Ulasan tentang food preparation alias foodprep sebenarnya sudah banyak. Para bloger, apalagi emak-emak kolektor tupperware ramai membahas ini.
Sebagian mereka memang niat memberi tulisan informatif. Sebagian lainnya bertujuan tak lain mempromosikan produk merek tertentu, terlebih jika si empunya seller atau reseller. Well, sah sah aja sih. Hehehe.
Orang bilang, lebih baik terlambat daripada tidak. Cieee bahasanya. Aku baru saja serius mempraktikkan food preparation untuk seminggu sekitar 4 bulan terakhir, tepatnya sejak kembar lahir dan berumur dua bulan. Padahal, tren menyortir dan menyimpan makanan di wadah-wadah tertutup rapi dalam kulkas ini sudah ramai di kalangan emak-emak milenial sejak satu dekade lalu kali ya (kalo gak salah).
Pengen sedikit cerita manfaat foodprep yang benar-benar membantuku di rumah. Yaa kali aja ada emak-emak lain atau kawan sendiri yang ngebaca tulisan ini – atau yang juga baru tertarik seperti diriku – jadi ingin mencoba.
Waktu masih manten baru, 2014, aku dan suami lumayan banyak dikadoin tupperware warna-warni berbagai ukuran. Setelah melahirkan Kakak Mae, 2016, lagi-lagi dapat hadiah tupperware. Semua numpuk di lemari dan kebanyakan cuma jadi wadah snack, terutama kerupuk, atau nyimpan rendang kalo dapat kiriman banyak dari ibu or mama. Mihihi.
Saking banyaknya wadah yang tidak terpakai di lemari, aku suka esmosi memasangkan atasan dan bawahannya begitu diperlukan, misalnya mau piknik bareng suami anak. Aku memang sengaja memisahkan keduanya. Soalnya, kalo disimpan utuh dalam kondisi tertutup sangat memakan tempat di lemari dapur.
Tips Menyiapkan Food Preparation
Food preparation untuk seminggu membuat aktivitas memasak di dapur menjadi lebih enteng. Kulkas pun lebih bersih dan tertata rapi.
Bagiku, menyiapkan bahan masakan sungguh menyita waktu. Jika semua harus dimulai dari awal, maka setidaknya aku harus bangun jam 3 atau 4 pagi. Suami bisanya sarapan jam 7 pagi. Kebayang kan? Gimana rempongnya emak kalo pagi. Apalagi sejak ada si kembar. Emak gak bisa lama-lama di dapur. Mereka bisa anteng 20 menit tanpa nangis, minta digendong, atau minta mimik itu aja udah bikin hepi.
Sekarang ini aku berbelanja ke pasar untuk stok kulkas hanya sekali seminggu, biasanya Senin pagi. Kebayang kan bawaanku kayak apa sehabis dari pasar? Seperti orang mau buka warung, atau seperti ibu-ibu pemilik warteg. Sayur buat stok seminggu, lauk pauk buat stok seminggu, bumbu dapur, buah, dan sebagainya buat stok seminggu.
Menu masakan yang kusajikan dalam seminggu kurang lebih sudah kebayang sebelum borong ke pasar. Misalnya nih, Senin (ayam woku, tempe mendoan, tumis kangkung), Selasa (mujair balado, jamur goreng tepung, sayur sop), Rabu (gule cumi, acar wortel timun, tahu tempe goreng), Kamis (goreng ikan cakalang, bakwan jagung, sayur cah bayam), Jumat (ayam goreng bumbu, oseng terong kentang tempe, tumis sawi), Sabtu (nasi goreng buat sarapan, goreng ikan kembung/ tenggiri, ote-ote, oseng-oseng buncis wortel), Minggu (pancake buat sarapan, sapi lada hitam, bayam jagung manis, tahu tempe goreng).
Nah, kalo udah ada gambaran, baru deh eksekusi food preparation untuk seminggu. Berikut tips tops dari aku.
1. Siapkan wadah
Siapkan kotak penyimpanan sesuai banyaknya bahan masakan. Ukuran box-nya bisa kecil, menengah, atau besar. Mereknya bebas, mau tupperware, lock&lock, claris, lion star, bahkan bekas kotak es krim walls atau quacker oats juga oke. Hehehe.
Aku sendiri gak terpaku pada satu merek atau warna tertentu. Alhasil penampakan isi kulkas jadi warna-warni, yaaa bineka tunggal ika lah. Kikiki. Alhamdulillah, gak perlu beli baru karena semua hadiah dari teman-teman tersayang.
Kalo kulkasnya besar, apalagi 2 pintu dan memuat banyak wadah yang tidak transparan, maka wadah-wadah tersebut bisa dilabeli terlebih dahulu, misalnya bawang, tomat, cabai, buncis. Tujuannya supaya ibu-ibu gak bingung dan kelamaan mencari bahan yang dimaksud.
Kalo kulkasnya kecil sepertiku, yaa gak perlu lah dilabel, sudah hapal luar kepala. Wong kacamata, kunci motor, atau dompet suami keselip di mana aja kita hapal. Mosok isi kulkas sendiri gak hapal. Ya kan mak? Oya, jangan lupa juga cuci bersih semua wadah begitu isinya habis.
2. Pisahkan sayuran
Potong-patong sayuran hijau, seperti bayam, sawi hijau, sawi putih, kangkung, kemudian simpan masing-masingnya di wadah terpisah. Saat berbelanja, pastikan membeli sayuran segar, atau relatif segar. Buang daun sayuran yang sudah menguning atau kecokelatan, sebab ini bisa memicu sayuran lain membusuk.
Sebaiknya tidak mencuci sayur yang sudah dipotong saat akan disimpan di kulkas. Cucilah sayur saat akan diolah. Jika ingin tetap mencuci sayuran berdaun, pastikan itu ditiriskan sangat kering karena super lembab dan tertutup bisa mempercepat pembusukan.
Karena stok seminggu, aku memvariasikan jenis sayuran yang berdaun dengan sayuran yang lebih awet, seperti buncis, kol, wortel, labu siam, dan kacang panjang. Kacang panjang bisa dipotek sesuai ukuran, baru disimpan di kulkas. Bagian ujung wortel bisa dibuang terlebih dahulu supaya wortel lebih awet.
Ketimun sebaiknya disimpan di bagian bawah kulkas yang tidak terlalu dingin. Ini karena ketimun justru cepat membusuk jika disimpan di suhu terlalu dingin.
Sebetulnya ada cara menyimpan sayuran keras yang bagus, yaitu metode blansir. Tapi untuk emak-emak yang rada malas sepertiku, sepertinya kurang cocok. Pengennya sayur potong, simpan, udah. Hehehe.
Oya, untuk menyiasati malas yang sesekali datang, aku menyetok sayur acar wortel dan timun di kulkas. Jadi, kalo buru-buru mau makan dan sayur belum ada, ya makan acar saja.
Selalu sempatkan memeriksa sayur secara berkala, khususnya yang berdaun. Jika sekiranya mulai layu, dahulukan memasaknya.
3. Pisahkan bumbu dapur
Cabai dan bawang wadahnya sebaiknya dipisah. Sebelum dipotek, kotak cabai sebaiknya dialasi kertas agar cabai tidak cepat busuk (nyontek mama mertua). Bawang merah dan bawang putih dapat digabung. Jangan sesekali menyimpan bawang dengan sayuran, sebab bawang bersifat lembab dan mengeluarkan gas yang bisa merusak sayuran lainnya.
Batang daun bawang dan seledri bisa dipotong akarnya, kemudian dimasukkan ke dalam kotak. Jangan menyimpannya hanya dalam plastik dan langsung ditaruh dalam kulkas, sebab bisa cepat layu dan membusuk.
Untuk menghemat waktu, aku suka menyetok cabai goreng di kulkas buat seminggu ke depan. Jadi, bikin cabai goreng misalnya 1/4 kg, kemudian simpan di dalam botol. Kapan akan mengolah masakan balado, cabai gorengnya dikeluarkan dan dipanaskan sedikit. Jika menggunakan minyak baru untuk menggoreng cabainya – dalam artian bukan minyak bekas menggoreng ikan, tahu, atau lainnya – maka daya simpan cabai goreng ini bisa sampai sebulan.
4. Bersihkan lauk pauk
Aku bersyukur banget karena semua pedagang ikan di pasar tradisional di Denpasar berkenan membersihkan dan memotong-motong ikan yang dibeli. Sangat sangat sangat menghemat waktu.
Biasanya aku membeli ikan mujair, jangki, cakalang, layang, kembung, gurame, cumi-cumi, udang, dan kerang, sesuai yang ada di pasar. Rata-rata belinya 1/2 atau 1 kg.
Simpan ikan ke dalam kotak-kotak sesuai porsi yang akan dimasak ke dalam freezer. Ikan yang akan dimasak pagi ditaruh di kulkas bawah pada malam harinya supaya cepat mencair.
Daging dan ayam sebaiknya tidak dicuci jika ingin disimpan lama. Khusus untuk ayam, jika berkenan, langsung olah, misalnya diungkep atau dimarinasi terlebih dahulu, baru disimpan di freezer. Biasanya aku suka membuat ayam goreng bumbu.
5. Buah
Aku suka membeli jambu kristal, jeruk, mangga, apel, pir, dan pisang untuk stok seminggu. Khusus untuk pisang tidak disimpan di dalam kulkas, melainkan di suhu ruangan. Buah-buahan tentunya tak perlu dikupas terlebih dahulu saat akan disimpan di lemari pendingin.
Gimana setelah membacanya? Terasa ribet ya, ketimbang tinggal masukin belanjaan langsung ke kulkas sekalian sama kantong-kantong plastiknya. Hehehe.
Foodprep itu take time sih mak. Tapi kalo gak gitu ya siap-siap aja dapurnya centang perenang setiap hari. Mending rempong sehari buat siapin bekal seminggu dari pada rempong setiap hari kan? Selamat mencoba.
Leave a Comment