Kalau kamu VIP, coba mundur bentar ke tahun 2017. Waktu itu G-Dragon lagi di tengah tur konser ACT III: MOTTE. Di tiap panggungnya, GD seringnya tampil sendirian. Dia kayak phoenix yang masih terbang anggun, tapi sebenarnya bulu-bulunya sudah mulai terbakar pelan-pelan.
T.O.P udah berangkat wajib militer (wamil). Daesung sibuk D-LITE Japan Dome Tour 2017, lanjut ngerilis EP album D-Day trus gak pake lama langsung DなSHOW Vol.1, tur nasional Jepang terbesarnya sampai Agustus di tahun sama.
Taeyang? Ya sama juga, lagi persiapan ngerilis album solo ketiga WHITE NIGHT, lanjut tur Jepang plus 19 kota di luar negeri. Seungri sibuk memperluas bisnis restoran ramen sama invest di brand kosmetik di bawah Yuri Holdings. Akhir tahun dia juga menggelar fan meeting spesial di Macau.
Kendati di satu dua konser, G-Dragon dapat kejutan spesial dari member, tapi mostly di era MOTTE itu dia sendirian. Tapi ya… bukan GD namanya kalo gak tetap profesional. Konsernya tetap megah, nyampur antara seni, musik, dan (bagi VIP yang tahu), dia sisipkan di sana “ekspresi” hatinya yang gak semua orang bisa lihat mentah-mentah.
Teman-teman VIP yang nonton live waktu itu cerita, MOTTE rasanya kayak potongan diary kehidupan G-Dragon. Dia nyanyi, dia curhat, dia bercanda tapi sarkas. Dan seperti judulnya, ACT III, konser tahun itu memang lebih kerasa kayak babak ketiga hidup GD.
Siapa sangka, gak lama setelah itu, babak ketiganya ini berubah menjadi salah satu masa paling berat dalam hidupnya.
Wajib Militer yang Penuh Ujian
Begitu tur selesai, G-Dragon langsung persiapan wamil. Tahun 2018, dia masuk militer. VIP tahu, buat seorang GD yang sudah 11 tahun hidup di spotlight sebagai leader dari the biggest K-pop group in the world saat itu, wamil itu kayak dia dilempar ke dunia yang beda 180 derajat.
Pada Mei 2018, kabar yang bikin banyak VIP cemas datang dari barak militer. G-Dragon menjalani operasi pergelangan kaki kanan. Buat sebagian orang yang gak mengikuti perjalanan GD sejak lama, ini mungkin terdengar seperti cedera biasa akibat latihan militer.
Tapi VIP tahu, masalah ini bukan muncul tiba-tiba. G-Dragon memang sudah lama punya keluhan di pergelangan kaki, bahkan sebelum wamil. Laporan media Korea menyebut cedera itu kemungkinan akibat akumulasi aktivitas fisik intens selama bertahun-tahun tampil di panggung.
Kita tahu gimana totalitasnya G-Dragon di panggung nonstop 2016-2017, mulai dari MADE World Tour, konser BIGBANG 0.TO.10, LAST DANCE Tour, dan diakhiri dengan ACT III: MOTTE Tour.
Dia loncat, berlari, menari dengan sepatu tebal, ditambah gaya hidup yang padat dan jarang istirahat total. Berat badannya yang turun drastis mencapai 43 kilogram selama konser solonya saja sudah seperti alarm waspada.
Balik lagi ke cedera G-Dragon, operasi dilakukan di rumah sakit militer, bukan di fasilitas sipil. Dari sisi prosedur resmi, itu sudah sesuai peraturan militer Korea Selatan yang mengatur bahwa perawatan prajurit dilakukan di bawah pengawasan medis militer, kecuali untuk kasus khusus yang memerlukan teknologi atau keahlian tertentu di luar.
Dalam kasus GD, tindakan medis ini memang perlu, karena kondisi pergelangan kakinya sudah memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Setelah operasi, G-Dragon mendapatkan cuti medis untuk pemulihan. Cuti ini bukan “liburan” seperti yang dibayangkan sebagian netizen sok tahu itu, melainkan waktu yang diatur ketat dengan jadwal kontrol, terapi fisik, dan pengawasan dokter.
VIP yang mengikuti kabar ini waktu itu pasti ingat, banyak yang membanjiri media sosial dengan pesan dukungan, berharap dia cepat pulih dan tidak terlalu stres.
Sayangnya, dunia hiburan Korea memang tak pernah sepi dari rumor. Tidak lama setelah kabar operasi, muncul spekulasi liar di media gosip dan forum daring. G-Dragon disebut-sebut mendapat “perlakuan istimewa” selama pemulihan.
Isu ini mencakup hal-hal absurd, mulai dari tuduhan ia mendapatkan kamar VIP di rumah sakit hingga klaim konyol soal staf medis yang mengetahui informasi pribadi tak relevan seperti… jumlah tato GD, di mana saja GD menato tubuhnya, hingga… ukuran celana dalamnya.

Bagi VIP, berita-berita seperti ini jelas terdengar seperti pencarian sensasi. Namun, buat publik yang belum memahami kultur militer Korea, isu seperti ini cukup sensitif. Di Korea Selatan, wajib militer adalah simbol kesetaraan warga negara, dan setiap dugaan perlakuan khusus pada selebritas bisa memicu kemarahan publik.
YG Entertainment merespons tegas. Mereka membantah semua tuduhan dan menegaskan bahwa GD diperlakukan sesuai prosedur medis standar yang berlaku bagi seluruh tentara. Bahkan, YG menyatakan cuti medis dan fasilitas yang diterima GD sepenuhnya mengikuti aturan militer, tidak lebih, tidak kurang.
Mereka juga mengingatkan publik untuk menghormati privasi medis seorang prajurit, terlepas dari status selebritasnya.
Meski klarifikasi sudah disampaikan, rumor terlanjur menyebar cepat. Bagi GD, yang saat itu sedang memulihkan diri dari operasi, tekanan media ini pasti menambah beban mental. Di titik ini, bukan hanya fisiknya yang diuji, tapi juga ketahanan psikologisnya menghadapi opini publik.

2019-2020: Saat Sayapnya Hangus
Medio 2019–2020 itu masa di mana api menghanguskan hampir semua yang dibangun G-Dragon. Skandal demi skandal menimpa BIGBANG. Di barak militer, semua berita buruk itu menghantam tanpa filter, dan GD gak bisa melakukan apa-apa. Dia gak bisa klarifikasi, gak bisa kabur, dan gak bisa pura-pura gak baca semua ujaran kebencian untuk para member.
T.O.P yang sebelumnya terkena kasus marijuana tahun 2017 menyatakan keluar dari BIGBANG. Hal itu dia sampaikan setelah menghapus semua postingannya soal BIGBANG dan YG di Instagram, kemudian menghilang dari media sosial.
Daesung ikut terseret isu properti tahun sama. Seungri… yah, semua VIP tahu gimana beratnya skandal Burning Sun masa itu. Buat GD, ini bukan soal grup doang. Ini soal persahabatannya, reputasinya, dan “rumah kedua” yang dia bangun dari remaja, lalu tiba-tiba runtuh di depan mata.
Tahun 2019, BIGBANG praktis vakum. Seungri keluar, dan image grup porak-poranda di media. Rasanya kayak… bayangin kamu lagi di tengah lautan, pegang pelampung, tapi tiap hari ada ombak berita jelek yang nyeruduk kamu tanpa ampun sehingga kamu tak kunjung sampai ke pantai. Anxiety itu bukan cuma mungkin, tapi nyaris pasti dialami GD waktu itu.
Bagaikan phoenix yang selama ini terbiasa terbang tinggi, GD tiba-tiba terkurung di kandang, mendengar gosip burung-burung lain soal dirinya dan sahabat-sahabatnya, tanpa bisa membela diri.
Pada 26 Oktober 2019, GD resmi menyelesaikan wajib militer. Ribuan VIP berkumpul di depan gerbang barak, membawa spanduk, bunga, crown lightstick, dan pesan dukungan untuknya.
Untuk pertama kalinya, GD bisa tersenyum lepas lagi, senyum yang jarang dia tunjukkan selama masa wamil. GD menyapa VIP dan mengucapkan terima kasih.
Ada satu rencana besar yang sempat bikin VIP bersemangat kembali, merasa ada harapan lagi bahwa BIGBANG akan kembali dengan member utuh. BIGBANG diumumkan akan tampil di Coachella tahun 2020. Ini seharusnya menjadi comeback megah BIGBANG setelah wamil.
Panggung besar dan reputasi global menanti. Ini bakal menjadi momen pembuktian bahwa BIGBANG selamanya akan tetap bersinar. They’re still alive. Tapi… mendadak harapan itu pupus.
Memang, pandemi COVID-19 menjadi alasan resmi dibatalkannya Coachella. Tapi VIP tahu, faktor internal juga berat. Kasus Burning Sun terlalu besar untuk diabaikan, dan image grup belum benar-benar pulih di mata publik. Bahkan tanpa pandemi, kemungkinan BIGBANG manggung di Coachella waktu itu sangat tipis.

2023: Tuduhan dan Fitnah Kejam
Dua tahun pandemi, 2020-2022, adalah momen refleksi diri bagi G-Dragon. Dia lebih banyak menyibukkan diri sebagai seniman lewat kolaborasi PEACEMINUSONE x NIKE.
Setelah merilis lini sepatu PEACEMINUSONE x Nike Air Force 1 “Para-noise” pada 2019, lanjut dengan perilisan seri kedua, PEACEMINUSONE x Nike Air Force 1 “Para-noise 2.0” pada 2020. Tahun 2023, GD merilis siluet baru bernama G-Dragon Peaceminus x Kwondo 1 Panda.
G-Dragon pelan-pelan mulai muncul lagi. Ada project, collab fashion, dan beberapa penampilan publik bareng Chanel. VIP mulai ngerasa, “Oke, ini dia. GD mulai balik lagi.”
Eh, Oktober 2023, tuduhan baru menghantam. Api fitnah itu nyaris memusnahkan sisa-sisa kepercayaan diri GD yang sedang dia bangun kembali. Internet meledak sama berita soal GD diduga pakai narkoba. Dan parahnya, awalnya cuma karena gaya jalan dan gestur tubuhnya di beberapa video.
Buat non-VIP, gestur G-Dragon itu kelihatan “mencurigakan.” Tapi buat kita, VIP? Please. Kita tahu GD jalan kayak gitu bahkan sebelum “Heartbreaker” rilis. Itu GD yang selalu gelisah di ruang publik, yang suka pegang leher atau menunduk pas jalan, yang jelas-jelas punya kecenderungan anxiety.
Tapi netizen sok tahu itu? Mereka gak butuh bukti lengkap. Mereka cukup punya potongan video, lalu main vonis GD pake narkoba.
Hari-hari itu panas banget. VIP di seluruh dunia ribut di media sosial, ngeluarin kompilasi foto dan video G-Dragon dari tahun-tahun jamet GD sampai yang terbaru, sebelumnya buat nunjukin, “Halo, ini kebiasaan lama, bukan efek ngobat!”
Untungnya, beberapa minggu kemudian, hasil tes keluar, NEGATIF. G-Dragon bebas dari tuduhan hukum. Tapi luka mentalnya? Itu nggak bisa dihapus secepat hasil lab diumumkan kepolisian.
“Aku Kehilangan Arah”
Pas G-Dragon akhirnya duduk di kursi You Quiz On The Block (2024), GD bilang terus terang, tuduhan narkoba itu bikin dia kehilangan arah. Kata-katanya sederhana, tapi kalau kita VIP, kita tahu bobotnya.
Kehilangan arah buat orang biasa itu mungkin cuma bingung mau kerja apa, mau makan apa. Tapi buat GD, yang seluruh hidupnya dari remaja diukur lewat karya dan penampilan, kehilangan arah itu berarti kehilangan inti dirinya.
Dia cerita gimana rasa percaya dirinya rontok, gimana dia sampai mempertanyakan siapa dia tanpa panggung, tanpa lagu, tanpa nama BIGBANG yang utuh seperti dulu. Dan jujur, pas nonton itu, aku merasa kayak lagi duduk di sebelahnya, pengen bilang, “Jiyong, kamu gak sendirian. Kita semua nungguin kamu.”
G-Dragon mengaku, perasaan seperti itu sebenarnya sudah dia rasakan sejak era “Crooked.” Waktu itu dia sudah sempat mikir untuk berhenti bikin album. Bayangin, dari umur 6 jadi trainee, debut di umur 19, lalu 15 tahun hidup nonstop sebagai “G-Dragon” tanpa jeda berarti.
Dia bilang cuma sempat “jadi Kwon Ji-yong” sekitar 4-5 tahun, sisanya hidup sebagai sosok publik. Dari luar kelihatan sempurna, dia punya tur dunia, fans di mana-mana, semua nyanyi bareng lagu dia, tapi di dalam, GD gak yakin apakah dia benar-benar bahagia.
G-Dragon cerita soal rasa terjebak. Habis tur megah, balik lagi ke studio, gak banyak teman di luar kerja, semua diulang di “lingkaran kecil” itu. “Seakan-akan semua orang lihat aku baik-baik saja, tapi di dalam… kosong,” katanya. Dan karena semua orang pikir hidupnya ideal, dia gak bisa minta pelukan atau bilang “aku capek” tanpa kedengarannya kayak ngeluh gak tahu diri.
Puncaknya, menjelang wamil, masih di rangkaian ACT III: MOTTE Tour. GD bilang dia sampai gak tahu lagi ada di negara mana tiap bangun pagi di tur. Semua seperti blur. Di militer pun, dia mencoba menyesuaikan diri, bahkan sempat iseng nelpon Jae-Suk cuma buat ngenalin Jae-Suk ke juniornya.
Sayangnya, adaptasi dan kepercayaannya disalahgunakan bahkan oleh teman-teman satu letingnya yang membocorkan begitu banyak informasi pribadi soal GD ke orang luar.
Bagian paling jujur? Waktu GD ngomong soal momen merasa “terpojok” setelah comeback terhambat tuduhan palsu 2023.
“Rasanya semua sisi ditutup, nggak ada jalan ke depan atau belakang,” ujarnya.
Tapi sekarang, dia nggak mau “melawan” rasa itu kayak dulu. Dia belajar untuk tidak memaksa menang, tapi mencari kestabilan, seperti meditasi, upacara teh, intinya rutinitas sehat.
JustPeace Foundation
Nah, di sinilah babak baru dimulai. Bukannya comeback musik kayak yang fans harapkan, GD justru lebih dulu mendirikan JustPeace Foundation dan terjun ke dunia pendidikan dengan menjadi profesor tamu di KAIST, kampusnya dahulu. Dia bangkit seperti phoenix yang keluar dari abu, kali ini dengan bulu baru yang lebih indah.
Buat sebagian orang, ini kejutan. “Lho, kenapa GD bikin yayasan, bukannya ngeluarin single atau album baru?” Tapi kalau kita pikir, ini masuk akal banget.
JustPeace Foundation adalah sayap baru GD, caranya bilang ke dunia bahwa dia sudah ngelewatin tuduhan palsu, anxiety, dan kehilangan arah, dan sekarang dia mau bikin sesuatu yang lebih besar dari sekadar namanya.
JustPeace, kayak gabungan dua pesan, yaitu keadilan (justice) dan kedamaian (peace). Dan buat GD, ini personal. Setelah dihajar tuduhan tanpa bukti, dia tahu gimana rasanya dicabut dari rasa aman. Setelah bertahun-tahun jadi target opini publik, dia tahu mahalnya ketenangan batin.
Kalau ada satu hal yang bikin JustPeace Foundation ini beda dari sekadar yayasan amal biasa, itu adalah jejak personal G-Dragon yang kerasa banget di setiap fokus programnya.
Foundation ini setidaknya memang punya tiga fokus utama, yaitu mendukung bakat artistik, memerangi penyalahgunaan narkoba, dan mengangkat isu-isu sosial yang sering luput dari perhatian publik. Tapi kalau kita kenal GD, kita tahu… he’s never just about the obvious stuff.
Kenapa “mendukung bakat artistik” jadi penting? Karena GD tahu persis rasanya tumbuh di industri hiburan dengan segala tekanannya. Dia debut sejak remaja, menjalani masa trainee hingga umur 17 tahun, dan tahu betul bahwa bakat tanpa ruang untuk berkembang itu kayak bunga tanpa matahari.
JustPeace bisa jadi wadah buat anak-anak muda yang punya mimpi di seni, tapi belum punya akses ke panggung atau mentor.
Lalu fokus “memerangi penyalahgunaan narkoba” jelas banget nyambung sama pengalaman pribadinya. Tuduhan 2023 yang tanpa dasar itu bikin dia tahu rasanya dijatuhkan oleh stigma. GD kayak mau bilang, “Kalau mau perangi narkoba, jangan cuma di level hukum. Berikan edukasi, dukungan, dan rehabilitasi yang manusiawi.”
Nah, yang bikin aku excited sebagai VIP adalah potensi besar JustPeace untuk masuk ke isu lingkungan. Ini belum diumumkan secara resmi, tapi kalau lihat rekam jejak GD, kemungkinannya gede banget. Kenapa? Karena environmental consciousness itu udah lama jadi bagian dari dirinya. Bukan cuma di omongan, tapi di gaya hidup dan fashionnya.
Contohnya? GD selalu mengutamakan kualitas dibanding kuantitas. Barang-barang fashion yang dia punya bukan cuma berkelas, tapi punya misi sustainable fashion.
GD dikenal sering re-use baju-baju lamanya. Bukan sekadar “pakai lagi karena malas beli baru,” tapi benar-benar jadi statement bahwa fashion itu gak harus fast-fashion.
Cardigan, kemeja, aksesoris yang pernah dia pakai di photoshoot atau konser belasan tahun lalu… masih dia pakai sampai sekarang, kadang di-mix and match dengan gaya baru.
VIP pasti ingat momen dia muncul di bandara atau event dengan outfit yang bikin kita mikir, “Eh, ini bukannya kemeja dia dari era Heartbreaker?” atau “Eh, itu bukannya scarf dia di era MADE?” dan masih banyak lagi.
Bahkan dalam kolaborasi fashionnya, GD sering pilih brand yang punya visi jangka panjang soal keberlanjutan, bukan sekadar ngejar hype. Kebiasaan reuse ini bukan cuma lucu-lucuan karena “GD gak punya stylist baru,” tapi jadi contoh kecil bagaimana seorang global icon bisa menormalisasi fashion yang tahan lama dan ramah lingkungan.
Kalau aja ini benar-benar dibawa ke program JustPeace, kita bisa bayangin betapa luasnya impact yang GD buat.
Lahir Kembali dari Abu
Kalau kita rangkum, GD udah melewati perjalanan yang absurd, mulai dari jadi leader sampai jadi survivor berbagai kontroversi yang mewarnai hidupnya.
Buat aku, mungkin juga VIP seluruh dunia, timeline hidup GD itu punya daya tarik sendiri. GD gak cuma keren karena fashion atau gemerlap hidupnya, tapi dia juga keren karena berani nunjukin rapuhnya, proses pulihnya, dan alasan dia terus berjalan.
Banyak orang ngira aku nulis artikel ini mungkin cuma karena aku gabung di fandom kuning ini. Padahal, kisah GD ini relevan buat siapa aja yang pernah dituduh tanpa bukti, kehilangan arah setelah krisis, kemudian harus bangkit dari titik nol.
VIP mungkin bagiku bonus aja, karena aku ngikutin dia dari era “Lies” sampai “Still Life.” Tapi untuk orang di luar fandom ini, cerita GD tetap penting karena dia contoh nyata gimana orang bisa keluar dari stigma publik yang brutal tanpa harus balas dendam, cukup dengan bikin gerakan nyata yang lebih besar dari dirinya sendiri.
G-Dragon, Sang Phoenix yang terlahir kembali dari abu, sekarang terbang tinggi lagi, tapi bukan untuk memamerkan bulunya, melainkan untuk melindungi burung-burung kecil di bawahnya. GD pernah terbakar habis, dan dia tahu rasanya. Makanya sekarang dia ingin menjadi naungan buat mereka yang juga butuh kesempatan terbang.
Leave a Comment