Cumi hitam pedas adalah menu asing bagi orang Minang, Sumatera Barat. Kami tidak terbiasa memasak cumi dengan menyertakan tinta hitamnya. Namun, sejak menikah dengan suami yang sedari kecil hingga dewasa tinggal di Jawa Timur, saya menjadi terbiasa dengan menu ini.
Pertama kali mencobanya saya langsung suka. Cumi hitam pedas ternyata tidak seaneh yang saya bayangkan.
Bahan:
- Cumi segar (500 gram)
- Bawang merah (3 siung)
- Bawang putih (2 siung)
- Cabai rawit (5 buah)
- Daun bawang (1 batang)
- Tomat (1 buah, ukuran sedang)
- Serai (1 buah, digeprek)
- Lengkuas (2 cm, digeprek)
- Daun salam (1 lembar)
- Daun jeruk (3 lembar)
- Gula (1/2 sdt)
- Garam (1/2 sdt)
- Kecap (1 sdm)
- Minyak goreng (1 sdm)
- Cuka secukupnya
- Air mineral secukupnya
Bumbu halus:
- Kemiri (4 butir)
- Kunyit (2 cm)
- Bawang merah (2 siung)
- Bawang putih (1 siung)
- Teras (1 cm)
- Penyedap rasa (1/4 sdt, ajinomoto atau sasa)
Cara membuat:
- Rendam cumi yang telah dibersihkan dan dipotong cincin dengan larutan cuka. Biarkan 10 menit, kemudian tiriskan.
- Ambil bagian tinta dari 3-4 ekor cumi, sementara tinta dari sisa cumi dibersihkan.
- Tumis bawang merah, bawang putih, kemudian masukkan bumbu halus, daun salam, daun jeruk, serai, cabai rawit sampai beraroma.
- Masukkan kecap, garam, gula, terasi, penyedap rasa, dan tomat. Tumis tidak sampai satu menit.
- Masukkan irisan cumi beserta tintanya. Oseng-oseng sebentar, kemudian siram dengan air. Jangan terlalu encer ya.
- Taburkan daun bawang sebagai sentuhan terakhir. Cumi hitam pedas siap disantap bersama sepiring nasi hangat.
Leave a Comment