https://www.googletagmanager.com/gtag/js?id=G-8K50HN0MMT window.dataLayer = window.dataLayer || []; function gtag(){dataLayer.push(arguments);} gtag(‘js’, new Date()); gtag(‘config’, ‘G-8K50HN0MMT’);

Mencecap Rasa di Sudut Desa Visesa


Apa yang membedakan kehidupan di alam dengan rumah beton atau gedung perkantoran? Jawabannya alam bisa menenangkan, menghilangkan stres, seolah menempatkan kita pada mesin waktu di mana kita bisa meninggalkan sejenak hiruk pikuk perkotaan dan rutinitas pekerjaan. 

Indonesia akan selalu terbagi menjadi perkotaan dan pedesaan. Kehidupan perkotaan tak perlu dibahas lagi, sudah akrab dengan keseharian kita, sementara kehidupan pedesaan lebih jarang dieksplorasi. Sebagai traveler, ada kalanya kita mencoba keluar sejenak dari zona nyaman, jauh dari jaringan ponsel, mall, kemacetan lalu lintas, dan tentunya jauh dari KANTOR.

Ada waktunya kita ingin menjadi diri sendiri. Pakai daster, celana pendek, baju kaos dan bermain lumpur di persawahan. Ada masanya kita ingin mandi di bawah langit terbuka, dipijat sambil menghirup udara segar di hutan, makan di warung bambu, bukan restoran berdinding bata, dan sebagainya. Ada keinginan kita tak harus menyandang tas berisi agenda dan map kerja, atau ransel berisi laptop.

Destinasi Populer di Ubud

Sisi pedesaan di Bali masih menyimpan banyak misteri. Desa Visesa menawarkan pengalaman berwisata baru di Pulau Dewata. Alamnya tenang, pohon-pohon besar bergoyang ditiup angin, hamparan sawah menenangkan, membuat desa yang terintegrasi ke dalam resort hotel dan vila ini semakin populer sebagai destinasi wisata baru di Ubud.

Desa Visesa mengintegrasikan alam dan budaya lokal ke dalam pengalaman berwisata. Desa yang berlokasi di Jalan Suweta ini hanya berjarak sekitar 10 menit dari pusat Ubud. Ada 66 villa dengan kolam renang pribadi, serta 40 kamar suite disiapkan untuk menampung tamu. Semua kamar didesain kontemporer dan menonjolkan arsitektur tradisional Bali.

Warung Tani

Pengelola Desa Visesa tak mewajibkan pengunjung menginap di resort hotel atau vila mereka. Pengunjung yang ingin datang sekadar beraktivitas wisata, seperti bersantap siang juga dilayani dengan ramah. Mobil-mobil buggy siap mengantar para tamu berkeliling desa yang namanya berarti ‘bahagia’ ini.

Mula-mula kami menuju lobi hotel yang berjarak sekitar satu kilometer (km) dari gerbang utama. Ada area kolam renang luas tepat di samping lobi yang didesain terbuka itu. Kami pun disambut staf-staf ramah yang menanyakan tujuan kedatangan kami, apakah menginap, spa, berjalan-jalan, atau beraktivitas wisata lainnya.

Kami mengatakan ingin makan siang ke Warung Tani, kemudian diminta antre dan menunggu sejenak di kursi-kursi dan sofa yang sudah disiapkan. Mobil buggy pun tiba, dan kami pun diantar ke tempat yang dimaksud.

desa visesa
desa visesa

Warung Tani adalah restoran khusus yang menyediakan aneka menu masakan organik. Semua bahan diambil langsung dari kebun-kebun dan peternakan sekitar desa.

desa visesa
desa visesa
desa visesa

Kacang tanah menyayah, kacang mentik mekukus sune cekuh, dan edamame kukus menjadi hidangan pembuka (welcome snack) di warung bambu ini. Hidangan utamanya, antara lain ikan nila panggang, udang mekuah, languan panggang, bebek menyanyah, siap garangasem, dan jukut kuah santen. Kudapan penutupnya mulai dari laklak, batun bedil, jaje lukis, klepon, dan es ancruk.

Kami pun memesan dua porsi bebek menyanyah dan satu porsi siap garangasem. Tak ketinggalan teh rosela, kelapa muda, es cendol daluman, dan es ancruk yang menyegarkan.

Bebek menyayah mirip dengan bebek betutu. Mula-mula bebek dibungkus daun pisang, lalu dibungkus lagi dengan pelepah pinang. Bebek ditanam dalam lubang di tanah dan ditutup dengan bara api sekam selama enam hingga tujuh jam sampai matang. Prosesnya slow cooking, sehingga daging bebeknya sangat lembut, bahkan bisa disantap oleh bayi berusia 1,5 tahun sekali pun.

Es ancruk adalah minuman khas Singaraja. Isinya berupa campuran bubur sumsum, printil, ketan, bubur sagu mutiara, agar-agar, sirup, dan es batu yang disajikan di dalam satu mangkok. Es daluman adalah es cincau hijau yang diberi kuah santan dan gula aren sehingga rasanya manis dan sangat segar. Perbedaan daluman dengan es cincau pada umumnya terletak pada santannya. Santan es daluman terbuat dari kelapa bakar, sementara es cincau dibuat dari santan biasa.

desa visesa

Saking asiknya menikmati makan siang bersama keluarga, emak sampe lupa deh ambil foto-foto makanannya yang banyak. Jadi, sebagian emak pinjam beberapa postingan foto di Instagram. Hehehe.

desa visesa
Foto @magdibrabas

Makan siang hari itu terasa kian lezat sambil menikmati pemandangan sawah, kebun luas dan arena berkuda di depan mata. Anak-anak bisa bermain jungkat-jungkit atau ayunan bambu yang lokasinya persis di samping restoran ini.

Di sisi lainnya wisatawan bisa menyaksikan wedding chapel untuk upacara pernikahan. Meja altar kaca berbentuk kapal itu dikelilingi kebun mawar dan lorong yang akan dihiasi sesuai permintaan pasangan yang akan menikah.

desa visesa

Visesa Resort Hotel & Villa sebelumnya bagian dari Royal Tulip Resort Ubud yang kemudian berganti kepemilikan dan mematangkan konsep terbaru saat ini sejak Juli 2016. Kawasannya terbentang seluas 6,5 hektare (ha) dengan lebih dua ha merupakan area persawahan, berkuda, dan bercocok tanam.

desa visesa

Pemandangannya sangat indah, udaranya sejuk, sehingga asik dieksplorasi meski dengan berjalan kaki. Wisatawan yang ingin relaksasi bisa bermeditasi atau merasakan sensasi spa di Visesa Balinese and Healing Spa yang menggunakan pengobatan tradisional khas Bali.

Ada lima elemen alam disebut Panca Maha Butha yang digunakan sebagai media pengobatan. Kelimanya adalah tanah (pertiwi), air (apah), udara (bayu), panas (teja), dan ruang (akasa). Teknik pengobatannya dilakukan di dalam ruangan menyerupai gua.

desa visesa
desa visesa

Wisata di Pulau Dewata tak harus mewah. Pemandu wisata sekaligus penanggung jawab area Pony Riding Visesa, Gede Arimbawa (38 tahun) mengatakan pengelola ingin menghidupkan kembali budaya lokal, sehingga wisatawan yang datang bisa menikmati keberadaan di Bali yang sebenarnya.

Penduduk lokal di desa-desa yang mengelilingi Visesa Resort Hotel dan Vila sebagian besar dipekerjakan di tempat ini. Petani-petani lokal bebas menggarap langsung lahan persawahan mereka dan ini menjadi atraksi wisata menarik bagi wisatawan.

“Sistem yang digunakan adalah permakultur atau konsep ekosistem berkelanjutan. Semuanya organik, tanpa sentuhan kimia sama sekali,” kata Arimbawa.

Contoh implementasi dari permakultur adalah pemanfaatan sampah-sampah restoran, sampah-sampah hotel yang diolah menjadi kompos. Visesa Resort Hotel dan Vila memiliki pengolahan kompos sendiri. Penerapannya diklaim mampu menghasilkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan berkualitas tinggi. Arimbawa mengatakan kotoran ternak, termasuk kuda, sapi, dan bebek kembali diolah menjadi pupuk untuk kebun-kebun permakultur.

Anak-anak dapat merasakan pengalaman bermain tanpa gawai (gadget). Area khusus aneka permainan tradisional disiapkan di salah satu sudut di resort desa ini.

desa visesa
desa visesa
desa visesa

Desa Visesa juga menyediakan aktivitas berkuda untuk anak-anak bernama Pony Riding Visesa. Salah satu pemandu wisata berkuda, Nyoman Ariawan (27) mengatakan ada tiga ekor kuda yang siap ditunggangi. Mereka adalah Ayu (13 tahun), Tiara (8), dan Desy (6) yang merupakan jenis poni lokal. Ayu merupakan ibu dari Desy.

“Wisata berkuda ini dikhususnya untuk anak-anak. Mereka kami ajak berkeliling ke area resort hotel dan vila selama 30 menit,” kata Ariawan.

Berat maksimal penunggang kuda poni di Desa Visesa adalah 50 kilogram (kg). Kuda dahulunya salah satu alat transportasi lokal di Bali.

Bagi wisatawan yang ingin belajar bertani, pengelola memfasilitasi pelatihan bercocok tanam bersama petani-petani desa sekitar. Ingin merasakan sensasi menjadi peternak? Anda bisa ikut serta mengangon bebek, mengumpulkan telur-telur bebek, membajak sawah bersama sapi, hingga memandikan ternak sapi. Yuk, melali ke Desa Visesa!

bundalogy

28 responses to “Mencecap Rasa di Sudut Desa Visesa”

  1. Desa visesa nampak sangat bagus sekali kak Mutia..

    Apalagi pas liat poto-potonya seakan ngomong
    “Ayo nabung, Dateng kemari ya..”

    Terus pas baca tentang bebek yang lembut jadi tambah mupeng. Tau aja aku penggemar berat bebek

    Like

    • Suka bebek ya Mba Icha? Di Visesa bebeknya memang super lezattttt. Olahan bebeknya juga banyak. Jadi, kita gak cuma makan bebek goreng atau bebek betutu aja. Semoga suatu hari bisa berkunjung ke sini ya Mba Icha.

      Like

  2. Asik banget ya mba Muthe itu suasana di desa Visesa adem sejuk tenang pas banget kalo lagi pengen nuansa pedesaan, dan ada fasilitas gamesnya juga buat anak-anak pasti seneng banget. Kalo nginap disitu ratenya berapa mba?

    Like

    • Rate-nya permalam rata-rata 2 juta mba. Kalo lagi promo bisa 1,7-1,8 juta atau di bawah itu. Saya belum pernah nginap di sini sih mba, cuma makan di salah satu restorannya doang, ya Warung Tani ini. Hehehe. Dulu Anang dan Ashanti sama anak-anaknya pernah nginap di sini.

      Like

  3. Lengkap banget obyek di Desa Visesa ya. Bisa betah nih di sini. Kulinernya mantap. Bebek menyayahnya mauuuโ€ฆduuh, kebayang lumer di mulut.
    Bagus untuk anak-anak lebih banyak beraktivitas di luar ruangan, biar gerak gitu. Itu lucu, papan jungkit dari bambu.

    Like

    • Iya Mba Hani. Apalagi di sini ada paket yg khusus free gadget. Jadi, pengelola menyusun serangkaian aktivitas quality time buat keluarga dengan syarat gak ada HP. Hehehe. Anak-anak zaman sekarang yg gak tahu main congklak, main angklung, main engrang jadi tahu karena bisa nyobain aneka permainan tradisional di sini. Ada belajar nari juga. Unik.

      Like

  4. Konsep wisatanya bagus banget ya Mbak. Untuk wisata keluarga dan memberikan kenngan hidup di desa yang asri dan berpeluh bahagia.

    Saya memilih memberikan kenangan itu di kehidupan sehari-hari sehingga memilih tinggal di desa sejak 3 tahun lalu.

    Like

  5. Suka banget sama konsepnya warung tani. Selain organik, pemberdayaan lahan desa yang bisa meningkatkan daya beli juga perlu diteladani. Belum lagi konsep bangunan dan tata ruang yang apik. Keren

    Like

  6. wah indah sekali tempat wisata di Desa Visesa, terasa natural fasilitasnya, jadi pingin liburan kepedesaan supaya bisa menghirup udara segar dan sejuk.

    Like

  7. Aku tinggal di desa, mba. Dan emang bener sih lebih nyaman dan berasa refreshing tiap hari kalau liat sawah-sawah yang lagi menghijau sma padi. ๐Ÿ˜€

    Like

  8. Ah, Bali.. Bikin mupeng banget dengan keindahan alamnya. Penaaran juga sama alam di Ubud ini. Menenangkan, gak terlalu crowded.

    Like

  9. Hmmm saat tahu lokasinya di Bali kok jadi pesimis buat berkunjung ya. Soalnya pasti butuh usaha yang banyak kalo liburan keluarga ke pulau yang satu ini. Selain perlu mengurus cuti, juga tabungan liburan yang masih jauh demi buat beli tiketnya aja hihi… Ya mudah-mudahan kedepan dimudahkan buat berkunjung kesini.

    Like

  10. Keren banget sih ini kak mutia, dan itu makanannya langsung menggugah selera buat difoto (difoto banyak-banyak baru dimakan hehehe) cantik-cantik instagramable semua spotnya..

    Like

  11. Senangnya bisa menikmati alam pedesaan yg masih asri seperti di Desa Visesa, Bali ini. Pikiran juga gak sumpek karena banyak asupan oksigennya, beda banget sm suasana perkotaan yg macet dan penuh sesak, huhuu. Btw, foto2nya instagramable smua yaa

    Like

  12. wah kangen baliii haha, emang ya penginapan di ubud tuh selalu nyaman. apalagi tempatnya asri kaya di desa visesa ini. wah bakalan kangen ini mah hihi. makasih mba reviewnya, pan kapan bisa jadi referensi ke sini kalau ke ubud.

    Like

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Blog at WordPress.com.