Kunjungan bulanan ke dokter anak bersama si kembar selalu terasa horor bagiku. Rasanya seperti jadwal penerimaan rapor orang tua, khususnya di sesi penimbangan berat badan.
Setelah rapor diterima, begitu pulang, orang-orang kanan kiri bakal nanyain, khususnya ibu dan mama mertua. Berapa berat badan si kembar sekarang? Kalo naik syukur alhamdulillah, mereka senang sekali.
Kalo turun? Duh, itu dia horornya. Apalagi kalo dibandingkan dengan berat bulan lalu. Rasanya kok ya, duh dobel-dobel sedihnya.
Dua bulan terakhir aku menghadapi sedikit masalah. Rangin tak kunjung bertambah berat badannya. Tetap saja 8 kg sejak usia 8 bulan hingga 9 bulan. Abangnya, Rashif selalu bertambah, meski tidak signifikan, sekitar 100-300 gram per bulan.
Anak kembar itu banyak yang nyinyirin. Suka dibanding-bandingin. Baru lahir saja, udah pada komen,
“Wah, beda yaaa. Satu rambutnya tebal banget, satunya tipis.”
“Kembarnya beda ya? Satu hidungnya mancung, satunya gak.”
“Kembarnya beda ya? Satu besar, satu kecil.”
Emangnya anak gw boneka Upin Ipin yang setiap edisi terbaru dibuat satu ukuran sama pabrik? Duuuh, julid amat orang-orang di luar sana. Meski demikian, emak mah berusaha santai ae.
“Lihat bayinya, aktif apa tidak? Jangan lihat beratnya doang.”
Familiar dengan kata-kata itu? Kedengarannya sederhana yaaa, namun faktanya berat badan bayi susah diabaikan ibu.
Begitu banyak kulihat ibu-ibu di luar sana yang kehilangan kepercayaan diri, khususnya memberikan ASI eksklusif karena satu dua orang bilang berat badan bayinya kurang ideal.
Si A umur 7 bulan beratnya udah 10 kg, sementara bayi sendiri masih mentok di 6 kg.
Padahal, si ibu merawat bayinya sepenuh hati, disusui ASI eksklusif, MPASI-nya juga lahap. Tapi yaaaa akhirnya kalah sama yang julid dan ujung-ujungnya nanya di grup whatsapp, “Bunda, susu apa yang cepat naikin berat badan anak ya?” Langsung ke mini market beli susu yang dimaksud dan akhirnya bayi yang tadinya nyaman dan cukup dengan ASI harus diasupi formula.
Dokter anak di Santa Monica, California, Dr Jay N Gordon mengatakan tidak ada ketentuan baku tentang kisaran berat badan normal bayi, misalnya harus naik 400-800 gram per bulan. Ini karena beberapa bayi secara genetik memang ditakdirkan bertubuh lebih kecil atau lebih besar dari bayi lain.
Dr Jay mengatakan, jika ada yang bilang berat badan anakmu tidak ideal, coba jawab daftar pertanyaan di bawah ini.
Apakah bayinya aktif menyusu?
Apakah bayinya teratur buang air besar dan buang air kecil?
Apakah urin bayi bening atau kuning pucat?
Apakah mata bayi berbinar?
Apakah warna kulit bayi normal dan sehat?
Apakah kuku bayi tumbuh?
Apakah grafik pertumbuhannya masih sesuai atau tau begitu jauh keluar dari garis normal?
Apakah pembawaan bayi keseluruhan aktif dan menyenangkan?
Apakah bayi cukup tidur?
Jika jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas adalah iya, maka tandanya si bayi sehat walafiat tak kurang satu apapun. Masih penasaran juga? Masih ragu juga? Dr Jay meminta orang tua menjawab dua pertanyaan terakhir.
Berapa tinggi ayah?
Berapa tinggi ibu?
Jika bayinya kurus, sementara ayah ibunya obesitas, mungkin memang ada yang salah di sana. Namun, jika bayinya tidak begitu gemuk, sebab memang pembawaan genetik orang tua, buat apa lagi bertanya mengapa bayiku tidak gemuk seperti bayi lainnya?
Dr Jay mengatakan lebih bagus ibu fokus mempertimbangkan penyebab lain, misalnya pelekatan (latch on) bayi saat menyusui tidak pas. Ini berakibat bayi tak mendapat asupan ASI maksimal dari payudara ibu. Terkait hal ini, ibu sebaiknya meminta dukungan dari konsultan ASI misalnya.
Aku termasuk korban dari kebimbangan itu. Akhirnya pas kunjungan terakhir, DSA kembar menyarankan memberi susu formula khusus untuk Rangin yang diberikan dua kali sehari.
Berat Badan Ideal Balita
Sekali lagi, setiap bayi itu berbeda. Namun, secara umum ini adalah tabel perkembangan berat badan dan tinggi bayi laki-laki dan perempuan versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Grafik pertumbuhan ini berlaku untuk bayi yang lahir cukup bulan dan terlahir sehat. Dokter mungkin akan menggunakan grafik berbeda untuk bayi prematur atau bayi yang lahir dengan kondisi khusus.
Booster Alami Berat Badan Bayi
Adakah makanan khusus yang bisa meningkatkan berat badan anak? Ada dong.
Jujur, kadang masih heran, banyak orang menjadikan berat badan bayi sebagai indikator kesuksesan si ibu. Seolah anak kurus berarti tak terurus. Bagaimana pun emak-emak setrong se-Nusantara harus bersama melawan pola pikir yang masih tradisional ini.
Semoga anak-anak kita sehat semua ya bunda. Amiiin.
Leave a Comment