak saling terganggu dengan tangisan satu sama lain? Berikut tujuh tips yang saya praktikkan di rumah.
1. Gunakan white noise
White noise is magic. Rahim adalah tempat terbising yang pernah didengar bayi di muka bumi. Suara darah yang mengalir melalui plasenta setara dengan suara penyedot debu. Lalu, kenapa si kecil bisa menangis hanya karena suara pintu berdecit atau suara ibu saat menyiram toilet? Jawabannya karena bayi perlu beradaptasi dengan kebisingan baru di luar rahim ibu.
Ada dua opsi menggunakan white noise. Jika bayi kembar ditaruh di tempat yang sama, letakkan white noise berdekatan, bisa berupa suara dari aplikasi white noise di ponsel, atau white noise alami, seperti suara kipas angin dan AC.
2. Pisahkan bayi kembar sementara waktu
Kita bisa mempertimbangkan untuk memisahkan bayi kembar sementara waktu. Pertama, tempatkan mereka di boks bayi terpisah. Letakkan masing-masing white noise di boks bayi.
Jika masalah berlanjut, pertimbangkan opsi berikutnya, yaitu menidurkan bayi kembar di kamar terpisah. Tak perlu merasa bersalah karena ini hanya sementara sampai mereka beradaptasi dengan suasana sekitar.
3. Catat jadwal tidur dan perilaku si kembar
Ingat gak saat masih SD, SMP, SMA dulu kita rajin membuat catatan jadwal jam pelajaran Senin-Sabtu? Kadang kita menuliskannya di kertas HVS atau kertas manila dan menempelnya di dinding kelas juga dinding kamar.
Kenapa tidak melakukan hal sama untuk si kembar? Ini bisa menjadi informasi awal bagi kita tentang jam tidur dan perilaku bayi.
Tidur salah satu prioritas bayi beberapa bulan pertama setelah dilahirkan. Informasi jadwal tidur dan perilaku kita gunakan untuk membangun kebiasaan tidur sehat bagi si kecil. Kita bisa melihat pola, kemajuan, dan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Dulu saya pernah iseng mencatat beberapa informasi tentang jadwal tidur dan perilaku Rashif dan Rangin. Berikut rinciannya:
- Jam bangun pagi
- Jam menyusui langsung atau direct breastfeeding (pagi, siang, dan malam hari)
- Jam menyusui lewat botol dot (pagi, siang, dan malam hari)
- Jam tidur siang dan durasi rata-rata
- Jam tidur malam dan durasi rata-rata
- Jam tummy time (skin to skin, eye contact, bercerita, bercanda)
- Mood saat mengantuk (menangis, rewel, manja ingin dibelai)
- Mood saat bangun tidur (menangis, mengoceh, atau diam tenang)
Rashif biasanya lebih dulu bangun pagi dibanding Rangin. Rangin ini kebo banget. Durasi tidurnya panjang panjang, bisa lebih dari 2-3 jam.
Pukul 5.30 Rashif bangun pagi, sementara Rangin menyusul setengah jam kemudian. Saya memandikan mereka berdua maksimal pukul 07.00.
Apabila si kembar bangun pada waktu bersamaan, saya memberlakukan sistem switch saat menyusui. Jika Rangin meng-ASI langsung, maka Rashif menyusu melalui botol dot. Aturan ini berlaku sebaliknya.
Bayi saya sama seperti bayi pada umumnya, rewel ketika mengantuk. Rashif biasanya menangis dan ingin mimik langsung. Rangin juga menangis atau uring-uringan, seperti geleng-geleng kepala kanan kiri, serta mengoceh tak henti.
Perilaku bayi kembar saya saat bangun tidur sedikit berbeda. Rashif dipastikan langsung menangis dan mimik susu, berbeda dengan Rangin.
Rangin lebih sering bangun tidur tanpa menangis. Dia bangun, matanya terbuka, lirik kiri lirik kanan, jika tak ditanggapi lebih dari lima menit kemudian, baru dia menangis. Meski demikian, saya tidak menunggu Rangin menangis dulu baru memberikan susu. Begitu saya tahu dia bangun, saya langsung menyusuinya.
Kebutuhan dasar bayi selama enam bulan pertama kehidupannya adalah susu, tidur, bonding bersama kedua orang tua. Jadi, konyol jika kita baru meng-ASI-hi bayi setelah menangis.
Berbahagialah ibu yang handal mempraktikkan teknik menyusui bayi kembar. Bagi yang tidak ahli seperti saya? Ya repot. Makanya saya memilih cara aman, yaitu memastikan perut mereka kenyang sebelum mereka menangis.
Dari gambaran jadwal di atas, saya memperkirakan punya waktu sekitar 2 jam di pagi hari, 1,5-2 jam di sore hari, dan lebih dari 3 jam di malam hari untuk melakukan apa saja yang bisa dilakukan. Jadi, jangan heran jika saya masih bisa nge-blog, bisa masak, bisa melayani suami tanpa ART di rumah.
4. Patuh pada jadwal
Demi masa depan emak yang cerah (lebay) saya cukup disiplin mematuhi jadwal pada tips nomor 3. Kenapa? Karena bayi saya kembar. Kalo bayi saya gak kembar sih, saya bisa fleksibel banget, misalnya membiarkan bayi saya tidur sesuka hati selama dia mau.
Saya tidak meminta twins mom yang membaca ini mengikuti cara saya. Saya melakukan ini demi kenyamanan saya pribadi, berhubung saya tidak mempunyai ART.
Saya mengusahakan sebisa mungkin Rashif dan Rangin punya jadwal tidur yang sama dengan selang waktu 15-20 menit. Contoh praktiknya bagaimana? Saya tidak menunggu bayi saya menangis atau bangun lebih dulu baru memberikannya ASI.
Jika saya merasa si kembar sudah mencapai atau minimal mendekati durasi tidurnya (inilah gunanya tips nomor 3), maka saya otomatis memberikannya ASI. Saya akan mengambil bayi yang sebelumnya tidur lebih dulu dan meng-ASI-hi selama dia mau, biasanya 15-20 menit. Bayi pertama beres, saya lanjut ke bayi kedua.
Kasihan dong mak, bayi satu boboknya sebentar, bayi kedua bisa bobok lebih lama?
Lakukan secara bergantian. Kalo pagi ini Rashif yang bangun lebih dulu, siangnya Rangin yang bangun lebih dulu.
Jika bayi kembar dibiarkan tidur sesuka hati, kasihan ibunya. Bayi pertama tidur, bayi kedua bangun. Nanti, giliran bayi pertama bangun, bayi kedua pengen tidur. Gitu terus deh siklusnya. Trus, kapan emaknya istirahat? Emangnya emak robot? Robot aja perlu di-charge kalo dayanya habis, apalagi manusia?
Gimana kalo bayinya tetap rewel dan gak mau tidur?
Sepengetahuan saya kondisi seperti ini tidak terjadi setiap hari, hanya dalam beberapa situasi, misalnya bayi sedang mengalami growth spurt atau sedang sakit.
5. Prioritaskan bayi yang tidak rewel
Jika suami saya tidak di rumah, misalnya ke kantor atau dinas ke luar kota, saya memprioritaskan menidurkan Rangin lebih dulu sebelum Rashif. Mengapa? Rangin lebih anteng, sementara Rashif lebih rewel.
Jika kita terus memprioritaskan bayi yang pembawaannya rewel lebih dulu, kasihan bayi yang anteng. Jam tidurnya bisa terganggu dan dia selalu menjadi prioritas kedua dalam segala hal. Ujung-ujungnya si anteng bisa berubah menjadi rewel seperti kembarannya. Makin repot kan?
Jika suami saya di rumah, saya baru memprioritaskan Rashif yang rewel, sementara Rangin yang anteng bisa diserahkan ke papanya. So, kedua bayi kembar saya bisa sama-sama menjadi prioritas pertama.
Setelah tiga bulan tidur bersama di siang hari dan tidur terpisah di malam hari, saya baru menidurkan bayi kembar saya seharian dalam satu kamar mulai bulan keempat. Alhamdulillah dengan disiplin menerapkan tips 1-4, Rashif dan Rangin secara alami belajar menyinkronkan jadwal tidur bersama.
Baca Juga: Bayi Rewel Minta Gendong
Tak butuh waktu lama mereka bisa saling beradaptasi. Rangin sangat kooperatif. Dia tak terganggu dengan suara tangisan Rashif saat tidur.
Saat pertama kali disatukan 24 jam, Rashif masih sensitif dengan tangisan Rangin. Kalo sekarang sih dia sudah biasa.
6. Bayi menangis tak selalu karena lapar
Ada orang tua berprinsip bayi menangis artinya pasti lapar dan harus disusui atau ditimang. Pemahaman ini SALAH.
Saya tidak langsung mengambil bayi saya ketika menangis saat tidur. Saya membiarkan mereka terbiasa dengan suara tangisan satu sama lain. Ini juga melatih bayi kembar saya tidur mandiri.
Tiga bulan pertama, Rashif dan Rangin tipe bayi yang suka mengigau. Mereka tiba-tiba bisa menangis kurang dari semenit saat tidur, kemudian kembali lelap dengan sendirinya. Coba deh, jika saya selalu mengambil dan menggendongnya begitu menangis, bayi kembar saya tidak akan terbiasa tidur mandiri.
Duh, kasihan mak, masih bayi kok udah disuruh mandiri?
Mak, ini anak kembar loh. KEMBAR. Teori dan praktik gak selamanya sinkron. Kalo mau emak tetap waras, gak gampang stres dalam jangka panjang, gak gampang emosian, kita harus mau melatih anak-anak kita.
Lagi-lagi saya menekankan ini adalah cara yang saya tempuh dan tidak ada paksaan untuk twins mom mengikutinya. Hehehe.
Alhamdulillah, teknik ini sudah berhasil pada kedua bayi saya sejak mereka berusia lima bulan. Followers Instagram saya @muthe_bogara pastinya pernah melihat beberapa video yang saya bagikan. Video-video tersebut menunjukkan bayi kembar saya tidur mandiri dengan cara masing-masing.
Gaya tidur Rangin lebih elegan. Cukup dengan gulang guling ke kanan ke kiri, sambil nge-dot, dia bisa langsung terlelap. Rashif punya gaya lucu dan unik, dia akan mengambil posisi seperti sedang push up kemudian goyang maju mundur sampai tertidur sendiri.
Sampai sekarang bayi kembar saya lebih sering tidur mandiri. Jika pun harus ngempeng dulu di payudara ibunya, waktunya relatif singkat, rata-rata kurang dari 15 menit, kemudian langsung tertidur.
7. Jadwal tidur sesuai usia
Bayi kembar bukan Putri Salju, jadi tak selamanya mereka tidur panjang. Seiring bertambah usia, terlebih saat mereka memasuki tahap MPASI (Makanan Pendamping ASI), rentang waktu istirahatnya berubah. Ibu perlu kembali membenahi catatan pada tips nomor 3.
Dilansir dari Kids Health, bayi baru lahir (newborn) biasanya tidur 18 jam per hari. Bayi berusia 1-2 bulan lelap rata-rata 4-5 jam berturut-turut untuk satu kali tidur.
Bayi 3-6 bulan tidur 8-9 jam di malam hari dan tidur sangat singkat di siang hari. Saat usia bayi menginjak 7-12 bulan, lama tidurnya pagi hingga malam hari mencapai 14 jam diselingi 2-3 kali tidur siang.
Tetap Realistis
Bayi kembar bukan produk copy paste. Rupa boleh identik atau tidak identik, namun yang namanya kebiasaan, perilaku, dan sifat pasti berbeda. Selalu ada satu bayi yang lebih rewel.
Selalu ada satu bayi yang lebih manja dan lebih sering minta digendong. Selalu ada satu bayi yang lebih sensitif saat tidur. Tugas kita sebagai orang tua, terutama ibu adalah mengenali bayi-bayi kita dalam segala hal.
Cara menidurkan bayi tunggal untuk beberapa hal berlaku sama pada bayi kembar. Contohnya adalah suasana kamar remang-remang, tidak terlalu terang, tidak pula terlalu gelap. Biasakan pakai lampu tidur ya mak.
Ada bayi yang tidurnya nyenyak kalo dibedong. Ada bayi yang tidurnya nyenyak kalo gak dibedong. Gak masalah, bergantung pada preferensi masing-masing.
Meski cara beragam, yang namanya ibu kita harus tetap realistis ya mak. Kerahkan semua usaha dan tenaga yang kita punya sampai bayi kembar kita bisa tidur lelap bersama. Ingat mak, we are always in survival mode! FIGHTING!
Leave a Comment