Kuliah member BIGBANG
Kuliah member BIGBANG

VIP mana sih yang gak penasaran sama sisi akademis para member BIGBANG? Kita udah tahu mereka adalah legenda di panggung, tapi di balik semua popularitas itu, kelima member dulu sama sekali tak melupakan pendidikan. Masing-masing punya kisah unik soal kehidupan di bangku kuliah. 

Ada yang kuliah bareng tapi akhirnya beda jalan, ada yang sampai jadi profesor tamu di universitas top Korea, bahkan ada yang memanfaatkan kuliah online supaya bisa balance sama jadwal gila-gilaan mereka.

1. G-Dragon (Kwon Ji-yong)

Tahun 2008, G-Dragon sama Daesung sama-sama keterima di Kyung Hee University, Jurusan Postmodern Music. Dua orang ini literally masuk jurusan musik paling hits di salah satu kampus bergengsi di Seoul. 

Tapi realitanya, karier GD lagi di titik puncak banget waktu itu, mulai dari persiapan comeback BIGBANG, debut dan tur di Jepang, dan terutama rencana solo albumnya tahun 2009 Heartbreaker. Gak heran kalau akhirnya dia memutuskan berhenti kuliah di Kyung Hee.

GD bukan tipe orang yang gampang puas. Tahun 2010, dia ambil jurusan Leisure Sports Studies di Gukje Cyber University, kampus online yang terkenal fleksibel untuk artis dan atlet. Ini pilihan yang cerdas banget, karena dia bisa atur kuliah sambil promosi. Tahun 2013, dia resmi lulus S1.

Kerennya, di tahun yang sama GD langsung lanjut S2 di Sejong University, jurusan Retail and Distribution. Jurusan ini cukup unik buat idol, karena fokusnya di manajemen bisnis, retail, dan distribusi produk, ilmu yang jelas nyambung banget buat ngatur brand dan bisnis kreatif dia. 

GD lulus dengan gelar master tahun 2016, dan itu udah pencapaian luar biasa mengingat jadwal dia yang gila.

Nah, highlight terbarunya? Tahun 2024, GD ditunjuk sebagai Profesor Tamu di KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology), tepatnya di Departemen Teknik Mesin.

Yes, kamu gak salah baca. GD, si fashion icon sekaligus produser, ngajar di kampus teknologi paling top di Korea. Dia ngasih kuliah soal kepemimpinan dan inovasi. Masa jabatannya dua tahun sampai 2026. 

Rektor KAIST sendiri bilang, pengalaman GD di industri kreatif bisa kasih perspektif segar buat mahasiswa teknik. Gila gak tuh? Dari jurusan musik ke olahraga, bisnis, sampai ngajar di kampus teknik, benar-benar renaissance man.

G-Dragon, Taeyang, dan T.O.P bergelar master
G-Dragon, Taeyang, dan T.O.P bergelar master

2. Taeyang (Dong Young-bae)

Kalau GD fokus ngulik kreativitas dan bisnis, Taeyang memilih jalur yang lebih nyambung ke panggung dan produksi visual. Dia kuliah di Daejin University, jurusan Producing Performances and Images. 

Jurusan ini tuh ibarat “dapur” dari semua yang kita lihat di konser idol-idol K-pop, mulai dari tata cahaya, konsep panggung, sampai produksi media visual.

Daejin University sendiri ada di Pocheon, dan cukup dikenal di Korea untuk bidang seni dan budaya. Bayangin Taeyang yang kita kenal kalem itu, ternyata di kampus belajar juga soal teknis produksi pertunjukan. 

Jadi gak cuma tahu gimana nyanyi dan dance dengan sempurna, tapi juga ngerti kenapa lighting di konser harus ganti warna pas chorus, atau kenapa angle kamera pas performance harus diambil dari sisi tertentu.

Yang bikin salut, Taeyang lulus S1-nya sambil tetap aktif promosi bareng BIGBANG. Dan setelah itu, dia lanjut S2 di kampus yang sama. 

Kita bisa lihat hasilnya di proyek solonya, di mana konser “Rise” dan “White Night” punya konsep panggung yang matang banget. Taeyang ngerti banget cara bikin penonton ngerasa gak cuma nonton musik, tapi masuk ke pengalaman artistik penuh.

T.O.P satu-satunya member BIGBANG yang kuliah di luar jurusan musik dan performing arts.
T.O.P satu-satunya member BIGBANG yang kuliah di luar jurusan musik dan performing arts.

3. T.O.P (Choi Seung-hyun)

T.O.P punya image cool, misterius, tapi kalau kita lihat pilihan studinya, ternyata dia juga serius banget soal seni peran. Tahun 2008, dia masuk Dankook University, jurusan Theater and Film. 

Jurusan ini adalah salah satu yang paling prestisius di bidang seni peran di Korea, dan kampusnya sendiri terkenal menghasilkan aktor, sutradara, dan seniman visual top.

Selama kuliah, T.O.P udah mulai melebarkan sayapnya ke dunia akting. BIGBANG lagi di puncak popularitas, tapi dia tetap nyempetin syuting film dan drama, sambil kuliah. 

Mungkin inilah kenapa aktingnya di film seperti “71: Into the Fire” (2010) dan “Tazza: The Hidden Card” (2014) terasa natural banget. Dia punya dasar teori dari kampus, plus pengalaman langsung di lokasi syuting.

Dankook University juga sering kasih kesempatan mahasiswanya buat kolaborasi proyek seni lintas jurusan, dan ini pas banget buat T.O.P yang punya minat luas, mulai dari film sampai seni rupa. 

Jadi kalau lihat T.O.P sekarang aktif juga di dunia seni visual dan koleksi seni, itu sebenarnya nyambung sama latar belakang akademisnya. Setelah jadi sarjana, T.O.P juga gak mau kalah, menyusul Taeyang dan GD melanjutkan pendidikan S2 di kampus sama.

Kenapa VIP isinya orang pintar semua? Lihat dulu idolnya. Heheee
Kenapa VIP isinya orang pintar semua? Lihat dulu idolnya. Heheee

4. Daesung (Kang Dae-sung)

Daesung punya cerita yang cukup mirip sama GD di awal. Tahun 2008, dia juga diterima di Kyung Hee University, jurusan Postmodern Music. 

Jurusan ini keren banget karena fokus ke musik kontemporer, seperti pop, jazz, sampai musik eksperimental. Di sini mahasiswa gak cuma belajar teori, tapi juga diajak eksplorasi musik secara kreatif.

Buat Daesung, ini cocok banget. Dia bisa menggabungkan teknik vokal yang kuat dengan pemahaman musik yang lebih luas. Selama kuliah, dia tetap aktif promosi bareng BIGBANG, bahkan sempat nyoba berbagai genre di proyek solonya.

Pengaruh jurusan ini jelas kelihatan di album Jepang D’scover dan tur solonya. Dia gak cuma nyanyi, tapi benar-benar menginterpretasikan lagu dengan nuansa berbeda. 

Ini tipikal musisi yang punya fondasi akademis kuat, gak cuma mengandalkan bakat, tapi juga terus mengasah kemampuan lewat pendidikan.

BIGBANG salah satu grup K-pop Gen-2 yang masih memprioritaskan pendidikan tinggi
BIGBANG salah satu grup K-pop Gen-2 yang masih memprioritaskan pendidikan tinggi

5. Seungri (Lee Seung-hyun)

Nah, giliran Seungri yang jalur pendidikan tingginya juga berliku. Tahun 2010, Seungri masuk Chung-Ang University, kampus yang terkenal di bidang seni dan media. Tapi karena jadwal BIGBANG yang super padat, dia keluar tahun 2012.

Gak berhenti di situ, dia kemudian melanjutkan kuliah di Gukje Digital University tahun 2012, kampusnya GD, dan bisa kuliah jarak jauh sehingga fleksibel untuk pekerja industri hiburan. Jurusan yang dia ambil memungkinkan dia tetap belajar sambil mengurus bisnis dan aktivitas entertainment.

Seungri memang dikenal punya minat besar di dunia bisnis. Pendidikan ini mendukungnya untuk mengelola berbagai usaha, dari akademi tari sampai restoran. Walaupun perjalanan pendidikannya gak lurus seperti di rencana awal, dia tetap menunjukkan bahwa belajar bisa fleksibel, asal ada kemauan.

Kalau kita rangkum, ada pola unik di BIGBANG. Mereka gak semua ngambil jurusan yang sama, tapi semuanya relevan dengan karier mereka. GD dan Daesung sempat di jurusan musik yang sama, Taeyang di jalur produksi pertunjukan, T.O.P fokus di film dan teater, Seungri ambil jalur yang lebih ke bisnis dan fleksibilitas digital.

Dari cerita BIGBANG, kita bisa lihat gimana pendidikan mereka memengaruhi karya dan karier. Konsep panggung Taeyang, arah bisnis GD, detail visual di proyek T.O.P, interpretasi musik Daesung, sampai kelihaian networking Seungri, semuanya punya akar di bangku kuliah.

Dan meskipun gak semua jalannya mulus (ada yang keluar, pindah jurusan, kuliah online), mereka nunjukin kalau pendidikan itu gak harus kaku. Bisa disesuaikan dengan ritme hidup, asal tujuannya jelas.

Biar kata jamet, semua lulus kuliah nih, Bos!
Biar kata jamet, semua lulus kuliah nih, Bos!

Pendidikan Idol Gen-2 vs Generasi Setelahnya

Kalau kita mundur ke era BIGBANG debut (2006), itu kan masa-masanya K-pop Gen-2. Di zaman itu, sekolah tuh masih sesuatu yang wajib hukumnya. Mau sesibuk apa pun, idol tetap harus duduk di bangku sekolah, minimal lulus SMA. 

Bahkan, banyak yang nyempetin kuliah, entah di kampus reguler atau universitas cyber, walau harus bolos beberapa kelas gara-gara jadwal promosi.

BIGBANG sendiri adalah contoh nyata. GD, Taeyang, Daesung, T.O.P, bahkan Seungri, semuanya punya jejak pendidikan formal yang jelas. 

Ada yang bener-bener kuliah tatap muka, ada yang akhirnya pindah ke kampus online demi fleksibilitas, tapi intinya mereka semua at least sampai level universitas. 

Waktu itu, pendidikan bukan cuma soal gelar, tapi juga bagian dari “paket citra” idol yang menunjukkan kalau mereka berprestasi di panggung dan di akademis.

Sekarang? Ceritanya agak beda. Idol generasi baru, Gen-4 dan Gen-5, sering banget harus memilih antara karier atau sekolah. Tuntutan K-pop makin global, mulai dari tur dunia, promosi di luar negeri berbulan-bulan, sampai jadwal konten yang padat di media sosial. 

Banyak trainee yang debut di usia sangat muda, bahkan sebelum sempat lulus SMA. Akibatnya, pendidikan formal sering ditunda atau diganti homeschooling, dan kuliah jadi sesuatu yang “nanti aja kalau sempat.”

Memang, masih ada beberapa idol sekarang yang berusaha kuliah, tapi jumlahnya gak sebanyak dulu. Apalagi dengan jadwal promosi yang benar-benar non-stop, sekolah formal sering dianggap “luksus” yang sulit diprioritaskan. 

Kalau di zaman BIGBANG, kuliah itu kayak “checklist wajib” buat nambah prestise, di zaman sekarang pendidikan lebih fleksibel, bahkan kadang nyaris sepenuhnya digantikan oleh pengalaman kerja dan exposure global.

Nah, ini yang bikin kisah pendidikan BIGBANG jadi lebih berharga. Mereka menjalani era di mana panggung dan kampus berjalan beriringan. Itu semua adalah cerminan komitmen di masa Gen-2, ketika idol gak cuma dituntut bersinar di panggung, tapi juga di bangku kuliah.

Kata VIP, BIGBANG itu sekolahnya adalah dunia. Tapi nyatanya, mereka juga punya perjalanan akademis yang patut diapresiasi. Dari mahasiswa musik, produser pertunjukan, aktor teater, sampai profesor tamu di universitas top, BIGBANG membuktikan kalau belajar itu gak pernah berhenti, dan selalu ada cara untuk nyambungin ilmu dengan passion.

Share:

Leave a Comment