Go green sepintas take time, butuh kerja sama, usaha, dan tenaga. Namun, masing-masing kita sesungguhnya bisa mengambil langkah kecil untuk menciptakan perbaikan di planet ini. Aksi melestarikan Bumi bisa dimulai dari keluarga, oleh orang tua, yaitu membesarkan anak-anak yang cinta lingkungan dan ecofriendly.
Banyak cara bisa dilakukan untuk membuat anak-anak bersemangat merawat Bumi yang semakin tua. Mereka harus yakin bahwa sebesar atau sekecil apapun aksinya akan membuat perbedaan nyata suatu hari nanti.
Bumi dan manusia perlu berhubungan baik. Bumi dan manusia berbagi udara bersih, berbagi air bersih, berbagi makanan sehat setiap hari. Supaya hubungan baik ini terus berlanjut, maka kita perlu menjaga Bumi
Membesarkan Anak Cinta Lingkungan
Kiat membesarkan anak yang cinta lingkungan dan ecofriendly sebaiknya diterapkan sejak usia dini. Semakin muda usia anak kita menerima pendidikan lingkungan, semakin mudah mereka tumbuh menjadi anak ecofriendly saat beranjak remaja dan dewasa.
Anak-anak lebih terbuka dengan apa yang kita ajarkan ketika mereka masih muda. Pada waktu itu mereka belum terjebak mindset mengikuti gaya hidup populer, termasuk yang tidak ramah lingkungan sekali pun.
Bagaimana caranya membesarkan anak yang cinta lingkungan dan ecofriendly?
1. Ajak anak beraktivitas di luar rumah
Ini cara paling dasar untuk membesarkan anak yang cinta lingkungan dan ecofriendly. Bawa anak-anak beraktivitas di luar rumah sesering mungkin. Ini jauh lebih baik ketimbang berada dalam rumah menonton televisi atau bermain video game.
Biarkan anak mandi di sungai, menggali tanah, bermain pasir di pantai, mengamati satwa di kebun binatang, hiking, atau pergi berkemah. Jika tak mungkin rasanya berkemah di hutan, lakukan itu di halaman rumah.
Ajarkan anak bercocok tanam sembari berkemah, misalnya membuat kecambah, berkebun sayur, berkebun tanaman obat, memberi makan ikan, atau memberi makan burung dan tupai liar. Ajari anak kita menyayangi tanaman, satwa, bahkan hewan sekecil serangga sekali pun.
Kita bisa melibatkan anak menjaga kebersihan lingkungan di kompleks perumahan dengan berjalan-jalan sambil memunguti sampah yang dibuang sembarangan. Pilah sampah mana yang bisa dan tidak bisa didaur ulang.
Isi waktu bermain anak dengan menikmati keindahan alam, seperti menatap awan, melihat bintang, sembari berdongeng atau bercerita tentangnya. Kelak anak-anak secara alami mengembangkan rasa cinta pada alam dan seisinya. Sesederhana itu loh.
Anak-anak kita adalah ilmuwan cilik. Ketika mereka dibebaskan menjelajahi lingkungan sekitarnya, kelak saat dewasa mereka memahami alam semesta jauh lebih baik. Kelak mereka belajar bagaimana dunia bekerja di sekitar mereka setiap hari.
2. Kenalkan anak dasar-dasar konservasi
Ecofriendly berarti membuat perubahan-perubahan kecil yang sifatnya lebih ramah lingkungan. Caranya kita bisa mengajarkan anak pendidikan lingkungan dan dasar-dasar konservasi.
Konservasi itu tak melulu soal hutan, satwa, dan tumbuhan. Konservasi itu luas, dan melekat di kehidupan kita sehari-hari.
Praktiknya sederhana, mulai dari mematikan televisi jika tak ditonton, mematikan laptop atau komputer saat sedang tak digunakan. Matikan lampu ketika meninggalkan kamar dan pasang lampu hemat energi.
Jangan biarkan air keran mengalir saat anak masih menyikat gigi. Mandi dengan shower lebih baik ketimbang gayung. Jangan terlampau sering bergonta-ganti pakaian untuk menghemat air dan listrik saat mencuci.
Ajarkan anak untuk tidak membuang barang-barang yang sudah tak dipakai lagi, seperti mainan, sepatu, pakaian, dan buku cerita bekas. Kumpulkan dan sumbangkan bagi yang membutuhkan.
Anak juga perlu diperkenalkan berbagai praktik daur ulang (recycle). Saat masih tinggal di Bali, kebetulan ada bank sampah di dekat rumah saya.
Sekarang di kompleks perumahan saya di Surabaya, warga bersama-sama mengumpulkan minyak goreng bekas (jelantah) dalam botol. Seluruh rumah berpartisipasi.
Minyak yang tidak terpakai itu kami kumpulkan di dalam botol Aqua dan bisa ditukar dengan uang. Harganya Rp 2.500 per botol. Hasil penjualannya bisa dimanfaatkan untuk tambahan kas RT.
3. Gunakan produk ramah lingkungan
Saat ini banyak bertebaran produk-produk ecofriendly alias ramah lingkungan. Kita bisa membuat sendiri dan menggunakan produk alami untuk alternatif di rumah.
Contoh praktiknya, bersihkan saluran pembuangan air cuci piring dengan soda kue dan cuka. Buat semprotan nyamuk alami dari campuran kulit jeruk dan sereh. Buat ramuan penyemprot hama tanaman diolah dari cabai dan bawang putih.
Ajak anak untuk melihat proses pembuatannya. Pandangan mereka pun kelak semakin terbuka akan pentingnya melestarikan alam dan segala isinya.
4. Kurangi penggunaan kertas dan plastik
Keluarga kita bisa menjadi bagian dari solusi limbah kertas dan plastik. Berhentilah menggunakan plastik sekali pakai. Temukan cara agar anggota keluarga, khususnya anak-anak kita berhenti menggunakan plastik dan turunannya.
Anak lebih baik membawa botol minum dan kotak makan siang ke sekolah. Saat jalan-jalan akhir pekan, ibu membawa botol air minum dari rumah dari pada membeli air minum kemasan di jalan.
Apabila si kecil mendapat undangan pesta ulang tahun, tak perlu membungkus hadiah dengan kertas kado. Anak bisa memberikan hadiah tersebut langsung atau membungkusnya dengan kertas koran.
Tuliskan ucapan selamat ulang tahun, kemudian sisipkan pesan cinta lingkungan di dalamnya. Secara tak langsung anak mengajarkan teman-temannya berperilaku sama.
Selalu membawa tas kain setiap berbelanja ke toko atau pasar. Saat berbelanja di toko, minta bantuan anak untuk memilih barang yang kemasannya lebih efisien, seperti pasta gigi ukuran besar ketimbang kemasan kecil, sehingga masa pakai lebih lama.
Gunakan sabun dari kemasan yang bisa diisi ulang. Kita juga bisa membawa wadah atau kontainer makanan saat berbelanja di warteg, beli bakso atau somay.
5. Gunakan transportasi ramah lingkungan
Mobil pribadi memang kendaraan paling nyaman. Namun, berjalan kaki, bersepeda, atau naik transportasi umum memberi kesan penuh petualangan.
Bersepeda paling mudah diadopsi keluarga yang tinggal di perkotaan. Suami saya misalnya, berolah raga sekalian bersepeda ke kantor. Dia memilih berjalan kaki jika pergi ke warung, tidak melulu naik motor.
6. Merayakan Hari Bumi
Hari Bumi jatuh pada 22 April setiap tahunnya. Enam tahun tinggal di Bali, warga setempat memperingati Hari Bumi dengan mematikan listrik pada malam hari sekurang-kurangnya satu jam.
Setiap Nyepi, saya sekeluarga harus menyesuaikan diri dengan tradisi. Nyepi dalam praktiknya menerapkan beberapa aturan yang selaras dengan alam.
Kita dilarang menyalakan sumber cahaya, seperti lampu, senter, dan lilin. Kita dilarang bepergian dan beraktivitas di luar rumah.
Kita dilarang menimbulkan kegaduhan atau suara berisik yang mengganggu ibadah umat Hindu yang sedang Nyepi.
Setiap Nyepi, Pulau Bali mayoritas gelap tanpa listrik. Penghematan daya dari praktik ibadah ini sungguh besar.
7. Menyanyikan lagu bertema cinta lingkungan
Syair lagu bisa membawa pesan mendalam untuk anak. Ajak anak menyanyikan lagu-lagu bertemakan cinta lingkungan.
Coba deh browsing dan dengarkan lagu-lagu berikut, seperti Lihat Kebunku, Jaga Bumi, Rumahku Bersih, Naik-Naik ke Puncak Gunung, Burung Kutilang, Burung Kakatua, dan sebagainya.
Yuk, mulai mengenalkan kebiasaan ecofriendly sedini mungkin pada anak-anak. Jadikan kebiasaan dan aktivitasnya tampak menyenangkan, mudah dipahami sesuai usia mereka.
Ini membantu anak-anak kita bersikap lebih sadar dan cinta lingkungan di masa mendatang. Bukankah anak kita adalah generasi katalisator untuk perubahan yang lebih baik? So, tunggu apa lagi?
Leave a Comment