https://www.googletagmanager.com/gtag/js?id=G-8K50HN0MMT window.dataLayer = window.dataLayer || []; function gtag(){dataLayer.push(arguments);} gtag(‘js’, new Date()); gtag(‘config’, ‘G-8K50HN0MMT’);

Ayah Mau Me Time? Syarat dan Ketentuan Berlaku!


Me time artinya waktu untuk diri sendiri, melakukan aktivitas apa saja yang membuat kita nyaman. Me time penting untuk semua orang, bukan cuma ibu, tapi juga ayah.

Kita mengenal Hari Ibu yang salah satunya dirancang supaya ibu bisa me time sejenak, apakah itu tidur siang lebih panjang, istirahat dari pekerjaan rumah tangga, berkumpul dengan teman-teman, atau sekadar pergi ke salon. Belakangan kita juga mengenal Hari Ayah, sebentuk apresiasi untuk ayah yang perannya kian dibutuhkan dalam pengasuhan anak dan tanggung jawab rumah tangga.

Sayang disayang image ayah dari zaman Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya hanya sebagai pencari nafkah, sementara anak sepenuhnya urusan ibu di rumah. Padahal, anak sama-sama membutuhkan peran ayah dan ibunya.

Masih banyak banget yang punya pandangan sesat kayak gini. Saya pun tak heran, zaman udah 4.0 tapi masih ada aja yang memandang sebelah mata karyawan pria yang cuti kerja untuk liburan bersama keluarga. Kinerja mereka dinilai kurang memuaskan, evaluasi kerjanya jadi jelek, bahkan promosi jabatannya bisa ditunda sebab dianggap kurang loyal.

Padahal, keluarga adalah support system utama dalam berkarier. Kebahagiaan perusahaan datang dari kebahagiaan pegawai, dan kebahagiaan pegawai datang dari kebahagiaan keluarga. Setuju gak buk ibuk?

Syarat dan Ketentuan Ayah Sebelum Me Time

Ayah, selelah apapun dia bekerja pasti punya cadangan energi darurat yang setiap hari digunakan untuk quality time bersama anak di rumah. Meski demikian, namanya juga energi cadangan, pasti lama kelamaan habis. Lalu, bagaimana cara mengisinya penuh kembali? Jawabannya ya me time.

Problemnya adalah ayah tidak bisa sembarangan izin me time bebas dari anak istri. Selain karena waktu ayah sudah habis di luar rumah untuk bekerja, pilihan me time ayah artinya melekat dengan aktivitas bermain bersama anak dan berkumpul bersama istri.

Padahal, layaknya ibu, ayah juga butuh me time di luar rumah. Nah, ayah, biar me time-nya enak tanpa perlu merasa bersalah sama anak istri, berikut adalah syarat dan ketentuan berlaku yang perlu ayah perhatikan.

1. Izin me time jangan dadakan

Keluarga yang hanya mengandalkan dua pemeran utama, ayah dan ibu, tanpa bantuan asisten rumah tangga (ART) tentu harus pandai berkompromi satu sama lain. Ibu tentu saja berharap ayah menggunakan waktu luangnya bersama anak-anak.

Makanya, saat ayah hendak me time sebaiknya minta izin kepada istri jauh hari, atau minimal beberapa jam sebelum itu. Jangan izin me time dadakan.

2. Hindari me time saat weekend

Syarat dan ketentuan kedua ini memang sedikit membingungkan. Me time artinya kan waktu buat sendiri dan paling enak dilakukan di akhir pekan. Selain karena Sabtu Minggu libur kerja, waktu luang kedua hari tersebut lebih panjang. Namun, lumrahnya weekend adalah family time di mana ayah menghabiskan waktu bersama keluarga.

Ayah sebetulnya bisa me time di luar weekend, misalnya izin tidak langsung pulang ke rumah selepas jam kantor. Ayah bisa memilih makan malam di luar rumah, lanjut nonton film di bioskop, pukul 19.00-21.00 WIB. Ini alternatif cukup sering dipilih suami saya.

Jika ayah tak punya pilihan selain me time di akhir pekan, beri tahu istri jauh hari supaya gak kaget, plus gak ngambek karena gak diajak.

3. Pastikan quality time sama anak istri telah terpenuhi

Ayah, pastikan quality time bersama anak istri terpenuhi sebelum keluar rumah. Pagi-pagi ayah sudah menemani anak bermain. Ayah bisa juga memandikan si kecil, atau menyuapinya sarapan terlebih dahulu.

Quality time bersama anak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Cukup 30 menit, namun berkesan. Istri mana sih yang gak klepek-klepek lihat suaminya super care sama anak?

4. Informasi jelas, me time kemana, sama siapa, dan berapa lama?

Informasikan dengan jelas kepada istri, ayah mau me time kemana? Apakah ayah me time sendiri atau bersama teman? Berapa lama kira-kira ayah berada di luar rumah?

Usahakan ayah sudah pulang sebelum petang dan gak kemalaman. Tujuannya supaya ayah bisa ngumpul bersama anak sebelum mereka tidur, dan ayah juga bisa istirahat cukup di malam hari.

5. Jangan me time saat anak sedang sakit

Ayah jangan sesekali me time saat anak sedang sakit, atau anak baru selesai diimunisasi. Biasanya bayi cenderung rewel setelah divaksin. Mereka pastinya ingin digendong, dipeluk, skin to skin dengan kedua orang tuanya.

6. Sebelum pamit, pastikan rumah aman dan anak istri ceria

Hindari pamit me time saat anak menangis histeris, atau saat istri sedang repot menyelesaikan pekerjaan rumah. Dalam kondisi rempong begini, istri biasanya lebih sensitif dan bisa iri melihat pasangan ingin me time di luar rumah.

Ayah perlu memastikan dulu rumah sudah rapi dan bersih, sementara anak dalam kondisi ceria, misalnya sedang sibuk dengan mainannya atau menonton televisi. Saat waktunya tepat, baru deh ayah pamit keluar.

Pandai-pandai menjelaskan alasan ayah keluar rumah kepada anak ya. Kebanyakan anak minta ikut saat ayahnya pergi. Nah, biar si kecil gak tantrum, masing-masing ayah pasti punya trik sendiri.

7. Pikir-pikir mau me time di tanggal tua

Me time pastinya butuh duit, apakah sekadar buat bayar secangkir kopi, teh, beli bensin motor atau mobil. Ada baiknya ayah mikir dua kali kalo mau me time di tanggal tua. Biasanya keuangan keluarga lebih sensitif di akhir bulan sebelum gajian, ya kan?

8. Tetap terhubung dengan istri di sela me time

Ayah sebaiknya tetap terhubung dengan istri di sela waktu me time. Beri tahu ibu saat ayah sudah sampai di lokasi. Iseng-iseng jam makan siang tanyakan apakah istri dan anak-anak sudah makan siang di rumah. Kabari juga jika ayah sedang dalam perjalanan pulang.

Sisipkan kalimat sayang dan penuh perhatian, misalnya โ€œPapa nonton dulu ya, mama baik-baik di rumah. Love you.โ€

Prikitiw! Istri akan tersanjung mana kala suami tetap mengingat keluarga di sela kesibukan.

9. Jangan lupa pulang me time bawa oleh-oleh

Supaya me time ayah sempurna, menyenangkan semua pihak, tak ada salahnya menawarkan buah tangan untuk istri dan anak-anak di rumah. โ€œMama sama anak-anak mau dibeliin martabak gak?โ€ atau โ€œMama malam ini gak usah masak ya, papa bawain dua bungkus nasi padang nih.โ€ Dijamin istri bahagianya luar biasa.

Jika istri bilang gak usah bawa apa-apa, biasanya sih begitu, ayah tak ada salahnya tetap berinisiatif, seperti membelikan makanan ringan untuk anak-anak. Bukankah kebahagiaan anak-anak juga kebahagiaan istri?

Me Time Ala Ayah

Ayah butuh me time untuk melakukan hal-hal yang disukai, tanpa kehadiran istri dan anak. Tidak, ini bukan ayah yang egois, namun ayah yang berusaha bertahan waras di tengah beban berat di pundaknya.

Filosofinya sama dengan penggunaan masker oksigen saat terjadi perubahan tekanan udara secara mendadak di dalam kabin pesawat. Bukankah kalo kita naik pesawat kita selalu mendengar pengumuman dari pramugari

โ€œPasang masker menutupi mulut dan hidung, kalungkan talinya di kepala dan bernafaslah seperti biasa. Bagi Anda yang bepergian bersama orang tua dan atau anak-anak, pakailah masker Anda terlebih dahulu sebelum Anda menolong yang lain.”

Ketika ayah merasa stres, tertekan, dan lelah karena pekerjaan, ada baiknya ayah mengambil waktu untuk diri sendiri. Seperti pengalaman unik Mba Hani Widiatmoko dari Bandung yang menilai rumah tangga akan tenteram jika suami istri saling memberi waktu untuk me time dengan cara masing-masing.

Pilihan me time ala pasangan di rumah dan di luar rumah juga bervariasi. Biasanya ayah ngapain sih kalo me time? Berikut sederet aktivitas yang bisa ayah lakukan.

1. Ngumpul bareng teman

Beberapa kali suami saya izin me time ngumpul bareng teman-teman kuliahnya. Biasanya mereka ngumpul sore waktu weekend dan suami sudah minta izin di pagi hari.

Suami biasanya nanya dulu, saya dan anak-anak mau jalan-jalan kemana? Atau suami nawarin jalan-jalan car free day di Renon. Setelah menghabiskan waktu bersama anak istri, sorenya baru deh suami pamit ngumpul bareng teman-temannya.

Jika saya lagi mager alias malas gerak, biasanya saya meminta suami untuk mengajak si kakak jalan-jalan berdua saja. Puteri pertama kami, Maetami berusia 3 tahun. Dia sudah mengerti weekend adalah jadwal bermain bersama keluarga. Suami saya biasanya mengajak kakak jalan-jalan naik motor, keliling kompleks perumahan atau sekadar beli jajan di luar.

Sebelum pamit, suami membantu saya menyelesaikan pekerjaan rumah yang sekiranya bisa dilakukannya, seperti menyapu, mengepel rumah, atau mengganti galon.

2. Tidur siang lebih panjang

Tidur siang lebih panjang benar-benar me time berharga buat suami saya. Selain mengembalikan energi, tidur siang juga menghindarkannya dari risiko penyakit berbahaya akibat stres bekerja.

Biasanya suami saya tidur siang bersama anak-anak. Jika anak-anak masih asik bermain, suami biasanya mengungsi ke kamar atas dan minta izin tidak diganggu 1-2 jam untuk beristirahat.

3. Berkencan dengan istri

Tak perlu malu mengakui bahwa jadwal kencan sebagai pasangan suami istri sering berantakan karena anak. Malam ini udah rencanain nge-date di kamar berdua, eh udah lewat jam 10 malam anak-anak belum tidur.

Baru saja saya mau nyusul suami ke kamar atas, eh si kembar yang tadinya udah pules tiba-tiba merengek minta mimik lagi. Duileee, begini amat ya main kucing-kucingan sama anak.

Melihat kondisi di atas, suami pastinya kangen banget mesra-mesraan sama istri tanpa diteror sama anak. Ya kan? Inilah mengapa kencan bersama istri juga me time paling ditunggu-tunggu oleh suami.

4. Menjalankan hobi

Mancing, naik gunung, berkebun, lari pagi, futsal, basket, nge-bengkel adalah sederet me time ala suami. Suami saya kalo di rumah lebih sering nge-bengkel di carport, mulai dari servis mobil sendiri, atau cuci mobil sendiri.

5. Main game

Suami dulu mungkin seorang gamers. Namun, setelah kehadiran jabang bayi di rumah, suami nyaris tak pernah main game. Ini juga salah satu me time yang ditunggu-tunggu. Kalo bosan nge-game ya bisa juga nge-vlog atau main tik tok. Hehehe.

6. Nonton ke bioskop

Sebelum ada si kembar, saya dan suami sering nonton bareng ke bioskop. Kami memang pasangan suami istri yang doyan nonton, bahkan sejak sebelum menikah nge-date kami itu ya ke bioskop. Pas lagi ramai rilis film-film bagus, sehari kami bisa maraton nonton dua film sekaligus.

Setelah beranak tiga, saya nyaris gak pernah lagi ke bioskop. Alhasil suami lebih sering nonton sendiri. Biasanya dia nonton malam hari, jam 7 atau 8 malam, nunggu anak-anak beres makan dan menjelang tidur.

Jika gak sempat ke bioskop, ya beli aja film di Catchplay atau Netflix buat ditonton bareng-bareng setelah anak tidur di rumah.

7. Jalan-jalan keliling kota

Me time yang ini sih biasanya suami ajak saya dan anak-anak ikut serta. Kami lebih banyak menghabiskan waktu di dalam mobil, keliling kota sore hari menjelang malam. Kadang kami pergi nyobain menu-menu di restoran baru, atau mentok-mentok ke pantai lihat sunset.

8. Beresin kerjaan kantor di luar rumah

Saya memaklumi pekerjaan suami saya sebagai engineer operator telekomunikasi itu sibuknya minta ampun. Tak jarang tidur pun suami saya bawa laptop.

Akhir pekan kadang suami saya minta izin 2-3 jam untuk beresin kerjaan kantor yang urgent di luar rumah. Biasanya sih dia nongkrong di kafe atau co-working space, sendiri atau sama teman-teman kantornya.

Suami gak bakal bisa beresin kerjaan di rumah karena selalu tergoda main sama anak atau ujung-ujungnya ketiduran di sofa. Jadi, waktu yang dia habiskan sekitar dua jam beresin kerjaan di luar rumah betul-betul efektif.

9. Nonton konser musik

Ini termasuk me time yang jarang karena sifatnya musiman. Pas ada Soundrenaline di GWK misalnya, atau One Ok Rock abis lebaran 2020 mau konser di Jakarta, baru deh suami saya minta izin ikut nonton.

Suami mantan anak band? Me time dengan cara nge-band bareng teman-teman kantor bisa menjadi alternatif mengasikkan.

Nah, mak, supaya kita dan pasangan sama-sama bahagia, gak ada salahnya beri suami waktu untuk me time. Dia kan juga rindu masa-masa bebas seperti saat membujang dulu. Insya Allah, me time membuat anak-anak kita selalu melihat sosok ayah yang ceria, ayah yang penyayang, ayah yang bebas stress, dan ayah yang jarang marah.


22 responses to “Ayah Mau Me Time? Syarat dan Ketentuan Berlaku!”

  1. Nah-nah ini, me time aku menulis Mbak, di rumah aja. Kalau mau pergi-pergi banyak mikirnya. Anak tinggalin ama siapa dong?

    Selamat me time ya Mbak, go go go.

    Like

  2. Setuju, semua orang butuh me time, nggak terkecuali dengan suami/ayah. Biar tetap waras di tengah-tengah banyaknya pekerjaan dan deadline, anak dan istri yang suka manja, dan lainnya, hehe.. (Devi)

    Like

  3. Ahhh pengetahuan baru bagi jomblo seperti saya ini,
    Insyaallah setelah menikah nanti akan faham hal ini bahwa me time bukan hanya untuk bunda, tapi juga untuk sang ayah
    Nice sharing mbakk mutee

    Like

  4. Kalau suami saya me timenya nonton yutup tanpa diganggu hehe. Bisa dibilang kami gak pernah me time yang keluar rumah sendiri, pasti bareng-bareng. Tapi kembali lagi pilihan masing-masing. Yang penting tetep waras dan semangat kembali mengasuh si kecil bersama-sama ๐Ÿ˜€ Mbak keren udah punya anak 3 masiih bisa manajemen waktu metime dengan baik. Bisa jadi contoh ke depannya buat saya yang masih punya anak satu, hehe

    Like

  5. Sebagai seorang kepala rumah tangga yang tidak hanya menangani masalah dalam rumah tetapi luar rumah juga seperti pekerjaan. Maka seorang ayah perlu me time. Tepat banget syaratnya mbak. Jadi ayah juga bisa melepas sedikit kepenatannya.

    Like

  6. Aku terkadang malah nyuruh suami me time pergi kemana gitu sendiri eh dianya malah yang gak mau. JAdinya me time dia cuma nonton dan tidur doank di rumah. Hehehe.. lumayan jadi ngehemat

    Like

  7. Tetiba kasihan sama suami saya … Nggak pernah punya waktu me time, selalunya dirusuhin istrinya wkwkwk. Trims artikelnya mbak, jadi pertimbangan deh buat suami nanti kukasih waktu me time hehehehe

    Like

  8. Syarat dan ketentuan no 6 & 9, saling berkaitan. Supaya istri tetap ceria, jangan lupa bawa oleh-oleh. Hehe…Akhir-akhir ini suami, me time nya tidur. Umur engga bohong…wkwkwk…

    Like

  9. Wah…dapat ilmu lagi nih, saya sebagai calon ayah yang terkadang masih bebas ada baiknya untuk memikir dulu bagaimana nanti kalau sudah menikah dan punya anak, membagi waktu antara istri dan anak serta untuk kesenangan diri sendiri.

    Like

  10. Sepertinya saya juga butuh me time, walaupun belum jadi ayah. Nyatanya setelah menikah, seorang lelaki jadi lebih jauh dengan sahabat-sahabatnya ketika bujang dulu. Jadi sesekali ngumpul dan cerita-cerita sama teman-teman jadi salah satu pilihan me time buat ayah atau suami. Tapi tetap harus terus-terang ke istri teman-temannya itu siapa, biar tidak ada syak wasangka nantinya

    Like

  11. hihi… seneng banget bacanya…me time nya ayah pake S&K ya.. terutama me time ayah pulangnya musti bawa oleh-oleh ya wkwk saya banget ituu sate padang atau martabak telur

    Like

  12. Iya.. mending kalau ada rencana me time di tanggal tua urungkan aja niatannya, jika memang kebutuhannya belum bgtu tercukupi. Mending fokus buat keluarga, itu lebih bijak.

    Like

  13. Setuju banget sih, semua orang butuh me time termasuk seorang ayah. Apalagi ayah dituntut untuk menjadi seorang pemimpin dan menjadi penanggungjawab keluarga. Pasti bebannya berat sekali. Me time ini penting banget menurutku, walaupun memang seorang ibu juga memerlukan me time

    Like

  14. Wah syarat untuk Ayah yang mau me time-nya banyak benar… hahaha. Aku sama Pewe juga ada sih perjanjian untuk me time, tapi kami jarang melakukannya terpisah. Misalnya aku mau ke toko buku (yang biasanya bisa makan waktu berjam-jam), Pewe juga ikutan tapi dia akan ke toko lain sesuai dengan minatnya dia atau kumpul sama temannya di lokasi dekat toko buku. Begitu masing-masing dari kami udah selesai, janjianlah ketemu di mana gitu.

    Like

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Blog at WordPress.com.