Devil on Top: Ketika Bos Lu Terlalu Mengganggu

Devil on Top karya terbaru sutradara kondang Indonesia, Anggy Umbara yang tayang di Disney Hotstar beberapa waktu lalu. Saya sendiri tertarik nonton setelah melihat update status Instagram Cinta Laura, sehari sebelum film ini dirilis pada 25 Juni 2021.

Cukup lama juga Cinta vakum di layar lebar, sejak terakhir kali bermain di film horor, Jeritan Malam (2019). Apalagi kali ini aktris sekaligus aktivis pendidikan itu berpasangan dengan Angga Yunanda, aktor ganteng kinyis kinyis yang makin populer sejak bermain di serial Kisah untuk Geri di WeTV.

Kita kenalan dulu yuk sama full cast Devil on Top.

• Angga, diperankan Angga Yunanda.
• Sarah, Wakil Presiden Direktur Facade Digital Agency, diperankan Cinta Laura Kiehl.
• Richard, diperankan Kenny Austin.
• Rudi, diperankan Joshua Suherman.
• Boni, diperankan Lolox.
• Pak Firman, Presiden Direktur Facade Digital Agency, diperankan Roy Marten.
• Bimo, keponakan Sarah, cucu Pak Firman, diperankan Al Gokhan FJ.
• Dimas, diperankan Ije Kurniawan.
• Aliyah, diperankan Kanasya Rahmadiah.
• Sandi Saragih, pengacara, tulang Boni, diperankan David Saragih.
• Teh Diah, diperankan Ryma Gembala.

Sinopsis Devil on Top

Sarah, Si Maleficent, demikian Angga, Richard, Rudi, dan Boni menyebut bos perempuannya itu di kantor. Empat sekawan ini bekerja di Façade, sebuah perusahaan digital agency ternama di ibu kota.

Gak ada yang kurang dari hidup mereka. Kerjaan enak, kantor nyaman, gaji gede. Kurangnya cuma satu, bosnya galak.

Kerja di Facade itu enak banget. Bayangin aja, kantor oke, gaji oke, cuma ya itu, bosnya kayak iblis. Gw yakin kalo kehidupan gw tanpa ada yang namanya Sarah, gw yakin lebih bahagia.

Richard

Sarah menjabat Wakil Presiden Direktur Facade, tangan kanan Pak Firman, owner sekaligus Presiden Direktur Façade. Sebagai bos perempuan, Sarah terlalu menekan anak buahnya.

Dia dianggap semena-mena dan menakuti karyawan dengan segudang aturan dan budaya kerja. Karyawan gak boleh pacaran atau ada affair sama teman sekantor.

Datang ke kantor harus tepat waktu. Materi-materi meeting dengan klien harus disajikan dalam berbagai bentuk, mulai dari soft copy, hingga hard copy. Jika ada yang kurang, siap-siap aja ditendang.

Suatu pagi Angga terlambat 1 menit 25 detik masuk ruang meeting karena harus cari tempat printer yang buka pagi buta. Mesin printer di kantornya sedang rusak, sehingga Angga terlambat menyiapkan hard copy untuk meeting hari itu.

Angga mempertanyakan alasan dirinya masih harus menyiapkan print out materi, sementara semua bahan sudah ada salinan dalam bentuk soft copy dan dikirim ke email masing-masing. Sarah bukannya memaklumi, malah menyalahkan Angga yang tidak profesional.

Kedisiplinan dan inisiatif adalah kunci kepuasan klien. Gimana kalo mereka pada gaptek, gak ngerti email, gak bisa buka pdf?

Sarah

Boni pernah salah memasukkan 2,5 sendok gula ke dalam kopi Sarah. Bos cantik tapi galak ini malah ngomel karena dirinya terbiasa minum kopi dengan setengah sendok gula. Boni dihukum push up sebanyak 60 kali.

Pernah juga Boni ketahuan main video game di kantor. Sarah langsung memotong gajinya bulan depan.

Hari lainnya Sarah menemukan kondom bekas di janitor kantor. Ternyata kondom itu milik Dimas, rekan sekantor Angga yang berpacaran dengan admin Façade, Aliyah. Konsekuensinya Sarah memecat keduanya detik itu juga.

Gak boleh ada kesalahan sekecil apapun di mata Sarah. Begitu ada kesalahan, revisi dilakukan saat itu juga dan dilaporkan pada hari itu juga.

Angga, Richard, Rudi, dan Boni makin ngerasa kantornya kayak neraka. Satu-satunya alasan mereka bertahan adalah penghasilan di Façade sangat menjanjikan.

Misi Menggulingkan Sarah Dimulai

Suatu hari ketika dipanggil ke ruangan Sarah, Angga tanpa sengaja melihat selembar kertas berisi daftar nama karyawan yang akan ditawarkan pensiun dini alias dipecat. Setidaknya 20 nama tertulis di kertas itu, termasuk namanya dan ketiga sahabatnya.

Empat sekawan ini gak tinggal diam. Boni punya ide menggulingkan Sarah sebelum memecat mereka.

Ide tersebut dituangkan dalam bentuk taruhan. Angga, Richard, Rudi, dan Boni harus menyetor 25 persen gaji mereka per bulan untuk diberikan pada pemenang, yaitu salah satu dari mereka yang berhasil membuat Sarah dipecat.

Misi menggulingkan Sarah dimulai. Angga, Richard, Rudi, dan Boni mulai mengumpulkan bukti-bukti terkait untuk mereka jadikan senjata melawan Sarah supaya reputasinya buruk di mata Pak Firman.

Angga meretas laptop Sarah dan menemukan foto-foto pribadi Sarah. Richard memasang CCTV rahasia di sejumlah sudut kantor, termasuk ruang kerja Sarah untuk memantau kegiatan Sarah.

Puncaknya empat sekawan ini diam-diam masuk ke rumah Sarah saat Pak Firman mengajak Sarah keluar. Angga, Richard, Rudi, dan Boni mendapati seorang anak kecil bernama Bimo yang tinggal bersama Sarah.

Mereka yakin Bimo anak Sarah yang sengaja disembunyikan dan ditutupi Sarah dari orang-orang kantor.

Sayangnya beberapa misi yang mereka gencarkan gagal. Boni hampir bikin presentasi Sarah ambyar di depan klien sebuah brand baju renang Muslim, Musa Muslim Wear, tapi Sarah berhasil menguasai situasi.

Bimo mengedit sebuah video syur dan hendak mengganti wajah pemain wanitanya dengan Sarah. Niat tersebut batal karena Angga mengingatkan Boni bahwa Sarah mempunyai seorang anak yang pastinya akan melihat jejak digital ibunya. Bimo jadi gak tega deh.

Puncaknya Angga berhasil merekam pengakuan Sarah dan rahasia terbesar dalam hidupnya. Bimo ternyata keponakan Sarah. Bimo anak dari kakak perempuan Sarah yang kawin lari dengan putra Pak Firman. Ini berarti Bimo adalah cucu Pak Firman.

Sayangnya Pak Firman bukan kakek yang baik. Dia mengancam akan merebut Bimo dari Sarah dan bikin hidup Sarah berantakan apabila Sarah tidak menuruti kemauannya, yaitu bekerja sebagai bawahannya di kantor.

Pak Firman lama-lama bahkan ngelunjak menginginkan hal lebih dari Sarah. Dia meminta Sarah melayaninya secara pribadi.

Sarah gak bisa melawan Pak Firman karena terpaksa. Bimo mengidap Williams Syndrome, penyakit genetik langka yang hanya dialami satu di antara 10 ribu anak di dunia.

Williams Syndrome membuat tumbuh kembang Bimo gak normal seperti anak lainnya. Dia memiliki kelainan jantung dan pembuluh darah, kelainan ginjal, hingga masalah otot dan sendi.

Biaya pengobatan Bimo sangat mahal. Sarah hanya bisa mengandalkan Pak Firman dalam hal ini.

Sejak tahu kenyataan sebenarnya, Angga berbalik menjadi simpati dan jatuh cinta sama Sarah.

Benci Jadi Cinta

Angga Dwidharma diangkat sebagai direktur kreatif di kantornya, posisi yang selama ini diidam-idamkan Richard. Dia bertanggung jawab menyukseskan campaign Cleo, brand kosmetik terbesar di Asia yang bermitra dengan Façade Digital Agency.

Sejak itu persahabatan Angga dengan ketiga temannya diuji. Angga dilema, antara tetap profesional pada pekerjaan, meneruskan janji pada teman-temannya untuk menggulingkan Sarah, atau berbalik memberikan hatinya pada Sarah dan mendukung Sarah.

Lu adalah perempuan dengan tekad kuat dan orang paling tangguh yang pernah gw kenal, tapi lu tu bangsat. Lu bangsat karena pengen memotivasi karyawan lu untuk lebih maju dan bisa diandalin, tapi masalahnya lu ngelakuinnya dengan ngasih tekanan, ngasih rasa takut, bukan dukungan.

Angga

Sarah takjub dengan keberanian Angga yang jujur tentang dirinya. Sarah sendiri mengakui dirinya bukan bos yang baik. Kondisinya terpaksa karena berada di bawah tekanan Pak Firman.

Pak Firman pula yang mendesak Sarah memecat 20 karyawan di kantor demi memotong biaya operasional dan menaikkan 25 persen revenue perusahaan.

Semakin hari Angga merasa Sarah membutuhkan dirinya. Sarah gak punya siapa-siapa untuk teman cerita dan berbagi duka. Hubungan keduanya semakin dekat hingga ke tahap serius.

Belum sempat Angga mengutarakan fakta sebenar pada ketiga sahabatnya, Richard, Rudi, dan Boni membongkar keberpihakan Angga pada Sarah. Mereka mendapati rekaman CCTV yang memperlihatkan Angga dan Sarah berciuman di kantor.

Richard paling gak bisa nerima kenyataan sahabatnya berpaling pada Sarah. Apalagi belakangan Richard menyadari Angga semakin jarang ngumpul sama mereka. Setiap dihubungi pasti Angga sedang bersama Sarah.

Emosi sesaat membuat Richard khilaf. Dia menampilkan video kedekatan Angga dan Sarah di acara meeting bersama Cleo. Hal itu membuat Angga dan Sarah sama-sama dikeluarkan dari Facade.

Beberapa bulan kemudian, Angga dan Sarah dipertemukan dalam sebuah interview kerja terecana. Lucunya pertemuan mereka gak terlihat seperti sedang wawancara kerja, melainkan diskusi bersama mediator pernikahan khusus pasangan yang sedang mengajukan perceraian.

Rupanya Richard, Rudi, dan Bimo merangkul 16 eks-karyawan yang dipecat sepihak dari Façade untuk menuntut Pak Firman secara hukum. Ancaman hukumannya 12-25 tahun penjara.

Rekaman suara Pak Firman dan rekaman video Pak Firman yang mengintimidasi Sarah di kantor menjadi bukti kuat untuk memenangkan kasus mereka di pengadilan. Kasus ini ditangani langsung oleh pengacara sekaligus tulang-nya Boni, Bapak Sandi Saragih.

Pak Firman merasa terpojok dan memilih win-win solution. Dia menyanggupi empat syarat yang diajukan Richard, yaitu:

• Membuat video permohonan maaf kepada 16 eks-karyawan Façade Digital Agency.
• Memberikan hak asuh Bimo pada Sarah selamanya.
• Membiayai pengobatan Bimo selamanya.
• Membayar pesangon eks-karyawan Façade sesuai hukum yang berlaku.

Richard, Rudi, Bimo dan teman-teman eks-karyawan Façade menggunakan uang pesangon mereka yang cukup besar untuk mendirikan perusahaan baru merangkap yayasan. Mereka mendapuk Angga menjadi direktur utama.

Perusahaan baru tersebut masih termasuk digital agency, tapi menjembatani usaha dan bisnis UMKM di seluruh Indonesia. Sebagian pendapatan perusahaan dialokasikan untuk mendanai pengobatan anak-anak sakit, seperti Bimo. Ini persis seperti impian Angga yang pernah dia ceritakan pada Sarah dan ketiga sahabatnya.

Review Devil on Top

Devil on Top secara cerita menurut saya gak jauh beda dari FTV kebanyakan. Nilai plusnya film berdurasi 1 jam 46 menit ini diperankan Cinta Laura dan Angga Yunanda.

Konfliknya menurut saya terlalu banyak dan saya gak tahu Mas Anggy Umbara mau nonjolin yang mana sih? Persahabatan Angga, Richard, Rudi, dan Boni kah? Impian Angga kah? Atau hubungan Angga dan Sarah?

Harusnya hubungan Angga dan Sarah dong ya, sebab ini kan filmnya genre komedi romantis. Sayangnya Mas Anggy gak mempertegas itu dan membuat semua part sama rata.

Beda cerita kalo Devil on Top adalah drama seri, baru deh Mas Anggy bisa membagi part-partnya secara terpisah di beberapa episode.

Hubungan Angga dan Sarah menurut saya berkembang terlalu cepat. Ya itu tadi alasannya, semua part dibagi sama rata. So, saya gak dapat nih chemistry Angga dan Sarah, walau pun ada adegan they kissed each other. Saya gak dapat feelnya Cinta, Angga, I’m sorry. Hiks.

Devil on Top mengingatkan saya pada film lawas Horrible Bosses (2011). Sama-sama mengangkat kisah seputar dunia kerja di mana para karyawan berhadapan dengan bos-bos yang terlalu menganggu.

Bedanya kalo di Horrible Bosses ada tiga sahabat bekerja di tiga perusahaan berbeda, sedangkan di Devil on Top empat sahabat bekerja di perusahaan sama. Mereka sama-sama berencana menyingkirkan bos masing-masing.

Akting Cinta sebagai bos cantik dan galak sempurna, as always. Cinta cuma belum dapat film dengan story yang perfect aja sih buat dia. Semoga someday ya Cinta. Angga pun demikian, keren, bisa mengimbangi Cinta.

Nuansa komedi di Devil on Top menurut saya dapet banget. Film produksi MD Pictures dan Umbara Brothers Film ini sukses menghibur penonton, terutama keberadaan Boni dan Rudi.

Dialog-dialog Boni dengan logat khas Batak modernnya sangat hidup. Demikian juga Rudi dengan logat Jawa Mojokerto yang pembawaannya yang berapi-api.

Richard sukses mencuri perhatian saya, meski pun dia cuma second lead di sini. Dialognya gak begitu banyak, tapi jatuhnya malah pas.

View this post on Instagram

A post shared by Kenny Austin (@kennyauztin)

Saya malah baru tahu Richard alias Kenny ini kelahiran Medan dan udah akting di banyak FTV. Walah, wajahnya kok bukan Medan banget, malah kayak oppa-oppa Korea. Gak kalah ganteng loh sama idol K-pop. Aktingnya juga bagus.

Abis nonton Devil on Top saya langsung kepoin Si Kenny di Wikipedia, berharap someday dia bisa dapat peran utama yang benar-benar BOOM bikin namanya makin dikenal. Sama kayak Giorgino Abraham yang menurut saya sukses besar lewat perannya sebagai Andreas di serial Turn On.

Karakter Bimo yang diperankan aktor cilik Al Gokhan FJ cukup bagus. Hanya saja penata rias menurut saya gagal mendandani Bimo.

Apa mereka gak riset dulu gimana tampilan wajah anak yang mengidap Williams Syndrome?

Wajah anak-anak dengan Williams Syndrome itu unik dan khas. Dahinya agak lebar, hidungnya lebih pendek dengan ujung hidung sedikit melebar. Pipinya berisi. Mulutnya lebar dan bibirnya agak tebal.

Gigi anak dengan Williams Syndrome juga gak normal. Susunannya gak teratur. Bentuk giginya kecil-kecil dan renggang.

Nah ini? Bimo menurut saya cuma mirip anak kecil lagi demam trus dibawa ke rumah sakit. Mukanya pucat. Udah, itu doang. Gagal nih penata riasnya Devil on Top.

Agak sedih sih pas tahu rating film ini cuma 6.8/10 di IMDb. Jelek banget kan? Ya saya rasa karena ceritanya itu terlalu banyak konflik.

Padahal saya yakin penonton yang mampir ke aplikasi Disney Hotstar pasti pengen lihat cerita Cinta dan Angga lebih banyak. Jarang-jarang loh Cinta dan Angga yang dua-duanya punya fanbase luar biasa bisa bermain di satu film.

Semoga next time Cinta dan Angga bisa ketemu lagi di film-film berikutnya dengan chemistry lebih kuat. Terima kasih sudah membaca sampai di sini. Kamu udah nonton juga kah? Jangan lupa berbagi pandangan di kolom komentar ya. Terima kasih.