Sup kepala ikan merupakan kuliner favorit wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata. Itu di Bali. Jika sedang di Jakarta, kita bisa menemukan restoran dengan masakan lokal terbaik sebagaimana yang direkomendasikan Mba Citra di personal blognya, Asia Butterfly Traveler.
Menu sup kepala ikan sebetulnya bisa kita buat sendiri di rumah sebab resepnya simpel. Namun, entah mengapa saya selalu gagal menghasilkan sup kepala ikan seenak Mak Beng, Bambu Lulu, atau Made Cak Jul.
Kepala ikan memiliki beragam tekstur, sehingga bisa diolah menjadi banyak menu. Matanya menawarkan rasa sedikit berlemak. Daging pipinya padat bertekstur halus. Potongan tulang rawannya adalah favorit saya. Mmm, yummy.
Kita bisa menggunakan kepala ikan jenis apa saja, asalkan ukurannya besar dan cukup berdaging. Jenis ikannya bisa cakalang, kakap, barakuda, tenggiri, bahkan salmon.
Sup Kepala Ikan Kaya Gizi dan Nutrisi
Tidak semua orang suka kepala ikan. Heran deh. Ibu Susi Pudjiastuti aja kalo disuruh makan ikan, beliau pasti memilih menyantap bagian kepala dan kerongkongan.
Di luar negeri, seperti di Norwegia, setiap tahunnya 220 ribu ton kepala ikan terbuang percuma. Sayang ya? Coba aja Norwegia itu dekat Indonesia, pasti deh udah diserbu itu kepala-kepala ikannya.
Beberapa teman saya yang gak suka kepala ikan bilang, kepala ikan itu makanan kucing. Ada juga yang bilang kepala ikan itu banyak cacingnya, atau mengandung racun.
Hei, semuanya mitos belaka. Kepala ikan nyatanya mengandung lebih banyak gizi ketimbang bagian tubuh ikan lainnya. Kepala ikan kaya vitamin, mineral, dan lemak sehat.
Masih gak percaya? Nih, saya kasih tahu apa saja gizi dan nutrisi tersembunyi di balik semangkuk sup kepala ikan.
1. Menyediakan protein sehat
Kepala ikan sumber protein sehat terbaik. Lemak jenuhnya lebih rendah dibanding daging ikan lainnya. Jadi, makan kepala ikan itu sama sekali tidak meningkatkan kolesterol.
Konsumsi ikan lebih baik dari daging merah. Artinya, jika kita makan sup ikan, risiko kita terserang penyakit kardiovaskular, seperti jantung dan stroke lebih kecil.
2. Sumber asam lemak omega-3
Kepala ikan mengandung banyak asam lemak omega-3 yang melindungi kita dari penyakit jantung. Berbagai penelitian menunjukkan asam lemak omega-3 mengurangi kolesterol, mencegah stroke, dan detak jantung tidak teratur atau aritmia.
3. Makanan otak dan mata
Kepala dan otak ikan mengandung sejumlah vitamin A yang bagus untuk mata dan otak. Vitamin A meningkatkan kesehatan mata, kekebalan tubuh, antioksidan alami, melawan radikal bebas, dan mengurangi stres oksidatif.
Konsumsi ikan mulai dari bagian kepala hingga ekornya terbukti memperlambat penurunan kognitif otak dan meningkatkan daya ingat. Kaldu ikan adalah makanan terbaik untuk otak agar tetap prima.
4. Mengurangi depresi dan kesehatan mental
Sejumlah penelitian menunjukkan makan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 dan DHA menjaga otak tetap sehat dan melindungi diri dari penyakit mental, seperti stres dan depresi.
Nah, asam lemak omega-3 ini tidak bisa diproduksi tubuh otomatis. Kita harus mendapatkannnya dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung zat tersebut, salah satunya kepala ikan.
5. Menyembuhkan diabetes dan radang sendi
Kepala ikan bermanfaat untuk penderita diabetes dan radang sendi. Kandungan nutrisinya dapat meningkatkan kekebalan dan metabolisme tubuh. Kepala ikan mengandung kalsium yang merupakan mineral pembentuk tulang.
Kalsium membantu kontraksi otot, melepaskan hormon dan enzim dalam tubuh. Makan sup kepala ikan juga mengurangi risiko penyakit autoimun.
Sup Kepala Ikan Paling Enak di Bali
Bali adalah surga kuliner. Kita bisa menemukan banyak tempat makan asik yang menyajikan menu sup kepala ikan. Peminatnya mulai dari wisatawan lokal sampai mancanegara.
Puluhan restoran, lesehan, dan warung makan yang menyediakan sup kepala ikan tersebar di sembilan kabupaten kota. Berikut saya merekomendasikan 10 tempat makan sup kepala ikan paling enak di Bali. Insya Allah rasanya tidak akan mengecewakan dan pastinya halal.
1. Warung Mak Beng
Sup kepala ikan di Warung Mak Beng sudah menjadi ikon Sanur, bahkan ikon Bali. Jangan mengaku pernah ke Bali jika belum makan di sini. Begitu katanya.
Warung Mak Beng sudah eksis bahkan sebelum Indonesia merdeka loh. Kebayang kan betapa legendarisnya tempat makan ini. Pendirinya, Ni Ketut Tjuki memulai usaha warung makan ini pada 1941.
Warung Mak Beng sekarang sudah dikelola generasi ketiga. Soal rasa tak pernah berubah meski telah berpindah tangan.
Gak ada menu lain selain sup kepala ikan di Warung Mak Beng. Jadi, kalo kamu gak suka ikan, ya jangan makan di sini.
Jenis ikan yang menjadi bahan sup di Warung Mak Beng adalah cakalang, bisa juga kakap dan tenggiri. Satu paketnya terdiri dari sup kepala ikan, ikan goreng, sambal terasi, dan sepiring nasi putih. Harganya cukup Rp 45 ribu saja.
Biasanya kalo makan berdua sama suami kami akan memesan dua paket dan ekstra ikan goreng. Entah kenapa ikan goreng Mak Beng itu renyah abis. Kriyuk di luar, putih lembut di dalam.
Sambalnya nyesss, enaknya sampai ke ubun-ubun. Supnya segar dengan campuran bumbu basa genep khas Bali, plus timun, belimbing wuluh, dan taburan bawang goreng.
Orang Bali jago banget bikin olahan ikan. Gak ada amis-amisnya. Saya santai saja ‘mengautopsi’ kepala ikannya sampai ke dalam-dalamnya. Wuenak polllll.
2. Warung Bambu Lulu
Warung Bambu Lulu tempat makan siang favorit suami saya bersama teman-temannya. Lokasinya gak begitu jauh dari Warung Mak Beng.
Jujur, jika diminta memilih makan di Warung Mak Beng atau Warung Bambu Lulu, saya bakal jawab keduanya. Saya gak bisa milih karena dua-duanya sama-sama enak dan cita rasa masing-masingnya khas. Sama seperti pecinta K-drama ketika disuruh memilih Song Joong Ki atau Hyun Bin. Hayo, bingung toh? Pasti pengen dua-duanya. Hahaha.
Sup kepala ikan di Warung Bambu Lulu biasanya terbuat dari ikan baramundi. Kepala ikannya sangat besar memenuhi mangkuk saji. Kuah kaldunya gak cuma ditaburi bawang putih goreng, tapi juga daun kemangi yang wangi.
Supnya menurut saya sedikit lebih asam dibanding sup Mak Beng. Sambalnya ada dua, sambal terasi dan sambal matah. Saya biasanya menikmati supnya dengan sambal terasi, sedangkan ikan gorengnya dengan sambal matah.
Suami saya termasuk yang kurang ahli ‘mengautopsi’ kepala ikan. Seperti biasa, saya akan menyelesaikan pekerjaannya di akhir. Wkwkwk. Yang sabar makan kepala ikannya, sebab kita akan mendapatkan otak ikan yang super lezat. Harta karun banget ini.
Harga sup kepala ikan di Warung Bambu Lulu sedikit lebih mahal dibanding Mak Beng, yaitu Rp 60 ribu per porsi. Satu porsi terdiri dari sup kepala ikan, ikan goreng, sambal matah, sambal terasi, dan sepiring nasi putih.
Menu olahan ikan lainnya tak kalah lezat. Ada sirip ikan goreng, tenggorokan ikan goreng, ikan bumbu pedas, ikan masak tausi, sirip ikan masak tauco, juga udang bumbu pedas.
Enaknya makan di Warung Bambu Lulu adalah ada musala. Makanya saya dan keluarga gak pernah takut ketinggalan shalat wajib kalo datang makan siang atau sore menjelang maghrib ke sini.
3. Depot Sup Kepala Ikan 888
Gak usah paranoid sama bau amis. Sejauh pengalaman saya enam tahun terakhir tinggal di Bali, saya nyaris gak pernah kecewa makan sup kepala ikan di mana pun di Bali. Semua bersih, tanpa bau amis. Rahasianya? Tentu saja ada pada ikan segar yang diperoleh langsung dari nelayan lokal.
Sup kepala ikan 888 adalah hidden culinary gem lainnya di Denpasar. Ini adalah restoran sup kepala ikan khas Makassar. Pak SBY, mantan presiden kita beberapa kali makan sup kepala ikan di sini loh setiap beliau berkunjung ke Bali.
Kayaknya tentara-tentara dan polisi-polisi senang deh makan di sini. Banyak foto jenderal berbintang terpampang nyata di semua sisi dinding restoran ini.
Sup kepala ikan di Depot 888 rasanya lebih pedas. Harganya juga lebih ramah di kantong karena kita bisa memilih mau kepala ikan ukuran sedang atau besar. Kisarannya mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 60 ribu.
Ada dua jenis sup kepala ikan dengan cita rasa Makassar yang disajikan di sini, yaitu Sup Baba Baba dan Sup Nona Nona. Sup Baba Baba cocok untuk penyuka kuah asam pedas yang bening, sementara Sup Nona Nona cocok untuk penyuka kuah santan. Jenis ikannya kakap merah dan kakap putih.
Penyuka pedas memang lebih pas menjajal sup kepala ikan di Depot 888. Cobain juga telur ikan gorengnya, digabung sama sayur tumis baby buncis atau tumis kangkung. Enak banget.
4. Warung Be Sanur
Saya juga sering nih makan sup kepala ikan di Be Sanur. Waktu masih jadi jurnalis dulu, Bapak Gubernur Made Mangku Pastika atau jajarannya kerap mengajak kami diskusi sambil makan siang di warung ini.
Sama seperti Mak Beng, Warung Be Sanur gak menyediakan banyak pilihan selain sup ikan dan ikan goreng. Makan di sini gak perlu keluar duit banyak, cukup Rp 32 ribu saja per porsi.
Jangan khawatir kepedesan. Ada banyak pilihan minuman untuk memuaskan dahaga, mulai dari es daluman, es kelapa muda, es soda gembira, es teler, es jeruk, es teh, es temulawak, dan lainnya.
Sup kepala ikan yang asli milik orang Bali, seperti Mak Beng dan Be Sanur ini memiliki cita rasa kuah khas. Selain bumbu basa genep, irisan ketimun menjadi bagian wajib dari kuah kaldunya. Jenis ikannya cukup banyak, mulai dari kakap merah, bawal, tongkol, hingga barakuda.
5. Warung Made Cak Jul
Sensasi makan sup kepala ikan di Warung Made Cak Jul sedikit berbeda. Lokasinya berada di pinggir Pantai Matahari Terbit, Sanur. Jadi, kita bisa sekalian wisata pantai, apalagi kalo musim layangan. Seru banget.
Warung Made Cak Jul terletak persis di samping monumen tempat Belanda pertama kali mendaratkan kapal perangnya di Bali. Sambil makan, kita bisa memandang laut lepas. Makannya bisa menggunakan kursi meja, atau duduk lesehan.
Suami saya bilang, rasa sup kepala ikan Made Cak Jul mirip dengan Mak Beng. Setelah saya mencoba, ternyata benar loh. Kita juga gak perlu takut antre mengular seperti makan siang di Mak Beng. Harganya lebih miring, Rp 35-40 ribu per porsi.
6. Warung Pak Ada
Warung Pak Ada juga berlokasi di pinggir Pantai Matahari Terbit, Sanur. Hidangan khasnya adalah sup kepala ikan dan ikan tenggiri goreng.
Tempat makannya lebih sederhana, tapi cita rasanya di atas rata-rata. Gak kalah loh sama Warung Made Cak Jul. Enaknya makan di sini kita bisa menikmati kerupuk kulit ikan yang kriyuk. Es dalumannya segar.
Intinya semua tempat makan yang menyediakan sup kepala ikan itu sama. Hal yang membedakan level enaknya terletak pada sambal. Sesuaikan sambalnya dengan lidah masing-masing. Bisa jadi sambal Warung Pak Ada ini paling cetar di lidah.
7. Gubug Ibad
Gubug Ibad tampil beda dengan menjadi spesialis sup kepala ikan salmon. Mendengar jenis ikannya, sebagian beranggapan makan di sini mahal. Salah besar. Semangkuk sup ikan salmon buatan Gubug Ibad dibanderol Rp 35 ribu saja.
Jika ingin makan satu paket, terdiri dari sup salmon, daging goreng salmon, sepiring nasi hangat, plus minuman, harga totalnya Rp 85 ribu. Worth it banget ya. Ikan salmonnya didatangkan langsung dari Australia melalui Pelabuhan Benoa, Denpasar.
Sup kepala ikan salmon disajikan dengan kuah bening, taburan daun bawang dan bawang goreng. Ada cabai rawit utuh di dalam mangkuk yang bakal bikin lidah klenger tapi nagih saat menggigitnya.
Gubug Ibad sudah eksis sejak 2009. Warung makan sederhana ini tak hanya menyajikan sup ikan salmon, tapi juga kakap. Semua bergantung stok. Kadang ikan salmonnya cepat habis.
Rata-rata Gubug Ibad hanya menjual 30 porsi salmon setiap hari. Wah, terbatas banget ya. Jadi, harus buru-buru nih makan di sini supaya gak takut kehabisan.
Ikan salmon teksturnya lebih lembut dari ikan lain. Kandungan asam lemak omega-3 di dalamnya lebih tinggi dari ikan lain.
8. Lesehan Yudi
Gak semua wisatawan yang datang ke Bali menginap di Denpasar, Jimbaran, atau Kuta. Nah, mereka yang memilih wisata ke Ubud dan stay di sana, jangan khawatir. Ada Lesehan Yudi tempat menikmati sup kepala ikan terdekat.
Lokasinya persis di timur jembatan Safari Bali & Marine Park. Selain sup kepala ikan, Lesehan Yudi juga menjual aneka olahan seafood, seperti udang, cumi, dan kepiting. Variatif ya.
Warungnya sederhana, terdiri dari deretan kursi dan meja kayu panjang berbahan jati. Ada juga tempat duduk khusus tamu dalam jumlah kecil. Lesehan Yudi memiliki menu andalan favorit, yaitu ikan nyat-nyat sambal matah. Nyat-nyat telur ikannya juga amboi sedapnya.
9. Warung Lembongan
Warung Lembongan berada di pusat Kota Denpasar. Wajar jika ramai wisatawan menikmati sup kepala ikan di sini pada jam makan siang.
Seperti namanya, sup kepala ikan di warung sederhana ini khas dari Nusa Lembongan, sebuah pulau eksotis di Bali. Rasa jahe, bawang, dan serai di kuah kaldunya membuat lidah ingin lagi dan lagi.
Jenis ikan yang disajikan untuk sup adalah barakuda. Pemilik Warung Lembongan ini dulunya salah satu karyawan andalan di Warung Mak Beng loh. Nah, udah kebayang kan gimana lezatnya sajian sup kepala ikan di sini.
Harga sepaket sup kepala ikan di sini menurut saya paling murah di antara lainnya. Kita cukup membayar Rp 30 ribu saja. Untuk ukuran warung makan yang terletak di sentral kota, makan dengan harga segitu udah menang banyak.
Jangan tertipu sama tampilannya yang biasa. Suapan pertama saja bisa membuatmu jatuh cinta.
10. Warung Pak Panjul
Ada imbauan unik dari sang owner, Pak Panjul begitu kita masuk ke dalam warung sederhana ini. Pesannya, “Sampaikan pada kami apabila sup saya kurang enak. Sampaikan pada teman Anda apabila Anda sudah puas makan sup saya ini.” Tertanda, Bli Panjul.
Ada pajangan patung ikan besar tepat di langit-langit restoran. Bagus deh buat jadi pemanis selfie saat makan di sini.
Soal rasa, sup kepala ikan Pak Panjul bisa bersaing dengan sembilan warung dan restoran lainnya. Buktinya warung ini tak pernah sepi pengunjung.
Sup kepala ikan menjanjikan rasa terlezat yang pernah ada. Jika kamu belum pernah mencobanya, sekarang saatnya untuk mencoba. Jangan lupa berbagi pengalamanmu saat menyantap hidangan ini di kolom komentar ya. Terima kasih.
Leave a Comment