Siapa di sini yang doyan makan di Warung Nasi Ampera? Istilah Ampera bukan cuma punya warung padang aja loh, tapi juga warung sunda. Saya juga baru tahu saat beberapa waktu lalu diajakin suami makan siang sepulang vaksinasi Covid-19.
Suami bilang dia udah sering makan di Warung Nasi Ampera khas Sunda yang ada di Dayeuh Kolot, Bandung, dekat kampusnya dulu. Kebetulan cabang barunya buka selepetan doang dari rumah mama papa mertua di Jatimulya, Bekasi Timur.
Begitu masuk ke dalamnya, eh benar dong. Saya lihat menu-menu makanannya serba Sunda. Penyajiannya prasmanan pula. Duh, puas makan sampai begah.
Sejarah Warung Nasi Ampera
Pendiri Warung Nasi Ampera adalah pasangan suami istri, Tatang Sujani dan Siti E Rochaety (almh). Keduanya mula-mula pedagang kaki lima yang berjualan di pinggiran Terminal Kebon Kelapa, Bandung pada 1963 yang sekarang menjadi ITC Kebon Kelapa.
Pak Tatang sendiri aslinya perantau di Bandung. Dia berasal dari Dusun Babantar, Desa Awiluar, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis.
Pelanggannya waktu itu kebanyakan masih orang pinggiran, kayak supir angkot, supir truk, supir bus, petugas terminal, tukang becak, sampai penumpang yang berhenti sambil nunggu jemputan. Sajiannya daging dan ikan dengan berbagai olahan, ada yang dibakar dan ada yang digoreng, jeroan, tempe, tahu, telur, sayur asem, sampai pete pun ada.
Mutu masakannya emang jempolan, makanya Warung Nasi Ampera berkembang ke berbagai titik di Kota Bandung, seperti Dalem Kaum, Otista, Dayeuh Kolot, Cibabat, Buah Batu, Pajajaran, Terminal Leuwipanjang, Jalan Soekarno Hatta, Arcamanik, sampai Bojongsoang. Baru deh ke luar Bandung, salah satunya ya di Bekasi.
Selain mutu masakan, Warung Nasi Ampera selalu jadi favorit karena harganya bersahabat. Bisa dibilang ini warteg-nya urang Bandung. Ya, walau pun harganya gak warteg-warteg amat, tapi ramah di kantong kok.
Pak SBY aja nih katanya sering makan di sini pas masih jadi prajurit TNI di Dayeuh Kolot. Pas saya searching tahunnya, itu sekitaran 1974 ya.
Menu favorit mantan presiden kita ini, antara lain ayam goreng, tempe, tahu, empal, peyek udang, dan gak ketinggalan lalapan dan sambalnya.
Bisa Pesan, Bisa Prasmanan
Warung Nasi Ampera di Bekasi Timur secara umum konsepnya emang prasmanan, tapi sebenarnya kita bisa juga pesan via pelayan kok.
Puluhan menu tersaji dalam wadah-wadah tradisional beralaskan daun pisang, betul-betul menggugah selera. Duh, kalo saya absenin satu per satu bisa puanjang banget catatannya. Saya ringkas ke dalam empat kategori aja ya, mulai dari daging, ikan, jeroan, dan sayuran.
Dagingnya ada empal, gepuk, rendang, ayam goreng, ayam kecap, ayam bakar, dan sebagainya. Ikannya ada lele goreng, ikan mas goreng, ikan mas bakar, gurame goreng, gurame bakar, gurame goreng tepung, bandeng presto, nila goreng, mujair goreng, udang bakar, udang asam manis, cumi asin.
Aneka pepesnya lezat nih. Ada pepes ayam, pepes ikan mas, pepes jamur, pepes peda, pepes tahu, pepes telor asin, pepes teri, pepes usus ayam. Jeroannya ada ati ampela goreng, paru, sate usus, dan serundeng jeroan.
Perkedelnya ada perkedel jagung, perkedel kentang, dan perkedel mie. Jangan lupa seruput kuah soto bandung dan sop buntutnya.
Menu yang gak boleh ketinggalan, menurut saya adalah sayur asem, karedok pincuk, semur jengkol, cumi asin, cumi bakar, pete, dan aneka lalapan. Olahan ikan asinnya ada ikan asin sepat, ikan asin peda, dan ikan asin japuh. Pas banget dipaduin sama sambelnya yang bikin nagih.
Makanan pelengkap kayak perkedel jagung, perkedel kentang, sate jeroan, sate sosis, sate tungir ayam, sate telor puyuh, rempeyek, emping, rolade, dan aneka kerupuk juga ada loh.
Minumannya nih yang sekalian jadi dessert. Ada es cincau hitam, sop buah, es hijau daun, es kelapa muda, es campur, es sangkuriang, dan banyak lagi.
Oya, sebagian besar daging dan ikan di Warung Nasi Ampera itu dalam kondisi hangat saat disajikan ke meja pelanggan. Istilahnya makanan-makanannya digoreng di tempat, dibakar, atau dihangatkan kembali.
Kita ambil dulu menu-menu yang kita suka, trus bayar di kasir, dan baru deh digoreng atau dimasak dadakan. Biasanya nanti di kasir kita ditanyain, nasinya mau nasi putih biasa, nasi uduk, atau nasi bakar? Tentu saja ketiganya punya cita rasa berbeda.
Soal harga super bersahabat. Saya dan suami makan berdua di sini, tapi dengan banyak menu yang bisa dinikmati tiga orang.
Menu yang kami pesan, di antaranya empal daging, paru goreng, tempe tahu bacem, udang bakar asam manis, sayur asem, gula tutut, pete goreng, es campur, dan dua teh manis. Pas bayar, saya kaget dong, cuma Rp 150 ribuan.
Asiknya makan di Warung Nasi Ampera Bekasi Timur adalah tempatnya luas. Selain duduk di meja dan kursi, kita juga bisa lesehan. Bisa makan indoor atau outdoor. Live music lagi.
Toiletnya bersih. Ada mushalanya buat numpang shalat. Parkirannya pun cukup luas.
Eh, kalian tahu gak apa bedanya Warung Nasi Ampera dengan Restoran Sunda pada umumnya? Kira-kira jawabannya sama dengan Rumah Makan Ampera dengan Rumah Makan Padang.
Nah, kalo di Warung Nasi Ampera atau Rumah Makan Ampera, makanan yang kita makan itu diambil sendiri, baru dibawa ke meja makan. Nah, kalo Restoran Sunda, itu biasanya menu makanan dipesan dulu baru disajikan di meja. Kalo Rumah Makan Padang, itu menu-menunya disajikan di dalam piring-piring kecil di atas meja, trus kita sendiri pilih mana yang mau kita makan.
Tertarik mencoba? Datang aja ke cabang Warung Makan Ampera di Jalan Jatimulya Raya Nomor 14, Tambun Selatan, Bekasi Timur. Selamat makan.
Leave a Comment