Bunyi bising picu serangan jantung
Bunyi bising picu serangan jantung

Dalam kehidupan modern, bunyi bising hampir tidak bisa dihindari. Mulai dari suara kendaraan yang melintas tanpa henti, pesawat terbang yang melintasi langit kota, hingga suara mesin pabrik dan konstruksi yang bekerja sepanjang hari. Kita mungkin menganggap kebisingan sebagai gangguan kecil atau sekadar ketidaknyamanan, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan kebisingan intens dapat membawa dampak jauh lebih serius daripada sekadar hilangnya kenyamanan, salah satunya serangan jantung.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dokter Azar Radfar dari Massachusetts General Hospital, Boston, dan dipaparkan dalam sesi ilmiah American Heart Association (AHA) tahun 2018, mengungkapkan bahwa kebisingan dapat memicu serangkaian reaksi biologis yang pada akhirnya meningkatkan risiko serangan jantung. Temuan ini mengejutkan tidak hanya karena hasilnya signifikan, tetapi juga karena menjelaskan mekanisme fisiologis yang sebelumnya belum dipahami dengan baik.

Penelitian Radfar menunjukkan bahwa telinga yang terus-menerus terpapar kebisingan akan memicu respons stres di otak, khususnya di amigdala, bagian yang mengatur emosi dan ketakutan. Aktivasi amigdala berlebihan menyebabkan tubuh melepaskan hormon stres, meningkatkan peradangan pembuluh darah, dan memicu proses berbahaya yang dapat berujung pada serangan jantung atau stroke.

Temuan ini semakin memperjelas bahwa kebisingan bisa menimbulkan isu kesehatan publik yang serius.

Paparan Kebisingan dan Risiko Serangan Jantung

Penelitian Radfar melibatkan 499 peserta yang pada awal studi tidak memiliki penyakit kardiovaskular atau kanker. Para partisipan menjalani pemeriksaan PET scan dan CT scan untuk melihat aktivitas otak dan kondisi pembuluh darah mereka.

Tim peneliti juga memetakan lokasi rumah peserta dan menggabungkannya dengan data tingkat kebisingan nasional, termasuk kebisingan pesawat dan lalu lintas dari Departemen Perhubungan AS.

Lima tahun kemudian, catatan medis para peserta diperiksa ulang. Hasilnya sangat mencengangkan, di mana 40% peserta mengalami serangan jantung atau stroke selama periode lima tahun tersebut.

Ketika para peneliti menganalisis lebih dalam, terlihat bahwa orang-orang yang tinggal di lingkungan dengan tingkat kebisingan tinggi menunjukkan aktivitas amigdala lebih tinggi, peradangan pembuluh darah lebih besar, tanda-tanda stres kronis, dan pembengkakan arteri yang terkait langsung dengan risiko serangan jantung.

Menariknya, setelah memperhitungkan faktor lain seperti polusi udara, kebiasaan merokok, dan diabetes, kebisingan tetap muncul sebagai faktor risiko yang berdiri sendiri. Ini menunjukkan bahwa kebisingan adalah ancaman nyata bagi kesehatan jantung manusia.

Radfar menyimpulkan bahwa temuan ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana kebisingan memengaruhi tubuh dan mengapa orang yang tinggal di area bising lebih rentan mengalami serangan jantung.

Bagaimana Kebisingan Memicu Serangan Jantung?

Banyak penelitian sebelumnya sudah menunjukkan hubungan antara kebisingan dan penyakit jantung, namun mekanisme yang menjelaskan hubungan itu belum pernah benar-benar diuraikan. Penelitian Radfar akhirnya memberikan jawaban. Berikut adalah penjelasan ilmiah yang kini sudah dipahami.

1. Kebisingan menstimulasi otak, khususnya amigdala.

Amigdala mengirim sinyal “bahaya” ke tubuh dan memicu reaksi stres, bahkan ketika kebisingan tidak mengancam secara langsung.

2. Stres kronis meningkatkan pelepasan hormon kortisol dan adrenalin.

Kedua hormon ini mempercepat detak jantung, meningkatkan tekanan darah, dan memicu respons tubuh yang mirip keadaan “siaga terus”.

3. Stres memicu peradangan pembuluh darah.

Peradangan ini merusak dinding arteri dan meningkatkan plak, yang merupakan pemicu utama serangan jantung.

4. Pembuluh darah menjadi kaku dan tidak elastis.

Kondisi ini membuat pembuluh darah lebih rentan tersumbat dan akhirnya menimbulkan serangan jantung.

5. Sirkulasi darah terganggu.

Aliran darah menjadi tidak stabil, dan pembuluh darah lebih sensitif terhadap lonjakan tekanan darah.

Inilah gambaran bagaimana kebisingan dapat memicu stres biologis yang berbahaya dan meningkatkan risiko serangan jantung pada masyarakat.

Faktor Lingkungan yang Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Menurut penelitian lanjutan, ada beberapa jenis kebisingan yang paling sering dikaitkan dengan risiko serangan jantung. Suara kendaraan, klakson, dan mesin diesel adalah penyumbang terbesar polusi suara di kota-kota besar.

Rumah yang berada di bawah jalur penerbangan cenderung memiliki tingkat kebisingan tinggi sepanjang hari. Suara mesin berat, bor, dan truk besar memengaruhi kesehatan warga yang tinggal dekat lokasi konstruksi.

Suara kereta, khususnya kereta barang, dikenal memiliki dampak besar pada kualitas tidur. Konser, klub malam, atau pemakaian speaker keras dalam jangka panjang juga meningkatkan stres dan mengganggu kualitas tidur.

Gangguan tidur kronis sendiri adalah salah satu faktor terbesar yang meningkatkan risiko serangan jantung.

Lalu, bagaimana cara mengurangi risiko serangan jantung akibat kebisingan?

Pertama, gunakan earplug berkualitas. Earplug dapat menurunkan kebisingan hingga 30 dB, cukup signifikan untuk menjaga kesehatan jantung.

Kedua, pilih jendela kedap suara. Khusus bagi yang tinggal di dekat jalan besar atau bandara.

Ketiga, tanam pohon sekitar rumah. Pohon bertindak sebagai peredam suara alami.

Keempat, hindari tempat tinggal di dekat sumber kebisingan. Jika memungkinkan, pilih lokasi yang jauh dari jalan utama.

Kelima, gunakan mesin pembersih udara dengan white noise. Alasannya, white noise membantu tidur lebih nyenyak dan menurunkan stres.

Keenam, kurangi konsumsi kafein malam hari. Kafein meningkatkan sensitivitas terhadap kebisingan dan memicu stres.

Ketujuh, hindari alkohol. Alkohol memperburuk kualitas tidur dan meningkatkan inflamasi pembuluh darah, memicu serangan jantung.

Kedelapan, periksa tekanan darah secara rutin. Tekanan darah tinggi adalah efek samping dari stres suara.

Kesembilan, meditasi dan deep breathing. Ini menenangkan amigdala yang terlalu aktif.

Terakhir, berkonsultasilah dengan dokter. Apalagi jika tinggal di daerah sangat bising dan memiliki riwayat serangan jantung di keluarga.

Mengapa Pencegahan Serangan Jantung Sangat Penting?

CDC mencatat bahwa penyakit jantung bertanggung jawab atas 1 dari 4 kematian di Amerika Serikat. Itu berarti 610.000 kematian per tahun. Dalam konteks global, serangan jantung adalah penyebab kematian nomor satu.

Yang membuat masalah ini semakin genting adalah banyak faktor risiko serangan jantung sebenarnya bisa dicegah, seperti merokok, kadar kolesterol tinggi, aktivitas fisik berlebihan, obesitas, pola makan buruk, kurang tidur, stres kronis.

Masyarakat perlu lebih peka terhadap lingkungan yang terlalu bising, dan pemerintah harus lebih serius mengatur kebijakan polusi suara. Di tengah kota yang semakin ramai, menjaga tubuh dari stres kebisingan adalah langkah baru dan penting untuk mencegah serangan jantung.

Mulai dari perbaikan kualitas tidur, perlindungan telinga, hingga perubahan gaya hidup, semua ini dapat membantu melindungi kesehatan jantung kita jangka panjang.

Share:

Leave a Comment