Tiga bulan sudah Twins Mainaka (Rashif dan Rangin) makan. Alhamdulillah keduanya lahap. Belum ada istilah makanan yang gak enak.
Serunya punya bayi kembar itu salah satunya makanan di piring selalu bersih tak bersisa. Kalo yang satu makannya masih ada sisa, satunya lagi bersedia jadi ‘si pembersih.’ Hehehe.
Aku sedikit mengubah metode pemberian MPASI kembar dari kakaknya (Maetami, 3 tahun) dulu. Tidak ada istilah menu tunggal, langsung menu 4 bintang.
Lemak tambahannya jangan lupa bunda. Jenisnya variatif, bisa evoo (kembar pakai yummy bites), evco, unsalted butter, minyak sawit, santan, keju, dan sebagainya diberikan bergantian dan bertahap. Snack siangnya selama tiga bulan terakhir 90 persen lebih varian buah.
Buat yang udah follow Instagram @muthe_bogara, bisa langsung cek tagar #mpasimainaka atau #mpasimaetami untuk menemukan koleksi menunya. Bagi yang belum, silakan difollow ya. Berikut kusajikan aneka menu makan si kembar tiga bulan terakhir, usia 6-8 bulan.
Biar makannya enak, ibun siapin kaldu ayam sayur, juga stok udang, ikan, ayam untuk protein hewani. Bahan pembuatan kaldu ayam gampang banget, mulai dari wortel, buncis, tomat, seledri, daun bawang, bawang merah, bawang putih, dan tentunya daging ayam.
Masuk delapan bulan, aku mulai aktif memberikan kembar finger food. Meski pun gigi mereka belum ada yang numbuh satu pun. Hahahaha.
Heran, kenapa gigi si kembar sampai usia 8 bulan masih belum nongol?Padahal, Kakak Mae dulu usia 5,5 bulan sudah punya 2 gigi seri. It’s ok lah mak, yang penting mereka berdua sehat dan lahap makan.
Kembar suka sekali makan buah, terutama mangga. Selama hamil mereka, aku memang nyaris setiap hari konsumsi mangga. Bisa jadi mereka udah terbiasa dengan rasa mangga karena sudah menjadi nutrisi wajib waktu mereka masih dalam perut ibunnya 😀
Berikut sekilas koleksi snack MPASI kembar.
Oya, karena kembar tidak full ASI, mereka nyaris selalu langganan batuk pilek. Setiap bulan mereka dipastikan bisa batuk pilek 1-2 kali. Biaya periksa ke dokter anak plus obat HANYA untuk batuk pilek Rp 400 ribu. Dahsyatttt kan?
Untung aja ada asuransi kantor papanya. Tapi hal yang membuatku sedih bukan uang yang dikeluarkan, melainkan tubuh anakku yang masih belum setahun tapi setiap bulannya sudah harus dicekokin obat-obatan kimia.
Setelah pertimbangan panjang, akhirnya aku memberanikan diri memberikan mereka asupan madu. Mungkin yang kulakukan tidak direkomendasikan oleh dokter dan ahli kesehatan lain. Aku pun tidak meminta ibu-ibu lainnya mengikutiku. Jadi, anggap saja ceritaku tentang madu ini sebagai tambahan saja.
Aku memilih Clover Honey buatan HDI. Ini adalah madu impor terbaik di dunia yang diproduksi di New Zealand. Insya Allah tidak terpapar bakteri botulism.
Kebetulan juga salah satu sahabatku di kampus melakukan hal sama untuk anaknya dan hasilnya sangat positif. Aku pun makin yakin, dan akhirnya rutin memberikan 1/2 sdt clover honey untuk kembar untuk campuran snacknya setiap hari sejak berumur 6,5 bulan.
FYI, hindari penggunaan sendok logam atau stainless steel untuk mengambil madu. Ini karena logam bisa menyebabkan korosi. Gunakan sendok plastik, sendok keramik, atau sendok kayu.
Kembar perdana kuberikan ikan basah saat memasuki usia 8 bulan. Perdana nyoba, abang langsung bentol-bentol memerah. Sekarang sih udah lancar makan ikannya.
Selain ikan, alergen bayi lainnya adalah telur. Banyak ibu salah sangka mengira sumber alergi bayi terhadap telur itu adalah kuningnya. Justru putih telur yang memicu alergi pada bayi. Oleh sebab itu saat mengenalkan telur perdana untuk kembar, aku hanya memberikan kuningnya saja.
Sekarang, memasuki 9 bulan, kembar makannya masih berupa puree. Rashif dan Rangin sedikit terlambat naik tekstur. Beda sama kakaknya yang umur 9 bulan sudah mulai mengenal nasi. Meski demikian, aku tak memaksakan karena masing-masing anak mempunyai ‘waktunya’ sendiri 🙂
Leave a Comment