Kebun Binatang Ragunan salah satu tempat penuh kenangan buat saya. Sepanjang 2006-2010 saya pasti berkunjung setidaknya sekali ke sana, sebagai asisten praktikum (asprak) membawa adik-adik mahasiswa tingkat satu Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata (KSHE), Fakultas Kehutanan IPB.
Ragunan menjadi salah satu lokasi praktikum lapang untuk mata kuliah Ekologi Satwa Liar (ESL). Biasanya kami akan naik kereta paling pagi dari Stasiun Bogor dan turun di Stasiun Pasar Minggu, kemudian lanjut naik angkot ke Ragunan.
Praktikum biasanya berlangsung mulai jam 7 pagi saat Kebun Binatang Ragunan buka, hingga pukul 14.00 WIB. Jika ada mahasiswa ingin berada di lokasi lebih dari jam tersebut, itu menjadi tanggung jawab pribadi, asalkan mereka telah mengumpulkan laporan praktikum di tempat.
Hmmm, malah nostalgia. Mohon maaf ya.
Kali ini saya mau cerita topik sama, masih seputar Kebun Binatang Ragunan, tapi mengenai syarat dan ketentuan kunjungan ke Ragunan saat pandemi.
Syarat dan Ketentuan Kunjungan ke Ragunan Saat Pandemi
Sekitar pertengahan Agustus 2021 saya dan suami sempat balik kanan sesampainya di lokasi. Ternyata pengunjung yang membawa anak-anak di bawah 10 tahun dilarang masuk Ragunan.
Alhamdulillah November lalu, berkat informasi dari sahabat saya di kampus, juga junior saya yang bekerja di Ragunan, ternyata kebun binatang terbesar di DKI Jakarta itu telah dibuka untuk umum.
Pengelola Kebun Binatang Ragunan membatasi kuota kunjungan hanya 50 persen per hari dari total kunjungan hari biasa. Berikut adalah syarat dan ketentuan ke Ragunan saat pandemi yang perlu diperhatikan calon pengunjung.
1. Daftar online H-1 kunjungan
Calon pengunjung perlu melakukan reservasi atau mendaftar online terlebih dahulu pada link yang tercantum di website Kebun Binatang Ragunan.
Pendaftaran hanya bisa dilakukan sehari (H-1) sebelum kunjungan. So, gak ada cerita tuh pesan seminggu sebelumnya, atau sebulan sebelumnya.
Reservasi online dibuka mulai pukul 07.00-14.30 WIB. Kalo kita mendaftar lewat dari jam tersebut, data kita otomatis ditolak alias gak bisa disubmit.
Isi formulir pendaftaran tiket online yang diminta, seperti nama, NIK KTP, email, nomor telepon, keterangan sudah melakukan vaksin (untuk scan Peduli Lindungi).
2. Satu KTP berlaku untuk lima pengunjung
Pemilik KTP yang mendaftarkan diri pada formular poin satu (1) boleh membawa maksimal empat orang dalam satu kali kunjungan. Artinya, satu KTP berlaku untuk lima orang pengunjung, termasuk anak-anak.
Pastikan pemilik KTP yang mendaftarkan diri telah divaksin, minimal dosis pertama. Pasalnya petugas di pintu masuk akan meminta si pemilik KTP untuk scan Peduli Lindungi.
Tunjukkan KTP kita kepada petugas di pintu masuk utama. Nantinya kita akan mendapat barcode yang harus ditunjukkan sebelum masuk Ragunan.
Pengunjung yang dibawa pemilik KTP statusnya boleh belum divaksin. Namun, mereka terlebih dahulu akan dicek suhu tubuhnya. Jika terindikasi sedang sakit, maka gak diperkenankan masuk.
Pelayanan verifikasi pendaftaran online di loket mulai pukul 07.00-14.30 WIB, sedangkan jam operasional kunjungan pukul 07.00-15.00 WIB.
Waktu ini sewaktu-waktu bisa saja berubah. Pengelola akan memberitahukan lebih lanjut.
3. Transaksi pakai Jakcard
Tiket masuk Ragunan sangat terjangkau, yaitu Rp 4.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak. Jika ingin masuk Schmutzer, kita dikenakan tiket ekstra Rp 6.000.
Tiket-tiket ini hanya bisa dibeli menggunakan Jakcard atau kartu elektronik yang diterbitkan Bank DKI.
Tenang, gak rugi kok masuk ke Ragunan pakai kartu ini. Jakcard sudah bisa digunakan untuk transaksi di sejumlah ruas tol dalam kota sejak Oktober 2020.
Kartu pintar prabayar ini juga bisa digunakan untuk tiket masuk MRT, LRT, Transjakarta, berbagai destinasi wisata di ibu kota, dan merchant-merchant yang bekerja sama dengan Bank DKI.
Ada dua jenis kartu Jakcard bisa menjadi pilihan. Pertama, kartu dengan harga Rp 35 ribu berisi saldo Rp 20 ribu. Kedua, kartu dengan harga Rp 65 ribu dengan saldo Rp 50 ribu. Sekiranya kita sudah punta Jakcard, tinggal isi ulang saldo di lokasi pembelian tiket di sebelah kiri pintu masuk.
4. Perhatikan aturan ganjil genap
Kendaraan bermotor yang masuk ke Kebun Binatang Ragunan saat pandemi diberlakukan aturan ganjil genap. Aturan ini berlaku setiap jumat, pukul 07.00-14.30 WIB dan Sabtu-Minggu, pukul 07.00-14.30 WIB. Jadi, lihat kalender dulu setiap mau kunjungan. OK.
Kalo pelat mobil kita ganjil, sedangkan tanggal hari itu genap, berarti kita harus parkir mobil di luar Ragunan. Ya, jalan kaki biar sehat toh tak apa.
5. Taat protokol kesehatan
Protokol kesehatan jadi syarat utama kunjungan ke Kebun Binatang Ragunaan saat pandemi. Kita wajib mengenakan masker. Petugas terlebih dahulu mengecek suhu tubuh kita menggunakan thermo gun di setiap pintu masuk.
Beberapa titik dalam Kawasan masih mewajibkan pengunjung scan ulang Peduli Lindungi. Pengelola Kebun Binatang Ragunan menyediakan banyak spot untuk mencuci tangan bagi pengunjung, lengkap dengan sabunnya.
Asiknya Wisata ke Ragunan Saat Pandemi
Saya bilang asik karena kalo hari biasa, terlebih weekend, Ragunan itu udah kayak Pasa Kramatjati. Ruameee.
Wisata ke Ragunan saat pandemi lebih asik karena kita lebih leluasa menikmati atraksi satwa. Gak desak-desakan, tetap jaga jarak. Gak gerah karena bisa bergerak leluasa, tanpa perlu takut bersinggungan dengan pengunjung lain.
Kita gak cuma bisa menikmati atraksi satwa, mulai dari mamalia, reptil, aves, dan pisces. Ada fasilitas penunjang yang gak kalah menarik di dalam Kebun Binatang Ragunan, yaitu Pusat Primata Schmutzer, Taman Refleksi, Taman Satwa Anak, dan Sarana Rekreasi.
Pusat Primata Schmutzer
Pusat Primata Schmutzer adalah jendela informasi primata di Indonesia. Kita bisa mengenal berbagai primata eksotis, seperti orangutan, gorilla, simpanse, monyet-monyet langka, kera kecil, hingga kera besar.
Sayangnya kompleks seluas 13 hektare (ha) ini gak sebagus dulu lagi. Saya kaget banget begitu masuk ke dalamnya. Banyak fasilitas rusak, seperti atap pelindung dan tangga jalan pengunjung. Banyak kandang hewan yang tak bisa dilalui karena masih direnovasi.
Nyaris satu jam saya berkeliling di dalam Schmutzer, tak sekali pun saya melihat gorilla. Padahal dulu saya sering banget melihat kera besar yang satu ini.
Pusat Primata Schmutzer sekarang entah kenapa sepi banget. Saya kehilangan rasa ‘mewah’ masuk ke sana. Kenapa ya? Mungkin karena pandemi, sehingga kesannya terlantar dan banyak fasilitas fisik rusak.
Tiket masuk Pusat Primata Schmutzer dibanderol Rp 6.000 per orang (Selasa-Jumat), dan Rp 7.500 per orang (Sabtu-Minggu). Kebun Binatang Ragunan libur setiap Senin.
Taman Refleksi
Kebun Binatang Ragunan punya areal khusus untuk refleksi loh. Namanya Taman Refleksi, berupa taman dilengkapi bebatuan kecil yang didesain sebagai tempat refleksi kaki.
Lokasinya di Central Area Pusat Primata Schmutzer. Ciri taman ini adalah ada ikon orangutan berdiri di tengah kolam. Ada juga patung komodo dan patung gajah berukuran besar.
Taman Refleksi sangat friendly untuk pengunjung disabilitas. Asiknya ke sini tuh pagi hari. Saya kemarin kebetulan sudah berada di Ragunan sejak jam 8 pagi, sehingga kami sempatkan berjemur di Taman Refleksi.
Taman Satwa Anak
Taman Satwa Anak Kebun Binatang Ragunan menampilkan satwa-satwa yang disukai anak, seperti tikus raksasa atau kapibara yang bersebelahan dengan kandang gajah. Ada juga jerapah, anak kancil, anak rusa, burung kakatua, mini terrarium berisi ular condrophyton yang warna-warni, dan ikan raksasa araipama gigas yang beratnya bisa lebih dari 100 kg.
Masuk ke Taman Satwa Anak dikenakan lagi tiket masuk Rp 2.500 per orang. Anak-anak kita bisa bermain di dalamnya karena ada ayunan, jaring laba-laba, dan sebagainya.
Sarana Rekreasi
Saya tidak merekomendasikan pengunjung datang ke pusat sarana rekreasi ketika kondisi sangat ramai. Inilah kenapa sebaiknya kita datang pagi hari, bila perlu jam 7 pagi saat Ragunan baru buka.
Soalnya kita bebas bergerak di dalam. Sarana rekreasi ini sudah sangat ramai sejak jam 9 pagi.
Mau naik kereta keliling? BIG NO.
Kemarin saya sempat berencana ikut naik kereta keliling sekitar pukul 10 pagi sebelum kami pulang. Pas sampai di tempat pembelian tiket, antreannya udah kayak antrean penumpang KRL Bogor-Jakarta pas rush hour. Rame banget.
Mendingan sewa sepeda, naik kuda tunggang, kuda bendi, gajah tunggang, atau unta tunggang. Kalo mau jauhan dikit, kita bisa naik perahu angsa atau nonton pentas satwa di jam yang sama.
Buat pengunjung yang memiliki anak spesial seperti saya, ada beberapa tips dan persiapan tambahan, seperti:
- Usahakan berkunjung lebih pagi, bila perlu saat Ragunan baru buka. Udaranya lebih segar dan pengunjung masih sepi.
- Batasi durasi kunjungan maksimal dua jam. Pasalnya anak spesial rentan tantrum dan kita gak bisa mengondisikan faktor eksternal yang memengaruhi anak kita. Kemarin saya dan anak-anak masuk Ragunan pukul 8 pagi dan pulang ke rumah pukul 10 pagi. Alhamdulillah Abang Rashif sangat tenang dan kooperatif.
- Hindari spot yang terlalu ramai dan bising. Anak spesial cenderung memiliki indra sensitif, terutama sentuhan, penglihatan, dan pendengaran mereka. Secara umum lingkungan Ragunan yang rindang, banyak tanaman pelindung, dan taman terbuka sangat bagus untuk anak spesial.
- Bagi anak spesial yang menjalani diet komprehensif, jangan lupa sediakan makanan, buah, dan cemilan home-made untuk mereka. Tujuannya supaya anak gak makan jajan sembarangan, terlebih yang pantang dimakan.
- Air mineral jangan lupa. Tak ada salahnya membawa dari rumah, lebih hemat, sekalipun penjual minuman di Ragunan cukup banyak.
- Anak spesial yang masih batita atau balita gampang capek. Sebaiknya kita bawa stroller atau kereta untuk mereka.
- Sedia obat-obatan standar anak, jika anak menjalani terapi biomedis. Jangan sampai kita lupa memberi anak obat lantaran sedang jalan-jalan.
- Tetap berkomunikasi dengan anak spesial kita. Sekalipun anak belum bisa bicara atau berkomunikasi, tetapi otak mereka tetap bekerja mencerna stimulasi yang didapat dari sekelilingnya. Contoh sederhana, sebutkan nama-nama satwa yang dilintasi atau dilihat anak.
Pengaturan pengunjung yang datang ke Kebun Binatang Ragunan saat pandemi menurut saya sangat teratur. Banyak petugas disebar di sejumlah titik untuk sekadar mengingatkan jaga jarak atau memasang masker dengan benar.
Imbauan dari pengeras suara kerap terdengar mengenai taat protokol kesehatan. Ada juga baliho-baliho dengan tulisan menarik dan antimainstream, sehingga terasa lebih kekinian untuk pengunjung.
Pengelola juga memasangi penanda-penanda jaga jarak, seperti di kursi-kursi, area piknik, dan lapangan. Pokoknya udah manteup lah. Sisanya kembali lagi ke kita, mau taat prokes apa gak? Kalo gak, ya terima saja kalo nanti diendorse sama Covid-19.
Bukannya mau nyumpahin, tapi mau ngingetin. Terakhir, saya doakan semoga kita semua sehat selalu dan bisa sama-sama melewati pandemi ini sampai usai. Amin.
Leave a Comment