Kalau ada satu boygroup K-Pop legenda yang bisa bikin fans susah move on gara-gara punya dua rapper dengan aura sama kuatnya, jawabannya udah pasti BIGBANG. Ya iyalah, siapa yang bisa nolak G-Dragon, si trendsetter dengan musikalitas serba bisa, dipasangin sama T.O.P yang suaranya dalem banget dan auranya tuh… tumpah ke mana-mana, gak tergantikan.
Efeknya, banyak fans yang ngaku bias G-Dragon, eh, tapi tiap kali T.O.P nongol, langsung oleng. Hal sama berlaku sebaliknya. Fenomena bias dan bias wrecker ini beneran nyata di kalangan VIP, dan mungkin cuma BIGBANG yang bisa bikin fans segalau itu. Kalau hati bisa ngomong, mungkin dia udah ngomel, “Kamu tuh maunya siapa sebenernya?”
Dilihat sekilas, GD dan T.O.P mirip banget. Sama-sama rapper, sama-sama punya karisma panggung yang gila, sama-sama pondasi penting BIGBANG. Tapi kalau kita bedah lebih dalam, musikalitas keduanya tuh sungguh beda.
Justru karena beda itu, ibarat dua sisi mata uang, mereka gak bisa dipisahin.
G-Dragon adalah pop visionary, selalu ngikutin perkembangan dunia musik, atau malah bikin arus baru yang kemudian diikuti generasi idol setelahnya. T.O.P sebaliknya, lebih ke eksperimental artist, seniman yang gak takut nabrak pakem dan keluar jalur mainstream.
Perpaduan dua dunia inilah yang bikin BIGBANG jadi segitu uniknya. Grup yang bisa ngasih kita lagu-lagu komersial populer, tapi di saat yang sama juga menyelipkan karya artistik banget.
Nah, sekarang aku mau ajak kamu bedah perbedaan keduanya, antara G-Dragon dan T.O.P dari sisi seni dan musikalitas mereka. Penting dicatat, tulisan ini bukan buat ngebenturin keduanya atau bikin kamu harus menentukan siapa yang paling keren. Sama sekali bukan.
Ini lebih ke ajakan buat kita sama-sama ngulik gimana mereka berdua membangun identitas musik masing-masing, yang pada akhirnya saling melengkapi dalam BIGBANG. Yuk, kita gaskeun satu per satu.
1. Gaya Vokal dan Rap
Gaya vokal GD bisa dibilang salah satu yang paling fleksibel di industri K-Pop. Ia bisa dengan mudah berpindah dari falsetto ke rap cepat atau lambat, kemudian lanjut ke vokal melodis yang emosional.
Ciri khas GD itu ada pada “tone serak” yang terasa raw, bikin lirik-liriknya terdengar lebih personal. Dalam rap, GD suka banget main-main dengan intonasi, kayak lagi bikin drama kecil di atas panggung. Kadang nadanya tinggi banget, kadang jatuh, kadang malah nyeleneh. Pokoknya unpredictable.
Sementara T.O.P datang dengan senjata suara bariton yang berat dan rendah. Sekali denger aja, kita langsung tahu, “Ah, ini T.O.P!” Suaranya jadi kontras yang pas dengan vokal fleksibel GD. Rap T.O.P lebih ritmis, stabil, dan lugas, ibarat pondasi beton di tengah rumah musik BIGBANG.
Kalau suara GD itu kayak kembang api warna-warni, suara T.O.P itu kayak suara guntur yang bikin bulu kuduk berdiri. Jarang banget dia nyanyi full, tapi anehnya, suaranya selalu spesial “mengisi ruang” lagu-lagu BIGBANG tanpa perlu banyak variasi.
2. Kontribusi dalam BIGBANG
G-Dragon berperan vital sebagai produser utama BIGBANG. Banyak lagu hit mereka lahir dari tangan dan pikirannya, seperti Fantastic Baby, Haru Haru, hingga Bang Bang Bang.
GD membawa pengaruh musik global modern ke dalam formula K-Pop, menjadikan BIGBANG boygroup legenda yang menjadi representasi tren dunia K-pop setelahnya. Bisa dibilang, tanpa GD, BIGBANG mungkin gak bakal punya identitas musik sekuat itu.
Tapi jangan salah, T.O.P juga punya peran penting. Suaranya yang berat jadi kontras yang menyeimbangkan aransemen lagu. Ia menambahkan lapisan hip-hop old-school di tengah dominasi elektronik dan EDM yang sering diarahkan GD.
Selain itu, kontribusi lirik-lirik yang ditulis T.O.P di part dia, seperti di lagu Love Song, Last Dance, Still Life, Bang Bang Bang, Blue, dan Loser, sering bernuansa filosofis, agak dark, reflektif, memberi kedalaman emosional yang jarang terlihat pada grup idol lainnya.
3. Karier Solo
G-Dragon bisa dibilang rajanya solo project. Ketika bicara karier solo, G-Dragon jauh lebih produktif dibanding T.O.P. Albumnya Heartbreaker (2009) menjadi tonggak besar, membuktikan dirinya soloist sejati meski debut dalam formasi boygroup. GD itu kayak majalah musik dan fashion berjalan. Serba ada, serba update.
Hampir di separuh kariernya, GD sering bereksperimen dengan EDM, hip-hop modern, hingga trap. Musik-musiknya ekspresif, personal, dan sarat estetika fashion-forward. GD merupakan simbol artis yang mampu menyeimbangkan popularitas mainstream dengan eksplorasi kreatif.
Sedangkan T.O.P lebih jarang rilis solo, tapi kalau udah keluar, selalu bikin heboh. Single seperti Big Boy, Act Like Nothing’s Wrong, Turn It Up, dan Doom Dada membuktikan T.O.P gak takut tampil absurd, avant-garde, bahkan dark.
Kamu pasti setuju, lagu-lagu T.O.P gak gampang dicerna semua orang, tapi di situlah letak kekuatannya. Dia gak peduli soal mainstream atau gak, yang penting musiknya jujur dengan dirinya.
T.O.P lebih memilih mengeksplorasi artistry ketimbang mengejar popularitas. T.O.P menghadirkan sisi lain dari BIGBANG yang lebih misterius dan lebih niche.
4. Filosofi Musikal
Bagi G-Dragon, musik adalah medium ekspresi diri sekaligus alat untuk membaca tren budaya. Ia pandai bikin karya yang gampang masuk telinga siapa aja, tapi tetap ada sisi eksperimentalnya. GD suka banget campur-campur genre, kayak DJ random yang mood-nya berubah tiap lima menit. Tapi ajaibnya, hasil akhirnya selalu keren.
GD hobi menciptakan sesuatu yang segar dan relevan. Filosofi ini membuatnya selalu berada satu langkah di depan arus K-pop mainstream.
Sedangkan T.O.P melihat musik sebagai seni murni. Ia gak terlalu peduli sama tren dan chart. Meski sering tampil antimainstream, T.O.P cenderung introspektif dan menolak tunduk pada komersialitas. Baginya, musik itu medium untuk menyampaikan ide dan perasaan yang sulit dijelaskan.
5. Visual dan Estetika Musik
Dari segi visual, G-Dragon udah lama dikenal sebagai fashion icon. Setiap penampilannya selalu out of the box, kadang malah bikin orang bengong.
Dari rambut warna pelangi, celana yang kayak kain gordyn nenek-nenek, sampai jaket futuristik, semua pernah dia coba. Konsernya juga teatrikal, penuh warna, kaya visual art. GD itu definisi “King of K-Pop” yang gak takut tampil beda.
Sedangkan T.O.P lebih suka main di ranah surreal. MV Turn It Up dan Doom Dada misalnya, penuh dengan simbolisme, bikin kita ngerasa, ini lagi dengerin lagu atau masuk museum seni? Ya kan?
T.O.P sering menampilkan elemen absurd, kritik budaya, dan lapisan makna yang bisa ditafsirkan macam-macam. Estetika T.O.P membawa nuansa museum seni ke dalam industri musik K-pop.
6. Kolaborasi dan Eksperimen
G-Dragon dikenal rajin berkolaborasi, baik dengan artis K-Pop maupun musisi internasional. Dia pernah kerja bareng Diplo, Missy Elliott, Zion.T, sampai Baauer.
GD itu musisi yang selalu pengen explore dunia baru, kayak turis musik yang suka nyoba kuliner aneh-aneh tapi enak. Kolaborasi buat dia adalah cara memperluas spektrum, dan dia selalu berhasil bikin hasilnya nyatu dengan gaya pribadinya.
Sementara T.O.P lebih selektif. Dia hanya kolaborasi kalau proyek itu sesuai dengan visinya. Selain musik, dia juga sering terlibat dalam seni rupa dan film. Eksperimen T.O.P cenderung lebih dalam, lebih konseptual.
Intinya, kalau GD itu collab kayak ngajak orang nongkrong di kafe rame-rame, sedangkan T.O.P itu collab kayak ngajak orang masuk ruang galeri seni.
7. Dampak pada Industri K-Pop
Tidak bisa dipungkiri, G-Dragon adalah motor utama yang mendorong K-Pop ke panggung global. Dia pinter banget nyampurin tren dunia dengan identitas Korea, bikin K-Pop jadi lebih diterima luas. Banyak idol generasi berikutnya yang menjadikan GD sebagai role model.
Sementara T.O.P memberi dampak berbeda. Ia membuktikan bahwa idol juga bisa mengejar jalur seni eksperimental, tidak melulu tentang popularitas atau chart.
T.O.P adalah idol K-pop pertama yang sukses diakui di luar jalur kariernya setelah memenangkan Best New Actor di ajang Blue Dragon Awards 2010.
Kehadiran T.O.P membuka ruang baru bagi artis K-Pop untuk berani mengekspresikan sisi personal yang lebih dalam. Ia menginspirasi banyak musisi untuk tidak takut menampilkan karya di luar jalur musik.
Kalau dipikir-pikir, jarang banget ada boygroup yang punya dua rapper dengan karakter segitu kontrasnya, tapi malah jadi kekuatan besar. BIGBANG berhasil melakukannya lewat G-Dragon dan T.O.P.
Makanya, fans BIGBANG gak pernah bener-bener bisa “move on.” Mau pilih bias G-Dragon, tetap aja T.O.P bisa bikin oleng. Mau setia sama T.O.P, sekali GD muncul, langsung goyah. Hati VIP tuh kayak roller coaster, dan anehnya, kita suka-suka aja dibikin pusing sama mereka.
Dan mungkin, itulah alasan kenapa sampai sekarang, BIGBANG masih disebut sebagai salah satu boygroup K-Pop paling ikonik sepanjang masa. Meski dua rapper ini kini sudah memilih jalan masing-masing, warisan musikal yang mereka tinggalkan tetap hidup di hati para VIP.

Leave a Comment