Mau mulai bisnis kecil-kecilan, tapi untungnya besar-besaran dengan jumlah pelanggan menjanjikan? Kalo begitu buruan, ini adalah waktu tepat untuk belanja super mudah dan berbisnis sembako dari rumah lewat Aplikasi Super.
Aplikasi Super adalah aplikasi toko kelontong yang memberi banyak kemudahan dan keuntungan bagi pengguna. Kulakan sembako jauh lebih mudah berkat aplikasi ini.
Buat warga Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya coba download dulu Aplikasi Super di Google PlayStore, kemudian lanjutkan membaca postingan saya berikut. OK?
Saya mau cerita sedikit nih. Setelah suami saya rotasi kerja ke Surabaya Maret 2020, kami sekeluarga tinggal di Rungkut Menanggal Harapan, Gunung Anyar. Wilayah kami termasuk ke dalam zona merah Covid-19 waktu itu. Buktinya? Tetangga belakang rumah saya positif terpapar virus corona.
Saya cukup stres menyesuaikan diri dengan kondisi. Pengennya pindah ke Surabaya jadi hepi, tapi ini malah takut sendiri.
Alhamdulillah warga kompleks perumahan kami di Blok F guyub sekali. Saya yang notabene baru pindah, langsung betah. Melalui grup WhatsApp ibu-ibu se-RT dan se-RW, kami bertukar komunikasi, bahkan saling bantu belanja kebutuhan hidup sehari-hari.
Urusan dapur, khususnya sembako dan makanan jadi, hingga popok bayi saya beli dari tetangga. Mereka gak punya warung resmi, tapi bisa jualan beras, jualan popok bayi, jualan tisu, dan aneka makanan jadi yang bisa diantar langsung ke rumah. Modalnya cuma woro-woro di grup WA, atau mereka japri saya.
Melihat itu saya menyadari, pandemi gak sepatutnya bikin kita keki, malahan kita bisa kok berbisnis kelontong dari rumah mulai hari ini.
Kalo kita punya ide buka toko sembako dari rumah, bisa gak?
Bisa banget! Caranya ya jadi Super Agen lewat aplikasi Super.
Bisnis Sembako Gak Neko-Neko
Hari gini nyari kerja harus ekstra usaha. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di mana-mana. Jangan heran, sarjana pun gak neko-neko buka toko sembako. Wong bisnis kelontong itu profitable kok.
Alasannya sembako atau sembilan bahan pokok adalah kebutuhan primer masyarakat Indonesia. Artinya, sampai kapan pun permintaannya akan terus meningkat, seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Setengah abad lalu warung kelontong atau toko sembako masih jadi primadona. Kesannya kalo kita punya warung itu dianggap orang mampu.
Generasi milenial yang sekarang berumur 30-an pasti masih ingat, tukang sayur keliling dulu gak ubahnya seperti penjaga gerbang sarapan, makan siang, dan makan malam keluarga kita. Kehadiran mereka sangat dinantikan.
Orang kaya sekali pun dulu belanjanya ke tukang sayur yang lewat depan rumah loh. Ibu-ibu rumah tangga mengantre di warung sembako, menunggu pesanannya diambilkan, dan membayar di kasir.
Kemudian baru lah muncul swalayan, toko besar yang mempersilakan pembeli memilih dan mengumpulkan barang yang dibeli dalam satu keranjang. Kemunculan swalayan mengubah cara masyarakat kita berbelanja.
Swalayan banyak bentuknya, mulai dari minimarket, midimarket, supermarket, hypermarket, grosir, dan toko serba ada (Toserba). Kita gak cuma bisa belanja kebutuhan sehari-hari, seperti sembako, tapi juga pakaian, alat rumah tangga, perlengkapan bayi, furnitur, peralatan olah raga, elektronik, hingga beli pulsa dan token listrik.
Dari sekian banyak bentuk swalayan, minimarket paling menarik perhatian. Ini adalah toko kecil berkonsep supermarket yang ramai kita jumpai berjejer di jalan-jalan raya utama. Pelanggan gak harus pergi ke supermarket yang biasanya terletak di jantung kota.
Keberadaan minimarket, khususnya si merah dan si biru di berbagai daerah di Indonesia sering dikritik karena mematikan warung-warung kecil milik rakyat. Awalnya pendiriannya cuma di pinggiran kota, tapi kini kok sampai ke desa-desa.
Data Pusat Pengkajian, Pengolahan Data, dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI menyebutkan jumlah minimarket di seluruh Indonesia pada 2010 mencapai 16.992 outlet, atau naik 42 persen dibanding 11.927 outlet pada 2009. Pada 2005, total minimarket mencapai 6.465 outlet, kemudian menjadi 7.356 outlet (2006), dan 8.889 outlet (2007).
Laporan Nielsen’s What’s Next for Southeast Asia menunjukkan, jumlah total minimarket di Indonesia mencapai 43.826 outlet pada 2017. Sekarang pertumbuhannya rata-rata 3,2 persen atau seribu minimarket per tahun. Ini angka TERTINGGI di Asia Tenggara.
Melihat data-data di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa buka toko kelontong dan warung sembako dari rumah adalah ide brilian. Gak peduli berapa banyak minimarket dan supermarket di daerah kita, yang namanya bisnis sembako tetap menjanjikan.
Mengapa toko kelontong dan warung sembako zaman now hidup lagi?
1.Modal gak harus banyak
Kalo misalnya Pak Supri nanya, “Elu punya modal berapa buat bisnis sembako?” Kita bisa jawab suka-suka, “Tiga juta? Lima juta? Sepuluh juta?” BISAAA…
Jualannya di mana?
Kita bisa menyulap teras, garasi, atau ruang tak terpakai di rumah menjadi lapak jualan. Ibu rumah tangga seperti saya kalo mau bisnis sembako dari rumah tetap bisa nyambi ngurus anak.
2. Omset besar, terlebih didukung platform digital.
Riset Katadata menunjukkan omset pedagang sembako bisa Rp 1-2 juta per hari, atau Rp 3-4 juta per hari. Pendapatan bersih pedagang dengan kisaran omset tersebut rata-rata 20 persen di luar belanja kebutuhan warung. Satu kali berbelanja pedagang cukup menganggarkan sekitar Rp 2 juta.
Omset pedagang semakin besar mana kala didukung layanan berbasis digital. Pasalnya kalo pedagang pesan dagangan lewat aplikasi, biasanya ada harga khusus untuk toko atau warung, juga ada voucher yang bisa ditukarkan.
Platform aplikasi zaman sekarang juga bisa membantu pedagang untuk mengatur stok, mencatat transaksi penjualan, membagikan katalog, bahkan menyusun laporan penghasilan. Super banget!
3. Tren belanja konsumen berubah
Sadar gak? Sekarang ini semakin banyak orang berbelanja di warung kecil. Alasannya harga lebih murah. Minimarket, apalagi supermarket justru mematok harga lebih tinggi dari warung kecil dan grosiran.
Orang-orang sekarang lebih senang berbelanja online. Mereka gak harus pergi ke toserba kalo cuma mau beli selembar dua lembar baju, alas kaki, perlengkapan mandi, dan kosmetik.
Akibatnya apa? Ya belanja sembakonya di warung tetangga aja. Sisanya beli makanan jadi lewat aplikasi. Selisih harganya gak beda jauh kok dari masak sendiri.
Konsumen dari golongan usia tua pun cenderung pilih belanja di warung terdekat. Mereka beli sedikit, tapi sering. Mama saya contohnya, sudah 60 tahun, sudah gak kuat lagi kalo harus keliling supermarket belanja kebutuhan bulanan.
Konsumen yang masih muda, apalagi yang single cenderung berbelanja kalo mereka mau masak. Mereka lebih senang mampir di toko dekat rumah, beli bahan-bahan secukupnya, kalo perlu cukup nenteng satu plastik kecil di tangan, ketimbang pergi belanja bulanan ke swalayan untuk mengisi dapur dengan beras, minyak goreng, gula, susu berkotak-kotak, tisu toilet, daging sapi, ayam potong, dan sebagainya.
4. Inovasi ala warung kelontong dan toko sembako
Pemilik toko kelontong pasti mikir keras bagaimana bisa bersaing dengan minimarket dan swalayan? Mereka tentu gak ingin sekadar menjual barang kebutuhan pokok yang sama persis bisa ditemukan pembeli di sana.
Oleh sebabnya banyak pemilik warung dan toko kini berinovasi. Saya melihat beberapa inovasi sederhana yang dilakukan pemilik warung dan toko sembako di dekat rumah saya.
Apa saja tuh?
- Selain berdagang bahan pokok, pemilik warung dan toko juga menjual makanan tradisional siap saji. Ada yang jualan cireng, bakso tusuk, cilok, tahu isi, aneka gorengan, jus. Sajian tradisional sangat jarang kita temukan di supermarket atau swalayan.
- Pemilik warung dan toko mempersilakan tukang odong-odong atau mainan anak mangkal di sana pada jam-jam tertentu, misalnya pukul 17.00-20.00 malam. Ini menarik pengunjung. Bahkan ada ibu-ibu yang tadinya gak niat belanja, tapi gara-gara anaknya pengen main odong-odong, malah belanja ke warung di dekatnya.
- Pemilik warung dan toko sengaja menyediakan halaman parkir yang cukup untuk kendaraan, khususnya sepeda motor. Pembeli tetap nyaman memarkir kendaraan dan gak perlu bayar tukang parkir, sebagaimana mereka belanja di minimarket atau supermarket kebanyakan.
- Pembeli yang belanja banyak, misalnya minimal pembelian Rp 200 ribu, maka ada layanan antar gratis belanjaan ke rumah. Ini berlaku selama lokasi pembeli masih dalam radius tertentu, misalnya kurang dari 3 km.
- Warung dan toko boleh kecil, asalkan bersih dan terang. Faktor kebersihan dan penerangan kadang menjadi pertimbangan kebanyakan orang lebih senang belanja ke minimarket. Sekiranya warung kelontong dan toko sembako menerapkan hal sama, rasanya sungguh istimewa. Siapa sih yang gak senang lihat yang bersih-bersih, ya kan?
- Reward bagi pelanggan setia. Pas momen Lebaran Idul Fitri misalnya. Pemilik toko dan warung kecil memberikan hampers atau parsel mini untuk pelanggan-pelanggannya yang setia. Biasanya sih isi parselnya bahan-bahan sembako juga. Ini bertujuan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.
Aplikasi Super Lahirkan Super Agen
Kayaknya makin tertarik jadi Super Agen nih. Saya udah daftar loh. Kamu juga bisa. Jangan lupa, download dulu aplikasinya.
Setelah download dan install aplikasi Super, ikuti langkah-langkah berikut:
- Buka aplikasi Super di ponsel atau android, ketuk DAFTAR BARU.
- Masukkan nama, nama toko,nomor telepon, dan alamat lengkap menggunakan fitur GPS di ponsel.
- Unggah foto KTP di field yang tersedia.
- Masukkan kode referral berupa Marketing ID, dan DAFTAR.
- Tunggu konfirmasi berupa kode melalui WhatsApp dari Super.
Udah deh! Begitu masuk ke aplikasi, pada halaman utama kita akan disajikan tiga fitur belanja utama, yaitu Super Grosir, Super Retail, dan Super Digital.
- Super Grosir cocok untuk super agen seperti kita yang ingin membuka toko dan warung sendiri. Fitur ini memberlakukan minimal belanja, yaitu Rp 1 juta. Satuannya bisa karton, bal, atau renceng.
- Super Retail cocok untuk rumah tangga, khususnya ibu-ibu seperti saya yang ingin belanja kebutuhan sehari-hari dengan harga miring, plus belanjaannya diantar ke rumah. Fitur ini memberlakukan minimal belanja Rp 500 ribu.
- Super Digital menyediakan pulsa, paket data, listrik, PDAM, BPJS, dan tagihan lainnya.
Bagaimana caranya aplikasi Super bikin kulakan sembako jadi lebih mudah?
1. Harga super murah, keuntungan melimpah.
Salah satu risiko berbisnis sembako adalah terjadinya lonjakan harga. Namun, kita gak perlu khawatir kalo jadi Super Agen di aplikasi Super. Belanja sembako di aplikasi Super membuat kita bisa mengakses harga barang paling murah. Kulakan sembako jadi untung melimpah.
Jangan lupa, selama momen Ramadhan tahun ini, Aplikasi Super ada promo Super Bohay. Kita bisa mendapatkan diskon cantik dan belanja dengan harga murah poll!
2. Kulakan super mudah, wajah pun sumringah.
Stok sembako di toko habis? Kita gak perlu repot keluar rumah untuk belanja stok. Cukup pesan barang melalui aplikasi, semuanya beres! Fitur Toko Saya mempermudah kita mengatur stok di toko.
Kita bisa mencatat transaksi penjualan dan mengelola produk lebih praktis. Ada juga fitur Super Kas yang memudahkan kita belanja tanpa harus mengeluarkan uang. Kulakan jadi mudah, kita melayani pelanggan jadi sumringah.
3. Pengiriman super cepat dan gratis ongkos kirim
Kurir Super akan mengirimkan barang pesanan kita sehari setelah kita pesan. Jam pengirimannya juga bisa ditentukan. Makanya kalo kita pasang alamat dan peta lokasi harus jelas. Khusus Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya, gratis ongkir loh. Jadinya lebih hemat deh.
4. Metode pembayaran super komplit
Metode pembayaran di aplikasi Super bervariasi. Kita bisa memilih pembayaran berupa cash on delivery (COD) dan transfer. Ada juga metode pembayaran dengan Super Kas, fitur baru aplikasi Super yang memudahkan kita belanja tanpa ribet mengeluarkan uang tunai.
Aplikasi Super mengajak kita semua yang suka tantangan memajukan usaha untuk bergabung menjadi mitra Super Center. Biar jualan makin untung.
Super Center adalah program dari Super untuk memajukan agen, pedagang, dan toko kelontong melalui Program 3P, yaitu Pelatihan, Pendapatan Tambahan, dan Promosi.
Berikut adalah syarat daftar menjadi super center:
- Terdaftar sebagai agen Super. Pastikan kita sudah punya akun di aplikasi Super dan bertransaksi belanja minimal Rp 500 ribu.
- Target konsumen dominan end user. Artinya masyarakat yang berbelanja untuk dikonsimsi secara pribadi.
- Bangunan toko kita adalah milik sendiri, dibuktikan dengan menunjukkan sertifikai kepemilikan bangunan atas nama kita sebagai pemilik toko atau rumah.
- Gross per day (GDP), artinya pendapatan toko kita minimal Rp 5 juta per hari.
Warung kelontong dan toko sembako tak ubahnya seperti jangkar sosial masyarakat kita. Pedagang-pedagang kecil ini bisa mengintegrasikan aspek sosial dan ekonomi di dalamnya. Makin yakin deh, aplikasi Super sangat mumpuni membantu kelancaran usaha. Gabung yuk!
Leave a Comment