Makan di mall sudah tak lagi masuk bucket list keluarga kami selama pandemi ini. Mall adalah area tertutup yang cenderung ramai pengunjung.
Saya sempat baca wawancara dengan Profesor Penyakit Menular sekaligus Direktur Yale Institute for Global Health, Saad Omer di sebuah laman berita asing. Beliau mengatakan virus lebih cepat menyebar di dalam ruangan. Area terbuka, seperti taman dan pantai cenderung aman untuk destinasi wisata selama pandemi.
Enam bulan mengurung diri #dirumahaja sejak dari Surabaya sampai Bekasi, akhirnya pada satu akhir pekan saya sekeluarga memutuskan keluar rumah juga. Awalnya kami berencana ke Kebun Raya Bogor (KRB). Namun, karena alasan kejauhan kami memilih destinasi lebih dekat, yaitu AhPoong dan Eco Art Park Sentul.
Eco Art Park Sentul
Kebetulan Eco Art Park bersebelahan dengan AhPoong. Ini adalah Taman Ilmu Pengetahuan (Science Park) atau Taman Energi dan Taman Patung (Sculpture Garden).
Saya sangat tertarik pas baca reviewnya, tapi tak demikian sesampainya di lokasi.
Mengecewakan?
Hmmm bingung saya menjawabnya, sebab kondisi begini sering banget saya dapati saat berkunjung ke lokasi dan obyek wisata di berbagai daerah di Indonesia. Tantangan utama pariwisata berkelanjutan adalah pemeliharaan (maintenance). Ini yang tidak saya jumpai di taman ini.
Mungkin saja Eco Art Park Sentul sangat megah di awal berdirinya sekitar 2012 lalu. Kini setelah delapan tahun, banyak sekali obyek-obyek di lokasi yang tidak terawat.
Padahal, Eco Art Park Sentul memamerkan patung-patung karya sejumlah senimaan kenamaan dunia loh. Dua di antaranya patung karya Salvador Dali dan Fernando Botero Angulon.
Anehnya di beberapa artikel online tentang Eco Art Park Sentul yang saya baca kok menyebut itu patung Botaro dari Korea sih? Mana ada pematung Korea namanya Botaro. Mungkin yang dimaksud artikel tersebut adalah patung-patung karya Botero dari Kolombia.
Saya secara spesifik belum melihat langsung karya patung Dali di lokasi ini. Mungkin karena kami belum menjelajahi keseluruhan taman, buru-buru menyeberangi Yellow Bridge menuju Pasar AhPoong.
Namun, saya berjumpa dengan dua patung karya Botero yang terkenal dengan ciri khas patungnya, Boterismo. Patung-patungnya menggambarkan figur orang atau hewan dalam volume tubuh berlebihan. Pokoknya bentuk patungnya bulat-bulat dan gendut-gendut.
Bangga banget ada patung Botero di sini. Soalnya patung-patung milik seniman penerima Lifetime Achievement in Contemporary Sculpture Award dari Pusat Patung Internasional pada 2012 itu ada yang dipajang di Park Avenue, New York City dan Champs-Élysées, Paris.
Bedanya patung-patung Botero yang dipajang di Eco Art Park Sentul rata-rata disarungin pakai kain Bali. Hehehe. Mungkin karena di Indonesia kali ya, jadi kalo nemu patung telanjang pasti dibajuin.
Ada juga patung Transformer yang terbuat dari barang bekas berdiri gagah tepat di samping patung karya Salvador Dali.
Katanya Eco Art Park Sentul punya beberapa taman tematik, seperti taman herbal, taman bonsai, taman vertikal, juga taman energi dan ilmu pengetahuan. Sayang sebagian obyek yang saya jumpai di sana kondisinya tidak terawat.
Saat berkunjung ke sana, patung-patung yang harusnya megah tampak lusuh, taman-taman yang harusnya indah tampak tak terurus, sehingga tak begitu membuat saya tertarik. Satu-satunya hal menarik adalah suasana sejuk dan pemandangan Sungai Cikeas yang airnya mengalir deras di seberang lokasi patung-patung ini berada.
Mungkin karena masuk taman ini gratis, sehingga rasa memilikinya kurang. Pengalaman saya selama ini ya begitu. Setiap ada obyek atau lokasi wisata yang digratiskan untuk umum, kesannya selalu gak keurus. Pengunjung pun merasa gak bersalah saat buang sampah sembarangan atau melakukan vandalisme.
Sebetulnya banyak lagi patung-patung kenamaan yang bisa dilihat di lokasi ini. Namun, karena penampakan luarnya saja kurang menarik, pengunjung yang baru pertama kali datang ke sini seperti kami jadi gak semangat duluan.
Banyak juga pengunjung gak tahu bahwa area Eco Art Park Sentul sebenarnya sangat luas. Papan petunjuknya kurang.
Begitu pengunjung bertemu dengan Yellow Bridge, mereka langsung melewati jembatan itu menuju AhPoong. Padahal mah kalo kita memerhatikan jalan setapak di belakang Kantor Marketing Sentul City, kita akan menemukan lebih banyak obyek untuk dieksplorasi.
Kami sebatas numpang lewat melintasi lokasi ini menuju jembatan yang menghubungkan Eco Art Park Sentul dengan Pasar AhPoong.
AhPoong Sentul
AhPoong Sentul bisa dicapai dengan berjalan kaki melalui Blue Bridge atau Yellow Bridge. Kalo kita ambil jalur Jembatan Biru, maka kita akan langsung masuk Kawasan AhPoong, sementara kalo kita ambil jalur Jembatan Kuning itu kita akan ketemu Eco Art Park Sentul dulu, baru deh ketemu Pasar AhPoong. Terserah deh mau ke tujuan mana dulu.
Penamaan tempat ini unik. Pasar Ah Poong, padahal mah kalo dibaca sebetulnya jadi Pasar Apung. Alasannya karena Ah Poong berdiri persis di tepian Sungai Cikeas. Kesannya kayak ada pasar mengapung di pinggiran sungai.
AhPoong Food Market terdiri dari puluhan gerai makanan Nusantara. Saya secara spesifik ke sini untuk menikmati makanan-makanan khas Bogor yang emang ngangenin banget.
Menu-menu di AhPoong Indonesia banget. Ada Bebek Lumintu, Nasi Jamblang, Ramen Chipon, Siomay dan Batagor Wapo, Dumdum Thai Tea, Es Kelapa Muda, Ayam Taliwang, Bong’kot, Clemons, De’Penyet, Ikan Bakar Samara, Mie Jawa Asli Jogja, Nasi Bambu Bakar, Nasi Timbel Sagita, Sate Kambing Mbah Kirno, Es Cendol, Es Uncle Singapore, Gultik Mahakam, IKKI Bento, Java Coffee, Kembang Tahu, dan Mie Kocok MG.
Ada Snow Ice, Tahu Superpong Lym, Taiyaki Korean Ice Cream, Takoyaki, Baso Malang, Burgers & Mongolian BBQ, Calais, Chix-Chix, Soto Bakar, Iga Bakar Sambel Hedjo Galumbira, Nasi Kebuli, Sate Kambing Batibul, Sate Soto Tangkar, Sop Buntut Bogor, Sop Konro Makassar, Ayam Jancoeg, Bakso Pakde Jangkung, Cakwe Galaxy, Cendol De Keraton, Chamcha Thai Tea, Cimol, Ice Cream Roll, Ice Cream Turkey, Es Goyobod, Es Pisang Ijo, dan Es Tebu.
Gak ketinggalan Garang Asem, Lontong Medan, Lotek Bandung, Mie Jowo, Monster Mango Thai, Pisang Goreng Roah, Rujak Uleg, Sate Padang, Sate Taichan Lodaya, Sop Kambing & Tongseng, Soto Kudus, Soto Kuning Bogor, Tahu Gejrot, Tempat Ngemil, Tempe Mendoan, Toge Goreng, banyak lagi. Ngiler gak tuh?
Soal harga gak perlu khawatir. Servis bintang lima, harga kaki lima. Saya cuma bayar kurang dari Rp 300 ribu makan berempat dengan suami dan mama papa mertua. Itu pun makanan yang dipesan lebih dari enam macam, sudah termasuk minuman. Murah banget kan?
Skema pembayaran di AhPoong Food Market menggunakan kartu Eat & Eat. Kita harus isi deposit di kasir dan bayar makanan kita secara nontunai. Kalo depositnya masih sisa, kita bisa cairkan dengan uang tunai sebelum pulang.
Aneka wahana permainan untuk anak dan dewasa bisa kita jumpai di sini. Ada air soft gun, panahan, kuda poni, perahu sampan, bola air, dan bumper boat. Puteri saya sangat menikmati wahana anak, seperti pancing ikan, bermain pasir kinetik, carosel, dan mobil rides.
Pasar AhPoong beralamat di Jalan Juanda, Cipambuan, Babakan Madang, Sentul City, Bogor. Tempat ini buka Senin-Jumat pukul 10.00-22.00 WIB, serta Sabtu-Minggu plus Hari Libur Nasional pukul 07.00-22.00 WIB.
Nah, kebetulan saya sekeluarga nyampe di sini sekitar pukul 09.00 WIB. Kami sengaja datang pagi-pagi untuk menghindari kerumunan pengunjung menjelang jam makan siang.
Pilah-Pilih Tujuan Liburan Pas Pandemi
Liburan di hari biasa dengan liburan pas pandemi begini rasanya jauh berbeda, bagaikan langit dan bumi. Memang benar, kita dianjurkan menahan diri keluar rumah, apalagi berkumpul di pusat keramaian.
Namun yah yang namanya manusia batas kesabarannya beda-beda kan? Ada yang bisa sabar banget sejak Maret sampai Desember sekarang gak pernah jalan-jalan di luar rumah. Ada yang masa bodoh, tetap aja tiap weekend ke luar rumah dan liburan ke berbagai tempat. Ada juga yang seperti saya, jalan-jalannya sekali tiga bulan atau sekali enam bulan saja.
Berikut adalah beberapa tujuan dan lokasi liburan akhir pekan yang umum didatangi masyarakat kita. Perhatikan tips berkunjung atau berwisata di lima tempat berikut.
1. Restoran dan bar
Kita sebaiknya menghindari restoran yang cukup ramai pengunjung. Perhatikan juga apakah restoran tujuan kita telah memerhatikan protokol kesehatan, seperti meja dan kursinya hanya diisi dengan kapasitas tertentu.
Pengunjung restoran juga diwajibkan mengenakan masker saat masuk. Beberapa restoran bahkan ada yang memasang tirai plastik bening untuk memisahkan pengunjung. Mereka bahkan melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada seluruh pengunjung dan staf.
Bar sebaiknya sama sekali tidak dikunjungi. Ini karena orang-orang dalam bar cenderung bergerak lebih bebas. Tingkat pergantian pengunjung di bar juga lebih tinggi.
2. Toko ritel dan swalayan
Saat kita berkunjung ke toko ritel atau swalayan, jangan lupa pakai masker dan jaga jarak dengan pengunjung lain. Pengelola toko dan swalayan sebaiknya memberlakukan aturan dilarang masuk, kecuali pengunjung yang memakai masker.
Staf perlu stand by di setiap lorong belanja. Mereka perlu segera membersihkan permukaan barang yang disentuh pelanggan, tapi tidak jadi dibeli.
Supaya belanja ke toko ritel dan swalayan praktis, buatlah daftar belanja di rumah. Ini meminimalisir waktu yang dihabiskan untuk berkeliling toko.
Hal yang paling ribet adalah toko pakaian. Orang-orang keluar masuk ruang ganti menyentuh dan mencoba memakai pakaian yang hendak dibeli. Jika cocok, pakaian masuk ke kantong belanja. Jika tidak, pakaian dikembalikan lagi ke etalase.
Makanya staf toko ritel pakaian lebih repot. Mereka perlu mendisfeksi seisi toko sesering mungkin.
Perhatikan juga status zonasi Covid-19 di daerah tempat kita berbelanja. Jika suatu daerah memiliki tingkat penularan tinggi, terlalu berisiko berbelanja di area tersebut. Makanya kalo mau belanja pakaian, selama pandemi ini mendingan online aja deh kayak saya.
3. Taman dan playground anak
Taman luar ruangan relatif aman. Meski demikian, kita masih perlu memakai masker dan menjaga jarak jika kebetulan berdekatan dengan pengunjung lain, misalnya saat mengambil foto selfie di obyek tertentu.
Taman bermain anak atau playground beda lagi ceritanya. Sebaiknya kita menghindari sementara kunjungan ke sana.
Anak kecil cenderung ingin menyentuh segalanya. Mereka mau memegang apa saja yang bisa dipegang.
Playground berisi banyak mainan. Mustahil petugas cermat membersihkan permukaan mainan yang bergantian disentuh anak lain. Jadi, sulit sekali mempertahankan protokol kesehatan di area playground.
4. Kolam renang dan pantai
Sama seperti taman terbuka, risiko penularan Covid-19 di kolam renang dan pantai lebih rendah karena bersifat luar ruangan.
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengatakan virus tidak mudah menyebar melalui air dan kolam renang yang mengandung bahan kimia, seperti klorin yang bisa menonaktifkan virus.
Masalah sesungguhnya bisa muncul saat kita berganti pakaian di ruang loker bersama orang lain. Kebanyakan orang sehabis berenang akan menyentuh mulut, hidung, dan bagian wajah untuk membersihkan sisa air, kemudian mereka menyentuh loker. Nah, ini dia nih biang keroknya.
Kalo pantai mah aman kalo kondisinya relatif sunyi. Hindari kerumunan pengunjung pantai yang datang berkelompok. Pantai kan memanjang ya, ya pintar-pintar lah menjaga jarak.
5. Rumah orang lain
Sebelum kita berkunjung ke rumah orang lain, kita perlu tahu gaya hidup orang yang akan kita kunjungi. Siapa yang tinggal di sana? Apakah ada penghuni rumah yang pernah sakit selama dua pekan terakhir, atau kontak langsung dengan orang luar yang sedang sakit?
Memang sih canggung banget kalo kita bertanya seperti itu ke pemilik rumah yang hendak kita kunjungi, tapi itu tujuannya meminimalisir risiko infeksi Covid-19. Kalo masih gak enak juga, ya tunda saja kunjungan.
Stay healthy ya. Semoga pandemi ini cepat berakhir dan kita sekeluarga bisa jalan-jalan lagi. Terima kasih sudah berkunjung ke blog Bundalogy.
Leave a Comment