Review drama korea "Dynamite Kiss"
Review drama korea "Dynamite Kiss"

Drama Korea terbaru Netflix, Dynamite Kiss, baru menayangkan empat episode dari total 14 episode, tapi sumpah… rasanya kayak makan keripik pedas, baru buka sedikit, sudah ketagihan. Drama korea ini dibintangi Jang Ki-yong, Ah Eun-jin, Kim Mu-jun, dan Woo Davi.

Setelah nonton 4 episode perdananya, aku merasa “Dynamite Kiss” benar-benar tahu cara bikin penonton ingin mukul kasur, sesak napas, tertawa, tapi diam-diam berharap hidup sendiri gak serumit hidup Go Da Rim, tokoh utama cerita ini. Mari kita berkenalan dengan para bintangnya.

Go Da Rim: Perempuan Baik-Baik yang Nasibnya Dikerjain Semesta

Mari kita mulai dengan Go Da Rim (Ah Eun-jin). Perempuan ini single, usia lewat 30, dan masih belum mendapatkan pekerjaan yang layak. Lucunya, semua kegagalannya itu bukan karena dia gak berusaha… tapi karena semesta benar-benar seperti menguji kesabarannya pakai soal tryout SNBT. Hehehe.

Da Rim bukan lulusan kampus unggulan. Hidupnya kebanyakan dihabiskan untuk bucin pada cinta pertamanya yang, well… meninggalkannya begitu saja. Bayangin, dia sudah menghabiskan masa muda demi seseorang yang akhirnya cuma bilang, “Kita gak cocok.”

Sudah lima tahun Da Rim mencoba memperbaiki hidupnya. Hasilnya? Nol besar. Karena stres, malu, dan capek jadi bahan omongan tetangga dan teman-temannya, Da Rim kabur ke pinggiran kota bernama Noryangjin. Di sana, dia hidup dari kerja serabutan dengan alasan sedang mencoba peruntungan menjadi pegawai negeri.

Go Da Rim (Ah Eun-jin) dalam "Dynamite Kiss"
Go Da Rim (Ah Eun-jin) dalam “Dynamite Kiss”

Tapi kalau ditanya jujur, alasan Da Rim ke Noryangjin cuma satu, lari dari manusia-manusia julid. Sebuah motivasi yang sangat relatable, ya kan.

Di rumah, Da Rim tinggal bersama ibunya yang penuh kasih, dan adik perempuannya, Go Da Jeong yang… kalau boleh aku deskripsikan dalam satu kalimat adalah perempuan yang hidup hanya demi gengsi.

Da Jeong, yang sangat peduli citra, bahkan sampai bohong tentang latar belakang keluarganya ke calon suaminya. Dia mengaku kakaknya (Da Rim) adalah wanita karier sukses dan sedang ambil S2 di Amerika.

Later we find out, calon suami Da Jeong ini gak kalah “luar biasa.” Dia menipu Da Jeong dengan utang segunung. Dua-duanya cocok sih, tapi bukan dalam arti yang baik.

Karena malu harus pura-pura jadi “kakak yang sukses,” Da Rim memutuskan kabur sejenak dari drama keluarga itu. Tepat saat adiknya menikah, Da Rim memesan tiket dan terbang ke Pulau Jeju. Dan justru di Jeju-lah hidup Da Rim mulai berputar.

Go da Rim dan Kang Ji-hyeok di Jeju
Go da Rim dan Kang Ji-hyeok di Jeju

Tiba-Tiba Ketemu Mantan Pacar: Kim Jeong Gwon

Di Jeju, Da Rim tanpa sengaja bertemu cinta pertamanya, Kim Jeong Gwon (Park Yong U). Ternyata dia sekarang sudah jadi engineer sukses di bidang kecerdasan buatan. Aura-aura Mr. Perfect langsung terpancar.

Pertemuan mendadak ini bikin Da Rim gugup, bingung, dan sedikit trauma. Apalagi, Kim Jeong Gwon ternyata sudah bertunangan dan coba tebak siapa tunangannya? Teman sekolah Da Rim.

Kebayang kan gimana perasaan Da Rim? Secara, dia menghabiskan masa mudanya untuk laki-laki ini dan ditinggal begitu saja, trus sekarang bertuangan sama temannya pula. Semesta benar-benar bercanda dengan Da Rim.

Masuk Kang Ji-hyeok: Pria Kaku, Tajir, tapi Trauma Keluarga Berat

Beralih ke laki-laki kedua, Kang Ji-hyeok (Jang Ki Yong). Dia konsultan startup teknologi yang sedang merintis perusahaannya sendiri. Wibawanya serius banget, tapi hatinya sebenarnya sepi seperti rak toko buku yang tinggal sisa buku motivasi.

Fun fact-nya adalah Kang Ji-hyeok ternyata keturunan chaebol, pewaris perusahaan perlengkapan bayi terbesar di Korea. Tapi dia menolak bekerja bersama sang ayah karena trauma keluarga sangat parah.

Kang Ji-hyeok (Jang Ki Yong) dalam "Dynamite Kiss"
Kang Ji-hyeok (Jang Ki Yong) dalam “Dynamite Kiss”

Ayahnya punya anak di luar nikah. Ji-hyeok punya kakak tiri. Pernikahan ayah–ibunya pun bukan karena cinta, tapi perjodohan. Ketika Ji-hyeok masih kecil, ibunya mengalami tekanan mental berat sampai pernah melakukan percobaan bunuh diri. Sang ibu masih hidup, tetapi depresi berat dan harus dirawat intensif.

Jadi ya… wajar kalau Ji-hyeok tumbuh menjadi laki-laki yang keras di luar, lembut di dalam, dan anti komitmen di sisa-sisa hati.

Di tengah kegalauan hati Ji-hyeok, dia sebenarnya sedang mengincar investasi Arab senilai… Rp1 triliun. Investor mau, tapi syaratnya unik. Ji-hyeok harus merekrut Kim Jeong Gwon, si mantan pacar Da Rim, masuk timnya.

Pertemuan antara Da Rim dan Ji-hyeok terjadi secara tidak sengaja di Jeju. Dan karena hidup Da Rim sedang susah, sedangkan Ji-hyeok butuh bantuan buat mendekati Kim Jeong Gwon, mereka membuat perjanjian unik.

Da Rim berpura-pura jadi pacar Ji-hyeok. Mereka barter kebutuhan. Yang satu butuh uang, yang satu butuh akses. Plot pun officially dimulai.

Hal yang tidak mereka duga, dalam proses pura-pura pacaran itu, Ji-hyeok jatuh cinta beneran sama Da Rim. Dan momen jatuh cintanya bukan yang manis-manis slowmo… tapi karena ciuman tidak sengaja antara keduanya.

Beneran tidak sengaja, tapi hasilnya? Ledakannya seperti dinamit. Tepat seperti judul dramanya. Ji-hyeok sampai tampak kehilangan semua file sistemnya dan reboot ulang.

Kencan mereka di Jeju tidak berjalan mulus. Da Rim harus buru-buru kembali ke Noryangjin karena ibunya masuk rumah sakit akibat stres berat.

Penyebab stresnya? Adiknya kabur bersama suaminya dan meninggalkan utang yang banyak, plus menggadaikan rumah keluarga. Yap. Drama keluarga Korea selalu lebih pedas daripada makanan mereka.

Masuk Kim Seon U: Tetangga Baik, Duda, dan Ayah Satu Anak

Selama ibunya dirawat, Da Rim lebih sering menghabiskan waktu di rumah tetangganya, Kim Seon U (Kim Mu-jun), duda dengan seorang anak laki-laki. Dia baik, tampan, stabil, tipe yang bikin hati perempuan mana pun tenang. Ini menambah bumbu triangle love yang halus tapi signifikan dalam hidup Da Rim nantinya.

Ji-hyeok, yang sudah jatuh cinta pada Da Rim, mencari Da Rim ke seluruh penjuru Noryangjin seperti agen detektif kelas pemula yang berusaha keras tapi tetap salah pintu.

Kim Seon U (Kim Mu-jun) dalam "Dynamite Kiss"
Kim Seon U (Kim Mu-jun) dalam “Dynamite Kiss”

Karena gagal, dia akhirnya membuat kesepakatan dengan ayahnya, dia akan bekerja di perusahaan keluarga asalkan ayahnya mau menceraikan ibunya. Alasannya? Agar ibunya bisa bebas dari penderitaan.

Ini adalah salah satu adegan paling emosional dalam hidup Ji-hyeok. Apalagi, dia harus dijodohkan dengan Yoo Ha Yeong (Woo Da Vi), anak rekanan perusahaan sang ayah. Akhirnya, cinta, trauma, dan pengorbanan di hati Ji-hyeok bercampur jadi satu.

Begitu masuk perusahaan, Ji-hyeok bertemu kakak tirinya, Kong Ji-hye (Jung Ga-hee), yang secara halus tetapi sadis ingin melihat Ji-hyeok gagal.

Yoo Ha Yeong (Woo Da Vi) dalam "Dynamite Kiss"
Yoo Ha Yeong (Woo Da Vi) dalam “Dynamite Kiss”

Dia menyabotase adiknya sendiri dengan menempatkan Ji-hyeok sebagai pemimpin divisi “buangan,” yaitu divisi yang karyawannya direkrut tanpa standar dan asal comot. Isinya emak-emak semua pula.

Lucunya, Go Da Rim membaca lowongan itu, dan langsung melamar karena peluangnya jauh lebih besar. Supaya bisa diterima kerja, Da Rim menulis di CV bahwa dia sudah menikah, punya satu anak, dan suaminya adalah… Kim Seon U, tetangganya. Anaknya? Kim Jun, anak Seon U.

Saat Da Rim masuk kantor dan Ji-hyeok melihatnya, dia hampir pingsan. Bagaimana tidak? Perempuan yang dia cintai ternyata “istri orang.”

Ji-hyeok Dilema, Pilih Hati atau Moralitas?

Ji-hyeok dilanda dilema hidup. Dia tidak mau menjadi orang ketiga, tapi dia sudah jatuh cinta setengah mati sama Da Rim. Dan mereka sekarang bekerja di kantor yang sama. Dan semua orang percaya Da Rim sudah menikah.

Lebih kacau dari itu adalah Ji-hyeok harus tetap menjadi bos profesional yang tidak boleh menunjukkan perasaan, tapi setiap kali melihat “suami pura-pura” Da Rim, mukanya langsung panas. Drama korea ini pun makin juicy.

Review Drama Korea ‘Dynamite Kiss’

Baru empat episode, tapi Dynamite Kiss sudah memberi kita romance yang fresh, humor yang relevan, sisi gelap keluarga chaebol, love triangle, dinamika kantor yang kacau balau tapi lucu, plus chemistry Jang Ki-yong × Ah Eun-jin yang semakin matang dan bikin deg-degan.

Kalau dinamika pura-pura pacaran berubah jadi cinta beneran saja sudah pecah, bayangkan apa yang akan terjadi saat kebohongan status pernikahan Go Da Rim terbongkar?

Meski baru menayangkan empat episode, aku sudah jatuh cinta duluan dengan “Dynamite Kiss.” Jang Ki-yong adalah salah satu aktor Korea favoritku sejak lama. Dan sejauh aku mengikuti kariernya, dia hampir tidak pernah salah pilih skrip.

Dari “My Roommate Is a Gumiho” sampai “Now, We Are Breaking Up,” chemistry, intensitas, dan pesona misteriusnya selalu bekerja. Dan di “Dynamite Kiss” ini, dia naik level lagi.

Drama ini adalah rom-com, sebuah genre yang biasanya gampang ditebak dari 5 km jauhnya. Tapi entah kenapa, meski pola ceritanya familiar, aku tetap duduk manis menunggu tiap episodenya keluar. Ada sesuatu yang renyah dan hidup dari drama ini, yang bikin aku mau menonton tanpa skip sama sekali, sesuatu yang langka untuk rom-com masa kini.

Ciuman pertama Kang Ji-hyeok dan Go Da Rim di "Dynamite Kiss"
Ciuman pertama Kang Ji-hyeok dan Go Da Rim di “Dynamite Kiss”

Aku rasa kamu yang juga nonton setuju bahwa episode pertama “Dynamite Kiss” punya seksual tension lebih banyak dari satu drama penuh. Betul banget.

Jang Ki-yong di sini benar-benar master of seduction. Dia tahu cara menatap, cara mendekat, cara mengatur napas, bahkan cara diam… yang semuanya terasa lebih berbicara daripada dialog.

Kita sudah pernah lihat sedikit dari kemampuan ini di “My Roommate Is a Gumiho,” terutama dari adegan ciuman itu (kamu pasti tahu yang mana kan). Tapi di “Dynamite Kiss”? Dia bukan cuma bagus, tapi berbahaya.

Kalau nanti ternyata ciuman episode 1 adalah yang terbaik dari keseluruhan drama, aku bakal sedih sih. Wkwkwk. Maunya lebih. Tapi sejauh ini vibes-nya makin intens.

Biasanya aku fast forward episode pertama drama Korea. Apalagi rom-com. Aku cuma mau cepat ke inti cerita tanpa basa-basi. Akan tetapi, “Dynamite Kiss” beda.

Episode 1-nya benar-benar JUARA. Kayak pembuka terbaik rom-com 2025 versi aku. Chemistry antara Jang Ki-yong dan Ah Eun-jin langsung klik sejak awal. Akting mereka alami, mengalir, dan electrifying.

Aku jujur bukan fans berat Ah Eun-jin, tapi di sini? Dia charming, lucu, rapuh, dan masih bisa tampil elegan dalam waktu bersamaan. Ketika dia muncul dengan gaun mewah bak Cinderella masa kini di pesta itu… wow. Aku sampai pause beberapa detik. Cantik dan elegannya beneran beda level.

Dan saat kedua leads berbagi frame, spark-nya itu real. Kamu bisa merasakan ketertarikan, konflik batin, rasa penasaran, semuanya bercampur jadi satu.

Memang sudah lama aku tidak merasakan chemistry rom-com sekuat ini. Bukan cuma lucu dan manis, tapi benar-benar intens.

Jang Ki-yong punya magnet natural. Dia gak perlu banyak bicara, tapi tatapannya bisa bikin flustered. Di sisi lain, Ah Eun-jin memberi warna yang cerah, spontan, hangat. Mereka saling mengisi kekurangan satu sama lain seperti puzzle yang baru pertama ditemukan.

Every scene with them feels electric. Begitulah faktanya.

Sentuhan Cinderella dalam "Dynamite Kiss"
Sentuhan Cinderella dalam “Dynamite Kiss”

Ada sentuhan “Cinderella vibes” di dalamnya, formula favorit banyak orang, tapi dibuat dengan cara modern yang tidak terasa murahan. So far sih episode 4-nya masih bagus. Masih solid. Masih intens.

Biasanya rom-com bagus hanya kuat di awal lalu melempem. Tapi “Dynamite Kiss” masih mempertahankan pace dan tensinya.

Misunderstanding antara leads berpotensi mengganggu. Tapi penulis mampu mengolahnya menjadi romantic tension yang tetap fun dan membuat kita ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Setuju gak kalau drama korea “Dynamite Kiss” ini rasanya kayak balikin feeling “love at the first sight” yang dulu membuat kita suka drama Korea. Dan sebagai penonton sekaligus fans Jang Ki-yong, aku nggak sabar menunggu episode selanjutnya.

Share:

Leave a Comment