https://www.googletagmanager.com/gtag/js?id=G-8K50HN0MMT window.dataLayer = window.dataLayer || []; function gtag(){dataLayer.push(arguments);} gtag(‘js’, new Date()); gtag(‘config’, ‘G-8K50HN0MMT’);

Robin Lim: Bidan Profesi Mulia


Robin Lim adalah bidan profesional bersertifikat yang teregistrasi di Amerika Utara dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Warga Negara Amerika Serikat yang memasuki dekade ketiga tinggal di Pulau Dewata ini sangat mencintai Indonesia, khususnya Bali dan Aceh. Beliau adalah satu dari enam Tokoh Perubahan Republika 2016 yang menerima penghargaan di Djakarta Theater, Selasa, 25 April 2017.

Ibu Robin bercerita sepak terjangnya menggiatkan gentle birth di Indonesia. Beliau juga turun ke lapangan untuk kegiatan kemanusiaan saat peristiwa gempa bumi di Aceh, Sumatra Barat, dan Yogyakarta. Selain di Bali dan Aceh, Ibu Robin bercita-cita membantu masyarakat Papua dengan mendirikan cabang Klinik Bumi Sehat di sana.

robin 3
Foto: Yogi Ardhi/ Republika

Tak sekadar itu, Ibu Robin juga dikenal sebagai bidan yang menolak keras pemberian susu formula pada bayi. Berikut petikan obrolan saya bersama beliau di Klinik Bumi Sehat, Ubud beberapa waktu lalu. 

Sudah berapa lama tinggal di Indonesia?

Saya sudah di Indonesia sejak 25 tahun lalu. Semua anak saya lahir di desa ini (Ubud). Saya dan suami awalnya sebatas berkunjung ke Indonesia. Ini karena saat saya kecil, mendiang bapak saya bekerja di negara ini.

Suatu hari bapak mengirimkan saya sebuah wayang kulit yang masih disimpan anak saya sampai sekarang. Saya langsung jatuh cinta dan ingin mengenal Indonesia sejak itu.

Awal mula menjadi bidan di Bali?

Sewaktu berkunjung ke sini, saya berteman dengan banyak bidan desa. Mereka serba terbatas dalam hal fasilitas medis, mulai dari sarung tangan, obat tetanus, jarum suntik, dan sebagainya.

Berhubung saya juga bidan di Amerika, banyak bidan lokal yang meminta saya berkontribusi membantu mereka. Saya berprinsip, jika ingin ibu dan bayi selamat, maka dahulukan membantu bidan. Jika bidan di Indonesia terbantu, risiko kehamilan dan persalinan ibu dan bayi akan turun. Begitulah sampai akhirnya saya mendirikan Klinik Bumi Sehat.

Mengapa layanan ini digratiskan?

Sebelum 1970, saya mendengar orang Indonesia, khususnya masyarakat Bali rajin makan beras merah dan beras coklat. Setelah revolusi hijau, seluruh bahan pangan utama diganti beras putih.

Semua orang makan nasi putih, sehingga gizi ibu dulu tak tercukupi sebagaimana sebelumnya mereka makan beras merah dan beras coklat. Banyak ibu hamil mengalami pendarahan berat karena hanya makan beras putih dicampur minyak kelapa dan garam yang membuat tubuh mereka kekurangan nutrisi.

Kondisi ibu hamil di sejumlah daerah masih memprihatinkan, meski jumlahnya terus menurun dari tahun ke tahun. Mereka yang tinggal di Ubud misalnya susah makan ikan karena jauh dari laut. Masyarakat pesisir juga jarang makan ikan karena harganya mahal. Semua produk ikan terbaik pasti diekspor.

Cara mengimplementasikan gentle birth pada pasien?

Kami selalu memberi rasa hormat pada ibu dan meyakinkan mereka pasti bisa melahirkan alami. Mungkin ada yang agak lama, namun kami selalu memotivasi ibu dengan berbagai cara. Kami peduli ibu dan menyemangati ibu, keluarga, suaminya. Bidan-bidan di Klinik Bumi Sehat luar biasa.

Pandangan tentang profesi bidan?

Profesi bidan itu susah. Kerja pagi, siang, malam. Bidan mana pun di dunia ini mungkin tidak banyak rezeki uangnya, tapi rezeki hatinya luar biasa. Saya sering mengajak bidan-bidan yang saya jumpai untuk menulis semua nama ibu yang persalinannya mereka bantu. Buat tulisan itu dalam bentuk jurnal, sebab siapa tahu bayi yang mereka bantu kelak menjadi presiden masa depan, 30-40 tahun mendatang.

Keunggulan praktik gentle birth di Indonesia dibanding negara lain?

Indonesia termasuk negara yang sangat memperhatikan hak dasar anak setelah dilahirkan. Ibu didorong melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) baik itu setelah persalinan normal, maupun sesar. Indonesia juga termasuk negara yang menganjurkan penundaan pemotongan tali pusar pada bayi (lotus birth).

Saya contohkan, banyak orang Rusia melahirkan gentle birth di Bali. Alasannya bayi yang baru saja lahir di negara tersebut langsung dipotong tali pusarnya begitu lahir. Bayi tidak menjalani tahapan skin to skin contact dengan ibu, tidak ada Inisiasi Menyusui Dini (IMD), tidak ada lotus birth. Semua ini bisa menyebabkan bayi trauma.

Jika bayi sudah trauma sejak lahir, pertumbuhan anak hingga dewasa nanti akan susah. Salah satu ciri dari anak yang tidak menjalani semua tahapan di atas, seperti kebanyakan yang saya lihat pada anak-anak Rusia adalah wajah mereka datar, kurang ceria, tidak ekspresif. Anak juga sulit mengeskpresikan cinta dengan hati mereka.

Biaya bersalin mahal, khususnya sesar?

Kelahiran sesar bisa dilakukan dalam kondisi tertentu. Sayangnya angka kelahiran sesar di sejumlah rumah sakit Indonesia sekarang cukup tinggi.

Melahirkan bukanlah bisnis komersial. Oleh sebabnya, carilah bidan atau dokter yang benar-benar mendukung pilihan melahirkan normal. Jika ingin bersalin normal, lebih baik dengan bidan.

Ada dokter yang mengemukakan berbagai alasan supaya pasiennya memilih sesar, misalnya mata minus tak bisa melahirkan normal. Dokter yang mengatakan hal tersebut sebaiknya bersekolah kembali.

Sesar adalah opsi terakhir yang dipilih setelah melalui sejumlah prosedur. Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan setiap ibu bermata minus pasti dan harus melahirkan sesar. Saya mohon maaf pada dokter yang tersinggung. Tapi, dokter harus jujur pada pasiennya.

Perlukah susu formula untuk bayi?

Budaya asli Indonesia adalah ibu menyusui, bukan ibu yang memberi susu botol untuk bayinya. Seratus persen bidan di Indonesia merekomendasikan ASI eksklusif. Sekitar 300 ribu bayi di Indonesia meninggal dunia setiap tahunnya akibat efek samping susu formula di satu tahun pertama kehidupannya.

Produsen susu formula itu membunuh bayi. Mungkin mereka berharap saya cepat tiada karena mengatakan ini, tapi tak apa. Mereka masuk ke rumah sakit dan melunturkan budaya menyusui dengan berbagai cara menyesatkan. Mereka menyadari bahwa pasar mereka hanya ada jika ibu-ibu tidak menyusui.

Bidan ikut berperan memastikan keberhasilan ibu menyusui, bukannya mempromosikan susu formula. Saya percaya ibu tidak gagal menyusui. Yang gagal adalah sistem pendukung mereka. Bidan perlu mengedukasi ibu dan seluruh keluarganya untuk sukses menyusui.

ASI akan keluar jika ibu terus menyusui bayinya. Isapan bayi pada payudara ibu akan merangsang produksi ASI. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyarankan ibu menyusui bayinya hanya dengan ASI selama enam bulan penuh. Indonesia membutuhkan bayi-bayi yang disusui eksklusif untuk masa depan negara ini yang lebih cerah.

Impian yang belum tercapai?

Orang mungkin menganggap saya gila, tapi saya ingin membuka lebih banyak cabang Bumi Sehat di Indonesia. Saya ingin mendirikan cabang terbaru di Papua. Dokter setempat sudah menyampaikan dukungan mereka untuk menyediakan tempat bersalin, lahan, dan donor dari Jepang. Saya bersyukur banyak pihak ingin membantu.

Pesan untuk calon ibu yang sedang menunggu kelahiran buah hati?

Semua ibu bisa melahirkan alami sesuai kodratnya dari Tuhan. Nikmati setiap prosesnya karena menjadi ibu itu membutuhkan keberanian. Percaya bahwa tubuh Anda bisa melakukan proses ajaib ini.

Ibu perlu berterima kasih pada setiap kontraksi yang datang. Semakin bertambah kontraksi, semakin dekat waktunya ibu berjumpa dengan buah hatinya. Ibu, ayah, bayi, bidan berjuang bersama.

robin 1
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
robin 2
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika

Sekilas tentang Robin Lim

Robin Lim adalah bidan profesional bersertifikat yang teregistrasi di Amerika Utara dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Dia adalah pendiri Yayasan Bumi Sehat (Healthy Mother Earth Foundation), sekaligus seorang ibu, nenek, pendidik, penyair, dan penulis di Bali.

Ibu Robin, demikian panggilan akrabnya lahir 24 November 1956 di Arizona, Amerika Serikat. Wanita yang tak lama lagi akan merayakan ulang tahun ke-61 ini berasal dari keluarga multiras yang membangun jembatan cinta lintas budaya.

Ibunya berdarah Filipina-Cina, sementara sang ayah Jerman-Irlandia yang menetap di Amerika Serikat. Semangat wanita pejuang gentle birth ini didapat dari sang nenek, Vicenta Munar Lim yang berprofesi sebagai hilot, sebutan untuk bidan tradisional atau dukun beranak di wilayah Pegunungan Baguio, Filipina.

Pada 2003, Ibu Robin mendirikan Yayasan Bumi Sehat yang berlokasi di Banjar Nyuh Kuning, Ubud, Gianyar. Misinya mengurangi tingkat kematian ibu dan bayi di Indonesia dengan cara menyiapkan kehamilan sehat, serta layanan persalinan layak melalui metode gentle birth, konsep persalinan yang lembut, santun, tenang, dan alami.

Ibu dari delapan anak ini menggandeng 13 bidan lokal di Klinik Bumi Sehat. Mereka menyediakan layanan kesehatan untuk semua ibu secara gratis. Klinik yang berdiri di atas lahan seluas 32 are ini bergantung pada sumbangan orang-orang yang mampu membayar, serta donor dari seluruh dunia yang mendukung visi misi Ibu Robin.

Klinik Bumi Sehat sudah memfasilitasi ribuan persalinan keluarga kurang mampu dari Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua. Ibu Robin dan teman-temannya juga ikut terlibat dalam pertolongan medis tsunami dan gempa bumi di Aceh, Yogyakarta, dan Sumatra Barat beberapa tahun lalu.

Ibu Robin juga menginisiasi pendirian Tsunami Relief Clinic di Desa Cot, dekat Meulaboh, Aceh. Kedua klinik di Bali dan Aceh ini dibuka 24 jam, mempekerjakan sekitar 80 staf, menyediakan setidaknya 50 ribu layanan kesehatan setiap tahunnya, dan membantu persalinan lebih dari 600 bayi per tahun.

Yayasan Bumi Sehat juga bermitra dengan Wadah Foundation mendirikan Klinik Bumi Wadah di Pulau Dulag, Filipina. Ini adalah wilayah yang hancur akibat Topan Haiyan 2013 lalu.

Klinik ini menerima perawatan lebih dari 1.300 bayi dan layanan prenatal untuk 6.300 ibu hamil. Klinik Bumi Wadah juga melayani kesehatan untuk orang sakit, terluka, dan kehilangan tempat tinggal.

Ibu Robin meraih berbagai penghargaan, di antaranya Asian American Volunteer Person of the Year (2005), Alexander Langer International Peace Award (2006), dan CNN Hero of The Year (2011). Dia juga dinobatkan sebagai Birth Keeper of The Year, in memory of Jeannine Parvati from the Association of Pre and Peri-natal Psychological Health (2012).


2 responses to “Robin Lim: Bidan Profesi Mulia”

  1. Selalu netesin air mata sambil tersenyum kalo baca cerita tentang Beliau ini. Penuh cinta kasih dan aura positif nya meluap-luap sampe bikin orang sekitarnya kecipratan. Sehat selalu yaa, Ibu Robin ❤️

    Like

  2. Selalu netesin air mata sambil tersenyum kalo baca cerita tentang Beliau ini. Penuh cinta kasih dan aura positif nya meluap-luap sampe bikin orang sekitarnya kecipratan. Sehat selalu yaa, Ibu Robin ❤️

    Like

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Blog at WordPress.com.