https://www.googletagmanager.com/gtag/js?id=G-8K50HN0MMT window.dataLayer = window.dataLayer || []; function gtag(){dataLayer.push(arguments);} gtag(‘js’, new Date()); gtag(‘config’, ‘G-8K50HN0MMT’);

Akhirnya Mae MPASI Juga


Suatu hari Bibip, pengasuh Mae menggendong anak kacang di halaman rumah. Temannya yang juga pengasuh anak tetangga bertanya begitu mengetahui Mae sudah berumur lima bulan.

“Dikasih makan apa di rumah?”
“Masih ASI.”
“Masih ASI? Air putih udah dikasih?”
“Belum mba, masih ASI.”
“Kasihan, ini Bayu dan Adit pas 4 bulan udah makan pisang sama minum air putih.” 

cymera_20161211_070524

Begitu masuk ke rumah, Bibip langsung bercerita padaku tentang komentar tersebut. Yah, ini bukan pertama kalinya aku mendapat respons yang sama. Kakek nenek Mae entah bercanda atau tidak pernah menggoda Mae yang belum juga makan dan minum air putih waktu si bayi masih 4 bulan. Hahaha.

Zaman sekarang Makanan Pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur enam bulan. Zaman dulu, termasuk diriku sendiri, umur tiga bulan sudah makan bubur susu dan alhamdulillah tetap sehat sampai sekarang.

Meski demikian, ilmu kesehatan terus berkembang. Sekitar lima tahun lalu, MPASI masih disarankan diberikan mulai anak berumur empat bulan, namun yang terbaru merekomendasikan sebaiknya ditunda hingga enam bulan.

Penelitian ilmuwan Indonesia menunjukkan bayi yang mendapat MPASI sebelum berumur enam bulan lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk pilek, dan panas ketimbang bayi yang mendapat ASI eksklusif. Gimana dengan bayi yang cuma mendapat sufor? Aturannya tetap sama.

Sederhananya, bayi berumur enam bulan ke atas sudah memiliki sistem pencernaan sempurna, khususnya enzim pemecah protein, seperti asam lambung, pepsis, lipase, amilase, dan sebagainya. Jadi, organ pencernaannya udah siap buat digempur berbagai bahan makanan.

No Salt, No Sugar

Gula garam rencananya baru akan kuberikan saat Mae berusia satu tahun. Gula garam tidak harus berbentuk serbuk yang dijual umum di warung. Makanan yang kita makan pada dasarnya sudah mengandung glukosa dan yodium. Pun, kalo tetap mau kasih garam ke bayi, carilah garam laut asli. Jangan sekali sekali memberikan garam putih yang sudah dirafinasi.

Menunda pemberian gula garam tujuan pentingnya adalah mengendalikan cita rasa bayi supaya tidak suka gula atau garam berlebihan. Udah tahu kan? Dua bumbu dapur itu bikin kita addicted, dan terkait dengan kolesterol juga diabetes. Pemberian kedua jenis ini secara berlebihan pada bayi tentunya akan membebani ginjal.

Baca Juga: Koleksi Menu MPASI Maetami

Setelah bayi berumur setahun pun, kebiasaan tidak memberikan bubuk gula atau garam tetap bisa dipertahankan, meski ibu tak harus kaku, sesekali boleh lah dikasih. Gak usah peduliin kata orang yang bilang emaknya ‘sok idealis’ sebab ini pada akhirnya akan menguntungkan kondisi kesehatan anak kita selama masa pertumbuhannya.

Berdasarkan panduan MPASI dari WHO yang kubaca di grup Homemade Healthy Baby Food (HHBF), prinsip yang perlu diingat adalah bayi lahir dengan indera pengecap masih polos. Artinya, bayi tak mengenal apa itu hambar, manis, asam, asin sebab baru saja mengenal rasa. Seleranya terhadap makanan justru bergantung pada jenis makanan yang diberikan ibu.

Jika ibu lebih sering memberi bahan MPASI manis, maka bayi pun kelak memilih suka pada makanan manis. Demikian juga untuk rasa lainnya. Bayi enam bulan hingga setahun hanya membutuhkan garam satu gram per hari. Jumlah ini pun pada dasarnya sudah terpenuhi dari ASI, sufor, atau makanan alami yang diberikan dalam MPASInya.

Berdasarkan mix hasil konsultasiku dengan DSA, aku memberikan MPASI untuk Mae dengan sistem satu menu sama untuk dua hari. Dua pekan pertama, berikut menu tunggal untuk Mae, 10-24 Desember 2016:

Hari 1-2: Gasol beras coklat + ASIP, snacknya puree mangga
Hari 3-4: Kacang ijo + ASIP, snacknya puree pir
Hari 5-6: Ubi kuning + ASIP, snacknya puree mangga
Hari 7-8: Beras merah + ASIP dan puree pir dan alpukat
Hari 9-10: Kentang + labu siam + ASIP, snacknya puree buah naga
Hari 11-12: Gasol beras coklat + pisang + ASIP, snacknya puree pepaya + pir
Hari 13-14: Gasol beras coklat + buncis + unsalted butter, snacknya puree bengkoang + pir

cymera_20161220_100335
cymera_20161220_153048
cymera_20161222_151653
cymera_20161223_090115
cymera_20161223_090531-1

Contoh adwal pemberian MPASI Mae:

06.00-06.30: ASI
06.30-08.00: Makan pagi
10.00-10.30: Snack atau ASI (pilih salah satu)
12.00-13.00: Makan siang
13.00-14.00: ASI
15.00-16.00: Snack sore
18.00-19.00: Makan malam

ASI pada prinsipnya diberikan kapan pun bayi menginginkannya. Porsi snack berikan lebih sedikit dari makanan utama. Misalnya, makanan utama 2-3 sdm, maka snack cukup 1-2 sdm saja. Sebelum dan sesudah makan, bayi sebaiknya diberikan air putih.

Bayi enam bulan sudah boleh diperkenalkan air putih. Formulanya adalah 15 ml x berat badan bayi (untuk bayi ASI) dan 30 ml x berat badan bayi (untuk bayi sufor). Takaran tersebut berlaku untuk satu hari. Berat badan Mae misalnya 7 kg, maka air putih yang boleh diminum satu hari maksimal 105 ml karena Mae full ASI.

Evaluasi

MPASI Mae yang super sukses itu hari 1-2, 5-6, 7-8, 11-12, dan 13-14. Bayangan Mae makan perdana dan gak messy eating sama sekali itu sesuatu banget di hati ibunnya. Yups, bisa dikatakan MPASI tunggal Mae untuk menu makan tingkat keberhasilannya mencapai 90 persen. Mae kebanyakan gagal di menu snack. Menu yang tidak disukai Mae adalah kacang ijo dan puree buah naga. Pir murni Mae gak begitu suka, tapi dia suka pir yang digabung sama alpukat atau bengkoang.

Usut punya usut, berdasarkan pengalaman dari kebanyakan teman yang lebih senior menjadi ibu, rata-rata bayi ternyata emang gak suka diberikan kacang ijo dan jagung di awal MPASI.

CYMERA_20161213_132012.jpg

“Hei mom, what is this nasty green stuff? Why do you keep putting it in my mouth? Do it again and I am going to growl at you. Arggggghhh…!”

Jadi, kesimpulannya, puree kacang ijo dicampur alpukat atau ubi, si bayi kacang tetap gak suka. Kata temen sih aroma dan rasanya langu dan bayi gak suka itu. Beberapa sumber yang kubaca menyebutkan perlu waktu setidaknya 15x makan untuk membiasakan bayi menyukai satu bahan makanan yang tidak disukainya. Whatttt?

Buah naga juga menjadi buah yang dimusuhi Mae. Kata temen (lagi), buah naga gak cocok dibikin puree, cocoknya dijadiin finger food alias biarkan bayi yang megang dan makan sendiri dari tangannya. Wokeh, kalo begitu diskip dulu ya nak, nanti dicobain kalo hati ibun udah merasa ‘aman’ biarin kamu makan makanan finger food.

Baca Juga: Koleksi Menu MPASI Si Kembar Mainaka

Waktu diskusi sama DSA-nya Mae, aku sempat bertanya apa iya pisang bikin bayi sembelit? Kekhawatiran itu juga yang membuatku menunda dulu memberikan Mae pisang.

Dokter bilang, pisang buah yang bagus diberikan pada bayi, NAMUN sebaiknya tidak dijadikan buah perdana yang dikenalkan ke si kecil. Pada sebagian bayi bisa memicu alergi dan sembelit. Pisang juga sebaiknya tidak diberikan secara berurutan dalam beberapa hari. Misalnya, hari ini buahnya pisang, besok si bayi di kasih pisang lagi, besoknya pisang lagi. Nah, itu tuh yang bikin bayi sembelit. Kok bisa sih?

Pisang itu ternyata mengandung pektin. Ini adalah serat larut dalam buah yang berfungsi ganda, mengikat air sekaligus mengikat kotoran agar mudah dikeluarkan. Fungsinya kelihatan bertolak belakang ya? Secara, kalo mengikat air, berarti BAB-nya bisa kental dan keras dong.

Jadi sodara sodara, bukan si pisang yang salah. Yang salah adalah cara pemberian pisang pada bayi. Kalo ibu udah memberi bayi pisang, usahakan tetap mencukupi asupan cairan, apakah itu air atau ASI pada bayi. Kalo bayi makan pisang, tapi minumnya sedikit, nah itu dia bakal sembelit. Pektin pada pisang itu persis kayak jeli. Kalo dikasih air sedikit, ya dia mengeras. Kalo dikasih air banyak, dia encer.

Setelah mengetahui informasi tersebut, aku udah gak takut lagi memberi Mae pisang. Secara, pisang itu udah jadi makanan leluhurnya. Kekeke.

Tips MPASI untuk Bayi Rewel

Tips berikut sebelumnya pernah kutulis menjadi sebuah berita di republika.co.id (ROL). Beberapa bayi memang rewel untuk urusan makanan. Makanan yang kita sajikan kadang berakhir di lantai atau di booster seatnya. Wajah si bayi pun belepotan. Ibu perlu berusaha ekstra untuk menghadapi si kecil yang rewel saat makan. Caranya?

1. Menu beragam

Penelitian menunjukkan ibu yang makannya suka ‘milih’ biasanya juga menurun ke anaknya. Jadi, bereksplorasilah untuk menyajikan menu beragam untuk si bayi. Mereka sebaiknya diperkenalkan banyak variasi makanan, mulai dari tekstur halus, sedang, kasar, serta aneka rasa, seperti manisnya pisang, asamnya jeruk, tawarnya tahu, dan sebagainya. Kamu bisa memperkenalkan lima jenis buah dan sayuran berbeda setiap minggunya, sehingga penerimaan bayi pada makanan lebih mudah.

2. Selipkan sayuran dalam susu atau ASIP

Ide mencampurkan sayuran dan susu mungkin membuat perut anak semakin dewasa. Ahli gizi anak, Profesor Marion menyebutkan ibu bisa menambahkan beberapa sayuran ke dalam botol ASIP anaknya pada usia enam bulan ke atas.

Setelah mengekspose bayi dengan campuran sayuran dan susu, secara bertahap mereka akan mengenal nabati murni. Ini untuk memastikan bahwa bayi bisa menyukai rasa baru dalam makanannya.

3. Gigih

Ibu mungkin sudah mengolah wortel, brokoli, dan sayuran lainnya, kemudian saat disajikan ke anak, mereka mengacaukannya. Si bayi mendorong kembali makanan keluar dari mulut dengan lidahnya alias Gerakan Tutup Mulut (GTM). Ibu sebaiknya jangan langsung menyerah, melainkan coba beberapa kali memasukkan kembali makanan ke dalam mulutnya.

Dari 10 sendok yang ibu suapkan, mungkin lima sendok di antaranya bisa diterima bayi. Anak kecil yang awalnya tidak suka pada akhirnya bisa belajar menyukai makanan yang disediakan ibunya.

4. Mix menu lama dan baru

Anak-anak mungkin tidak suka melihat begitu banyak menu baru di piring makan mereka sekaligus. Ibu perlu cerdas dengan menggabungkan menu makanan lama dengan menu baru. Jika ibu terbiasa menyediakan pisang manis, ibu bisa mencampurnya dengan pisang alpukat, pisang apel, atau pisang pepaya. Ini akan mendorong anak mau mencoba menu barunya.

5. Jangan terlalu memaksa

Waktu makan biasanya berubah menjadi pertempuran stres antara selera anak dan keinginan orang tua. Ibu disarankan tidak terlalu keras memaksa anak menghabiskan makanannya. Pemaksaan bisa memicu hasil akhir yang kontraproduktif. Jadi, berikan porsi yang wajar untuk anak.

Oke deh ibu-ibu, sekian tipsnya. Perjuangan MPASI Mae masih berlanjut ke menu empat bintang nih. Tadi baru saja membuatkan kaldu ayam dan stok daging dada ayam buat Mae. Jantung masih dag dig dug sebab mulai Minggu nanti si anak kacang bakal makan makanan empat bintang (karbohidrat, sayuran, protein nabati, dan protein hewani). Kudu semangat. Jangan bosan untuk terus mencoba sampai berhasil. FIGHTING!!!!


7 responses to “Akhirnya Mae MPASI Juga”

  1. […] tunggal Mae sudah kubahas di postingan sebelumnya, cekidot di sini. Ada juga cerita tentang Mae yang sempat malas makan, silakan intip […]

    Like

  2. Baby ku akan mpasi…dan aku panikk…hahaa..lebay yaa..tpi emang beneraaan..smua dibrowsing dan dibaca2..malah bkin pusing…eh ketemu blog ini…sangat membantu akuuhh…intinya sih lebih tenang dan juga peka mendengar suara bayi..eaaa..thanks yaaa..wlo udah artikel lama..tpi masih mujarab 🙂

    Like

    • Hehehe. Biasanya ibu baru, saya pun dulu suka bingung pas anak masuk mpasi. Makanya saya sharing pengalaman ini biar banyak ibu baru yg baca, trus gak bingung lagi seperti saya dulu. Hehehe.
      Trims udah mampir Mas Siidqi.

      Like

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Blog at WordPress.com.