https://www.googletagmanager.com/gtag/js?id=G-8K50HN0MMT window.dataLayer = window.dataLayer || []; function gtag(){dataLayer.push(arguments);} gtag(‘js’, new Date()); gtag(‘config’, ‘G-8K50HN0MMT’);

Misteri di Balik Pujian ‘Wanita Kuat’ dan ‘Ibu Hebat’


“Muthe, kamu wanita kuat, ibu hebat!”

Saya sering mendengar pujian bernada demikian, baik itu dari keluarga, sahabat, teman blogger, atau teman medsos. Kadang setelah mendengarnya, saya merasa ironi.

Apa iya saya wanita kuat, kalo nomor telepon suami atau orang tua saja suka gak hapal? Apa iya saya ibu hebat, kalo sama kecoa dan cicak saja saya takut? Apa iya saya ibu hebat, kalo disuruh sit-up 10 kali saja saya sudah ngos-ngosan?

Apa iya saya wanita kuat, kalo masang gas sendiri aja harus pakai helm motor saking takutnya? Apa iya saya ibu hebat, kalo kadang masih suka marah-marah sama anak?

Namun demikian, orang-orang tetap saja menyebut saya ibu hebat, emak strong. Mereka bilang demikian karena berbagai alasan.

Saya ibu rumah tangga yang merawat satu batita dan dua bayi kembar tanpa bantuan asisten rumah tangga (ART). Saya wanita kuat, istri yang berani tinggal di rumah menjaga anak-anak sendiri, meski suami sering dinas ke luar kota.

Saya ibu yang jarang sakit, meski anak dan suami sakit bersamaan. Saya ibu kuat yang mau sibuk di dapur membuat MPASI homemade, padahal ada banyak dijual instan homemade untuk bayi.

Saya wanita kuat yang meski sesibuk apapun mengurus suami anak di rumah, tapi selalu dengan senang hati mendengarkan curhat sahabat kapan pun diminta.

Di lingkungan tempat tinggal saya, Kota Denpasar, saya sering melihat nenek-nenek berusia 80 tahun ke atas masih segar bugar menenteng keranjang belanja di pasar.  Saya punya kenalan sahabat beranak empat yang masih bisa bekerja kantoran, mengurus anak sendiri tanpa ART, long distance marriage berkali-kali, plus masih bisa menjalankan hobinya food photography.

Saya punya sahabat yang pernah keguguran tiga kali dan akhirnya mempunyai anak di kehamilan keempat. Saya punya saudara sepupu yang pernah keguguran hingga lima kali dan baru dikaruniai anak setelah hampir 10 tahun menikah.

Saya punya sahabat yang selalu bahagia dan tak pernah bersedih di depan anak-anaknya, padahal dia baru saja bercerai dan menjalani transisi menuju perpisahan itu dalam waktu cukup lama. Sungguh, dibanding mereka semua, saya jelas bukan siapa-siapa.

WANITA KUAT ITU SEPERTI APA?

Perempuan, meski dalam lagu Sabda Alam-nya Kang Ebet Kadarusman disebut dijajah pria sejak dulu, lemah lembut dan manja, namun bisa memikul seisi dunia di pundaknya. Perempuan juga bisa memeluk bumi di pangkuannya.

Saya wanita kuat, meski awalnya saya hanya bertekad bertahan melewati satu jam ke depan. Bila satu jam itu akan habis, saya kembali berkata pada diri sendiri saya pasti bisa melewati satu jam berikutnya. Begitu terus, sehingga saya bisa menaklukkan hari.

Kuat bukanlah atribut bawaan perempuan. Kita bukanlah makhluk dua dimensi yang panjang kekuatannya bisa diukur dengan alat bernama strong-meter. Hehehe. Hidup kita lebih kompleks dari itu.

Kekuatan masing-masing perempuan itu berbeda, bergantung pada kemampuan secara fisik, pengalaman, peluang, pilihan, kewajiban, kebahagiaan secara lahir batin, dan sebagainya.

Saya bukan wanita kuat, tapi juga bukan wanita yang lemah. Saya pastikan yang  membaca ini juga sepakat demikian.

Ada wanita yang tampak lemah lembut, tapi tak ada yang tahu dia baru saja menjalani hidup  berat dan penuh cobaan. Ada wanita yang diam, tak pernah membagikan kisah sedih, sebab ia lebih memilih menatap ke depan melanjutkan hidup.

Ada wanita bertubuh mungil, meraih gelar pendidikan tinggi pada usia muda, sibuk bekerja mengurus perusahaan, namun tak pernah khilaf marah atau menghilangkan setitik saja kelembutan di depan anak-anaknya.

Baca Juga: Istri Cerewet dan Suka Ngeluh? Pasti Ada Alasannya

Ada wanita sosialita, hidup glamor, mengenakan busana-busana mahal di luar, tapi penampilannya di rumah, di depan suami dan anak-anaknya sangat sederhana.

Ada wanita yang lupa memanjakan diri karena memilih menghabiskan setiap harinya merawat orang tua yang sudah uzur. Ada wanita yang rela menerima perilaku kasar setiap hari karena belum cukup kuat untuk meninggalkan.

Kita tak berhak menghakimi pilihan-pilihan yang mereka buat. Saya menyimpulkan tidak ada parameter yang pas untuk menggambarkan seberapa kuatnya wanita.

TIPS MENJADI WANITA KUAT

Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, kekuatan perempuan itu tidak bisa diukur. Namun, setidaknya ada jalan menuju ke sana.

Saya percaya wanita kuat tak akan pernah membuat dirinya terlihat menyedihkan. Wanita kuat menghadapi masalah dengan gagah dan kepala tegak.

Wanita kuat menolak terus bersembunyi di balik punggung orang lain, namun sesekali berani berdiri di depan. Nah, bagaimana caranya kita bisa menjadi wanita kuat?

1. Jangan menunggu bahagia, tapi ciptakan!

Bahagia itu kita yang ciptakan. Jangan melulu menunggu kebahagiaan datang dari orang lain. Ini hanya membuat kita percaya bahwa kita selalu membutuhkan orang lain untuk bahagia dan merasa sempurna.

Kemandirian emosional tidak terbentuk dalam semalam. Kita tahu itu. Berbaik hatilah kepada diri sendiri. Ini membantu kita mencapai kestabilan emosi dan menjadikan kita kuat.

Tak perlu berjuang menghabiskan tenaga hanya untuk membuktikan kesalahan orang lain. Luangkan waktu untuk memetik hikmah dari hal buruk yang menimpa kita.

Belajarlah memaafkan. Wanita kuat dan bahagia adalah wanita yang mampu memaafkan. Dengan memaafkan, kita akan diganjar kebahagiaan berkali lipat.

2. Jangan termakan stereotipe

Perempuan sering digambarkan sebagai korban dan pihak lemah yang harus dibantu lebih dulu. Jangan biarkan diri kita termakan stereotipe ini dan memukul rata untuk seluruh kasus.

Stereotipe ini kadang membatasi kita menjadi yang terbaik versi diri kita. Contoh sederhana, kita ngotot meminta jatah kursi perempuan di dalam bus atau kereta dari seorang pria yang lebih dulu mendudukinya. Kita ngotot memotong antrean di kasir minimarket hanya karena kita perempuan dan sedang terburu-buru. Ini sangat salah kaprah.

3. Mencari sosok menginspirasi

Inspirasi wanita Muslim dalam kehidupan sebagai wanita tentu saja istri Baginda Rasulullah SAW, Siti Khadijah. Di zaman sekarang, jika kita menyalakan televisi, banyak sekali program acara menghadirkan wanita-wanita yang menginspirasi dalam banyak hal.

Foto: Popbela

Mungkin ada yang bilang sosok inspirator itu adalah Ibu Susi Pudjiastuti, Sri Mulyani, atau Tri Rismaharini. Ada yang bilang wanita inspirasi itu adalah ibu kita sendiri. Siapa pun itu pastikan kita menyerap banyak pelajaran hidup dari mereka. Ini akan menjadikan kita wanita kuat.

4. Kenali kelemahan diri

Ingat, kita lemah bukan karena kita wanita, tapi karena kita juga manusia yang punya batasan kekuatan dan kemampuan, sama seperti orang lain. Wanita perlu mengenali kelemahan diri untuk menemukan sumber kekuatan diri.

Baca Juga: Imperfect: Tertohok Kisah Mamak Meira

Gunakan kelemahan sebagai batu loncatan mengenal diri lebih baik. Semakin kita mengenal diri kita, semakin kita mampu bertumbuh menjadi individu kuat dalam kehidupan. The more you know, the more you get.

5. Ambisius boleh, selama komitmen melakukan yang terbaik

Salah satu kebiasaan wanita yang kadang tidak disukai orang lain adalah terlalu ambisius. Ambisius di sini adalah mengandalkan orang lain mewujudkan keinginannya dan terkesan memaksa.

Kita boleh ambisius, boleh punya obsesi, namun harus terukur supaya kepala tetap berpikiran positif. Sikap ini diperlukan, terutama untuk mencapai tujuan yang sekilas tampak mustahil di mata orang lain.

Buktikan kita bisa menggapai impian tersebut selama berkomitmen melakukan yang terbaik.

6. Akui bahwa hubungan apapun sesekali bisa terluka

Wanita kuat juga bisa menangis. Kita harus mengakui bahwa hubungan apapun selama itu melibatkan manusia pasti dalam satu masa bisa terluka. Kita bisa melukai atau dilukai. Terima kenyataan itu.

Baca Juga: Wanita yang Terus Belajar Memantaskan Diri

Hubungan dengan pasangan, hubungan dengan orang tua, hubungan dengan saudara, hubungan dengan sahabat bisa saja diuji di tengah jalan. Wanita memang dianugerahi kesabaran luas oleh Yang Kuasa. Jadikan karunia ini untuk akrab dengan pahit manisnya sebuah hubungan.

7. Menyerah jika memang harus

Tak perlu malu untuk menyerah jika memang itu harus dilakukan. Lebih baik menyerah, jika kita tahu lebih banyak ruginya dari pada untungnya. Lebih baik menyerah, jika kita tahu lebih banyak sakitnya dari pada senangnya.

Saya mempunyai sahabat yang memilih bercerai dengan suaminya karena jika terus bertahan dalam hubungan yang tidak sehat itu dia tak bahagia. Wanita kuat adalah wanita yang dalam kondisi tertentu mampu menghimpun kekuatan untuk melepaskan.

Kita perlu terus melatih diri menjadi lebih kuat dari hari ini. Wanita kuat adalah wanita yang kuat secara mental dan emosional. My dear friend, you were given this life because you are strong enough to live it.


18 responses to “Misteri di Balik Pujian ‘Wanita Kuat’ dan ‘Ibu Hebat’”

  1. Wow, Tulisan yang baik mbak. Saya senang sesama perempuan saling mendukung dan menguatkan satu dengan yang lain. Semoga positive vibes ini bisa menular kemana pun

    Like

  2. Mba Muthe, ngakak aku pas bagian Ibu Susi ituuu hahahaha, thanks loh postinganmu ini menghibur dan couraging untuk para perempuan. Setuju banget, kita gak boleh salah kaprah hanya karena mengusung kesetaraan gender, maunya dimaklumin terus. Perempuan itu hebat dengan kapasitas dan pilihannya masing-masing. Stop komentar dan judge atas pilihan orang ya kan mba.

    Like

    • Kita semua wanita hebat dan kuat dengan versi nya masing-masing. Seperti yg mbak muthe paparkan di atas, tidak semua wanita membagi pengalaman hidup nya untuk di publikasikan. Jadi aku pribadi hanya sekedar mengagumi setiap wanita krn kuat dan hebat itu mempunyai porsinya masing-masing.

      Like

  3. Bener banget kak, bahagia itu pilihan dan kita sendirilah yang menciptakan bahagia tersebut.
    Pernah satu kali say bertanya sama teman yang usia nya tidak lagi muda, apa rahasia awet muda nya. Dan jawabannya jangan lupa bahagia, sesulit apapun hidup kita.

    Like

  4. Keren tulisannya.

    Betul ini:
    Kekuatan masing-masing perempuan itu berbeda, bergantung pada kemampuan secara fisik, pengalaman, peluang, pilihan, kewajiban, kebahagiaan secara lahir batin, dan sebagainya.

    Dan semua perempuan itu bisa kuat ketika mengalami masalah asalkan dia mencoba mencari batas-batas ketangguhannya sampai di mana. Sebab tak mungkin ada masalah itu kalau kita tak bisa melewatinya. Manusia diciptakan untuk bisa melalui masalahnya atau menyelesaikan masalahnya, bukan untuk mengalah begitu saja.

    Like

  5. Tapi sedihnya kadang sesama wanita atau ibu itu yang malah menjatuhkan. Hiks hiks. Padahal setiap perempuan kan beda, gak bisa disamakan ya. Bener sih itu, gak usah nunggu bahagia, tapi ciptakan!

    Like

  6. Really love this post, Mbak!

    Kekuatan itu memang parameternya berbeda-beda. Ini tentunya berkaitan juga dengan ujian dan kesenangan yang berbeda-beda juga.

    Saat melihat perempuan lain terlihat hebat, bukan berarti kita dalam posisi lemah lalu merasa rendah diri. Begitu pula saat melihat perempuan lain terlihat lemah, bukan berarti kita dalam posisi kuat lalu merasa sombong. Banyak hal dari orang lain yang nggak bisa kita jangkau dari visual saja. Fokus saja pada kebahagiaan dan pengembangan diri sendiri.

    Like

  7. Setuju banget aku sama tips-tips yang dirimu bagikan, Mbak Mud.
    emang seperti itu, aku ga mau terjebak dengan stereotype apa-apa.
    Namanya menjadi ibu RT apa-apa aku discuss dengan suami, masa bodoh orang nyinyir.
    Aku ditergur Ibuku sering kalau ga melayani suami, padahal Papaku sendiri type suami yang ga sungkan melayani ibuku, hahahaha.

    Stereotype kadang membelengguh kita untuk explorasi dan berkembang

    Ada juga yang mengatkan perempuan itu urus rumah dan anak saja, ngapain kerja. Aku pernah lho secara langsung dikatain begini, lalu aku bicarakan dengan suami. Bahwasannya aku butuh aktuakisasi diri, butuh meraih mimpi. Dan support suami itu adalah salah satu wujud tindakan membahagiakan aku.

    Pada kehidupan nyata, sesama perempuan atau ibu harusnya kita bersinergi ya? kenyataannya, kadang persaingan antar ibu RT malah jadinya saling menjatuhkan.

    Like

  8. Mba hebat. Mba kuat. Mba tangguh.

    Sebenarnya perempuan itu harusnya saling dukung, saling menguatkan. Kadang adaaa aja yang menjatuhkan, bilang ke saya, “udah, urus aja bayimu, ada dua lho, nggak usah sibuk baca buku atau cari cari penghasilan. Emang dari suamimu kurang?” Padahal tetap bekerja membuat saya waras. Membuat saya semangat. Ajang aktualisasi diri bagi saya.

    Like

  9. Alhamdulillah senang sekali aku baca postinganmu mba.
    Jadi memotivasi diri untuk selalu belajar jadi wanita yang kuat dan tegar
    PR banget buat kita ya Mba. Tapi insyaAllah semoga kita diberikan kekuatan yang besar bisa mengatasi segalanya

    Like

  10. Terharu aku tuh baca post ini. Setelah baca ini aku jadi berpikir: sudahkah aku jadi wanita yang hebat? Tips-tips dari Mbak Munthe ini tentu saja menjadi PR yang harus aku kerjakan supaya bisa menjadi wanita yang hebat, dan tentu saja bisa bermanfaat untuk orang-orang yang tercinta.

    Like

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Blog at WordPress.com.