Kembangkan industri kreatif lebih banyak
Kembangkan industri kreatif lebih banyak

Hidup manusia tersusun dari mimpi-mimpi yang dirangkai menjadi aksi nyata. Setiap pemimpin menjemput kesuksesan yang berawal dari menjadi seorang pemimpi. Mereka umumnya berhasil bukan karena uang, melainkan semangat dan inisiatif.

Putu Sudiarta mendirikan Bamboomedia, perusahaan bisnis piranti lunak (software) kreatif untuk pendidikan, bisnis, dan gim. Perusahaan berbasis di Pulau Dewata ini besar setelah melahirkan produk computer based training (CBT) dalam bentuk compact disc (CD) berbahasa Indonesia pada 2003.

Saat itu, putra asli Bali ini melihat momentum saat banyak orang masih belajar dari buku cetak, sementara produk serupa yang dihasilkan perusahaan lain masih dalam bahasa Inggris. Bamboomedia menjelma menjadi perusahaan pelopor software berbahasa Indonesia yang hingga kini dikenal dunia, dari Asia, Eropa, hingga Amerika. Berikut petikan wawancara saya dengan beliau di Bali, Januari 2017 lalu. 

Bisa Anda ceritakan mengenai Bamboomedia?

Bamboomedia adalah sebuah perusahaan yang didirikan 2003 dan saat ini sudah berhasil menjadi perusahaan yang cukup dikenal masyarakat. Karya-karya multimedia dan digital kami diminati dunia pendidikan dan bisnis.

Bamboomedia adalah gabungan dari ide, seni, dan teknologi. Inovasi dan kreativitasnya berhasil menghadirkan karya-karya edukasi multimedia yang digemari masyarakat. Bamboomedia telah membangun jaringan distribusi dan penjualan selama 10 tahun. Kami ingin menjadi bagian dari penyelesaian persoalan-persoalan bangsa untuk masa depan Indonesia dan anak cucu kita.

Mengapa dinamai Bamboomedia?

Bamboomedia memadukan unsur teknologi dan alam. Software adalah teknologi tinggi abad ke-21, sedangkan bamboo atau bambu mewakili produk alam yang sederhana, tapi kuat. Tiga nilai utama Bamboomedia adalah sederhana, fleksibel, dan berkinerja tinggi. Jika dipadukan dengan inovasi dan kreativitas, Bamboomedia akan memunculkan produk-produk berkualitas yang memperkaya hidup pada zaman sekarang yang sudah serba digital.

Mengapa memilih berkantor di Bali?

Perintis Bamboomedia adalah anak-anak muda Bali. Lingkungan Bali sangat kondusif untuk pekerjaan yang membutuhkan ketenangan, inspirasi, kedamaian, bahkan spiritual. Pekerjaan intelektual lebih bagus dikerjakan di Bali, karena tekanannya tidak seberat di Jakarta.

Bali juga menjadi daerah tujuan wisata dunia yang memiliki fasilitas pendukung, akses internasional, dan ketersediaan internet berkecepatan tinggi.

Bagaimana dengan SDM Bamboomedia?

Jumlah karyawan kami 30 orang. Tulang punggung SDM kami adalah anak-anak muda berbakat yang ingin mendedikasikan diri serta berkontribusi untuk kemajuan information and com munications technology (ICT) di Indo nesia. Usia yang masih belia, perkembangan dunia ICT yang masih dinamis, didukung faktor lingkungan Bali menjadikan kerja tim solid, sehingga menghasilkan karya-karya semakin baik melalui proses inovasi tanpa henti.

IT tidak dibangun dengan modal besar, berbeda dengan stasiun televisi atau media berita. Semua perusahaan IT yang besar dibangun dari individu-individu yang punya dedikasi kuat dan totalitas. Orang-orang itu bisa membangun produk jasa dan melemparnya ke pasar, baru mendapat investor untuk melesat lebih jauh.

Pasar dan distribusi produk?

Pasar dan distribusi produk kami sudah merata ke seluruh Indonesia, Asia, bahkan Amerika, dan Eropa.

Apakah ada mitra kerja?

Kami menjalin kerja sama dengan pemerintah dan sejumlah korporasi, seperti Microsoft Indonesia, Intel Indonesia, Sun Microsystem, Telkom Indonesia, Newmont, Bank NISP, penerbit dan jaringan toko buku, serta dunia pendidikan melalui Kementerian Pendidikan. Mitra kami yang terbaru adalah perusahaan BUMN, PT Produksi Film Negara (PFN). Kami juga bekerja sama dengan Google lewat Playstore dan Apple lewat Apple Store.

Kerja sama dengan Apple paling sulit karena proses registrasinya panjang, membutuhkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) internasional, tahapan seleksi ketat, hingga menjadi salah satu publisher Apple. Meski demikian, semuanya terbayar di revenue perusahaan setelah itu.

Bentuk kerja sama dengan mitra?

Kami menawarkan jasa, tetapi mitra juga bisa menjadi reseller atau reseller online, BMOutlet, atau bergabung menjadi creative developer network. Mitra kami juga bisa menawarkan produk berupa software atau konten untuk didistribusikan atau dijual melalui Bamboomedia.

Cara mendapatkan produk Bamboomedia?

Calon pembeli bisa membelinya lewat pemesanan daring (online) di laman kami (www.bamboomedia.net), reseller atau BMOutlet yang ada di berbagai kota, melalui SMS, surel (email), atau ponsel. Produk kami juga dijual di toko buku Gramedia, Gunung Agung, Kharisma, dan Toga Mas.

Lini bisnis Bamboomedia?

Kami sekarang berbisnis cloud application setelah sebelumnya menggarap mobile application dan 3D Animation. Kami juga terus mengembangkan diri sebagai perusahaan riset untuk meningkatkan nilai tambah dan margin perusahaan.

Proyek terbaru?

Kami sedang mengerjakan proyek aplikasi komputer berbasis awan (cloud) yang mudah-mudahan bisa menjadi solusi untuk masalah data di Indonesia. Jadi, ada aplikasi simpel yang bisa dipakai banyak orang dan pasarnya luas. Kami juga mendirikan sekolah animasi Pivot Animator untuk anakanak.

Kreativitas digital bisa didorong sejak dini, SMP, bahkan SD. Kita tak bisa menutup mata bahwa dunia digital sekarang sudah merambah anak-anak. Sekarang sudah zamannya googling in your hand. Anak-anak sudah bisa diajarkan coding for kids, sehingga mereka kelak mempunyai pola pikir efisien dan bisa memberi solusi untuk sebuah permasalahan.

Proyek lainnya di bidang animasi tiga dimensi (3D). Bamboomedia membina tim dari SMK untuk bergabung sebagai pembuat dan pengembang Unyil 3D. Perusahaan BUMN PT PFN dari dulu bercita-cita ingin membangkitkan kembali karakter Si Unyil. Dulu masih banyak kendalanya, tapi tahun ini bisa terselenggara. Konsepnya merupakan gabungan dari lima studio di sejumlah kota di Indonesia, salah satunya milik Bamboomedia. Kami menyiapkan beberapa line dan lay out animasinya.

Semua pekerjaan digarap anak-anak SMK binaan kami yang rata-rata masih berusia 18 tahun. Kami ingin membuk tikan bahwa anak SMK yang usianya relatif muda bisa menggarap proyek sepenting ini.

Pertumbuhan bisnis?

Dunia bisnis itu pasti ada tren naik dan turun. Akselerasi terbaik kami sekitar 2007-2009. Lima tahun terakhir kami juga menjadi perusahaan riset dan secara bertahap mulai tahun ini per tumbuhan bisnis kami semakin melesat jauh. Perkembangan teknologi informasi (TI) sangat cepat dan kita sebagai pengusaha harus bisa memprediksi apa yang dibutuhkan pasar ke depan.

Profit bisnis?

Pertumbuhan bisnis TI cukup tinggi setiap tahunnya. Perusahaan kami rata-rata bertumbuh 20 persen. TI adalah lini bisnis padat intelek. Jadi, marginnya cukup besar karena bisa efisiensi di sana sini.

Teman-teman di dunia TI pasti merasakan hal sama. Kunci bisnis TI adalah SDM, sebab tak ada bahan baku selain orang dan manajemen perusahaan. Jadi, perusahaan TI harus bisa mengelola SDM secara optimal supaya bisa menghasilkan margin bagus.

Bagaimana menghadapi pembajak?

Produk-produk Bamboomedia hampir seluruhnya (95 persen) diproteksi. Hal ini untuk menghindari pembajakan oleh pihak yang belum mampu menghargai hasil karya cipta orang lain. Dulu, saat kami pertama kali membuat aplikasi, kami memang sering dibajak. Namun, kami melihat sisi baik pembajakan ini.

Microsoft pernah merilis tingkat pembajakan di Indonesia mencapai 80 persen, tetapi perusahaan tersebut tetap hidup di Indonesia. Di AS sekalipun, praktik-praktik pembajakan masih ada, sekitar 20 persen.

Pembajakan bisa digunakan untuk tes pasar. Misal, kita mempunyai produk, tetapi tidak dibajak, itu pertanda produk kita tidak punya kekuatan. Jika dibajak, di sana ada permintaan (demand). Setelah itu, baru kami menciptakan pengamanan lebih baik.

Kami membuat kode pengaman di setiap produk yang hanya bisa didapatkan lewat aktivasi SMS. Pengamanan dengan sistem ini bertujuan agar aplikasi kami tak bisa digunakan tanpa lisensi. Sejak itu tak ada lagi produk Bamboomedia yang bisa dibajak.

Tertarik mendirikan anak perusahaan?

Kami sejauh ini masih dalam satu lembaga (holding), tetapi divisi-divisinya sudah kuat. Sejak tahun lalu, kami sudah merintis supaya divisi-divisi ini dalam waktu satu hingga dua tahun akan datang bisa melepas diri menjadi satu unit terpisah.

Divisi Aplikasi Bisnis, misalnya, bisa menjadi satu anak usaha yang khusus menangani government project. Divisi Aplikasi Mobile bisa memonetasi yang sudah ada. Divisi 3D Animation juga bisa berdiri sendiri.

Ada juga Divisi Kids-Edutainment yang pastinya digemari anak-anak. Polanya bermain sambil belajar, sehingga merangsang anak belajar melalui permainan interaktif yang menyenang kan. Kids Interactive ini memungkinkan komunikasi dua arah antara anak dan bahan pelajarannya.

Bamboomedia menggandeng start up?

Ya, perusahaan kami selalu menggandeng dan menumbuhkembangkan kreator-kreator baru. Kami membimbing dan membina sejumlah start up. Kami juga berinvestasi pada beberapa dari mereka yang prospek bisnisnya bagus. Perusahaan-perusahaan mereka nantinya bisa bekerja sama dengan kami sebagai perusahaan induk.

Hal yang perlu dipahami pada zaman cloud, sosial, dan perangkat mobile seperti saat ini adalah sesuatu yang belum terjadi hari ini bisa saja terjadi tiga atau empat tahun akan datang. Itulah gunanya kami menggandeng mereka (start up). Contohnya banyak, kita bisa lihat dulu masih banyak agen tiket, tetapi sekarang rata-rata sudah tutup karena pengguna bisa mengakses seluruhnya dari aplikasi.

Penghargaan internasional?

Kami mendapat penghargaan Brand Award dari Forbes pada 2016.

Visi besar ke depan?

Kami tengah menyusun pengembangan Denpasar Technopark 2021. Areal seluas 12 hektare (ha) ini nantinya menjadi tempat bagi 10 ribu digital artist di Pulau Dewata. Denpasar Technopark itu sama halnya dengan kawasan pariwisata Bali Tourism Development Corporation (BTDC) di Nusa Dua, tetapi untuk digital creative. Kami tengah mencari investor untuk mendanai proyek ini.

Bagaimana anak muda bisa menangkap peluang bisnis pada zaman serba cloud, sosial, dan perangkat mobile saat ini?

Cari problem yang setidaknya sama-sama dialami satu juta orang di Indonesia. Buat solusinya berbasis cloud dan aplikasi mobile. Bergeloranya banyak start up di berbagai daerah di Indonesia mudah-mudahan bisa mendorong lebih banyak solusi untuk menjadikan negara ini lebih efisien.

Indonesia masih karut-marut dalam hal mengurus data. Kita butuh partisipasi anak muda untuk menyelesaikan problem itu, sehingga Indonesia tidak kehilangan momen bonus demografi karena anak-anak mudanya punya skil kuat.

Apa yang perlu disiapkan?

Pertama, intelektual. Kedua, ide. Anak muda perlu didorong berkreasi dan membangkitkan ide. Mereka dilatih lewat banyak lomba, seperti di kampus. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Denpasar, misalnya, mengusulkan kepada kami supaya ada tempat nongkrong sekaligus working space untuk anak muda. Mereka bukan hanya bertemu dan berkumpul, tapi bisa menggunakan tempat itu untuk bekerja dua hingga tiga jam.

Ketiga, membangun internet protocol (IP) address. Tahukah Anda? Permainan Angry Bird yang Anda mainkan di ponsel itu adalah aplikasi ke-40 yang dikembangkan penemunya. Jadi, produk bagus itu tak serta merta dibuat, kemudian langsung meledak di pasaran. Semua punya sejarah, semua butuh proses. Keempat, terus berinovasi.

Kunci sukses menjadi pebisnis muda?

Lakukan yang tak banyak dilakukan orang lain. Saya mengibaratkan sebagian besar mahasiswa zaman sekarang lulus, kemudian belok kanan alias menjadi karyawan atau anak buah (employee). Sayangnya, negara ini membutuhkan lebih banyak anak muda yang mau belok kiri, yaitu memilih jalur berbeda dengan menjadi wirausaha (entrepreneur).

Semakin banyak anak muda Indonesia yang belok kiri, minimal dua persennya menjadi inovator usaha, maka isu-isu pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, atau isu serbuan tenaga kerja asing (TKA) Cina bukan lagi sebuah kekhawatiran.

Merakit Mimpi dari Kamar 3×3 Meter

Putu Sudiarta saat remaja pernah bermimpi kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Begitu lulus SMA, mimpinya masuk ke Kampus Ganesha itu kandas. Ia pun tak ingin berlarut sedih, sehingga melanjutkan jenjang pendidikan sarjana di STIKOM Surabaya.

Pecinta matematika ini kemudian didapuk menjadi salah satu programmer di laboratorium kampusnya, bahkan sempat mendapat tawaran beasiswa S2 dan S3 di Royal Melbourne Institute of Technology Australia. Sudiarta sempat bimbang, tapi akhirnya memutuskan pulang ke kampung halaman di Bali untuk merintis wirausaha.

Ia pun menyewa sebuah indekos berukuran 3×3 meter dan menjadikan kamar itu layaknya laboratorium pribadi. Di sana, dia merancang CD software pendidikan dengan modal pinjaman laptop teman.

Ketika produknya selesai, tak ada satu pun calon pembeli berminat. Belajar tutorial dari sebuah CD merupakan hal baru bagi kebanyakan orang saat itu. Orang lebih tertarik membaca langsung dari buku.

Ayah dua anak ini akhirnya mengajukan produknya ke Gramedia Denpasar. Meski ditolak beberapa kali, Gramedia akhirnya bersedia membeli dan memasarkan produk Bamboomedia, termasuk di kota-kota besar lainnya. Microsoft juga pada 2003 tertarik dan mengajaknya bekerja sama.

Perkenalan Direktur Utama PT Bamboomedia Cipta Persada tersebut dengan raksasa piranti lunak itu mengantarnya selangkah demi selangkah menuju kesuksesan.

Setidaknya 30 ribu perusahaan kecil dan menengah di negeri ini menggunakan produk Bamboomedia, dan sekitar 200 aplikasi sudah merambah pasar luar negeri.

Inovasi membedakan pengikut (follower) dengan pemimpin (leader). Kepada anak-anak muda Indonesia yang sedang merintis wirausaha, ia berpesan supaya tetap merakit mimpi yang terukur.

Semua start up mempunyai visi sama, yaitu mendirikan usaha baru dan menguji coba usaha tersebut menjadi bisnis model. Jika bisnis model ini tak sukses dalam dua tahun, yang bersangkutan bisa meninggalkannya dan kembali membuat bisnis model baru atau menjadi pencari kerja (job seeker).

“Anda harus berjalan terus, jangan mempertaruhkan sesuatu untuk hal tidak pasti,” katanya.

Menurut Sudiarta, wirausaha atau entrepreneurship sebaiknya dilakukan sebelum seseorang berusia 35 tahun. Ini adalah tahapan eye of tiger, masa seseorang begitu bersemangat mencapai target-target dalam hidup.

Pria kelahiran Klungkung, 7 Januari 1975 ini melakukan hal serupa saat merintis Bamboomedia pada usianya yang 26 tahun. Ia menargetkan perusahaannya sukses saat ulang tahunnya yang ke-28.

Suami Ida Ayu Putri Widiastuti ini mendorong diri sekuat tenaga dan berkompetisi dengan waktu. Ia keluar dari zona nyaman dan menantang diri merancang bisnis software kreatif untuk pendidikan, bisnis, dan gim.

“Anak muda Indonesia punya potensi luar biasa besar di bidang digital. Mereka punya determinasi kuat pada kehidupan dan bisa melihat potensi di dunia serba digital ini,” katanya.

Biodata

Nama Lengkap                    : Putu Sudiarta

Tempat Tanggal Lahir       : Klungkung, 7 Januari 1975

Pendidikan Terakhir          : Informatika STIKOM Surabaya

Jabatan                                 : Direktur Utama PT Bamboomedia Cipta Persada

Bidang Bisnis                       : Creative Software Developer (eLearning & eBusiness)

Profesi Lain                          :

  • Konsultan pemerintah untuk industri kreatif berbasis software
  • Pengurus Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia (Aspiluki)
  • Wakil Ketua Sanggar Telematika Telkom
  • Konsultan Kurikulum SMK

Status                                    : Menikah

Nama Istri                             : Ida Ayu Putri Widiastuti

Nama Anak                          :

  • Putu Diahloka Mahaputri
  • Made Bagus Kannartha Mahaputra

Alamat Kantor                     : Jl. Merdeka 45 Renon, Denpasar, Bali 80235

Telp/Faks                              : +62 361 265521 (hunting)

Website                                 : www.bamboomedia.net

Email                                      : info@bamboomedia.net

Share:

Tags:

Leave a Comment