Bayangkan orang yang kamu cintai melupakanmu setiap hari. Rasanya pasti menyakitkan, ya? Tapi pertanyaannya, apakah kamu akan terus berusaha membuat dia jatuh cinta lagi, meski tahu semuanya akan terhapus esok harinya? Atau… kamu akan menyerah karena merasa cinta itu sia-sia? Tema manis nan menguras emosi ini menjadi inti cerita dalam film romantis berjudul “Don’t Forget I Love You.”
Film ini sebenarnya sudah rilis pada edisi Valentine tahun 2022, namun penonton di Indonesia baru bisa menikmatinya mulai 1 Oktober 2024 di platform resmi VIU. Jadi, kalau kamu penggemar drama romantis berkualitas, ini saatnya berhenti streaming di situs bajakan. Hehe, no offense, ya!
Sebagai penggemar drama China, aku nggak sembarang suka sama semua aktor, tapi film ini langsung menarik perhatianku karena ada Jasper Liu. Aktor Taiwan yang ganteng ini nggak cuma punya wajah memesona, tapi juga kemampuan akting yang solid dan ekspresif banget.
Chemistry-nya di film ini bikin aku penasaran karena dia dipasangkan dengan Guli Naza, aktris cantik keturunan Uighur. Ini pertama kalinya aku nonton akting dia, dan harus kuakui, performanya cukup mencuri perhatian!
“Don’t Forget I Love You” bukan sekadar drama cinta biasa, tapi juga eksplorasi tentang makna cinta sejati yang nggak pernah menyerah meski dihadapkan pada tantangan berat. Jadi, buat kamu yang suka drama romantis yang bikin hati campur aduk, pastikan film ini masuk watchlist-mu!
Sinopsis “Don’t Forget I Love You”
Lu Yao (Jasper Liu), seorang musisi tampan berbakat, harus menghadapi kenyataan pahit setelah menjalani operasi tumor otak. Operasi tersebut menyelamatkan nyawanya, tetapi dengan konsekuensi besar: sebagian hipokampusnya harus diangkat, menyebabkan dia menderita amnesia anterograde.
Akibat kondisi ini, Lu Yao tidak bisa membentuk kenangan baru. Setiap pagi, ingatannya kembali seperti sebelum operasi. Kenangan tentang keluarganya, kariernya sebagai musisi, dan teman-temannya tetap utuh, tetapi apa pun yang terjadi setelah operasi akan terlupakan begitu dia tidur dan bangun keesokan harinya.
Hidup Lu Yao kini seperti kaset yang diputar ulang setiap hari. Dia harus memulai segalanya dari awal, bahkan jika ada momen penting yang terjadi kemarin, esoknya semua itu lenyap tanpa bekas.
Orang-orang baru yang ditemuinya menjadi asing setiap kali mereka bertemu kembali. Lu Yao mencoba menjalani rutinitasnya sebagai musisi, tetapi ada perasaan hampa karena dia sadar tidak bisa maju seperti sebelumnya.
Akan tetapi, segalanya mulai berubah ketika dia bertemu Xing Yue (Gulnezer Bextiyar). Pertemuan pertama mereka terjadi secara tidak sengaja di tengah kemacetan kota. Saat lampu merah, Lu Yao memperhatikan Xing Yue yang berada di mobil sebelahnya.
Tanpa sadar, dia terpaku melihat ekspresi Xing Yue yang begitu ekspresif dan jujur. Xing Yue sedang berbicara di telepon, marah-marah karena pacarnya selingkuh. Setelah itu, dia berusaha menghibur diri dengan tertawa sendiri, lalu bernyanyi keras-keras lagu berjudul Putus. Ironisnya, lagu itu adalah karya Lu Yao sendiri.
Pemandangan itu menggoreskan kesan mendalam di hati Lu Yao. Meski dia tahu kenangan ini akan hilang esok hari, ada sesuatu tentang Xing Yue yang membuatnya merasa hangat dan nyaman.
Dia menyimpan catatan kecil tentang pertemuan tersebut dalam buku hariannya, satu-satunya alat yang membantu dia memahami hidupnya yang terputus-putus.
Takdir kembali mempertemukan mereka dalam eksperimen psikologi yang dijalankan oleh Xing Yue. Di sini, mereka berinteraksi lebih dekat, dan Xing Yue terkejut mengetahui kondisi Lu Yao.
Meski awalnya mereka hanya menjadi bagian dari eksperimen, hubungan mereka perlahan berkembang. Xing Yue merasa tertarik pada kepribadian Lu Yao yang tulus, sementara Lu Yao semakin yakin bahwa dia telah jatuh cinta pada Xing Yue.
Hubungan ini tidak mudah. Setiap hari, Xing Yue harus berusaha membuat Lu Yao mengingat dirinya lagi. Bagi Lu Yao, cinta kepada Xing Yue menjadi seperti melodi indah yang selalu ia temukan meski harus dimulai dari awal.
Di tengah segala keterbatasan ingatan, mereka mencoba merangkai kisah cinta yang berbeda, sebuah kisah tentang keberanian, pengorbanan, dan harapan.

Karena tahu dia akan lupa keesokan harinya, Lu Yao mulai membuat voice notes dan mengambil foto-foto Xing Yue di ponselnya.
Setiap malam sebelum tidur, dia dengan hati-hati mencatat setiap momen yang ia habiskan bersama Xing Yue, mengingatkan dirinya sendiri, “Jangan lupa, kamu lagi jatuh cinta sama dia.” Meski kondisi amnesia yang ia alami membuatnya sulit mempertahankan kenangan lebih dari sehari, Lu Yao berusaha keras agar rasa cintanya tetap terjaga.
Dengan cara ini, dia berharap bisa mengingat dan merasakan kembali setiap detik kebersamaan mereka, meskipun hanya dalam ingatan sementara.
Sementara itu, Xing Yue juga menemukan seseorang yang bisa menghargai impian-impian terpendamnya.
Meskipun sehari-hari bekerja sebagai psikolog yang dihormati, Xing Yue sebenarnya memiliki cita-cita yang sangat berbeda: menjadi penulis puisi terkenal. Namun, selama ini dia merasa impian tersebut diremehkan oleh orang-orang di sekitarnya.
Mereka melihatnya hanya sebagai seorang profesional yang serius dan rasional, tanpa memberi ruang untuk sisi kreatif dan sensitif dalam dirinya. Untungnya, Lu Yao selalu memberikan dukungan sepenuh hati kepada Xing Yue, tanpa rasa ragu sedikit pun.
Dia percaya bahwa Xing Yue memiliki potensi luar biasa, dan dia tidak hanya mendukungnya dalam kata-kata, tetapi juga dengan tindakan.
Mereka bahkan bekerja sama untuk membuat lagu yang akhirnya menjadi sangat populer. Lagu mereka yang berjudul “10.000 Kali pun Kulakukan” langsung viral, menjadi hit besar di berbagai platform musik.
Liriknya menceritakan kisah Lu Yao yang menderita amnesia, tapi tetap mempertahankan cintanya yang tak terhingga pada Xing Yue.
Lagu itu menggambarkan bagaimana cinta yang sejati tak mengenal batas waktu, bahkan jika harus diulang ribuan kali untuk bisa mengingatnya kembali.
Liriknya yang dalam dan penuh emosi langsung menyentuh hati banyak orang, dan banyak yang merasa terhubung dengan cerita cinta mereka yang begitu tulus.
Meskipun cinta mereka begitu kuat, tidak semua orang percaya pada ketulusan hubungan mereka. Lu Hong, kakak perempuan Lu Yao, merasa cemas dan khawatir bahwa Xing Yue hanya memanfaatkan penyakit adiknya. Ia takut bahwa Xing Yue akan meninggalkan Lu Yao setelah ia merasa cukup dengan memanfaatkan keadaan.
Tanpa sepengetahuan Lu Yao, Lu Hong mengambil tindakan yang sangat drastis. Ia menghapus semua voice notes, foto-foto, dan catatan-catatan tentang Xing Yue yang ada di ponsel adiknya. Begitu Lu Yao bangun keesokan harinya, dia tidak mengingat apa pun tentang Xing Yue.
Bagi Xing Yue, kehilangan itu adalah pukulan berat. Semua momen manis yang mereka lewati bersama, setiap tawa, pelukan, dan kenangan indah lainnya, kini hilang begitu saja. Namun, meskipun hatinya terasa hancur, Xing Yue tahu bahwa ini bukan kesalahan Lu Yao. Lu Yao tidak bisa mengendalikan penyakitnya, dan ini adalah kenyataan pahit yang harus ia terima.
Meskipun rasanya seperti memeluk bayangan yang tak bisa ia sentuh, Xing Yue memutuskan untuk tetap bertahan. Dia memilih untuk mencintai Lu Yao dengan sabar, berharap bahwa suatu hari cinta mereka akan ditemukan lagi, meskipun harus melalui perjalanan yang tak mudah.
Cinta yang Tertinggal di Indra Penciuman
Terapi pancaindra yang dilakukan Xing Yue untuk Lu Yao dalam “Don’t Forget I Love You” bukan sekadar sebuah formalitas atau latihan biasa. Setiap sesi terapi, Xing Yue merangsang semua indra Lu Yao dengan urutan ritual yang selalu sama.
Meskipun tampak sederhana, terapi ini memiliki tujuan yang lebih dalam, yaitu membantu Lu Yao mengingat kembali dirinya, dunia, dan perasaannya terhadap Xing Yue. Masing-masing indra yang dirangsang oleh Xing Yue memiliki peran penting dalam membuka kembali kenangan-kenangan yang tersembunyi dalam pikiran Lu Yao, meskipun banyak dari kenangan itu sudah dihapus.
Pertama, Lu Yao diminta melepas sepatunya dan berjalan di atas karpet yang penuh dengan batu kerikil. Sensasi rasa sakit dan ketidaknyamanan ini langsung merangsang indera peraba, membawa Lu Yao kembali ke momen-momen yang tak terlupakan dari masa lalunya.
Sensasi tersebut membangkitkan rasa familiar dalam dirinya, meski ia tidak menyadari hal tersebut pada awalnya.
Selanjutnya, Lu Yao diminta meminum jus wortel pedas yang terasa sangat aneh di lidahnya. Rasa pedas dan pahit ini bekerja pada indera pengecapnya, mengingatkannya pada hal-hal yang lebih sensorial dalam kehidupannya, seperti saat-saat dia dan Xing Yue berjuang bersama.
Ini adalah langkah kecil tapi bermakna dalam proses terapi yang menghubungkan tubuh dan ingatan yang tersembunyi.
Setelah itu, Lu Yao diminta untuk mendengarkan petikan gitar yang menenangkan dari Xing Yue. Musik memiliki kekuatan untuk menenangkan jiwa, dan suara gitar yang lembut ini membantu menenangkan pikiran Lu Yao, meskipun ia tidak menyadari bahwa itu adalah cara Xing Yue mencoba menghubungkan dirinya kembali dengan masa lalu yang hilang.
Bagian yang paling lucu dalam “Don’t Forget I Love You” dan tidak terduga dari terapi ini adalah saat Xing Yue menampar pipi Lu Yao. Ya, tamparan ini bukan hanya sebuah cara untuk membangunkan tubuh dan pikiran Lu Yao, tetapi juga cara unik Xing Yue untuk menunjukkan cintanya, meskipun tampak seperti candaan.
Ini adalah bagian yang paling kocak, karena setiap kali Lu Yao menerima tamparan itu, suasana hati menjadi lebih ringan, dan dia mulai merasakan adanya kehangatan yang semakin tumbuh dalam dirinya.
Bagian terakhir dari terapi ini adalah membaui parfum jeruk yang selalu dipakai Xing Yue. Wanginya yang segar dan khas langsung mengingatkan Lu Yao pada keberadaan Xing Yue dalam hidupnya.
Ternyata, indra penciuman memiliki kekuatan yang luar biasa untuk membangkitkan kenangan yang paling dalam sekalipun, terutama ketika itu berhubungan dengan seseorang yang kita cintai.
Tiba-tiba, ada hal menarik yang terjadi. Ketika Lu Yao mengalami kehilangan sebagian besar ingatannya, ada satu hal yang tetap kuat dalam dirinya, indra penciumannya.
Meski memori tentang Xing Yue telah dihapus oleh kakaknya, Lu Hong, tubuh Lu Yao masih dapat mengenali aroma parfum Xing Yue. Ini adalah bukti bahwa aroma memiliki kekuatan untuk bertahan lebih lama dari kenangan itu sendiri.
Suatu malam, ketika Xing Yue diam-diam pergi menonton konser Lu Yao, mereka hampir saja berpapasan di luar gedung. Xing Yue mencoba menyembunyikan diri dan tidak menoleh ke belakang. Namun, tanpa sengaja, Lu Yao menangkap aroma parfum yang sangat familiar baginya.
Seperti kilat yang menyambar, Lu Yao segera menoleh dan berteriak memanggil nama Xing Yue, “Xing Yue! Xing Yue!” Dalam keramaian itu, saat mendengar nama tersebut, Xing Yue tak bisa menahan perasaannya. Itu adalah saat yang menggugah hatinya, momen ketika ia memutuskan untuk kembali kepada Lu Yao dan berjuang untuk cinta mereka.
Sejak saat itu, Xing Yue bertekad untuk menghidupkan kembali cinta mereka. Hari demi hari, ia mulai merekam momen-momen kebersamaan mereka dalam video, berharap bahwa setiap pagi, Lu Yao bisa melihat dan merasakan kembali betapa dalamnya cinta mereka.
Meskipun ingatan Lu Yao tentang dirinya telah hilang, Xing Yue percaya bahwa cinta mereka bisa bangkit kembali melalui kenangan yang lebih kuat, kenangan yang bukan hanya ada di dalam pikiran, tetapi juga dalam tubuh dan indera yang tak pernah benar-benar lupa.

Cinta yang Harus Diulang Setiap Hari
Kisah ini mungkin mengingatkanmu pada film “50 First Dates,” namun versi ini terasa lebih mendalam dan emosional. Selain karakter dan alur yang lebih kompleks, “Don’t Forget I Love You” menawarkan perspektif baru yang menyentuh tentang perjuangan cinta dan ketahanan mental.
Singkat cerita, setelah melewati berbagai tantangan dalam hubungan mereka, Lu Yao dan Xing Yue akhirnya menikah dan mulai menjalani kehidupan bersama. Kabar bahagia datang ketika mereka mengetahui bahwa Xing Yue hamil, sebuah momen yang seharusnya dirayakan dengan sukacita. Namun, kebahagiaan itu justru diselimuti rasa khawatir dan ketakutan yang mendalam.
Kehamilan Xing Yue membawa kegembiraan sekaligus ketegangan. Lu Yao, yang memiliki masalah memori akibat kondisi medisnya, harus mengulang ingatannya setiap hari. Hal ini membuatnya merasa cemas dan takut tidak bisa menjadi suami atau ayah yang baik.
Setiap pagi, ia terbangun dengan kebingungannya, merasa seperti memulai ulang hidupnya dari titik nol. Namun, Xing Yue tidak pernah meninggalkannya. Ia selalu ada di sisinya, memberikan dukungan yang tak terhingga dan meyakinkannya bahwa cinta mereka akan selalu cukup, selama mereka bersama.
Situasi semakin sulit ketika kehamilan Xing Yue tidak berjalan lancar. Tekanan darahnya meningkat, dan ia berisiko mengalami preeklampsia, kondisi yang membahayakan baik ibu maupun bayi.
Stres yang tidak terduga menjadi salah satu pemicu, ditambah dengan keharusan Xing Yue untuk mengulang ingatan Lu Yao setiap hari. Aktivitas fisik yang padat ini semakin memperburuk kondisinya, meskipun ia berusaha keras untuk tetap kuat demi suami dan bayinya.
Puncaknya terjadi pada malam minggu yang seharusnya menjadi waktu istimewa bagi pasangan muda ini. Lu Yao, yang ingatannya kembali kosong, mengajak Xing Yue untuk kencan, meski ia tahu betul istrinya sedang hamil besar dan sangat lelah.
Meskipun kelelahan, Xing Yue tidak ingin mengecewakan suaminya dan tetap mengikutinya. Namun, di tengah perjalanan, tubuhnya tidak bisa lagi bertahan. Xing Yue pingsan, dan kondisi darurat membuat mereka harus segera membawa bayi mereka ke dunia melalui operasi caesar.
Perjuangan mereka, yang diawali dengan cinta yang tulus, kini mencapai titik krisis yang menguji kekuatan batin mereka. Dalam momen tersebut, terlihat betapa besar cinta dan pengorbanan yang mereka miliki satu sama lain.
Akhir “Don’t Forget I Love You” yang Membawa Air Mata
Banyak penonton menganggap kisah ini berakhir tragis. Setelah melahirkan, Xing Yue tidak berhasil bertahan dan meninggal dunia. Kini, Lu Yao hanya bisa merawat anak mereka sendirian, tanpa memori utuh tentang wanita yang ia cintai. Namun, meskipun tampak seperti akhir yang menyedihkan, kisah ini sebenarnya mengajarkan kita banyak hal tentang makna cinta sejati.
Memang, perpisahan karena kematian sering kali dipandang sebagai akhir yang memilukan. Namun, bagi saya, itu bukanlah kesedihan yang harus ditangisi. Bukankah hidup ini memang singkat?
Cepat atau lambat, kita semua akan pergi. Yang terpenting bukan berapa lama kita hidup bersama seseorang, tetapi seberapa bahagia kita mengisi waktu yang ada dengan orang-orang yang kita cintai.
Cinta sejati bukan tentang berapa lama kita memiliki kenangan bersama, tapi tentang bagaimana kita menjalani setiap momen dengan penuh kehangatan, meskipun tak tahu berapa lama waktu itu akan bertahan.
Kisah Lu Yao dan Xing Yue mengajarkan bahwa cinta sejati tidak bergantung pada ingatan, tetapi pada kehadiran dan usaha yang tulus. Setiap hari, meskipun harus memulai dari awal, Xing Yue memilih untuk tetap bersama Lu Yao, memberi segalanya meskipun ia tahu ia akan kehilangan ingatannya.
Cinta yang tulus memang tidak selalu membutuhkan pengingat. Ini adalah tentang berkomitmen untuk hadir dalam kehidupan orang yang kita cintai, bahkan ketika dunia seakan-akan tidak mengizinkan kita untuk terus melangkah bersama.
Meski Xing Yue akhirnya pergi, cinta yang ia tinggalkan tetap hidup di hati Lu Yao dan putra mereka. Cinta yang tak pernah benar-benar hilang, meskipun mungkin tidak lagi diingat.
“Don’t Forget I Love You” adalah sebuah film yang menyayat hati, namun justru di situlah letak keindahannya. Cinta sejati bukan hanya tentang seberapa lama kita bersama, tetapi tentang seberapa tulus kita hadir di setiap momen yang kita bagikan, meski esok mungkin kita tidak lagi memiliki kesempatan untuk bersama.
Film ini mengajak kita untuk merenung, apakah kita mampu mencintai seseorang dengan tulus, meskipun mereka mungkin tak akan pernah mengingat kita lagi. Apakah kita akan menyerah hanya karena cintanya seperti air yang mengalir, seakan tak bisa kita genggam untuk selamanya?
Xing Yue tahu bahwa setiap hari ia harus membuat Lu Yao jatuh cinta lagi dan lagi. Itu bukan hal yang mudah, namun ia tetap bertahan. Baginya, cinta adalah sebuah keputusan, bukan sekadar perasaan yang datang dan pergi.
Cinta sejati dalam “Don’t Forget I Love You” menuntut keberanian, untuk memilih tetap ada, tetap berjuang, dan tetap hadir meskipun waktu yang kita miliki sangat terbatas.
Film ini benar-benar mengajak kita untuk berpikir tentang makna sejati dari mencintai: bukan hanya soal kenangan yang akan kita tinggalkan, tapi tentang keberanian untuk mencintai dengan sepenuh hati, meski tak ada jaminan kita akan dikenang.
Jadi, “Don’t Forget I Love You” bukan hanya sekadar kisah tentang perpisahan dan kehilangan, tetapi juga tentang cinta yang tulus dan abadi, meskipun tak selalu dapat diingat.
Cinta sejati adalah tentang bagaimana kita berani untuk terus hadir, untuk memberi, meskipun tak ada jaminan hari esok akan memberikan kita waktu bersama lagi.

Kenapa Kamu Wajib Nonton Film Ini?
Kalau kamu pecinta drama romantis yang menguras emosi, “Don’t Forget I Love You” wajib banget masuk watchlist! Ceritanya bukan cuma bikin senyum-senyum sendiri di satu jam pertama, tapi juga ngajarin arti cinta yang tulus dan tanpa pamrih di satu jam terakhir.
Tapi siap-siap ya, banyak adegan yang bikin mewek, terutama 1 jam terakhir yang udah dipastikan bakal bikin kamu termehek-mehek sampai filmnya abis. Jadi, pastikan kamu nonton sambil bawa tisu. Tonton sekarang di VIU dan rasakan sendiri manis-pahitnya kisah cinta Lu Yao dan Xing Yue.
Gimana, udah siap buat jatuh cinta lagi dan lagi, bahkan meski harus diulang 10.000 kali? Jangan lupa, love is all about today.***
Leave a Comment