Anak kembar identik memang terkenal karena kemiripan fisiknya: wajah serupa, garis rambut mirip, tinggi badan mirip, bahkan sering kali memiliki ekspresi yang sama. Banyak orang kemudian bertanya-tanya, apakah kemiripan ini juga mencakup anatomi otak? Apakah otak mereka juga “kembar”?
Menurut penelitian terbaru, jawabannya tidak sesederhana itu. Kemiripan fisik ternyata tidak selalu mencerminkan kemiripan struktur otak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Profesor Lutz Jancke dari Universitas Zurich, ditemukan bahwa anak kembar identik ternyata tidak memiliki anatomi otak yang sama.
Perbedaan struktur otak mereka dipengaruhi oleh banyak ha, baik faktor genetik maupun nongenetik, bahkan pengalaman-pengalaman kecil selama berada dalam kandungan.
Menariknya, penelitian mengenai otak kembar juga pernah digunakan untuk menjelaskan kenapa anak kembar bisa memiliki perbedaan kondisi kesehatan, termasuk sensitivitas tubuh terhadap makanan, kecemasan, bahkan pencernaan. Ternyata, perbedaan kecil pada struktur otak inilah yang berkontribusi pada perbedaan respons tubuh.
Keadaan seperti stres, pola makan, dan aktivitas saraf vagus (yang menghubungkan otak dengan organ pencernaan) dapat memicu perbedaan gejala seperti asam lambung naik, meski anak kembar identik tumbuh bersama dan memiliki genetika mirip.
Otak Kembar Identik Tidak 100 Persen Sama
Profesor Jancke menjelaskan bahwa otak manusia sangat dipengaruhi oleh interaksi antara gen dan pengalaman hidup. Bahkan pengalaman kecil sekalipun dapat mengubah struktur otak. Sama seperti sidik jari, struktur otak setiap individu adalah unik.
Ia mengatakan, “Kombinasi pengaruh genetik dan nongenetik jelas memengaruhi tidak hanya fungsi otak, namun juga anatominya.”
Contoh sederhana, bayi dalam kandungan bisa mengalami posisi yang berbeda-beda. Jika salah satu bayi kembar identik berada dalam posisi tertentu dalam waktu lama, misalnya lengan kanan tidak bergerak selama dua minggu, hal itu bisa mengubah ketebalan korteks otak di bagian yang bertanggung jawab pada pengendalian gerakan lengan tersebut.
Perubahan kecil ini ternyata dapat menjadi jejak permanen yang mempengaruhi struktur otak hingga dewasa. Jejak ini pun bisa mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk perilaku, kemampuan motorik, hingga kecenderungan rasa sakit atau masalah pencernaan seperti asam lambung. Kembar identik pun bisa berbeda responnya saat stres, dan stres adalah salah satu pemicu utama asam lambung naik.
Dilakukan pada Lebih dari 200 Otak
Dalam penelitian besar tersebut, tim peneliti memeriksa lebih dari 200 otak orang dewasa sehat menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) sebanyak tiga kali selama dua tahun.
Mereka menilai lebih dari 450 fitur anatomi otak, termasuk volume total otak, ketebalan korteks, volume materi abu-abu, volume materi putih, perbedaan struktur kecil antarbagian otak.
Akurasi pengukuran mencapai lebih dari 90 persen. Hasilnya tegas, struktur otak sangat individual, bahkan pada pasangan kembar identik sekalipun.
Temuan ini memperkuat pemahaman bahwa anatomi otak seseorang dibentuk oleh interaksi kompleks antara genetika dan lingkungan. Itulah mengapa kembar identik pun bisa memiliki kepribadian berbeda, minat yang berbeda, cara berpikir berbeda, hingga cara tubuh merespons stres dan pemicu asam lambung yang berbeda pula.
Mengapa Kembar Identik Tidak Memiliki Otak yang Sama?
Walaupun berbagi rahim yang sama, posisi bayi, tekanan rahim, dan suplai oksigen bisa berbeda. Perbedaan sedikit saja bisa mempengaruhi perkembangan otak.
Contohnya, bayi yang lebih sering tertekan bisa memiliki area sensorik yang lebih tebal atau lebih tipis. Ini juga berkaitan dengan sistem saraf otonom, bagian otak yang mengatur detak jantung, napas, dan pencernaan.
Epigenetik adalah perubahan pada ekspresi gen tanpa mengubah DNA itu sendiri. Artinya, dua bayi kembar identik bisa “mengaktifkan” gen yang berbeda tergantung stres dalam kandungan, nutrisi, hormon, dan lingkungan mikro.
Aktivasi gen yang berbeda dapat membuat mereka memiliki sensitivitas berbeda terhadap stres. Meskipun kembar dibesarkan bersama, pengalaman mereka tidak pernah identik 100 persen. Misalnya, satu lebih aktif secara fisik, satu lebih sering mengalami kecemasan. Satu lebih rentan sakit, satu lebih sensitif terhadap makanan.
Semua faktor ini mempengaruhi sambungan saraf di otak dan bisa menjelaskan perbedaan respons tubuh. Otak anak kembar juga beradaptasi sesuai kebiasaan. Musisi, atlet, atau pemain catur memiliki area otak yang lebih berkembang sesuai aktivitasnya.
Kembar identik yang memiliki hobi berbeda akan memiliki anatomi otak yang mengikuti kebiasaan masing-masing. Termasuk apabila salah satu lebih sering mengalami stres akibat pekerjaan atau sekolah.
Pengaruh lingkungan juga sangat halus. Bahkan perbedaan kecil seperti pola tidur, makanan yang dikonsumsi, tekanan emosi, rutinitas harian, bisa mempengaruhi otak secara halus.
Apa Artinya Temuan Ini bagi Orang Tua Anak Kembar?
Jangan asumsikan semua hal akan sama. Kembar identik tidak selalu identik dalam hal kemampuan belajar, kepribadian, perkembangan otak, kondisi kesehatan. Setiap anak tetap memiliki jalur perkembangannya sendiri.
Kembar identik bisa saja mengekspresikan stres secara berbeda, sehingga perawatan emosional tetap harus personal. Kembar pun membutuhkan pendekatan berbeda dari orang tua, guru, atau pengasuh. Jangan samakan kemampuan atau respons kesehatan mereka, termasuk sensitivitas pencernaan lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Lutz Jancke menegaskan bahwa struktur otak setiap manusia adalah unik, termasuk pada anak kembar identik. Kemiripan fisik tidak menjamin kemiripan pada anatomi otak, fungsi otak, atau respons tubuh.
Bahkan pengalaman kecil dalam kandungan, faktor epigenetik, serta pengalaman hidup dapat menciptakan perbedaan struktur otak. Dalam konteks kesehatan, hal ini juga menjelaskan mengapa anak kembar memiliki perbedaan reaksi terhadap stres hingga pola makan.
Memahami hal ini akan membantu orang tua memberikan pendekatan yang lebih personal, baik dari segi pendidikan, emosi, maupun kesehatan.

Leave a Comment